RAPAT PENTING

Saat Mereka berjalan keluar dari bar, tak sengaja Mereka berdua bertemu Aldi, dan Aldi kelihatannya senang melihat Mereka berdua di pecat.

"Jadi ini cara picik Kamu"

"Santai dong Anita, Gue gak bilang apapun kok sama manajer Kalian, serius"

"Gak usah pura-pura gak ngerti deh, Kita tahu kok, Kamu yang sudah buat Kita di pecat"

Aldi tersenyum kecut kemudian Ia menjawab ucapan Anita juga Lia.

"Makanya jangan macam-macam sama Gue, ini baru permulaan Anita"

Ucap Aldi berbisik di dekat telinga Anita, Lia hanya memperhatikan Aldi, lalu Lia bertanya,

"Anita Dia bicara apa?"

"Gak ada kok, sebaiknya Kita pulang, Kita gak perlu adu argumen sama orang berhati busuk kayak Dia"

Ucap pedas perkataan Anita untuk seorang Aldi, tak terima dengan perkataannya Aldi mengatakan sesuatu yang membuat Anita menjadi resah.

"Gak usah sok suci Kamu Anita, Aku sudah lihat tubuh Kamu, tubuh yang indah, Aku sudah..."

Belum selesai Aldi berkata Anita memangkas ucapannya.

"Jangan kurang ajar Kamu, dasar laki-laki mesum, bejat, bajingan"

Semua hinaan Anita katakan untuk Aldi, namun Aldi hanya tertawa senang melihat Anita yang tak tenang hatinya.

Lia tahu Anita pasti akan terbawa emosi jika membicarakan kejadian tempo hari untuk menghindari itu, Lia segera mengajak Anita untuk cepat keluar dari bar ini.

"Anita cukup... Ayo Kita keluar dari sini, Kamu dengar ya Aldi, gak usah Kamu asal bicara, Aku dan Seno datang tepat waktu, jadi jangan cuci otak Anita dengah perkataan menjijikan dari Kamu"

"Wah.. Wah.. Ada pahlawan kesiangan disini, Kamu tahu kenapa Kamu juga di pecat, karena Kamu sudah terlalu ikut campur urusan Aku"

"Aku senang keluar dari sini setidaknya Aku gak akan lihat wajah Kamu lagi, yang mata keranjang dan cuma hobi mengganggu wanita"

Aldi merasa marah atas ucapan Lia padanya.

"Heh jaga ucapan Kamu!!"

Ucap Aldi dengan mata yang terbelalak, dan wajah sengit.

Sedangkan Anita tak begitu fokus dengan pembicaraan Mereka, lalu Anita menarik tangan Lia, mengajaknya pergi dari bar.

Setelah keluar dari bar, Anita kini menangis dan rapuh raganya.

"Anita Kamu kenapa?"

Anita menatap wajah Lia, lalu berkata,

"Lia.. yang dikatakan Aldi apakah benar?"

Anita kembali merasa tak percaya diri baru saja semalam Ia di beri semangat oleh Seno, kini hatinya goyah lagi dan merasa dirinya sudah ternodai.

"Anita.. gak benar, apa yang di katakan Aldi semua itu hanya untuk membuat Kamu frustasi"

Anita semakin menangis sesenggukan, melihat keadaan sekitar, Lia merasa Aldi masih memantau Mereka akhirnya Lia menyetop taksi dan Mereka pun pulang dari tempat itu.

Dan benar saja Aldi memang memperhatikan Mereka dari kejauhan, Aldi sepertinya senang, melihat Anita merasa frustasi.

"Bagus.. Anita Anita, kasihan sekali Kamu, tapi kalau Aku coba yakinkan Seno, pasti hubungan Mereka akan bubar, hahah"

Aldi kini merencanakan menghasut Seno dengan kata-kata dari mulutnya.

Di dalam taksi Anita masih terdiam dengan air mata yang masih terus mengalir, Lia tak tega melihat sahabatnya menjadi seperti ini.

"Anita tolong tenangkan diri Kamu"

"Aku gak bisa Lia, Aku gak bisa.. setiap malam Aku masih terus berfikir apa Aku sudah ternodai oleh Aldi"

"Gak Anita, Kamu harus percaya... Aku dan Seno datang tepat waktu, Seno sudah menyelamatkan Kamu"

Anita masih terus menangis, lalu Lia menggenggam tangan Anita dan berkata,

"Kamu lebih percaya siapa, Aku dan Seno, atau Aldi orang brengsek itu?"

Tanya Lia dengan wajah yang serius, Anita menatap mata Lia begitu lama, lalu Ia menjawab,

"Aku percaya Kamu dan Seno, karena Kalian orang yang sayang sama Aku"

"Itu benar, Aldi hanya ingin menguasai pikiran Kamu, Dia sengaja ingin merusak hubungan Kamu dan Seno, percaya sama Aku"

Lia mengatakan hal itu dengan terus menggenggam tangan Anita, berharap Anita bisa melupakan kejadian itu.

Karena keadaan Anita yang masih belum stabil, Lia mengantar Anita pulang hingga sampai ke rumahnya.

"Makasih ya Lia, Kamu sudah antar Aku sampai pintu rumah Aku"

"Iya.. Kita itu teman harus saling bantu, Aku juga pulang dulu ya, paling besok Aku akan mencoba mencari pekerjaan baru"

Setelah Lia pergi Anita pun masuk ke dalam rumah.

Seno kini sudah berada di rumah Bu Leni.

"Assalamualaikum"

Bu Leni menjawab salam Seno, dan Ia memandangi Seno dengan tatapan yang tajam.

"Mau apa Kamu kesini?"

"Mah.. Apa kabarnya?"

Tanya basa-basi Seno terhadap mantan mertuanya.

"Seno"

Tania datang menyapa Seno.

"Tania, Kita bisa bicara sebentar"

"Kamu ingin bicara apa sama anak Saya"

"Ada hal penting yang harus Aku sampaikan soal uang bulanan Fathia"

"Maksud Kamu?"

"Maka itu Aku akan bicarakan Mah sama Tania"

"Disini saja, biar Mamah tahu"

Mau tak mau Seno akan mengatakannya di depan ibunya Tania.

"Begini.. Aku sudah keluar dari rumah Keluarga Saputra, Aku sudah melepas semua fasilitas yang pernah Mamah Aku kasih"

"Tunggu Seno, Kamu keluar dari keluarga Saputra, maksud Kamu... Kamu putus hubungan dengan Mamah Kamu?"

"Iya.. benar Tania"

Bu Leni dan Tania merasa terkejut mendengar berita itu.

"Kamu seriusan Seno, apa semua ini karena Anita?"

Lalu Bu Leni menyahuti dan berkata,

"Pasti benar karena perempuan murahan itu"

"Namanya Anita Mah, Dia punya nama"

Ucap Seno merasa kesal dengan ucapan Bu Leni.

"Saya gak peduli namanya, Dia perusak rumah tangga anak Saya, untuk apa Saya harus sopan memanggil namanya"

"Sudah Mah cukup"

Ucap Tania menyuruh ibunya berhenti bicara.

"Seno, Kenapa Kamu rela berpisah dari ibu Kamu hanya untuk hidup sama Anita"

"Aku punya pilihan Tania, dan ini jalan yang Aku ambil, jadi Aku minta tolong hargai pilihan Aku"

"Tapi..."

Belum selesai Tania berkata Seno memotong ucapannya.

"Tania Aku kesini untuk membicarakan soal nafkah Aku untuk Fathia, jadi tolong gak perlu Kalian malah menyudutkan keputusan Aku, dan berbicara hal buruk tentang Anita"

Tania dan Bu Leni kini terdiam mendengar Seno berbicara dengan suara meninggi.

"Baik.. Aku akan dengarkan silahkan bicara"

"Karena Aku bukan lagi bagian dari keluarga Saputra, Aku juga keluar dari perusahaan maka itu, Aku mau minta untuk bulan ini Aku gak bisa kasih uang yang biasa Aku kirim untuk Fathia"

Mendengar hal itu Bu Leni kini menjawab ucapan Seno.

"Gak perlu Seno, Kamu gak usah Kasih uang bulanan untuk Fathia, Saya dan suami Saya masih sanggup untuk membiayai Fathia"

"Iya Aku tahu Mah, tapi Aku sebagai ayahnya Fathia, berhak memberitahu Kalian, kalau Aku sudah tidak sekaya dulu"

Bu Leni hanya tersenyum sinis kemudian berkata,

"Lagi pula Fathia kan bukan anak Kamu"

Seno langsung menatap wajah Bu Leni dan Tania.

"Apa Mamah Aku menegur Kalian?"

Tanya Seno pada Tania.

"Iya.. Kita cukup berdebat waktu pagi itu, niat Aku datang ke rumah Mamah Kamu untuk meminta rujuk, ga tahunya Mamah Kamu tahu kebenaran tentang Fathia"

Lalu Seno meminta maaf karena Ia tak dapat menjaga rahasia tentang siapa ayah Fathia.

"Kamu sudah ingkari janji Kamu Seno"

"Aku tahu Aku salah, tapi Aku juga gak bisa melihat Mamah menghina Sena yang jelas cucu kandungnya sendiri, jadi sekalian Aku beritahu yang sebenarnya, agar tidak ada salah paham lagi"

"Lalu apa yang Kamu dapat, dengan Kamu jujur pun, Mamah Riana gak merestui Kalian kan?, buktinya Kamu di usir Kamu pergi dan memutuskan hubungan"

"Sekali lagi Tania Aku jelaskan sama Kamu, keputusan ini atas dasar pribadi Aku, bukan paksaan dari siapapun apalagi Anita, jadi berhenti Kamu berpikir buruk terus tentang Anita"

Melihat perdebatan Tania dan Seno Bu Leni ikut bicara.

"Sudah sudah.. Tania biarkan Seno pergi, dan untuk Kamu Seno, Kamu sudah jatuh miskin masih mau sok membiayai Fathia, sudah Saya tidak perlu uang Kamu"

Merasa terhina Seno pun berkata,

"Baik.. Kalau itu mau Kalian, Aku datang kesini dengan baik-baik membicarakan soal nafkah Aku untuk Fathia yang sudah ku anggap sebagai anak Aku, tapi jawaban Kalian malah seperti ini, jadi lebih baik Saya pergi dari sini, terimakasih untuk waktunya selamat pagi Bu Leni, Tania"

Lalu saat Seno ingin melangkah, Tania bertanya dimana Seno tinggal saat ini.

"Aku tinggal di dekat rumah Anita, Aku harus ke kantor sekarang mengambil barang-barang Aku, soal nafkah Fathia, Aku kan tetap memberikan sebisa Aku, walau Mamah gak menerima itu terserah Mamah"

Ucap Seno saat sebelum pergi dari rumah Tania.

Tania jadi terdiam, memikirkan tindakan Seno yang sudah melangkah sejauh itu.

"Cinta Kamu untuk Anita, ternyata sebesar itu, Kamu rela putus hubungan dengan Mamah Riana hanya untuk hidup dengan Anita"

Ucap kesedihan Tania merasa dirinya tak ada artinya bagi Seno selama ini.

Sesampainya di Kantor Seno segera membereskan barang pribadinya, namun tiba-tiba sekretarisnya datang dan mengatakan jika ada pertemuan penting direksi di ruangan rapat.

Seno sudah menyangka ini semua pasti akan terjadi, di pertemuan itu Bu Riana pasti akan mengumumkan pencabutan dirinya sebagai CEO Putra Corporation, namun merasa pertemuan ini tak penting baginya, Seno pun enggan menghadiri rapat tersebut.

Saat semua sudah berkumpul direktur komisaris dan investor penting, namun Seno belum muncul juga, lalu Bu Riana berkata pada sekretaris Seno.

"Kamu sudah Kasih tahu informasinya dengan Seno?"

"Sudah Bu, tapi Pak Seno tak menjawab"

Bu Riana menghembuskan nafasnya, padahal niat hatinya mengumpulkan direksi penting ini hanya untuk mengumumkan pemindahan Seno ke kantor cabang.

"Seno pasti mengira Saya mengeluarkan Dia dari kantor ini"

Karena sudah terlanjur mengadakan rapat, akhirnya Bu Riana mengatakan jika Seno keluar dari perusahaan dan bukan lagi bagian dari Putra Corporation.

"Lalu bagaimana proyek yang sedang berjalan Bu Riana?"

Tanya salah satu bagian direksi.

"Saya akan mengurusnya langsung, jadi mulai sekarang Saya akan ambil alih pekerjaan Seno"

Semua orang pun mengerti, meeting tak begitu lama, setelah selesai Mereka semua bekerja kembali, lalu Bu Riana berjalan menuju ruangan Seno, dan benar saja barang pribadinya kini sudah tidak ada.

Episodes
1 TAMU ROOM 10
2 BERTEMU KEMBALI
3 GUGATAN CERAI
4 CERITA SEBENARNYA
5 PERDEBATAN
6 JATUH DARI TANGGA
7 PERJANJIAN PRANIKAH
8 SIDANG PERCERAIAN
9 BERKENCAN
10 PANGGILAN OM PAPAH
11 JANJI SENO
12 AMARAH TANIA
13 BERNOSTALGIA
14 RASA PENASARAN
15 MENCURI SAMPLE RAMBUT
16 JEBAKAN ALDI
17 FRUSTASI DAN DEPRESI
18 PERGI DARI RUMAH
19 DI PECAT
20 RAPAT PENTING
21 MENGHAPUS SENTUHAN
22 PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23 ALERGI KACANG
24 ANITA MARAH
25 KECEMBURUAN ANITA
26 MAKAM ARINI
27 KEKESALAN FARREL
28 TINGKAH LIA
29 AWAL PERTEMANAN
30 CERITA MASALALU
31 MENGAMBIL ASET
32 ULANG TAHUN SENO
33 GOSIP BEREDAR
34 SUPERMARKET
35 SENA MURUNG
36 RASA GENGSI
37 KEBERSAMAAN
38 DI JODOHKAN
39 ANAK-ANAK HILANG
40 BICARA PENTING
41 TAKDIR PERTEMUAN
42 RASA SALTING
43 IKATAN BATIN
44 MENCOBA TES DNA
45 PERMINTAAN MAAF
46 KEKUATAN CINTA
47 KISAH TANIA
48 MENGEJAR FARREL
49 CINTA UNTUK ANITA
50 FOTO PREWED
51 ARTI SEORANG MAMAH
52 FATHIA DEMAM
53 VONIS DOKTER
54 SANDARAN HATI
55 SEJARAH PUTRA CORPORATION
56 SOLUSI DOKTER
57 BERTEMU MASALALU
58 KECELAKAAN MAUT
59 BERDUKACITA
60 PESAN TERAKHIR
61 KEPERGIAN FATHIA
62 RENCANA JAHAT TANIA
63 BICARA EMPAT MATA
64 RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65 KERAGUAN SESAAT
66 BERADA DI PELAMINAN
67 HUKUMAN RIANA
68 MALAM YANG INDAH
69 TIDAK PERCAYA DIRI
70 JULUKAN NYONYA SENO
71 MERASA PALING PINTAR
72 PARFUM LIBIDO
73 SALAH PAHAM
74 KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75 MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76 HANYA SECANGKIR KOPI
77 RENCANA JAHAT TANIA
78 HADIAH ISTIMEWA
79 KERACUNAN MAKANAN
80 SAMPAI DI LOS ANGELES
81 BERBULAN MADU
82 SEBATANG COKLAT
83 SUSTER SAMARAN
Episodes

Updated 83 Episodes

1
TAMU ROOM 10
2
BERTEMU KEMBALI
3
GUGATAN CERAI
4
CERITA SEBENARNYA
5
PERDEBATAN
6
JATUH DARI TANGGA
7
PERJANJIAN PRANIKAH
8
SIDANG PERCERAIAN
9
BERKENCAN
10
PANGGILAN OM PAPAH
11
JANJI SENO
12
AMARAH TANIA
13
BERNOSTALGIA
14
RASA PENASARAN
15
MENCURI SAMPLE RAMBUT
16
JEBAKAN ALDI
17
FRUSTASI DAN DEPRESI
18
PERGI DARI RUMAH
19
DI PECAT
20
RAPAT PENTING
21
MENGHAPUS SENTUHAN
22
PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23
ALERGI KACANG
24
ANITA MARAH
25
KECEMBURUAN ANITA
26
MAKAM ARINI
27
KEKESALAN FARREL
28
TINGKAH LIA
29
AWAL PERTEMANAN
30
CERITA MASALALU
31
MENGAMBIL ASET
32
ULANG TAHUN SENO
33
GOSIP BEREDAR
34
SUPERMARKET
35
SENA MURUNG
36
RASA GENGSI
37
KEBERSAMAAN
38
DI JODOHKAN
39
ANAK-ANAK HILANG
40
BICARA PENTING
41
TAKDIR PERTEMUAN
42
RASA SALTING
43
IKATAN BATIN
44
MENCOBA TES DNA
45
PERMINTAAN MAAF
46
KEKUATAN CINTA
47
KISAH TANIA
48
MENGEJAR FARREL
49
CINTA UNTUK ANITA
50
FOTO PREWED
51
ARTI SEORANG MAMAH
52
FATHIA DEMAM
53
VONIS DOKTER
54
SANDARAN HATI
55
SEJARAH PUTRA CORPORATION
56
SOLUSI DOKTER
57
BERTEMU MASALALU
58
KECELAKAAN MAUT
59
BERDUKACITA
60
PESAN TERAKHIR
61
KEPERGIAN FATHIA
62
RENCANA JAHAT TANIA
63
BICARA EMPAT MATA
64
RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65
KERAGUAN SESAAT
66
BERADA DI PELAMINAN
67
HUKUMAN RIANA
68
MALAM YANG INDAH
69
TIDAK PERCAYA DIRI
70
JULUKAN NYONYA SENO
71
MERASA PALING PINTAR
72
PARFUM LIBIDO
73
SALAH PAHAM
74
KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75
MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76
HANYA SECANGKIR KOPI
77
RENCANA JAHAT TANIA
78
HADIAH ISTIMEWA
79
KERACUNAN MAKANAN
80
SAMPAI DI LOS ANGELES
81
BERBULAN MADU
82
SEBATANG COKLAT
83
SUSTER SAMARAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!