DI PECAT

Seno pun mendekati Anita lalu berkata,

"Aku sadar kok apa yang Aku lakukan tadi, please Anita Kamu jangan sedih, Aku hanya butuh support Kamu sayang"

Anita tersenyum sedih lalu memeluk Seno.

"Aku mencintai Kamu, tapi apa Kamu sanggup Seno hidup sederhana seperti Aku"

Anita berbicara dalam pelukan Seno.

"Aku hanya butuh support Kamu sayang, apapun dan bagaimanapun rintang hidup Kita, jika terus bersama Kamu, Aku pasti bisa lewati itu"

Kata-kata yang begitu bermakna dalam bagi Anita, Sena kini ikut bicara.

"Om Papah, Mamah, sekarang Kita mau kemana nih?"

Ucap celotehan Sena mencairkan suasana haru bagi Anita dan Seno.

"Kita pulang sayang, Maaf ya Mamah dan Om Papah, tidak menghiraukan Sena tadi"

"Gak apa-apa kok Mah, Aku ngerti ini masalah orang dewasa kan"

Ucap Sena dengan senyuman cerianya, membuat hati Seno menjadi bahagia bisa berkumpul dengan orang-orang yang Ia cintai.

"Ayo Kita pulang"

"Kita naik taksi ya Om Papah, mobil Om Papah kenapa ga di bawa?"

"Mobil itu bukan punya Om Papah, tapi punya Oma Riana, kata Oma Riana mau di servis karena ada kerusakan, Sena ngerti kan"

Sena tersenyum menganggukkan kepalanya.

Dan Mereka pun pulang menaiki taksi, sebelum pulang Seno mendatangi rumah pribadinya mengambil beberapa barang pribadi dan pakaian secukupnya.

Seno memandangi setiap sudut ruangan rumah ini pemberian dari almarhum Papahnya, walaupun Ia memilih untuk pergi dari kehidupan ibunya, tapi tetap rasa cinta untuk kedua orangtuanya tak akan pernah terhapus.

"Maafkan Seno Mah, tapi Seno mencintai Anita, hanya Dia wanita satu-satunya yang Seno inginkan, bukan yang lain"

Seno berbicara pada dirinya sendiri sambil memandangi Foto dirinya bersama kedua orangtuanya, tak terasa air mata menetes di pipi Seno, bukan maksud hatinya untuk menyakiti hati Ibunya, namun Seno tak punya pilihan lain.

Setelah selesai dengan semua barangnya Seno keluar dengan membawa koper besar.

"Pak buka bagasinya tolong"

Seno memasukkan kopernya, lalu Ia menaiki taksi dan kembali pulang ke rumah Anita.

Di perjalanan Anita bertanya Seno akan pergi kemana, karena tak ada tempat yang di tuju, Anita kini menawarkan agar Seno tidur di rumahnya sementara sampai Ia mendapat tempat tinggal.

"Nanti Aku bantu cari ya siapa tahu rumah susun yang Aku tempati, ada yang kosong"

"Iya Makasih sayang, Anita Aku belum ambil uang dari ATM, Aku pinjam uang Kamu dulu ya untuk ongkos"

Anita pun tertawa kecil mendengarnya.

"Kamu kenapa? Ada yang lucu"

"Gak apa-apa kok, tapi emang lucu sih sekarang Kamu jadi pinjam uang ke Aku"

Ucap Anita dengan terus tersenyum menutup mulutnya.

"Jadi Kamu ngeledek Aku sekarang karena Aku gak punya uang"

"Gak gak.. Maaf deh"

Anita berkata sambil menyenderkan kepalanya di bahu Seno, hal itu di lihat oleh Sena, dan Sena menyahuti Mereka.

"Cie-cie Mamah sama Om Papah mesra banget sih"

Keduanya pun ikut tersenyum mendengar Sena kini mengejeknya.

Tak lama Mereka pun sampai di rumah Anita, Tante Risma membukakan pintu rumah, namun Ia heran melihat Seno datang dengan membawa koper besar.

"Ini punya Kamu Seno?"

"Iya Tante, Tante ... Maaf sebelumnya Aku boleh kan tidur semalam saja disini"

Tante Risma agak bingung untuk apa Seno tidur dirumah Anita padahal jelas Ia masih punya Rumah sendiri.

"Seno keluar dari rumah Tan, Dia memutuskan hubungan dengan Mamahnya"

Ucap penjelasan Anita kepada tantenya, Risma kaget mendengar berita itu.

"Seno, Tante ikut prihatin ya, apa semua ini karena Anita?"

"Gak kok Tante.. Gak.. Bukan karena Anita tapi ini memang pilihan Aku, Aku gak mau kehilangan Anita lagi, cukup lima tahun Aku meninggalkan Anita seseorang diri, Aku mau menjalin rumah tangga dengan Anita dan memperbaiki semuanya"

Tante Risma terdiam lalu Ia menanyakan sesuatu pada Seno.

"Tapi apa Kamu akan kuat hidup dalam kesederhanaan, dan banyak kurangnya"

Seno pun tersenyum kecil Ia menjawab meyakinkan Tante Risma juga Anita, bahwa Ia adalah Pria yang kuat.

"Ya sudah kalau begitu Kalian Istirahat ya, tapi Seno, kamar Disni hanya ada 3, Kamu tidur di sofa gak masalah kan?"

"Gak masalah kok Tante, tenang saja"

"ya sudah kalau gitu"

Tante Risma pun memasuki kamarnya untuk beristirahat.

Sedangkan Anita memberikan bantal dan selimut pada Seno.

"Makasih ya sayang"

Terdengar suara bunyi perut yang kini lapar, Seno dan Anita saling menatap, kemudian Mereka jadi tertawa bersama.

"Kamu lapar ya?"

Seno tersenyum malu memegangi perutnya.

"Aku juga nih lapar, yuk Kita ke dapur lihat masakan Tante Risma masih ada atau habis"

Untungnya masih ada sisa makanan untuk Mereka berdua, dan merekapun makan bersama dengan lahap.

"Niatnya tadi Aku tuh mau ajak Kalian makan ke resto, eh tapi malah Aku gak ada uang sama sekali"

Ucap Seno sembari menyantap makanannya.

"Mulai sekarang kalau mau makan jangan di resto, uangnya sayang mending di tabung, nanti Aku ajak deh Kamu makan-makanan ala Aku"

Seno hanya tersenyum mendengar hal itu.

"Alhamdulillah.. Kenyang, makasih ya sayang Aku jadi malu tahu gak sih, minta makan di tempat Kamu"

"Ya ampun Seno, Kamu kan akan jadi suami Aku nantinya, ini Rumah Kita dan apapun yang di dalamnya punya Kita berdua termasuk makanan ini"

Rasa cinta Seno semakin besar pada Anita, bagaimana bisa Ia menyesali pilihannya, wanita yang begitu lembut dalam bicara, dan sangat mencintai dirinya.

"Aku tuh bangga sama Kamu, thank for all Aku akan beri kebahagiaan untuk Kalian berdua"

Mereka pun berpelukan dengan penuh cinta dan kasih, setelah itu barulah Mereka bisa beristirahat dengan perut yang kenyang.

Di pagi hari Seno sudah bangun lebih dulu sebelum Anita dan yang lain bangun, Ia membuat sarapan untuk orang di rumah, terutama spesial untuk putrinya Sena.

Sebangunnya Tante Risma Ia mencium bau masakan, dan saat melihat Seno memasak Tante Risma kagum akan hal itu.

"Waah... Kamu bisa masak Seno"

"Alhamdulillah Tante, biarpun Aku selalu serba disiapkan sama pembantu, tapi Aku pernah nyoba masak, ya semoga saja masakan Aku cocok di lidah Kalian"

Setelah sedikit berbincang, Tante Risma membangunkan Sena bersiap untuk sekolah.

Sementara Tante Risma menyiapkan Sena, Seno kini memasuki kamar Anita, mencoba membangunkannya untuk bersiap bekerja.

"Anita.. Sayang.. Bangun"

Anita bangun membuka matanya dengan perlahan.

"Seno, Kamu kok ada disini?"

Tanya Anita dengan suara cukup mengagetkan Seno.

"Hey Kamu kenapa sih? Ya Aku mau bangunkan Kamu, Kamu shift pagi kan?"

Anita terdiam sesaat Ia baru ingat jika Seno menginap di rumahnya tadi malam.

"Oh ya ampun, Aku lupa kalau Kamu itu tidur di rumah Aku"

"Jadi Kamu kaget barusan karena lupa"

"Maaf ya.."

Ucap Anita berkata sambil tersenyum, lalu Anita menanyakan pada Seno apa yang akan di kerjanya hari ini.

"Aku ke Kantor sebentar ambil file-file Penting Aku, ya mungkin nanti Aku cari pekerjaan"

"Oh iya soal tempat tinggal, Aku tanya sama yang punya gedung ini dulu ya, kira-kira ada yang kosong atau gak"

"Iya sayang soal itu Kamu gak perlu terlalu khawatir"

Setelah banyak berbincang, Mereka pun bersiap dan memakan sarapan yang sudah Seno siapkan tadi.

Seperti biasa Sena berangkat sekolah dengan di antar oleh Tantenya.

"Sekolah yang pintar ya sayang, Tante mau pergi sebentar nanti Tante akan jemput Sena di jam pulang sekolah ya"

"Baik Tante"

Tante Risma kini berniat mendatangi toko pakaian, karena Ia mendapati panggilan interview untuk bekerja di toko itu.

"Bismillahirrahmanirrahim semoga Aku diterima bekerja di tempat itu supaya Anita tidak terlalu berat dalam membiayai kehidupan Kami"

Tante Risma berkata pada dirinya sendiri dan menyemangati dirinya sendiri.

Lalu Seno menghubungi Tania Untuk membicarakan soal biaya bulanan Fathia.

"Kamu ingin bicara dengan Aku"

"Iya.. Aku akan ke rumah Kamu sebentar baru setelah itu Aku ke kantor"

"Baiklah Aku tunggu Kamu"

Tania merasa penasaran apa yang ingin di bicarakan oleh Seno sehingga Ia ingin mendatangi rumahnya.

Baru saja Anita sampai di tempat kerja, manajer memanggil Anita memanggil agar segera ke ruangannya.

"Permisi Pak"

"Anita, silahkan duduk"

Tak lama Lia pun masuk ke ruang manajer.

"Lia..."

"Anita.."

Lia dan Anita merasa bingung mengapa Mereka bisa bersamaan di panggil oleh sang manajer.

"Pak.. Ini ada apa ya?, kenapa Kita di panggil pagi-pagi begini"

"Baik.. Saya akan jelaskan sama Kalian berdua, mulai hari ini Kalian tidak perlu bekerja lagi di bar Saya"

Anita juga Lia merasa kaget akan ucapan manajer.

"Maksud Bapak?"

Tanya Lia dengan wajah yang serius.

"Maaf Kalian Saya pecat"

Anita dan Lia sangat terkejut dengan keputusan sang manajer.

"Tapi salah Kita apa Pak, kok bapak main pecat Saja"

Ucap Anita merasa tak terima akan keputusan itu, lalu manajer mengatakan dan menjelaskan.

"Anita, Lia, bar ini selalu banyak mendapat pemasukan dari Pak Aldi, investasi yang di berikan Pak Aldi tidak sejuta dua juta, tapi puluhan juta, Saya di sini hanya manajer..."

Belum selesai pak manajer mengatakan penjelasannya Anita langsung memotong pembicaraannya.

"Jadi Aldi yang minta untuk Bapak pecat Kami"

"Iya begitu, jadi Saya minta maaf sama Kalian"

Anita pun tersenyum sinis mendengar hal itu, dan Lia hanya terdiam Ia berfikir mungkin saja dirinya di pecat karena telah membantu dan menyelamatkannya Anita kemarin dari rencana busuk Aldi.

"Baik.. Kalau memang begitu, Saya akan keluar, tapi Bapak jangan lupa, kebanyakan pelanggan yang datang kesini itu karena Anita Pak, siap-siap saja bar Bapak sepi"

Ucap Lia dengan nada cukup meninggi, lalu Anita menyahuti ucapan Lia.

"Sudah Lia, Pak manajer ini gak bisa ambil keputusan dengan tepat, Dia cuma bisa di bawah ketiaknya Aldi, oke Pak kalau begitu Kita keluar sekarang, tolong di urus ya, gaji Kita selama 15 hari ini"

"Tenang soal itu Saya udh transfer uangnya pagi ini, Kalian boleh cek di ATM Kalian"

Setelah berkata seperti itu, dan telah menerima sisa gaji, Lia dan Anita kini berkemas untuk keluar dari bar.

"Lia.. Maafkan Aku ya, gara-gara Kamu menolong Aku sekarang Kamu kena imbasnya"

Lia tersenyum tipis lalu menjawab,

"Gak apa-apa Anita, Aku masih bisa cari kerjaan lain, ya walaupun gak gampang tapi setidaknya Kita bisa keluar dari dunia malam ini, ada hikmahnya juga kan, Kita di jauhkan dari orang-orang yang jahat sama Kita, kayak Aldi itu"

Anita tersenyum hangat pada sahabatnya itu, Ia pun memeluk Lia dan mengucapkan terimakasih lagi atas apa yang telah dilakukan Lia untuknya.

Episodes
1 TAMU ROOM 10
2 BERTEMU KEMBALI
3 GUGATAN CERAI
4 CERITA SEBENARNYA
5 PERDEBATAN
6 JATUH DARI TANGGA
7 PERJANJIAN PRANIKAH
8 SIDANG PERCERAIAN
9 BERKENCAN
10 PANGGILAN OM PAPAH
11 JANJI SENO
12 AMARAH TANIA
13 BERNOSTALGIA
14 RASA PENASARAN
15 MENCURI SAMPLE RAMBUT
16 JEBAKAN ALDI
17 FRUSTASI DAN DEPRESI
18 PERGI DARI RUMAH
19 DI PECAT
20 RAPAT PENTING
21 MENGHAPUS SENTUHAN
22 PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23 ALERGI KACANG
24 ANITA MARAH
25 KECEMBURUAN ANITA
26 MAKAM ARINI
27 KEKESALAN FARREL
28 TINGKAH LIA
29 AWAL PERTEMANAN
30 CERITA MASALALU
31 MENGAMBIL ASET
32 ULANG TAHUN SENO
33 GOSIP BEREDAR
34 SUPERMARKET
35 SENA MURUNG
36 RASA GENGSI
37 KEBERSAMAAN
38 DI JODOHKAN
39 ANAK-ANAK HILANG
40 BICARA PENTING
41 TAKDIR PERTEMUAN
42 RASA SALTING
43 IKATAN BATIN
44 MENCOBA TES DNA
45 PERMINTAAN MAAF
46 KEKUATAN CINTA
47 KISAH TANIA
48 MENGEJAR FARREL
49 CINTA UNTUK ANITA
50 FOTO PREWED
51 ARTI SEORANG MAMAH
52 FATHIA DEMAM
53 VONIS DOKTER
54 SANDARAN HATI
55 SEJARAH PUTRA CORPORATION
56 SOLUSI DOKTER
57 BERTEMU MASALALU
58 KECELAKAAN MAUT
59 BERDUKACITA
60 PESAN TERAKHIR
61 KEPERGIAN FATHIA
62 RENCANA JAHAT TANIA
63 BICARA EMPAT MATA
64 RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65 KERAGUAN SESAAT
66 BERADA DI PELAMINAN
67 HUKUMAN RIANA
68 MALAM YANG INDAH
69 TIDAK PERCAYA DIRI
70 JULUKAN NYONYA SENO
71 MERASA PALING PINTAR
72 PARFUM LIBIDO
73 SALAH PAHAM
74 KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75 MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76 HANYA SECANGKIR KOPI
77 RENCANA JAHAT TANIA
78 HADIAH ISTIMEWA
79 KERACUNAN MAKANAN
80 SAMPAI DI LOS ANGELES
81 BERBULAN MADU
82 SEBATANG COKLAT
83 SUSTER SAMARAN
Episodes

Updated 83 Episodes

1
TAMU ROOM 10
2
BERTEMU KEMBALI
3
GUGATAN CERAI
4
CERITA SEBENARNYA
5
PERDEBATAN
6
JATUH DARI TANGGA
7
PERJANJIAN PRANIKAH
8
SIDANG PERCERAIAN
9
BERKENCAN
10
PANGGILAN OM PAPAH
11
JANJI SENO
12
AMARAH TANIA
13
BERNOSTALGIA
14
RASA PENASARAN
15
MENCURI SAMPLE RAMBUT
16
JEBAKAN ALDI
17
FRUSTASI DAN DEPRESI
18
PERGI DARI RUMAH
19
DI PECAT
20
RAPAT PENTING
21
MENGHAPUS SENTUHAN
22
PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23
ALERGI KACANG
24
ANITA MARAH
25
KECEMBURUAN ANITA
26
MAKAM ARINI
27
KEKESALAN FARREL
28
TINGKAH LIA
29
AWAL PERTEMANAN
30
CERITA MASALALU
31
MENGAMBIL ASET
32
ULANG TAHUN SENO
33
GOSIP BEREDAR
34
SUPERMARKET
35
SENA MURUNG
36
RASA GENGSI
37
KEBERSAMAAN
38
DI JODOHKAN
39
ANAK-ANAK HILANG
40
BICARA PENTING
41
TAKDIR PERTEMUAN
42
RASA SALTING
43
IKATAN BATIN
44
MENCOBA TES DNA
45
PERMINTAAN MAAF
46
KEKUATAN CINTA
47
KISAH TANIA
48
MENGEJAR FARREL
49
CINTA UNTUK ANITA
50
FOTO PREWED
51
ARTI SEORANG MAMAH
52
FATHIA DEMAM
53
VONIS DOKTER
54
SANDARAN HATI
55
SEJARAH PUTRA CORPORATION
56
SOLUSI DOKTER
57
BERTEMU MASALALU
58
KECELAKAAN MAUT
59
BERDUKACITA
60
PESAN TERAKHIR
61
KEPERGIAN FATHIA
62
RENCANA JAHAT TANIA
63
BICARA EMPAT MATA
64
RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65
KERAGUAN SESAAT
66
BERADA DI PELAMINAN
67
HUKUMAN RIANA
68
MALAM YANG INDAH
69
TIDAK PERCAYA DIRI
70
JULUKAN NYONYA SENO
71
MERASA PALING PINTAR
72
PARFUM LIBIDO
73
SALAH PAHAM
74
KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75
MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76
HANYA SECANGKIR KOPI
77
RENCANA JAHAT TANIA
78
HADIAH ISTIMEWA
79
KERACUNAN MAKANAN
80
SAMPAI DI LOS ANGELES
81
BERBULAN MADU
82
SEBATANG COKLAT
83
SUSTER SAMARAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!