JANJI SENO

Mata Anita mulai berkaca-kaca Anita tak tahan lagi mendengar hinaan ibu Riana untuknya, dan kini yang membuat sakit hatinya Bu Riana memberikan sejumlah uang menyuruh Anita untuk pergi jauh dari kehidupan Seno.

"Cukup Tante Riana, Aku punya harga diri, dan cintaku untuk Seno, tidak bisa di bayar dengan apapun"

Tak disangka Seno mendengar semua apa yang di ucapkan Anita, ada rasa bahagia mendengar jika cinta untuknya tak bisa di bayar dengan apapun, tapi Seno juga sedih melihat kekasih hatinya telah di hina oleh ibunya sendiri.

"Mamah cukup"

Ucap Seno datang dengan tiba-tiba, membuat Bu Riana kaget terdiam.

"Seno Kamu kesini"

"Aku selalu disini Mah, untuk menjaga Anita, dari siapapun yang akan menyakitinya termasuk Mamah"

Anita menatap Seno dengan rasa takjub, Ia masih sama seperti dulu yang selalu membelanya di hadapan orang tuanya. Kini Anita mengerti jika dulu Seno pergi meninggalkan dirinya terpaksa karena pilihan yang sulit.

"Kamu berani melawan Mamah hanya demi perempuan ini"

"Aku mencintainya Mah, kenapa sih Mamah gak pernah mau mengerti perasaan Aku"

"Tapi Dia tidak pantas jadi bagian keluarga Kita"

"Tapi Dia yang Aku cinta, bahkan Dia ibu dari anak Aku Mah, Dia melahirkan keturunan keluarga Saputra, cucu Mamah"

"Berapapun Dia melahirkan anak, Mamah tidak akan menerima itu, karena bagi Mamah hanya Fathia cucu Mamah satu-satunya"

Seno semakin geram dengan sikap ibunya yang tak pernah mau membuka hati untuk menerima Anita, Seno merasa ibunya harus tahu kebenaran tentang siapa Fathia sebenarnya.

"Tapi Fathia bukan..."

Belum selesai bicara Anita menggenggam tangan Seno, dengan menggelengkan kepalanya untuk tak memberitahu kebenaran yang sebenarnya.

"Mamah harus tahu semuanya Anita"

Susana kini cukup mencekam, perdebatan antara ibu dan anak, kini jadi tontonan orang banyak.

"Gak Seno, percuma Kamu katakan apapun, Mamah Kamu tetap gak akan pernah mau menerima Kami"

Aldi yang tahu sebenarnya hanya ikut terdiam tak ingin ikut campur urusan keluarga Seno, Dia hanya mencoba untuk melerai pertikaian.

"Tante, sebaiknya Tante pulang disini banyak orang yang melihat, Tante mau nanti tiba-tiba video seperti ini menyebar ke medsos"

Mendengar ucapan Aldi yang ada benarnya, membuat Bu Riana segera pergi dari tempat ini.

"Kita selesaikan di rumah, dan Kamu..."

Bu Riana bicara sambil menunjuk wajah Anita.

"Jangan pernah berharap Saya akan merestui hubungan Kalian"

Anita hanya terdiam dengan raut wajah bersedih, sungguh apa yang membuat dirinya begitu di benci oleh ibu Seno.

"Kamu jangan sedih ya, Mamah..."

Anita langsung menjawab,

"Kamu tenang, Aku sudah biasa menerima semua ini, Aku ke pantry sebentar"

Anita pun berjalan dengan tatapan penuh luka di hatinya.

"Aku harus kuat.. Aku harus kuat demi Sena, jajan menangis Anita... jangan"

Anita berbicara pada dirinya sendiri menyemangati dirinya sendiri.

Ternyata Seno mengikuti Anita dari belakang dengan diam-diam, Seno ikut merasakan kepedihan hati Anita karena sikap ibunya.

"Menangis lah Anita"

Anita menoleh terdiam sejenak dan tiba-tiba Ia memeluk Seno sambil menangis dan ini lah pertama kalinya setelah sekian lamanya Anita mau memeluknya lagi.

"Aku salah apa Seno, sampai ibu Kamu benci sekali sama Aku"

Seno pun tak bisa menjawab pertanyaan itu, karena Seno sendiri tidak mengerti apa yang membuat ibunya tak mau merestui perasaannya pada Anita.

"Aku mohon jangan menangis, cukup lima tahun Kamu menderita sendirian, walaupun sekarang Mamah tetap gak menerima Kamu, tapi Aku akan terus perjuangkan Kamu dan Aku gak akan melakukan kesalahan lagi untuk kedua kalinya"

Anita tak mengerti apa maksud dari ucapan Seno.

"Maksud Kamu apa?"

"Anita... Kekasih hati Ku... Mau kah Kamu hidup dengan Aku, menjadi pendamping ku selamanya"

Anita sungguh terharu dengan ucapan Seno kesekian kalinya Seno meminta dan memohon lagi ingin kembali bersamanya.

"Tapi bagaimana dengan Ibu kamu?"

"Apapun... jalan resiko apapun akan Aku ambil untuk tetap bisa bersama Kamu"

Anita melihat keseriusan dalam mata Seno, cinta yang dulu masih sama terlihat dari tatapan Seno.

"Tolong beri kesempatan Aku untuk buktikan ini semua, besok Kamu ikut Aku ya, Kita akan menghadap Mamah Aku, dan Aku akan katakan kalau Aku mau menikahi Kamu"

"Seno, Kamu yakin.."

"Aku sangat yakin Anita, tapi bagaimana dengan Kamu, Kamu mau kan menikah dengan Aku, dulu memang keadaan yang memaksa Aku memutuskan hubungan tapi sekarang Aku mau menebus semua itu"

Anita masih terdiam memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika nekat menikah tanpa restu orang tua Seno, tapi Ia juga tak ingin kehilangan Seno lagi Anita menjawab,

"Aku mau menikah dengan Kamu"

Seno begitu senang dan bahagia mendengar keputusan Anita yang mau menerimanya.

"Kamu serius..."

"Aku belum pernah seserius ini, Kamu adalah ayah dari Sena, dan Sena butuh Kamu"

Seno tersenyum bahagia, Ia pun memeluk erat Anita terenyuh hingga Seno menangis kecil tanpa suara.

Setelah keharuan ini, akhirnya Seno memutuskan untuk membawa Anita besok bersama-sama menghadap sang ibu.

Bu Riana sungguh marah saat ini anak kesayangannya satu-satunya pewaris Putra Corporation melawan dirinya.

"Gak bisa dibiarkan, kenapa harus wanita itu punya anak dari Seno"

Ucap Bu Riana berkata dengan marah pada dirinya sendiri.

Sedangkan Tania kini sedang memikirkan rencana apa yang harus Ia lakukan untuk memisahkan Anita dan Seno, lalu terdengar suara pintu terbuka, Tania segera turun kebawah.

"Seno... Kamu dari mana?"

"Bukan urusan Kamu"

Seno berjalan melewati Tania, lalu Tania berkata,

"Kamu habis bertemu ya dengan Anita"

Seno menghentikan langkahnya lalu menjawab,

"Kalau iya memangnya kenapa, Aku rasa ini sudah bukan urusan Kamu, Kita sudah bercerai bukan"

Tania hanya diam melihat sikap Seno yang seperti itu, merasa lelah dan capek Seno langsung tertidur dengan masih memakai baju kemeja dan sepatu yang menempel di kakinya.

"Kebiasaan Kamu tidur begitu saja"

Tania kini melepaskan sepatu dan kaos kaki Seno, lalu melepas pakaian Seno, pertama kalinya Tania melakukan ini selama menjalani pernikahan dengan Seno.

Melihat tubuh Seno yang begitu kekar berbulu, dan wangi Tania merasa penasaran dan membayangkan bagaimana rasanya seandainya Seno menidurinya.

Tania kini mulai menyentuh dada Seno perlahan merabanya hingga ke pusar, namun Seno tak merasakan sentuhan itu, Seno tetap tidur dengan lelapnya, lalu Ia memandangi bibir Seno dan berkata,

"Aku belum pernah mendapat ciuman dari Kamu, bolehkah Aku mencium Kamu diam-diam"

Dan saat hampir saja bibir Tania mengecup bibir Seno, Seno terbangun dengan tiba-tiba, Seno langsung bangun terkejut melihat Tania berada dekat dengannya.

"Kamu sedang apa Tania?"

Tania gugup dan merasa takut juga jika Seno tahu apa yang baru saja Ia lakukan pada Seno.

"Tidak sedang apa-apa Aku hanya melepaskan pakaian Kamu dan sepatu mu"

Seno merasa risih Tania dekat dengan dirinya, Seno pun sedikit marah karena sudah tidak seharusnya Tania melakukan itu padanya.

"Aku hanya membantu Kamu Seno, Aku melihat Kamu tidur begitu lelap"

"Tapi jaga batasan Kamu"

Tania merasa kesal dengan perkataan Seno, Ia pun menjawab,

"Batasan Kamu bilang, selama Kita menikah Kamu selalu membatasi diri Kamu untuk dekat dengan Aku, Aku tidak pernah mendapat nafkah batin dari Kamu"

Seno mengerti perasaan Tania, tapi mau bagaimana lagi, soal hati dan perasaan tidak mudah di rubah.

"Aku minta maaf, aku sangat minta maaf Aku tidak bisa menjadi suami Kamu yang baik, maka itu Aku mau membebaskan Kamu, supaya Kamu bisa mendapatkan suami yang mencintai Kamu Tania, dan itu bukan pada diriku"

Tania mulai bersedih mendengar ucapan Seno.

"Aku hanya ingin kesempatan Seno, tapi Kamu tidak pernah mau membuka itu untuk ku, ada Anita atau tidak, Aku rasa Kamu selamanya tidak akan pernah mau belajar menerima Aku"

Seno hanya terdiam, apa yang di katakan Tania memang benar adanya, walaupun Anita tak hadir lagi dalam hidupnya tetap saja Ia tak akan pernah bisa mencintai Tania dan perjanjian pernikahan itu tetap akan Ia laksanakan.

"Aku mohon Kamu keluar dari kamarku"

Dengan berat hati dan kecewa, Tania keluar pergi dari kamar Seno.

Seno merasa dirinya memang begitu jahat, tapi Dia juga manusia yang hanya ingin bahagia hidup bersama orang yang di cintainya.

Aktifitas pagi pun di mulai, Anita pulang subuh tadi hingga kini belum bangun dari tidurnya, hingga seseorang mengetuk pintu rumahnya dengan keras dan membangunkan Anita.

"Iya sebentar siapa sih pagi-pagi gini"

Anita membuka pintu dan ternyata Seno lah yang datang bertamu pagi-pagi.

"Seno... Ada apa? lagi-lagi Kamu sudah datang kesini"

"Maaf ya menggangu Kamu, Kita ke rumah sakit menyusul Sena, katanya Sena sudah boleh pulang"

Anita merasa bingung dari mana Seno bisa tahu jika Sena akan pulang pagi ini.

"Kamu dapat informasi dari siapa?"

"Tante Kamu"

Anita terdiam dan Ia langsung mengecek Handphonenya.

"Ya ampun Tante Risma dari tadi telepon Aku, tapi Aku gak mendengarnya"

"Ekhmm... Aku gak boleh masuk nih"

"Eh.. Masuk sini ke dalam, maaf ya Seno Aku ngantuk banget sampai-sampai telepon dari Tante Risma Aku gak angkat"

"Gak apa-apa kok, papahnya Sena sudah bereskan semuanya"

Anita tertawa kecil mendengar ucapan Seno.

"Seno Kamu yakin Kamu mau menikahi Aku apapun rintangannya"

Sepertinya Anita masih belum yakin, Seno pun mendekati Anita dan menatap wajahnya dengan sangat dalam.

"Apapun... rintangannya Aku siap terima, Kamu percaya Aku kan?"

Anita menatap mata Seno begitu lama, lalu Ia menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum hangat

"Ya sudah Aku mandi bentar ya"

"Aku tunggu disini"

Anita pun bersiap, Seno mengelilingi rumah Anita yang kecil ini, rumah yang beberapa petak ini sepertinya adalah rumah kebahagiaan bagi Anita dan Sena, setelah setengah jam Seno menunggu Anita siap juga, dan Mereka pun berangkat menuju rumah sakit menyusul Sena.

Episodes
1 TAMU ROOM 10
2 BERTEMU KEMBALI
3 GUGATAN CERAI
4 CERITA SEBENARNYA
5 PERDEBATAN
6 JATUH DARI TANGGA
7 PERJANJIAN PRANIKAH
8 SIDANG PERCERAIAN
9 BERKENCAN
10 PANGGILAN OM PAPAH
11 JANJI SENO
12 AMARAH TANIA
13 BERNOSTALGIA
14 RASA PENASARAN
15 MENCURI SAMPLE RAMBUT
16 JEBAKAN ALDI
17 FRUSTASI DAN DEPRESI
18 PERGI DARI RUMAH
19 DI PECAT
20 RAPAT PENTING
21 MENGHAPUS SENTUHAN
22 PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23 ALERGI KACANG
24 ANITA MARAH
25 KECEMBURUAN ANITA
26 MAKAM ARINI
27 KEKESALAN FARREL
28 TINGKAH LIA
29 AWAL PERTEMANAN
30 CERITA MASALALU
31 MENGAMBIL ASET
32 ULANG TAHUN SENO
33 GOSIP BEREDAR
34 SUPERMARKET
35 SENA MURUNG
36 RASA GENGSI
37 KEBERSAMAAN
38 DI JODOHKAN
39 ANAK-ANAK HILANG
40 BICARA PENTING
41 TAKDIR PERTEMUAN
42 RASA SALTING
43 IKATAN BATIN
44 MENCOBA TES DNA
45 PERMINTAAN MAAF
46 KEKUATAN CINTA
47 KISAH TANIA
48 MENGEJAR FARREL
49 CINTA UNTUK ANITA
50 FOTO PREWED
51 ARTI SEORANG MAMAH
52 FATHIA DEMAM
53 VONIS DOKTER
54 SANDARAN HATI
55 SEJARAH PUTRA CORPORATION
56 SOLUSI DOKTER
57 BERTEMU MASALALU
58 KECELAKAAN MAUT
59 BERDUKACITA
60 PESAN TERAKHIR
61 KEPERGIAN FATHIA
62 RENCANA JAHAT TANIA
63 BICARA EMPAT MATA
64 RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65 KERAGUAN SESAAT
66 BERADA DI PELAMINAN
67 HUKUMAN RIANA
68 MALAM YANG INDAH
69 TIDAK PERCAYA DIRI
70 JULUKAN NYONYA SENO
71 MERASA PALING PINTAR
72 PARFUM LIBIDO
73 SALAH PAHAM
74 KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75 MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76 HANYA SECANGKIR KOPI
77 RENCANA JAHAT TANIA
78 HADIAH ISTIMEWA
79 KERACUNAN MAKANAN
80 SAMPAI DI LOS ANGELES
81 BERBULAN MADU
82 SEBATANG COKLAT
83 SUSTER SAMARAN
Episodes

Updated 83 Episodes

1
TAMU ROOM 10
2
BERTEMU KEMBALI
3
GUGATAN CERAI
4
CERITA SEBENARNYA
5
PERDEBATAN
6
JATUH DARI TANGGA
7
PERJANJIAN PRANIKAH
8
SIDANG PERCERAIAN
9
BERKENCAN
10
PANGGILAN OM PAPAH
11
JANJI SENO
12
AMARAH TANIA
13
BERNOSTALGIA
14
RASA PENASARAN
15
MENCURI SAMPLE RAMBUT
16
JEBAKAN ALDI
17
FRUSTASI DAN DEPRESI
18
PERGI DARI RUMAH
19
DI PECAT
20
RAPAT PENTING
21
MENGHAPUS SENTUHAN
22
PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23
ALERGI KACANG
24
ANITA MARAH
25
KECEMBURUAN ANITA
26
MAKAM ARINI
27
KEKESALAN FARREL
28
TINGKAH LIA
29
AWAL PERTEMANAN
30
CERITA MASALALU
31
MENGAMBIL ASET
32
ULANG TAHUN SENO
33
GOSIP BEREDAR
34
SUPERMARKET
35
SENA MURUNG
36
RASA GENGSI
37
KEBERSAMAAN
38
DI JODOHKAN
39
ANAK-ANAK HILANG
40
BICARA PENTING
41
TAKDIR PERTEMUAN
42
RASA SALTING
43
IKATAN BATIN
44
MENCOBA TES DNA
45
PERMINTAAN MAAF
46
KEKUATAN CINTA
47
KISAH TANIA
48
MENGEJAR FARREL
49
CINTA UNTUK ANITA
50
FOTO PREWED
51
ARTI SEORANG MAMAH
52
FATHIA DEMAM
53
VONIS DOKTER
54
SANDARAN HATI
55
SEJARAH PUTRA CORPORATION
56
SOLUSI DOKTER
57
BERTEMU MASALALU
58
KECELAKAAN MAUT
59
BERDUKACITA
60
PESAN TERAKHIR
61
KEPERGIAN FATHIA
62
RENCANA JAHAT TANIA
63
BICARA EMPAT MATA
64
RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65
KERAGUAN SESAAT
66
BERADA DI PELAMINAN
67
HUKUMAN RIANA
68
MALAM YANG INDAH
69
TIDAK PERCAYA DIRI
70
JULUKAN NYONYA SENO
71
MERASA PALING PINTAR
72
PARFUM LIBIDO
73
SALAH PAHAM
74
KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75
MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76
HANYA SECANGKIR KOPI
77
RENCANA JAHAT TANIA
78
HADIAH ISTIMEWA
79
KERACUNAN MAKANAN
80
SAMPAI DI LOS ANGELES
81
BERBULAN MADU
82
SEBATANG COKLAT
83
SUSTER SAMARAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!