PANGGILAN OM PAPAH

Rasa lega membuat Anita mengucapkan terimakasih berkali-kali pada Seno.

"Kamu jujur deh sama Aku, Kamu mau apa ke hotel tadi"

Anita terdiam menatap mata Seno, jika Ia berkata sesungguhnya apakah Seno akan percaya pada dirinya ucap dalam hati Anita.

"Sudah lah Seno, gak perlu bahas itu, yang pasti Aku cuma mau kasih saran ke Kamu, untuk hati-hati sama Aldi, Aku rasa Aldi bukan teman yang baik.

Seno mengerti dengan maksud dari perkataan Anita, bahkan Ia pun baru tahu kelakuan tak bermoral Aldi dari Tante Risma.

"Aku sudah tahu semuanya kok"

"Tahu apa?"

"Kelakukan Aldi sama Kamu selama Kamu bekerja di bar"

Anita merasa bingung mengapa Seno berbicara seperti itu.

"Memangnya apa yang Kamu tahu"

Seno langsung menggenggam tangan Anita, lalu Ia berkata,

"Dia sering melecehkan Kamu kan? Dia sering kurang ajar sama Kamu"

"Kamu tahu dari mana itu semua"

"Tante Risma"

Anita kaget sejak kapan Seno berbicara dengan Tantenya.

"Jadi Kamu tahu Aku pergi dengan Aldi dari Tante Risma juga"

"Ya begitu lah, Anita Aku mohon sekarang jika ada apa-apa bicara sama Aku ya, biar Kita lewati ini sama-sama"

Seno berbicara begitu lembut pada Anita dan terus menggenggam tangan Anita, membuat Anita merasa jatuh cinta kembali pada Seno.

"Apa yang Kamu ucapkan ini apakah benar-benar untuk melindungi ku"

"Iya Anita, Aku mencintai Kamu, Apa Kamu mau menerima ku lagi"

Lagi dan lagi Anita mendengar permohonan itu, perasaannya memang masih sangat mencintai Seno, tapi Ia ragu apa bisa Mereka bersatu.

"Aku belum tahu Seno, tolong jangan bicarakan ini dlu"

Tak lama Ia teringat putrinya yang sedang sakit.

"Sena... Aku harus kembali ke rumah sakit"

Dan Mereka pun pergi ke Rumah sakit, ketika sampai di Rumah Sakit, suster yang merawat Sena berkat pada Anita.

"Maaf ibu, bisa segera selesaikan administrasinya, agar Kami melakukan tindakan selanjutnya"

"Iya suster, Saya akan segera melunasi sisa pembayarannya"

Seno mendengar kesusahan Anita, tanpa bicara lagi, Seno segera ke administrasi untuk melunasi semua tunggakan biaya Rumah Sakit Sena.

"Mau kemana Seno?"

"Aku mau ke toilet sebentar"

Seno sengaja tak memberitahu Anita jika Ia akan membayar semua sisa pembayaran Rumah Sakit, karena Anita pasti akan menolak itu.

Sena sepertinya sudah terlihat lebih sehat, datangnya Anita langsung memeluk sang Putri.

"Sena.. Kamu sudah makan belum?"

"Sudah dong, kan ada Tante yang jagain Sena"

Ucap Tante Risma menyahuti pertanyaan Anita.

"Oh iya Anita, tadi Seno kesini dan bertanya soal Kamu, Tante bilang saja Kamu sedang pergi dengan Aldi"

Anita menghela nafasnya lalu menjawab,

"Iya Tante, tadi juga Seno menyelamatkan Aku, untung Seno datang, kalau gak... Aku gak tahu deh apa yang akan Aldi lakukan sama Aku"

"Memangnya Aldi mau ngapain Kamu?"

Baru saja Anita ingin bercerita, Seno masuk ke dalam menyapa Sena.

"Halo Sena"

Sena langsung sumringah melihat kedatangan Seno.

"Halo om Papah"

Anita di buat bingung mengapa putrinya memanggil Seno dengan sebutan itu.

"Om Papah?"

Ucap kebingungan Anita.

"Sekarang Aku akan menjadi Papahnya Sena, benarkan Sena?"

Tanya Seno pada Sena dengan wajah tersenyum namun pandangannya menatap wajah Anita.

"Oke.. Ide siapa sih ini"

Tanya ketus Anita kepada semuanya.

"Ide Aku Mah, Aku pengen banget punya Papah, Om Seno kan teman laki-laki Mamah satu-satunya, jadi Aku mau Om Seno jadi Papah sementara untuk Aku"

Anita terenyuh mendengar permintaan Sena, sungguh jika Sena tahu sebenarnya Seno adalah Papah kandungnya bukan Papah sementara.

"Sayang, maafin Mamah ya dari kecil Kamu kehilangan sosok Papah"

Sena tersenyum dan memeluk sang ibu, lalu berkata sesuatu yang membuat Anita kaget.

"Boleh ga sih Mah, Om Seno jadi Papah beneran Aku, biar Aku dan Fathia jadi saudara"

Seno, Anita juga Tante Risma hanya saling memandang, Mendengar permintaan seorang anak kecil yang ingin dapat kasih sayang seorang Ayah.

"Sena, Om Papah janji akan menjadi Papah Sena, kalau Mamah Sena sudah siap"

Ucap Seno menatap wajah Anita penuh dengan harap.

Karena hari semakin sore, Anita pun harus pulang beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga untuk bekerja nanti malam.

"Em.. Sena, ini sudah sore, Mamah pulang sebentar ya, Mamah mau istirahat kan Mamah harus kerja nanti malam"

"Iya Mah, terus Om Papah pulang juga"

"Iya Sena, Om Papah harus pulang, masih banyak pekerjaan Om yang belum selesai"

Anita pun berbicara pada Tante Risma menitipkan Sena malam ini.

"Iya Tante pasti jagain Sena"

"Tante, terimakasih banyak ya, atas semua yang sudah Tante lakukan untuk Aku, mungkin kalau gak ada Tante, Aku hidup berjuang seorang diri"

Risma tersenyum haru mendengar ucapan Anita.

"Seandainya Kamu tahu siapa Kamu dan keluarga Kamu dahulu, jika saja orang tua Kamu tidak di bunuh olehnya, hidup Kamu pasti berkecukupan harta Anita"

Ucap Risma berkata dalam hatinya.

Sebelum pulang Anita menghampiri resepsionis bermaksud untuk membayar sisa biaya rumah sakit Sena dengan uang seadanya yang Ia miliki, namun bagian administrasi mengatakan jika sisa pembayaran Sena sudah lunas.

"Lunas Mbak, tapi Saya belum membayarnya sama sekali hari ini"

Kemudian bagian administrasi mengatakan jika seorang pria telah membayarkan semua sisa biaya tunggakan, Anita merasa Seno lah pria itu, untuk memastikan apakah benar, Anita bertanya pada bagian administrasi dengan memperlihatkan foto Seno di handphonenya.

"Iya benar, dia orangnya Mbak, yang tadi barusan saja melunasi semua sisa pembayaran"

Anita sungguh tak enak hati merepotkan Seno dalam urusannya, Anita pun berjanji mengucap dalam hatinya, akan mengganti semua itu, setelah uangnya terkumpul.

Seperti biasa Anita datang tepat Jam 8 malam di bar, Ia mulai merapihkan bekas-bekas gelas yang di minum oleh tamu, kemudian manager bar datang mengatakan akan ada pergantian shift mulai besok.

"Jadi Kamu besok libur dulu ya Anita, dan lusa masuk di pagi hari jam 8 pulang di jam 5 sore"

"Iya Pak baik terimakasih"

Anita senang Kini bisa masuk di pagi hari, selama satu bulan ini Ia tak akan lagi begadang.

Tiba-tiba saja Aldi datang menghampiri.

"Aldi... Mau apa Kamu?"

"Tenang dong Anita, Aku kesini hanya ingin mengatakan terimakasih sama Kamu, karena tadi siang Kamu gak berkata yang macam-macam ke Seno tentang Aku"

"Oh... Aku cuma gak mau ada keributan, Kamu tahu kan, kalau sampai Kamu menyentuh sedikit saja ujung jariku, kira-kira Seno akan berbuat apa sama Kamu"

Ucap Anita dengan suara tegas dan mata yang begitu tajam memandang Aldi.

"Jadi sekarang Kamu mengancam Saya"

Anita tertawa sinis mendengar ucapan Aldi, lalu Ia menjawab,

"Bukan mengancam... Aku sedang memberitahu Kamu, sekarang Seno kekasih hati Aku, akan ada terus untuk Aku dan menyelamatkan Aku kapanpun dan dimanapun Aku berada"

Anita berkata dengan lugas dan sengaja mengatakan hal itu agar Aldi tak berani macam-macam lagi dengannya.

Setelah berkata seperti itu, Anita pergi begitu saja meninggalkan Aldi yang berdiri dengan tatapan penuh kelicikan.

"Kita tunggu saja, Kamu akan sama seperti dulu Anita, ditinggalkan Seno untuk yang kedua kalinya"

Saat sedang mengerjakan pekerjaan kantornya, Tania kembali masuk ke rumah Seno, menghampiri ruang kerja Seno.

"Sibuk sekali sepertinya"

"Untuk apa Kamu kembali kesini"

"Santai dong Seno, barang pribadi Aku masih banyak disini, Aku berniat ingin membawanya pulang kerumah orang tua ku"

"Cepat Kamu ambil dan segera pergi dari rumah ini"

Tania hanya terdiam tak menjawab apapun, lalu Fathia mendekati sang Ayah.

"Papah..."

"Fathia"

Fathia langsung memeluk Seno dan berkata,

"Kenapa Mamah harus pergi, ini kan rumah Kita Pah, rumah Mamah juga Papah"

Lalu Seno menjelaskan pada Fathia dengan caranya.

"Sayang... Mamah dan Papah sudah gak bisa tinggal bersama, jadi Mamah harus pergi dari sini"

"Tapi kenapa harus pergi Pah...?"

Tania sepertinya senang Seno di cecar pertanyaan oleh putrinya.

"Fathia, suatu saat Fathia akan tahu apa yang Papah ucapkan, tapi kalau Fathia mau tidur disini sama Papah boleh kok sayang"

"Tapi Aku mau Mamah juga disini Pah"

Bagaimana mungkin Seno menyakiti hati Fathia, akhirnya Seno memberikan izin Tania untuk menginap semalam saja disini.

"Ya sudah sekarang Fathia main dulu ya, sama bi Ijah di bawah, Papah harus bicara sama Mamah"

Setelah Fathia pergi, Seno pun berkata,

"Lebih baik Kamu bicara yang halus dengah Fathia, beri Dia pengertian, hanya malam ini Aku masih maklumi, tapi malam-malam berikutnya, Aku harap Kamu mengerti Tania"

"Fathia gak akan mengerti Seno karena Dia hanya anak kecil, yang tidak tahu urusan orang dewasa"

"Ya maka itu Kamu beri pengertian Dia"

"Iya iya, Aku tahu Kamu ingin segera membawa wanita itu ke rumah ini kan?"

Tania mulai lagi dengan dramanya membuat Seno merasa muak mendengarnya.

"Tania Aku capek banget, Aku gak mau berdebat dengan Kamu, pokonya besok Kamu kasih pengertian sama Fathia atau Aku akan mengusir Kamu dengan paksa"

Tania merasa kesal terlihat dari wajahnya seperti menahan amarah.

Saat sedang melayani banyak pelanggan, Bu Riana tiba-tiba saja berada di bar menemui Anita.

"Jadi ini pekerjaan Kamu, menjadi waiters di tempat ini, atau menjadi wanita panggilan disini"

Anita merasa begitu kaget melihat kedatangan Bu Riana dan berkata seperti itu padanya.

"Tante.. Apa kabarnya?"

Anita berbasa-basi menyapa Bu Riana.

"Gak usah basa-basi Kamu, Saya sengaja datang kesini ingin melihat Kamu, pekerjaan Kamu dan anak itu"

Anita tak mengerti apa yang sedang ingin Bu Riana katakan, mengapa Sena putrinya di bawa-bawa ucapnya dalam hati.

"Maaf Tante, Tante cari informasi Aku iya?"

"Kalau Iya emang kenapa, kehadiran Kamu membuat Seno menceraikan istrinya, Saya penasaran dong, dan ternyata benar dugaan Saya, Kamu memang berada disini lagi, sekian tahun Kamu menghilang kenapa baru sekarang Kamu muncul, Kamu pasti punya maksud tertentu"

Anita tertawa merasa bingung lalu Ia menjawab,

"Tante, bahkan Aku gak tahu kalau Aku akan bertemu Seno lagi, jika Aku bisa memilih Aku juga gak ingin bertemu Seno"

"Bagus kalau begitu, jadi sebaiknya Kamu jauhi Anak Saya"

Dengan percaya diri Anita mengatakan jika bukan dirinya yang mengejar Seno, melainkan Seno lah yang mengejar dirinya.

Bu Riana terlihat semakin marah saat Anita berkata seperti itu.

"Dasar perempuan malam, gak tahu diri Kamu, seakan Seno mengejar Kamu... Ngaca dong Kamu, Kamu itu gak pantas bersanding dengan anak Saya"

Lagi dan lagi hinaan masa lalu itu terucap kembali dari mulut Bu Riana mencemooh Anita dan merendahkan martabat Anita.

Episodes
1 TAMU ROOM 10
2 BERTEMU KEMBALI
3 GUGATAN CERAI
4 CERITA SEBENARNYA
5 PERDEBATAN
6 JATUH DARI TANGGA
7 PERJANJIAN PRANIKAH
8 SIDANG PERCERAIAN
9 BERKENCAN
10 PANGGILAN OM PAPAH
11 JANJI SENO
12 AMARAH TANIA
13 BERNOSTALGIA
14 RASA PENASARAN
15 MENCURI SAMPLE RAMBUT
16 JEBAKAN ALDI
17 FRUSTASI DAN DEPRESI
18 PERGI DARI RUMAH
19 DI PECAT
20 RAPAT PENTING
21 MENGHAPUS SENTUHAN
22 PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23 ALERGI KACANG
24 ANITA MARAH
25 KECEMBURUAN ANITA
26 MAKAM ARINI
27 KEKESALAN FARREL
28 TINGKAH LIA
29 AWAL PERTEMANAN
30 CERITA MASALALU
31 MENGAMBIL ASET
32 ULANG TAHUN SENO
33 GOSIP BEREDAR
34 SUPERMARKET
35 SENA MURUNG
36 RASA GENGSI
37 KEBERSAMAAN
38 DI JODOHKAN
39 ANAK-ANAK HILANG
40 BICARA PENTING
41 TAKDIR PERTEMUAN
42 RASA SALTING
43 IKATAN BATIN
44 MENCOBA TES DNA
45 PERMINTAAN MAAF
46 KEKUATAN CINTA
47 KISAH TANIA
48 MENGEJAR FARREL
49 CINTA UNTUK ANITA
50 FOTO PREWED
51 ARTI SEORANG MAMAH
52 FATHIA DEMAM
53 VONIS DOKTER
54 SANDARAN HATI
55 SEJARAH PUTRA CORPORATION
56 SOLUSI DOKTER
57 BERTEMU MASALALU
58 KECELAKAAN MAUT
59 BERDUKACITA
60 PESAN TERAKHIR
61 KEPERGIAN FATHIA
62 RENCANA JAHAT TANIA
63 BICARA EMPAT MATA
64 RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65 KERAGUAN SESAAT
66 BERADA DI PELAMINAN
67 HUKUMAN RIANA
68 MALAM YANG INDAH
69 TIDAK PERCAYA DIRI
70 JULUKAN NYONYA SENO
71 MERASA PALING PINTAR
72 PARFUM LIBIDO
73 SALAH PAHAM
74 KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75 MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76 HANYA SECANGKIR KOPI
77 RENCANA JAHAT TANIA
78 HADIAH ISTIMEWA
79 KERACUNAN MAKANAN
80 SAMPAI DI LOS ANGELES
81 BERBULAN MADU
82 SEBATANG COKLAT
83 SUSTER SAMARAN
84 TERTANGKAP BASAH
85 DI BEGAL
86 NAFSU BIRAHI
Episodes

Updated 86 Episodes

1
TAMU ROOM 10
2
BERTEMU KEMBALI
3
GUGATAN CERAI
4
CERITA SEBENARNYA
5
PERDEBATAN
6
JATUH DARI TANGGA
7
PERJANJIAN PRANIKAH
8
SIDANG PERCERAIAN
9
BERKENCAN
10
PANGGILAN OM PAPAH
11
JANJI SENO
12
AMARAH TANIA
13
BERNOSTALGIA
14
RASA PENASARAN
15
MENCURI SAMPLE RAMBUT
16
JEBAKAN ALDI
17
FRUSTASI DAN DEPRESI
18
PERGI DARI RUMAH
19
DI PECAT
20
RAPAT PENTING
21
MENGHAPUS SENTUHAN
22
PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23
ALERGI KACANG
24
ANITA MARAH
25
KECEMBURUAN ANITA
26
MAKAM ARINI
27
KEKESALAN FARREL
28
TINGKAH LIA
29
AWAL PERTEMANAN
30
CERITA MASALALU
31
MENGAMBIL ASET
32
ULANG TAHUN SENO
33
GOSIP BEREDAR
34
SUPERMARKET
35
SENA MURUNG
36
RASA GENGSI
37
KEBERSAMAAN
38
DI JODOHKAN
39
ANAK-ANAK HILANG
40
BICARA PENTING
41
TAKDIR PERTEMUAN
42
RASA SALTING
43
IKATAN BATIN
44
MENCOBA TES DNA
45
PERMINTAAN MAAF
46
KEKUATAN CINTA
47
KISAH TANIA
48
MENGEJAR FARREL
49
CINTA UNTUK ANITA
50
FOTO PREWED
51
ARTI SEORANG MAMAH
52
FATHIA DEMAM
53
VONIS DOKTER
54
SANDARAN HATI
55
SEJARAH PUTRA CORPORATION
56
SOLUSI DOKTER
57
BERTEMU MASALALU
58
KECELAKAAN MAUT
59
BERDUKACITA
60
PESAN TERAKHIR
61
KEPERGIAN FATHIA
62
RENCANA JAHAT TANIA
63
BICARA EMPAT MATA
64
RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65
KERAGUAN SESAAT
66
BERADA DI PELAMINAN
67
HUKUMAN RIANA
68
MALAM YANG INDAH
69
TIDAK PERCAYA DIRI
70
JULUKAN NYONYA SENO
71
MERASA PALING PINTAR
72
PARFUM LIBIDO
73
SALAH PAHAM
74
KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75
MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76
HANYA SECANGKIR KOPI
77
RENCANA JAHAT TANIA
78
HADIAH ISTIMEWA
79
KERACUNAN MAKANAN
80
SAMPAI DI LOS ANGELES
81
BERBULAN MADU
82
SEBATANG COKLAT
83
SUSTER SAMARAN
84
TERTANGKAP BASAH
85
DI BEGAL
86
NAFSU BIRAHI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!