SIDANG PERCERAIAN

Mendengar cerita dari Tante Risma membuat hati Seno sakit mendengarnya, sungguh Ia merasa menjadi orang paling jahat waktu itu.

"Ya Allah apa yang Aku lakukan waktu dulu, Aku menghancurkan orang yang ku cintai dengan tangan ku sendiri"

Lalu Tante Risma melanjutkan lagi ucapannya.

"Karena Tante kasihan dengah Anita setiap hari jdi gunjingan warga karena hamil di luar nikah, akhirnya tante menjual rumah Tante satu-satunya dan membeli rumah susun di daerah ceremai"

"Aku minta maaf Tante, kalau Aku tahu Anita sedang hamil, Aku gak akan pernah tinggalkan Anita, Aku pasti akan bertanggung jawab atas anak itu"

Kini Seno merasa benci dengan dirinya, terlebih Ia membenci almarhum papah nya, karena Dia lah yang membuat dirinya harus meninggalkan Anita seseorang diri dan malah menikahi wanita yang justru hamil dengan orang lain.

"Jadi Kamu sekarang paham kan, kenapa Anita menjauhi Kamu, Dia cuma gak mau berharap lebih atas kehadiran Kamu saat ini, Dia gak mau kalau nantinya akan sakit hati lagi"

Ucap Tante Risma dengan wajah yang begitu melas, tak lama Dokter keluar dari ruangan Sena.

"Keluarga pasien"

"Iya Dokter Saya ayah nya"

Dengan semangat Seno mengatakan hal itu.

"Alhamdulillah keadaan Sena sekarang sudah stabil, luka di kepalanya cukup dalam, mungkin membutuhkan waktu untuk kering"

"Saya akan menjaga putri Saya lebih hati-hati lagi, terimakasih dokter"

Setelah Dokter pergi, Seno pun kini mencari Anita yang tadi pergi, Ia melihat Anita tengah duduk di kursi taman rumah sakit, Seno pun mendekati Anita lalu memegang bahu Anita sambil berbicara.

"Aku minta maaf atas kesalahanku waktu dulu"

Anita belum menjawab.

"Kalau Aku tahu Kamu hamil, Aku gak akan mau menerima perjodohan itu, tolong tatap Aku Anita"

Anita masih tak mau bicara dan belum mau melihat wajah Seno.

"Setelah pernikahan ku selesai dengan Tania, Aku berjanji"

Anita langsung menoleh dan bicara memotong ucapan Seno.

"Janji... Janji apa lagi yang mau Kamu ucapkan Seno"

Seno menatap wajah Anita dengah rasa penuh penyesalan.

"Aku tahu Aku pernah mengingkari janji Kita, tapi itu terpaksa Anita, Aku gak punya pilihan"

Anita tertawa sinis kemudian berkata,

"Gak punya pilihan, padahal Kamu takut kan, Kaku gak berani mengambil tindakan, Kamu takut akan di jauhi keluarga Kamu, itulah yang sebenarnya Seno"

Marasa tertampar atas ucapan Anita, Seno kini memohon maaf yang begitu dalam pada Anita.

"Sungguh tolong maafkan Aku, Aku masih mencintai Kamu Anita, masih sangat mencintai Kamu, bahkan lebih dari sebelumnya, Kamu gak pernah hilang dari ingatan Aku"

Anita kini menangis tanpa suara, Ia segera mengusap air matanya, lalu menjawab,

"Aku sudah bosan mendengar kata cinta dari Kamu, lebih baik sekarang Kamu fokus dengan pernikahan Kamu, dan terimakasih untuk donor darahnya, Aku janji Aku akan balas kebaikan Kamu"

Anita pun pergi begitu saja meninggalkan Seno yang masih berdiri diam dengan perasaan penuh penyesalan.

"Aku akan buktikan bahwa Aku layak untuk Kamu Anita, Aku akan terus mengejar Kamu, karena Aku tahu, Kamu masih mencintai Aku"

Ucap Seno dalam hatinya berkata dengan sungguh-sungguh, Seno pun memutuskan untuk kembali ke kantor.

Saat kembali ke ruang rawat Sena, Risma tak melihat Seno bersama Anita.

"Mana Seno Anita?"

Tanya Tante Risma.

"Mungkin Dia pulang, sudah lah Tante yang utama sat ini kesehatan Sena"

"Kamu gak bisa begitu dong Anita, biar bagaimanapun Seno itu ayahnya Sena, Kamu yang sudah mau membuka kebenaran ini, dan biarkan Seno melakukan yang terbaik untuk Sena"

"Tante Dia masih beristri, Aku gak mau di bilang perusak rumah tangga orang, cukup Aku di hina dan caci waktu Aku hamil, Aku gak mau saat ini Aku di hina seperti itu lagi"

Tante Risma ikut merasakan kesedihan yang di alami Anita, tak banyak berkata lagi dan jika Anita belum siap maka Risma tak ingin memaksa.

"Tante, Aku titip Sena ya besok, Aku harus penuhi janji ku sama Aldi"

"Janji apa Anita?"

Anita pun menjelaskan jika saat meminta nomor telepon Seno, Aldi meminta syarat agar Anita mau menjadi teman kencannya satu hari.

"Apa.. Anita jangan aneh-aneh Kamu gak akan melakukan hal di luar batas kan"

"Ya gak lah Tante, Aku gak akan biarkan siapapun menyentuh Aku dengan paksa, Tante gak perlu khawatir, Aku bisa jaga diri"

Setelah itu Sena pun tersadar dan Anita segera menemui Sena.

Doni bodyguard Bu Riana Kini menginformasikan apa yang Ia dapat hari ini.

"Jadi Anita punya anak, dia tinggal di rumah susun dan sekarang anaknya berada di rumah sakit"

Doni menganggukkan kepalanya, lalu Doni mengatakan informasi yang penting, tentang siapa ayah dari Sena anak Anita.

"Apa... jadi Sena anak Anita adalah anak Seno"

Bu Riana sungguh terkejut mendengar informasi ini.

"Seno, bisa-bisanya Dia mempunyai anak dari wanita itu"

Ucap gerutu Bu Riana terhadap dirinya sendiri, bu Riana yang tak tahu jika Fathia bukan cucu kandungnya kini merasa ketakutan posisi Fathia akan tersingkir karena kehadiran Sena.

"Apa Seno sudah tahu semua itu"

"Sudah Bu, Risma Tante Anita yang menjelaskan semuanya"

"Ya sudah, Kamu bisa lanjutkan pekerjaan Kamu, terimakasih atas informasinya"

Doni pun pergi meninggalkan Bu Riana.

Malam ini adalah malam terakhir Tania menjadi istri Seno, karena besok sidang perceraian Mereka akan di laksanakan, malas berada di rumah, Seno pun pergi ke bar mendatangi Aldi untuk bercerita.

"Eh Seno... Wah sekarang Lo jadi kesini terus ya sejak tahu ada Anita disini"

Seno tersenyum dan Ia langsung bercerita bahwa hari ini Ia mengetahui kebenaran jika Sena anak Anita adalah Putrinya.

"What... jadi selama ini Lo ninggalin Sena anak kandung Lo, dan menikahi gadis lain yang hamil anak orang lain, sumpah rumit benar masalah Lo Sen..."

Kini Aldi jadi tahu, mengapa kemarin Anita bersikeras meminta nomor telepon Seno, karena anak itu butuh darah sang ayah, tapi Aldi tak ingin memberitahu jika dirinya akan berkencan besok dengan Anita, Aldi sebenarnya jahat, Ia tak perduli biarpun Anita bekas kekasihnya Aldi tetap ingin memiliki Anita bahkan Ia punya pikiran yang sangat jahat ingin merasakan tubuh Anita.

Anita kini sampai di tempat kerjanya, Ia mengobrol dengan Lia rekan kerjanya.

"Gue ikut sedih dengar anak Lo masuk rumah sakit, semoga cepat sembuh ya untuk Sena"

"Iya makasih Lia, ya sudah Aku ke counter ya"

Lia tersenyum dan Ia pun melanjutkan pekerjaannya.

Saat sudah berada di counter Anita kini melihat Seno berada disini, namun Anita hanya diam memandangi Seno dari kejauhan, Seno yang tahu Anita telah datang, Dia pun mendekati meja di mana Anita berada.

"Anita"

Anita tak menjawab, Ia terus fokus dengan pekerjaannya.

"Aku besok sidang perceraian"

Anita menghentikan gerakannya sesaat setelah mendengar ucapan Seno, tak ingin menanggapi Anita kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Anita please.. bicara dong"

Anita menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan lalu Ia berkata,

"Lalu Aku harus apa, ya silahkan saja kerjakan urusan Kamu"

"Aku minta doa Kamu supaya sidangnya berjalan lancar"

Anita terdiam mendengar hal itu, lalu Ia menjawab,

"Aku doakan semoga lancar"

Seno pun tersenyum dengan jawaban Anita, merasa Anita kini memberinya semangat.

"Gak usah ge-er Aku cuma mendoakan gak ada maksud apa-apa"

"Ada maksud apa-apa juga gak apa-apa kok"

Seno lagi-lagi tersenyum sipu, melihat raut wajah Anita yang gugup itu.

"Aku mau cocktail satu dong"

Anita langsung membuat kan pesanan Seno, Seno memperhatikan cara kerja Anita, begitu rapih, tertata dan hati-hati.

"Kamu kalau lagi serius seperti ini, terlihat cantik alami"

Anita merasa geli mendengar gombalan seno.

"Minumannya kali yang cantik, gak usah menggoda Aku seperti itu"

Seno tersenyum lagi, dan kini Seno mengajak Anita untuk ikut di persidangannya besok.

"Kamu gila ya Seno, Aku datang kesitu untuk apa?"

Tanya Anita merasa kaget akan ajakan Seno.

"Ya Aku mau nunjukin ke Kamu akta cerai Aku setelah lepas dari Tania"

Anita hanya menggelengkan kepala kemudian memberikan minuman pesanan Seno.

"Gak bisa, Aku ada janji besok"

"Janji, dengan siapa?, pria atau wanita?"

Tanya Seno dengan sangat penasaran, Anita punya janji dengan siapa tanya dalam benaknya.

"Ya adalah, yang pasti sama seseorang"

Aldi hanya tersenyum-senyum dari kejauhan melihat Anita, Anita yang melihat senyuman itu hanya terdiam tak membalasnya.

Tak ingin memaksa Anita memberitahu dengan siapa Ia punya janji, Seno pun membiarkannya saja, jika Seno tahu yang sesungguhnya dengan siapa Anita punya janji, Seno pasti akan marah pada Aldi yang mencoba mendekati kekasih hatinya.

Waktu terus berjalan kini hari sidang perceraian Seno dan Tania berlangsung, Seno sudah berada di Kantor pengadilan jakarta pagi-pagi sekali, rasanya Ia tak sabar untuk pengesahan perceraiannya.

"Kamu semangat sekali kelihatannya"

"Iya, karena Aku sudah Ingin lepas, dari kepura-puraan ini"

Tania hanya terdiam merenungi ini semua, tak lama Bu Riana juga hadir dalam sidang ini.

"Mamah, mamah kesini juga"

"Iya Mamah mau lihat prosesnya, Seno Mamah sudah tahu keberadaan Anita saat ini"

Seno kaget mendengar ibunya bicara seperti itu.

"Mah.. tolong jangan macam-macam dengan Anita"

"Kalau begitu Kamu mau kan membatalkan perceraian ini Mamah gak akan ganggu Anita kok"

Namun keputusan Seno tak dapat di ubah, biarpun ibunya mengancam akan melakukan sesuatu pada Anita, Ia tak akan membatalkan perceraian ini, seno tak menghiraukan ucapan sang ibu, Ia kini masuk ke dalam ruang sidang dan meninggalkan Bu Riana begitu saja.

"Seno.. Kamu benar-benar sudah membangkang sekarang, ini semua pasti karena gadis itu"

Ucap Bu Riana dalm hatinya, lalu Bu Riana menyemangati Tania dengan berkata,

"Kamu gak perlu takut biarpun Kamu bukan istri Seno lagi nantinya, tapi Mamah akan terus menganggap Kamu bagian dari keluarga Saputra, dan Fathia gak akan pernah kehilangan kasih sayang oma nya"

Tania lega mendengar ucapan ibu mertuanya setidaknya, rahasia ini akan tertutup rapat jika Seno tak mengatakan yang sebenarnya, bukan soal harta yang Tania pikirkan tapi soal reaksi Bu Riana jika mengetahui siapa Fathia sebenarnya.

Tak lama sidang akan segera di mulai, Tania memasuki ruangan sidang, dan Ia sudah pasrah akan gugatan dari Seno, tak berlangsung lama hakim memenuhi syarat gugatan Seno, dan Seno pun menjanjikan pembagian harta Gono gini dengan adil, maka itu keputusan pun di buat kini Seno dan Tania resmi bercerai, palu pun di ketuk tanda pengesahan bahwa sidang telah selesai.

Episodes
1 TAMU ROOM 10
2 BERTEMU KEMBALI
3 GUGATAN CERAI
4 CERITA SEBENARNYA
5 PERDEBATAN
6 JATUH DARI TANGGA
7 PERJANJIAN PRANIKAH
8 SIDANG PERCERAIAN
9 BERKENCAN
10 PANGGILAN OM PAPAH
11 JANJI SENO
12 AMARAH TANIA
13 BERNOSTALGIA
14 RASA PENASARAN
15 MENCURI SAMPLE RAMBUT
16 JEBAKAN ALDI
17 FRUSTASI DAN DEPRESI
18 PERGI DARI RUMAH
19 DI PECAT
20 RAPAT PENTING
21 MENGHAPUS SENTUHAN
22 PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23 ALERGI KACANG
24 ANITA MARAH
25 KECEMBURUAN ANITA
26 MAKAM ARINI
27 KEKESALAN FARREL
28 TINGKAH LIA
29 AWAL PERTEMANAN
30 CERITA MASALALU
31 MENGAMBIL ASET
32 ULANG TAHUN SENO
33 GOSIP BEREDAR
34 SUPERMARKET
35 SENA MURUNG
36 RASA GENGSI
37 KEBERSAMAAN
38 DI JODOHKAN
39 ANAK-ANAK HILANG
40 BICARA PENTING
41 TAKDIR PERTEMUAN
42 RASA SALTING
43 IKATAN BATIN
44 MENCOBA TES DNA
45 PERMINTAAN MAAF
46 KEKUATAN CINTA
47 KISAH TANIA
48 MENGEJAR FARREL
49 CINTA UNTUK ANITA
50 FOTO PREWED
51 ARTI SEORANG MAMAH
52 FATHIA DEMAM
53 VONIS DOKTER
54 SANDARAN HATI
55 SEJARAH PUTRA CORPORATION
56 SOLUSI DOKTER
57 BERTEMU MASALALU
58 KECELAKAAN MAUT
59 BERDUKACITA
60 PESAN TERAKHIR
61 KEPERGIAN FATHIA
62 RENCANA JAHAT TANIA
63 BICARA EMPAT MATA
64 RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65 KERAGUAN SESAAT
66 BERADA DI PELAMINAN
67 HUKUMAN RIANA
68 MALAM YANG INDAH
69 TIDAK PERCAYA DIRI
70 JULUKAN NYONYA SENO
71 MERASA PALING PINTAR
72 PARFUM LIBIDO
73 SALAH PAHAM
74 KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75 MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76 HANYA SECANGKIR KOPI
77 RENCANA JAHAT TANIA
78 HADIAH ISTIMEWA
79 KERACUNAN MAKANAN
80 SAMPAI DI LOS ANGELES
81 BERBULAN MADU
82 SEBATANG COKLAT
83 SUSTER SAMARAN
Episodes

Updated 83 Episodes

1
TAMU ROOM 10
2
BERTEMU KEMBALI
3
GUGATAN CERAI
4
CERITA SEBENARNYA
5
PERDEBATAN
6
JATUH DARI TANGGA
7
PERJANJIAN PRANIKAH
8
SIDANG PERCERAIAN
9
BERKENCAN
10
PANGGILAN OM PAPAH
11
JANJI SENO
12
AMARAH TANIA
13
BERNOSTALGIA
14
RASA PENASARAN
15
MENCURI SAMPLE RAMBUT
16
JEBAKAN ALDI
17
FRUSTASI DAN DEPRESI
18
PERGI DARI RUMAH
19
DI PECAT
20
RAPAT PENTING
21
MENGHAPUS SENTUHAN
22
PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23
ALERGI KACANG
24
ANITA MARAH
25
KECEMBURUAN ANITA
26
MAKAM ARINI
27
KEKESALAN FARREL
28
TINGKAH LIA
29
AWAL PERTEMANAN
30
CERITA MASALALU
31
MENGAMBIL ASET
32
ULANG TAHUN SENO
33
GOSIP BEREDAR
34
SUPERMARKET
35
SENA MURUNG
36
RASA GENGSI
37
KEBERSAMAAN
38
DI JODOHKAN
39
ANAK-ANAK HILANG
40
BICARA PENTING
41
TAKDIR PERTEMUAN
42
RASA SALTING
43
IKATAN BATIN
44
MENCOBA TES DNA
45
PERMINTAAN MAAF
46
KEKUATAN CINTA
47
KISAH TANIA
48
MENGEJAR FARREL
49
CINTA UNTUK ANITA
50
FOTO PREWED
51
ARTI SEORANG MAMAH
52
FATHIA DEMAM
53
VONIS DOKTER
54
SANDARAN HATI
55
SEJARAH PUTRA CORPORATION
56
SOLUSI DOKTER
57
BERTEMU MASALALU
58
KECELAKAAN MAUT
59
BERDUKACITA
60
PESAN TERAKHIR
61
KEPERGIAN FATHIA
62
RENCANA JAHAT TANIA
63
BICARA EMPAT MATA
64
RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65
KERAGUAN SESAAT
66
BERADA DI PELAMINAN
67
HUKUMAN RIANA
68
MALAM YANG INDAH
69
TIDAK PERCAYA DIRI
70
JULUKAN NYONYA SENO
71
MERASA PALING PINTAR
72
PARFUM LIBIDO
73
SALAH PAHAM
74
KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75
MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76
HANYA SECANGKIR KOPI
77
RENCANA JAHAT TANIA
78
HADIAH ISTIMEWA
79
KERACUNAN MAKANAN
80
SAMPAI DI LOS ANGELES
81
BERBULAN MADU
82
SEBATANG COKLAT
83
SUSTER SAMARAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!