GUGATAN CERAI

Seno muak melihat kesedihan Tania, lalu Ia pun berkata,

"Aku sudah mengajukan gugatan di pengadilan, mungkin surat gugatannya besok sampai"

"Seno, apa tidak ada kesempatan bagi ku untuk terus hidup bersama Kamu"

Seno merasa geram akan ucapan yang selalu di ulang-ulang oleh Tania.

"Cukup ya Tania, Kita sudah sepakat saat ingin menikah, hanya lima tahun aku akan menjalani pernikahan ini, dan sekarang Fathia sudah lima tahun, Aku rasa ini sudah waktunya"

"Tapi Seno, Aku berusaha mencintai Kamu selama ini, dan kini aku berharap tidak akan kehilangan Kamu"

"Tania Aku bilang cukup, Aku dan Kamu berhak bahagia, pernikahan ini hanya pura-pura dan keterpaksaan, cobalah untuk mengerti Tania"

Tania tak dapat menjawab apapun, karena apa yang di katakan oleh Seno memang benar adanya. Setelah berdebat cukup lama, Seno kini tertidur sedangkan Tania masih merasa bersedih karena harus memenuhi perjanjian pernikahan itu.

Pagi hari tiba, Asri terbangun dari tidurnya dan langsung membuat sarapan untuk putrinya, sementara Tante Risma tengah menyiapkan perlengkapan sekolah Sena.

"Pagi Mamah"

"Hei sayangku, sudah lapar yuk makan"

Ajak Anita terhdap putrinya.

"Mamah kok matanya sembab sih?"

Tanya Sena yang sudah mengerti jika seseorang menangis pasti matanya sembab.

"Mamah kelilipan sayang, tadi sakit banget jadi sembab deh"

Anita menjawab dengan rasa gugup di hatinya, sedangkan Tante Risma hanya bisa menyimak pembicaraan mereka.

"Sudah ayo sarapan dulu, Anita.. Mau Kamu yang antar atau Tante?"

"Aku saja Tante, Aku sudah lama gak datang ke sekolah Sena"

Lalu Sena bercerita tentang teman dekatnya yang bernama Fathia.

"Oh jadi Fathia itu teman dekat Sena ya"

"Iya Mah, Dia baik banget Dia selalu kasih aku makanan, belikan Aku ice cream, mamah nya Fathia juga baik sama Aku"

Anita hanya tersenyum senang mendengar cerita dari putrinya, setelah banyak berbincang di atas meja makan, Mereka pun kini berangkat ke sekolah.

Kini Fathia pun hendak berangkat ke sekolah namun Fathia ingin jika papahnya yang mengantar ke sekolah.

"Papah sibuk sayang, besok deh papah antar ya"

"Janji ya Pah"

Fathia memberikan jari kelingkingnya tanda perjanjian yang di katakan oleh papahnya, Seno hanya tersenyum kemudian membalas melingkarkan jarinya ke jari Fathia.

"Iya Papah janji"

Seno sangat menyayangi Fathia walaupun Fathia bukan anak kandungnya tapi rasa cinta dan kasih sayang nya tulus untuk Fathia, namun tidak untuk Tania.

Kini Fathia dan Sena pun datang berbarengan, lalu merekapun saling mendekat dan berjalan bersama, Anita hanya tersenyum melihat putrinya begitu juga Tania, Anita pun menyapa Tania, dan kini mereka duduk di taman sekolah saling berbincang.

"Oh jadi papahnya Sena sudah gak ada"

"Iya, Saya membesarkan Sena sendiri, kalau Fathia pasti punya orang tua lengkap"

Tania hanya tersenyum dalam hatinya berkata kebahagiaan itu akan berakhir sebentar lagi, lalu tiba-tiba saja Tania menanyakan bagaimana caranya menarik perhatian lelaki, Anita tak mengerti dengan pertanyaan Tania.

"Menarik perhatian, untuk siapa Mbak?"

Tanya Anita merasa bingung, tak segan Tania pun bercerita tentang masalah rumah tangganya yang sedang di ujung tanduk.

"Aku turut prihatin ya Mbak, tapi Aku juga bingung kasih solusi apa untuk Mbak Tania, mungkin Aku cuma bisa bilang Mbak Tania terus layani suami saja dengan baik, supaya suami Mbak nantinya akan berfikir dua kali untuk menceraikan Mbak"

Mereka pun tersenyum dan dari sinilah keakraban mereka di mulai.

Kini Tania memasak makan siang untuk suaminya, Ia mengikuti saran dari Anita untuk terus memperhatikan suaminya, hingga tiba sampailah di kantor Tania langsung memasuki ruangan Seno.

"Tania mau apa Kamu kesini?"

Seno terheran pertama kalinya Tania menginjak kaki di kantornya.

"Aku buat makan siang untuk Kamu"

Seno terdiam bingung tak biasanya Tania melakukan ini.

"Terimakasih Tania, taruh saja disitu"

Tania sungguh senang usahanya tidak sia-sia Seno menerima masaknya, Tania pun tersenyum melihat hal itu Seno berkata,

"Tapi perceraian tetap kita lakukan"

Senyuman itu pun hilang seketika saat Seno berkata seperti itu.

"Kamu tenang, Aku hanya ingin menyenangkan suami ku sebelum bercerai"

Tania langsung pergi setelah mengatakan hal itu, Seno hanya terdiam merasa tak enak akan apa yang Ia lakukan pada Tania, namun Ia tak ingin ada rasa kasihan lagi pada Tania.

"Sudah cukup.. Lima tahun Aku bertahan, sekarang saatnya Aku mengejar cintaku, kini Aku sudah bertemu Anita, Aku pasti akan meraihnya"

Ucap Seno dalam hatinya.

Tania berharap ucapannya tadi menggoyahkan hati Seno untuk mengurungkan niatnya menceraikan dirinya, namun saat sedang memikirkan pernikahannya, kini surat gugatan cerai untuknya datang.

"Selamat siang Bu, ada surat untuk ibu Tania"

Ucap sang kurir lalu pembantu menerima surat itu dan memberikan kepada Tania.

"Ini apa bi?"

"Gak tahu Bu, katanya untuk Bu Tania"

Dan saat di buka selembar amplop coklat itu, ternyata surat gugatan cerai untuk dirinya, kini tania menjadi sedih, Seno benar-benar akan menceraikannya.

"Jadi Kamu serius ingin menceraikan Aku"

Kini harapan untuk terus berumah tangga bersama Seno menjadi sirna.

Saat menjemput Fathia pulang dari sekolah, Tania bertemu lagi dengan Anita, kemudian mereka berbincang sebentar sambil menunggu anak-anak pulang sekolah dan Tania menceritakan soal surat gugatan itu.

"Jadi suami Kamu benar-benar menggugat kamu"

"Iya, Dia sepertinya serius ingin berpisah dari Aku"

Ucap Tania dengan tersenyum namun raut wajah bersedih, Anita hanya bisa menyemangati Tania dan kini Mereka semakin akrab, saat anak-anak keluar dari kelasnya, Sena langsung menghampiri ibunya dan memeluk sang ibu.

"Mamah tumben jemput Aku, biasanya Tante Risma"

"Mamah sedang ga sibuk"

Kemudian Mereka berpamitan untuk pulang.

Seno telah pulang dari pekerjaannya, Tania menyambut hangat kepulangan suami.

"Kamu mau makan, Aku ambilkan ya"

Seno hanya terdiam melihat perhatian dari Tania.

"Gak perlu Tania, Aku Ingi mandi"

"Baik, Aku siapkan air hangatnya"

Tania benar-benar begitu lembut memberikan perhatian pada dirinya.

"Tania Kamu gak perlu seperti ini"

Lalu Tania tersenyum kecil dan menjawab,

"Kenapa, Aku cuma ingin memberi perhatian untuk Kamu di sisa waktu Kita"

"Kamu tenang saja Sen, Aku tidak akan memohon lagi untuk tidak di ceraikan, Aku sudah mengerti Kamu ingin bahagia, dan bahagia Kamu bukan dengan ku, iya kan..?"

Dengan tersenyum manis Tania berbicara namun hati Seno tetap kuat dan tak ingin ada rasa kasihan lagi untuk Tania.

Dan tiba-tiba saja Fathia masuk kamar dan berbicara.

"Papah papah... Papah janji ya besok antar Aku sekolah, Aku mau kenalin temen dekat Aku"

"Oh iya, siapa memang?"

Tanya Sam sambil tersenyum pada putrinya.

"Sena namanya"

Seno terdiam namanya begitu mirip dengannya.

"Sena.... Em... Papah mandi dulu ya, Fathia bisa cerita nanti"

Sepanjang sedang mandi Seno terus memikirkan nama Sena teman dekat Fathia, penasaran seperti apa rupanya mengapa namanya mirip dengan dirinya.

Ketika ingin tidur, Tania mendekati Seno dan Dia ingin minta hak nya untuk terakhir kalinya.

"Apa...tidak bisa Tania, Kita akan bercerai"

Ucap Seno merasa risih akan permintaan Tania.

"Selama lima tahun pernikahan Kamu belum sama sekali menyentuh Aku, Aku mohon Seno justru karena Kita akan bercerai, jadi apa salah nya Aku meminta hak yang seharusnya ku dapatkan"

Seno terdiam bingung, bagaimana bisa Ia melakukan hal itu sedangkan beberapa hari lagi sidang perceraian akan di mulai, dengan sangat terpaksa Seno tetap tak menuruti permintaan Tania yang cukup gila itu.

"Kamu keterlaluan, Aku pikir Kamu masih punya hati nurani, tapi ternyata tidak, apa yang dikatakan Anita itu benar, lebih baik Aku segera mengalah"

Mendengar Tania menyebut nama Anita, Seno jadi bingung Anita siapa yang Tania maksud, namun setelah berkata seperti itu, Tania pergi dari kamar dan Ia tidur di kamar Fathia.

Tania hanya wanita biasa, Dia pun merasakan sakit di hatinya saat dirinya di tolak berkali-kali oleh suaminya, hingga air mata kini jatuh menetes di pipinya, Fathia yang memperhatikan hal itu kini mengusap air mata ibunya dan berkata,

"Mamah kenapa nangis?"

"Mata Mamah perih, jadi keluar deh air matanya"

Kemudian Tania memeluk putrinya dengan sangat erat.

Seno yang tak bisa tidur kini memikirkan Anita.

"Apakah Anita baik-baik saja di bar"

Tanpa berfikir lagi Seno mengganti bajunya dan pergi ke bar menemui Anita.

Seperti biasa Aldi selalu ada di setiap malam dan terus berusaha mendekati Anita.

"Anita"

"Apa?"

Aldi terdiam memandangi wanita yang pernah menjadi mantan kekasih Seno itu.

"Kalau gak ada yang di butuhkan Aku pergi"

Ucap ketua Anita terhdap Aldi, Namun saat Anita berbalik badan Seno tepat sudah ada di hadapannya, hingga Anita tak sengaja menabraknya, kini Mereka saling berpandangan, Anita terkejut akan keberadaan Seno yang tiba-tiba.

"Seno, kamu kesini lagi?"

"Iya Aku ingin melihat Kamu"

Anita hanya terdiam dan kemudian dia berjalan melewati Seno.

"Sen.. Lo seriusan mau mengejar Anita lagi"

"Iya, Aku gak ingin kehilangan Dia lagi"

Aldi terdiam, dalam hatinya berkata,

"Kalau seperti ini mana bisa Gue dekati Anita"

Tak bisa tidur karena memikirkan sidang perceraian yang sebentar lagi akan berlangsung, Tini mencari cara agar tindakan Seno bisa di hentikan akhirnya Ia memberitahukan soal perceraian itu pada Bu Riana.

"Apa.. Kamu di gugat cerai, sebenarnya ada apasih ini Tania, seminggu ini mamah sering dengar Kamu cari Seno keluar ga pamit, kalian sedang bertengkar?"

Tanya Bu Riana merasa rumah tangga anaknya ada yang tak beres, tanpa berpikir Tania menceritakan jika Seno masih mencintai kekasih hatinya dulu, karena itulah penyebab perceraian mereka.

Bu Riana sungguh tak terima, ternyata gadis yang dulu pernah ia pisahkan sampai saat ini masih mengganggu putranya, lalu Bu Riana bertanya apakah Seno bertemu lagi dengan gadis itu, namun sayang Tania tak tahu menahu tentang gadis itu bahkan namanya pun Ia tak tahu.

"Namanya Anita, dia perempuan dari kalangan biasa, Seno dan Dia tidak pantas bersanding"

Saat mendengar nama itu, Tania cukup kaget sebab nama itu sama seperti nama taman dekatnya di sekolah Fathia, namun Tania tak bisa menuduh bahwa Anita gadis itu adalah ibu dari teman anaknya, lalu Bu Riana memutus untuk mendatangi mereka besok di rumahnya.

Episodes
1 TAMU ROOM 10
2 BERTEMU KEMBALI
3 GUGATAN CERAI
4 CERITA SEBENARNYA
5 PERDEBATAN
6 JATUH DARI TANGGA
7 PERJANJIAN PRANIKAH
8 SIDANG PERCERAIAN
9 BERKENCAN
10 PANGGILAN OM PAPAH
11 JANJI SENO
12 AMARAH TANIA
13 BERNOSTALGIA
14 RASA PENASARAN
15 MENCURI SAMPLE RAMBUT
16 JEBAKAN ALDI
17 FRUSTASI DAN DEPRESI
18 PERGI DARI RUMAH
19 DI PECAT
20 RAPAT PENTING
21 MENGHAPUS SENTUHAN
22 PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23 ALERGI KACANG
24 ANITA MARAH
25 KECEMBURUAN ANITA
26 MAKAM ARINI
27 KEKESALAN FARREL
28 TINGKAH LIA
29 AWAL PERTEMANAN
30 CERITA MASALALU
31 MENGAMBIL ASET
32 ULANG TAHUN SENO
33 GOSIP BEREDAR
34 SUPERMARKET
35 SENA MURUNG
36 RASA GENGSI
37 KEBERSAMAAN
38 DI JODOHKAN
39 ANAK-ANAK HILANG
40 BICARA PENTING
41 TAKDIR PERTEMUAN
42 RASA SALTING
43 IKATAN BATIN
44 MENCOBA TES DNA
45 PERMINTAAN MAAF
46 KEKUATAN CINTA
47 KISAH TANIA
48 MENGEJAR FARREL
49 CINTA UNTUK ANITA
50 FOTO PREWED
51 ARTI SEORANG MAMAH
52 FATHIA DEMAM
53 VONIS DOKTER
54 SANDARAN HATI
55 SEJARAH PUTRA CORPORATION
56 SOLUSI DOKTER
57 BERTEMU MASALALU
58 KECELAKAAN MAUT
59 BERDUKACITA
60 PESAN TERAKHIR
61 KEPERGIAN FATHIA
62 RENCANA JAHAT TANIA
63 BICARA EMPAT MATA
64 RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65 KERAGUAN SESAAT
66 BERADA DI PELAMINAN
67 HUKUMAN RIANA
68 MALAM YANG INDAH
69 TIDAK PERCAYA DIRI
70 JULUKAN NYONYA SENO
71 MERASA PALING PINTAR
72 PARFUM LIBIDO
73 SALAH PAHAM
74 KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75 MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76 HANYA SECANGKIR KOPI
77 RENCANA JAHAT TANIA
78 HADIAH ISTIMEWA
79 KERACUNAN MAKANAN
80 SAMPAI DI LOS ANGELES
81 BERBULAN MADU
82 SEBATANG COKLAT
83 SUSTER SAMARAN
84 TERTANGKAP BASAH
85 DI BEGAL
86 NAFSU BIRAHI
Episodes

Updated 86 Episodes

1
TAMU ROOM 10
2
BERTEMU KEMBALI
3
GUGATAN CERAI
4
CERITA SEBENARNYA
5
PERDEBATAN
6
JATUH DARI TANGGA
7
PERJANJIAN PRANIKAH
8
SIDANG PERCERAIAN
9
BERKENCAN
10
PANGGILAN OM PAPAH
11
JANJI SENO
12
AMARAH TANIA
13
BERNOSTALGIA
14
RASA PENASARAN
15
MENCURI SAMPLE RAMBUT
16
JEBAKAN ALDI
17
FRUSTASI DAN DEPRESI
18
PERGI DARI RUMAH
19
DI PECAT
20
RAPAT PENTING
21
MENGHAPUS SENTUHAN
22
PENGALAMAN NAIK ANGKOT
23
ALERGI KACANG
24
ANITA MARAH
25
KECEMBURUAN ANITA
26
MAKAM ARINI
27
KEKESALAN FARREL
28
TINGKAH LIA
29
AWAL PERTEMANAN
30
CERITA MASALALU
31
MENGAMBIL ASET
32
ULANG TAHUN SENO
33
GOSIP BEREDAR
34
SUPERMARKET
35
SENA MURUNG
36
RASA GENGSI
37
KEBERSAMAAN
38
DI JODOHKAN
39
ANAK-ANAK HILANG
40
BICARA PENTING
41
TAKDIR PERTEMUAN
42
RASA SALTING
43
IKATAN BATIN
44
MENCOBA TES DNA
45
PERMINTAAN MAAF
46
KEKUATAN CINTA
47
KISAH TANIA
48
MENGEJAR FARREL
49
CINTA UNTUK ANITA
50
FOTO PREWED
51
ARTI SEORANG MAMAH
52
FATHIA DEMAM
53
VONIS DOKTER
54
SANDARAN HATI
55
SEJARAH PUTRA CORPORATION
56
SOLUSI DOKTER
57
BERTEMU MASALALU
58
KECELAKAAN MAUT
59
BERDUKACITA
60
PESAN TERAKHIR
61
KEPERGIAN FATHIA
62
RENCANA JAHAT TANIA
63
BICARA EMPAT MATA
64
RIASAN MAKEUP PENGANTIN
65
KERAGUAN SESAAT
66
BERADA DI PELAMINAN
67
HUKUMAN RIANA
68
MALAM YANG INDAH
69
TIDAK PERCAYA DIRI
70
JULUKAN NYONYA SENO
71
MERASA PALING PINTAR
72
PARFUM LIBIDO
73
SALAH PAHAM
74
KEBERSAMAAN BERSAMA SAHABAT
75
MASALAH IBU MERTUA DAN MENANTU
76
HANYA SECANGKIR KOPI
77
RENCANA JAHAT TANIA
78
HADIAH ISTIMEWA
79
KERACUNAN MAKANAN
80
SAMPAI DI LOS ANGELES
81
BERBULAN MADU
82
SEBATANG COKLAT
83
SUSTER SAMARAN
84
TERTANGKAP BASAH
85
DI BEGAL
86
NAFSU BIRAHI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!