Ketika aku masih sibuk mengecek kondisi kereta, tiba-tiba aku mendengar suara speaker yang diketuk berulang kali hingga menimbulkan suara berdenging setelahnya. Tak berselang lama terdengar suara orang yang berbicara.
"Ini masinis kalian yang berbicara. Mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan anda dikarenakan untuk saat ini masinis utama masih dalam kondisi yang kurang baik. Saya harap kepada para penumpang untuk sementara jangan ada yang keluar kereta terlebih dahulu dikarenakan lampu pada setiap gerbong sebentar lagi akan segera dimatikan karena situasi saat ini kurang memungkinkan apabila pencahayaan masih terus berpijar. Sekali lagi saya harap kepada seluruh penumpang untuk tetap tenang dan silakan duduk manis diatas bangku kalian masing-masing. Saya ucapkan terimakasih," ujar suara tersebut.
"Boleh juga," batinku bangga atas tindakan cepat dan kelihaian dia dalam merangkai kata-kata.
Sesaat kemudian, lampu pada setiap gerbong perlahan mulai mati satu demi satu. Gerutu suara penumpang terdengar saling bersahutan dari sini. Aku menghela napas dan melanjutkan pengecekanku.
Untuk saat ini, seluruh lampu gerbong sudah sepenuhnya mati. Aku kembali menyalakan lampu senterku sebab keadaan diluar sangatlah gelap gulita. Remang-remang mataku mulai beradaptasi menembus bayangan pepohonan.
Setelah aku rasa sudah tidak ada kerusakan yang berarti, aku memutuskan untuk kembali menemui insinyur tadi. Aku tidak mengecek sampai ke ujung gerbong. Aku hanya mengecek hingga gerbong 3 tempatku duduk sebelumnya dikarenakan akan sangat merepotkan jika harus berjalan hingga ke ujung sana.
Aku masuk pada gerbong 3 dan perlahan mulai berjalan menyusuri lorong. Terlihat beberapa lampu yang bersinar diantara gelapnya lorong yang berasal dari lampu ponsel pada setiap penumpang. Aku berjalan dengan santai melewati mereka semua.
"Permisi, Pak. Apa yang terjadi disini sebenarnya? Kenapa kereta harus berhenti dan semua lampu harus dimatikan?" ucap seorang pria dengan lampu yang terus menyoroti wajahku. Aku menyipitkan mataku dan dengan sopan menurunkan sorotan lampu ponselnya.
"Tenang saja, Pak. Semua sudah kami atur. Kami juga sudah menghubungi pihak PPKA untuk segera menindaklanjuti masalah ini. Saya mohon anda juga harus menuruti apa kata masinis sebelumnya ucapkan dan tenangkan diri Anda," ucapku dengan lembut kepada pria itu. Kegelapan lorong seakan menutupi wajahnya bahkan aku sedikit kesulitan untuk menatap matanya.
"Baiklah kalau begitu, Pak. Saya yakin pihak kereta api juga akan segera melakukan sebuah tindakan," sahut pria itu. Aku pun mengangguk dan beranjak pergi dari sana.
Suara desahan dari seluruh penumpang mengiringi setiap langkahku. Aku beberapa kali menenangkan mereka semua dan beberapa kali pula harus berdebat dengan orang-orang keras kepala disana. Aku menghela napas berat dan mengiyakan seluruh argumennya untuk membuat semuanya cepat selesai.
Beberapa langkah kemudian, aku berhasil sampai pada kabin masinis. Aku berniat untuk membukanya, tetapi pintu masih terkunci. Aku pun mengetuk pintu itu beberapa kali. Suara langkah kaki terdengar dari dalam dan pintu pun terbuka.
"Aku tak menyangka kondisi semua masinis sangat mengerikan," ucap insinyur itu dengan raut wajah cemas.
"Maka dari itu, aku membutuhkanmu untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini," ucapku lembut namun tegas kepadanya.
"Terus apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Pak?" tanya insinyur itu.
"Sebaiknya...," sebelum aku menyelesaikan ucapanku, teriakan seorang wanita konglomerat langsung membuat suasana menjadi ricuh.
"Astaga! Apa yang terjadi disana?!" teriak wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Siti Yatmi
ada apa ya thor??penasaran deh...lanjut thor..
2025-02-11
1
novi
ada apa itu?!
2025-03-21
0
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Doubt/
2025-03-17
0