Kehangatan Tersendiri dari Kebersamaan

Keesokan harinya, Livia menemukan buah kecil yang jatuh dari pohon.

"Hei, lihat ini!" serunya dengan antusias.

Ryzef yang tengah melamun segera menoleh. "Buah?"

Livia mengangguk. "Ya! Ini keberuntungan kita. Setidaknya kita tidak perlu berburu makanan selama dua hari ke depan."

Ryzef melihat buah itu dengan ekspresi sedikit ragu. "Kau yakin ini tidak beracun?"

Livia menoleh dengan tatapan menantang. "Kau bisa mencobanya dulu kalau takut."

Ryzef mendesah. "Aku lebih suka berburu belalang."

Namun pada akhirnya, mereka berbagi buah itu dan menikmatinya sebagai variasi makanan baru.

Hari demi Hari Terlewati

Empat hari berlalu.

Mereka masih menetap di area yang sama, tetapi kini sudah mulai terbiasa dengan berburu serangga kecil untuk bertahan hidup.

Mereka mulai bekerja sebagai tim yang lebih efektif.

Ryzef yang memiliki kekuatan fisik lebih unggul akan menangkap mangsa, sementara Livia menggunakan sihirnya untuk memperkuat Ryzef.

Meski hidup di hutan cukup sulit, mereka berdua mulai beradaptasi dengan situasi.

Namun, pada hari kelima, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Lubang Misterius

Di tengah perjalanan mereka mencari sumber air, sebuah lubang besar tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

Lubang itu terlihat dalam—sangat dalam.

Begitu dalamnya hingga cahaya tidak dapat menjangkau bagian paling bawah.

Livia menatap lubang itu dengan penuh rasa penasaran. "Apa ini...?"

Ryzef menyipitkan mata. "Kelihatannya seperti lubang vertikal... atau mungkin sarang monster besar."

Mereka berdua mendekati lubang itu dengan hati-hati, mencoba melihat lebih dalam.

Tiba-tiba—

WUSHHH!

Angin kencang berhembus dari lubang tersebut dengan kekuatan luar biasa!

"KYAAH!!"

Livia terhempas ke belakang dan jatuh ke dalam lubang itu!

"LIVIA!!"

Tanpa berpikir panjang, Ryzef segera melompat mengejarnya.

Namun, saat ia mendekati lubang itu—

BOOOM!

Tekanan mana yang luar biasa tiba-tiba meledak di sekitar lubang!

Udara mendadak menjadi berat.

Gravitasi di sekitar lubang menjadi jauh lebih kuat, membuat tubuh Ryzef jatuh lurus tanpa bisa bermanuver!

"Sial!!"

Ia berusaha menggerakkan tubuhnya, tetapi udara terasa sesak dan berat.

Dalam hitungan detik, mereka berdua jatuh ke dalam kegelapan.

Saat mereka membuka mata, mereka tidak berada di dalam lubang yang gelap.

Sebaliknya, mereka kini berada di dalam gua besar dengan dinding batu yang luas.

Namun, ada sesuatu yang aneh.

Gua ini tidak terlalu gelap, tetapi juga tidak terang.

Cahaya biru redup menyelimuti tempat itu, menciptakan suasana tenang, tetapi juga menyeramkan.

Udara di sini sejuk, tetapi juga terasa mengandung sesuatu yang aneh.

Livia berdiri dengan sedikit linglung. "Di mana... kita?"

Ryzef memeriksa sekeliling. "Entahlah... tapi tempat ini tidak terasa seperti gua biasa."

Mereka berdua mulai berjalan tanpa tujuan, menyusuri jalan setapak di sepanjang dinding gua.

Sesekali, hembusan angin misterius melewati mereka, membuat bulu halus di tubuh mereka meremang.

Namun, sepanjang perjalanan mereka...

Tidak ada yang terjadi.

Tidak ada monster.

Tidak ada suara aneh.

Hanya mereka berdua, berjalan di tempat yang terasa sepi dan misterius.

Setelah beberapa lama berjalan, mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah batu datar yang cukup luas.

Livia duduk sambil menghela napas panjang. "Ini melelahkan..."

Ryzef mengangguk. "Ya. Ini pertama kalinya aku merasa jalan terus tanpa bertarung itu membosankan."

Hening sejenak.

Di bawah sinar biru redup gua itu, mereka berdua saling memperhatikan.

Mata Ryzef menatap Livia yang tampak menenangkan diri.

Ada sesuatu yang berbeda saat melihatnya seperti ini.

Biasanya, Livia selalu terlihat ceria, sinis, atau terkadang sedikit arogan.

Namun kali ini...

Ia terlihat lembut dan tenang.

Entah mengapa, Ryzef merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

"...Tunggu, kenapa aku merasa seperti ini?"

Sebagai semut, ia seharusnya tidak memiliki perasaan semacam ini.

Namun, melihat Livia dalam cahaya biru redup seperti ini membuatnya merasa aneh.

Di sisi lain, Livia juga diam-diam mencuri pandang ke arah Ryzef.

Biasanya, ia melihat Ryzef sebagai serangga keras kepala dan terlalu berani.

Tapi setelah menghabiskan beberapa hari tersesat bersamanya, ia mulai menyadari bahwa Ryzef...

Adalah sosok yang bisa diandalkan.

Bukan hanya kuat, tetapi juga tidak pernah menyerah dalam situasi sulit.

Untuk pertama kalinya sejak mereka bertemu, Livia merasa nyaman di dekatnya.

Sebuah perasaan aneh mulai muncul di antara mereka.

Bukan sekadar rasa hormat antar teman seperjuangan...

Tapi sesuatu yang lebih dari itu.

Namun, sebelum mereka sempat menyadarinya lebih jauh—

"AKU MASIH SEMUT!"

Ryzef menggelengkan kepalanya keras-keras.

Livia menyikutnya. "Kenapa kau tiba-tiba bicara keras!?"

"Aku hanya mengingatkan diri Sendiri! Aku ini semut! Jangan aneh-aneh!"

Livia memutar mata. "Hah? apa maksud~ Sudahlah... Dasar bodoh..."

Ryzef menghela napas panjang.

Ia tak tahu kenapa situasi ini terasa begitu canggung.

...~𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐~...

Terpopuler

Comments

~sya

~sya

saya berharap mas author gak perlu buru-buru biar lebih bagus lagi karya nya, cemangat yaww

2025-03-24

1

~sya

~sya

Nulis sambil nahan ngantuk nih author kayaknya

2025-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!