Hari telah berganti,pagi ini begitu cerah. Tapi berbeda dengan Awan,moodnya sungguh tidak baik. Satu minggu berlalu namun ponsel Felisya belum bisa dia hubungi. Padahal dia sudah berandai-andai sampai Indo dia langsung berjumpa dengannya melepas rindu,tapi kenyataannya nihil.
Jam menunjukkan tepat jam tujuh pagi, karena moodnya yang rusak pagi ini dia keluar balkon kamarnya. Menghirup udara sebanyak-banyaknya sebisa dia bisa. Awan menyalakan pematik koreknya lalu menyulut rokok ditangannya. Dia menghisapnya dalam lalu menghembuskan asap mengepul keluar dari mulutnya. Seakan menyiratkan beban berat diwajahnya. jujur saja terkadang awan sungguh bingung mau dibawa kearah mana hubungannya dengan Felisya. Sementara hatinya milik wanita itu,disisi lain ada dua orangtuanya yang menentang keras hubungannya dengan Feli sapaan akrab yang diberikan Awan. Sedangkan Feli sendiri terkadang seakan tak menganggap Awan benar-benar ada,meski wanita itu mengaku mencintainya namun kerap kali Feli meninggalkan Awan dengan kesengannya sendiri,menghilang tiba-tiba dan datang sesuka hatinya. Terkadang Awan sungguh jengah karena hubungannya terjalin hampir enam tahun itu nyatanya tidak membuat mereka membicarakan tentang pernikahan.
Awan sendiri sebenarnya sudah ingin berumah tangga,menjalani hari-harinya yang bahagia bersama Feli.
Saat hati awan Gundah gulana,tak sengaja dia melihat Senja dibawah sedang merawat bunga-bunga ditaman sang mommy.
Bayangannya melesat pada Feli kembali. Banyak kata seandainya yang bergelut berperang batin dihatinya.
"Seandainya Feli seperti Senja pasti mommy dan daddy pasti sangat menyukainya?" gumamnya tanpa sadar sambil mengamati senja yang sedari tadi asyik dengan bunga-bunga itu sambil bersenandung bahagia. Padahal dia menjadi asisten rumah tangga namun seakan sangat menikmati perannya itu. Terkadang terlihat Senja berbicara tidak jelas dengan bunga-bunga disana.
Awan pun menggelengkan kepala,senyum tipisnya terbit dibibirnya. Namun itu tak lama Awan segera menepis itu dia baru mengenal senja. Berani-beraninya fikirannya bermain-main sampai harus membandingkan feli dengan Senja yang jelas-jelas sudah dia kenal lama.
Sedangkan dimea makan sudah nampak Tuan dan nyonya Abimana. Mereka menanti putranya itu turun untuk sarapan. Dan benar saja tak berselang lama terlihat Awan keluar pintu lift,langkah lebarnya menuju meja makan.
Setelan kemeja warna hitam,dipadu celana bahan hitam berdasi abu-abu,jasnya diletakkan di salah satu tangannya. Begitu nampak maskulin,dan tampan.
"Pagi mom,dad?" sapanya kepada kedua orangtuanya.
"Pagi juga sayang?" jawab Nyonya Arumi dengan senyum.
"Segeralah sarapan Wan,kita akan segera kekantor pusat. Daddy akan kenalkan kamu sebgai direktur utama yang baru,nanti daddy akan berganti mengurus Perusahaan cabang. Sudah cukup lelah rasanya saat ini?" sambung Tuan Abimana.
Sedangkan Awan hanya manggut-manggut saja,dia sudah sedikit banyak memahami seluk beluk jadi tidak akan masalah mau diletakkan diposisi apa saja.
Mereka pun sarapan tanpa suara,hanya dentingan suara sendok saja yang terdengar. Arumi sudah selesai dengan sarapannya. Hari ini dia hanya memilih sarapan dengan sepotong roti saja. Karena rencananya dia akan pergi keluar dan akan membawa Senja. Ternyata diam-diam Arumi memiliki rencana sendiri setelah tadi malam dia bediskusi dengan suaminya.
Melihat senja yang ada didapur,Arumi pun memanggil Senja.
"Senja kemarilah?" seru Arumi.
Sontak saja baik Abimana dan juga Awan menoleh kearah dimana senja berada. Sedangka Senja berjalan menghampiri Arumi denga menundukkan kepalanya.
"Saya Nyonya?" jawab senja berjalan kearah Arumi.
"hem,,,kamu punya tidak dress cantik?tanya Arumi kepada senja.
sedangka Senja yang ditanya begitu rasanya sangat heran kenapa sang nyonya menanyakan masalah pakaian kepadanya. Senha hanya menggelengkan kepalanya.
"Baiklah tidak apa-apa,hari ini kamu ikut saya ke suatu tempat masalah baju gampang bisa diatur sambil jalan?" ucap Arumi lagi. Dan itu memancing atensi Awan kepada sang mommy.
"Mau kemana mom?" tanya Awan.
"Kepo amat,urusan perempuan?" jawabnya cuek.
Yang memiliki pertanyaan langsung merotasi matanya jengah dengan jawaban sang mommy. Lalu Tuan Abimana pun mulai menginterupsi.
"Ayo Wan kita berangkat sudah hampir jam delapan nanti kita bisa terlambat. Jangan urusi urusan perempuan bisa pusing kepala?" kata tuan abimana berdiri dari duduknya.
"Ih..daddy nyebelin banget sih?sungut istrinya.
Lalu menyalami tangan suami dan menciumnya takzim.begitu juga Awan epada ibunya. Lalu Arumi mengantarkan mereka sampai pintu. Mobil yang bapak anak naiki itu pun meninggalkan pekarangan rumah mereka.
Lalu Arumi masuk kembali kedapur mencari Senja.
Arumi melihat senja sedang membersihkan meja makan lalu menghampirinya.
"Kamu sudah mandi belum?" tanyanya kepada senja.
"Sudah nyonya?" jawab Arumi.
" Baiklah ganti baju seragammu dengan baju biasa ya,ikut denganku?"
Tanpa banyak tanya Sena pun menganggukkan kepalanya. Baginya dia memang hanya perlu menuruti semua kata majikannya itu. Arumi pun pergi kekamar untuk bersiap-siap sedangkan senja menuu paviliun. Namun saat hendak pergi dia berpapasan dengan Rian.
"Mau diajak kemana oleh Nyonya?" tayanya kepada Senja,sedari tadi memang Ria mencuri dengar percakapan senja dengan sang nynya.
Senja hanya menjawabnya dengan mengangkat bahunya. Karena memang dia tidak tahu akan pergi kemana bersama Nyonya Arumi. Lalu dia berlalu begitu saja meninggalkan Rian yang masih terdiam disana. Ria mengusap kasar wajahnya,ada perasaan tidak enak yang mengganjal dihati Rian.
Sedangkan Mbak Arin yang dari arah berlawanan berjalan cepat kearah sena tiba-tiba dia menyenggol bahu Sena kasar,sambil mencebikkan bibirnya. Senja yang mendapat serangan dadakan begitu kaget. Dia tida mengerti kenapa mbak Arin bersikap demikian kepada Senja.
"Dasar bocah sok cantik,badan kerempeng saja dibanggakan sana-sini? ucap Mbak Arin sambil berlalu begitu saja.
Mendengar itu senja langsung mengelus dadanya,dan tidak membalas sikap mbak Arin.
"Astagfirllah ... Ada-ada saja,sabar senja?Ucap senja pada dirinya sendiri.
Segera Senja masuk kedalam kamarnya Senja mengganti pakaiannya menyapu tipis mukanya dengan bedak. Setelah dilihatnya cukup rapi dia keluar kamar menuju rumah utama. Tak berselang lama Nyonya Arumi juga nampak sudah bersiap.
"Ayo Senja kita berangkat sekarang?" Ajak Arumi kepada senja.
"Baik Nyonya?" jawab senja sopan.
Ternyata diluar sudah ada Pak Supri juga yang akan mengantar mereka. Lalu Pak Supri membukakan pintu untuk sang majikan yang akan duduk dijok belakang. Sedangkan Senja duduk didepan sebelah Pak Supri.
"Kita ke butik dulu pak?'Perintah nyonya Arumi.
"Siap Nyonya?" ucap Pak supri.
Tak berselang lama mereka sudah sampai diparkiran sebuah butik. Nyonya Arumi mengajak senja masuk kedalam. Mereka pun masuk beriringan,nyonya Arumi memegang tangan Senja. semua karyawan menunduk hormat dan memberi salam kepada mereka. Disana juga nampak seorang wanita yang cantik seumuran dengan nyonya Arumi menghampiri mereka. Senyum terbit dibibirnya saat melihat Senja.
"Hai Lit selamat pagi,lumayan sibuk ya?" ucap Nyonya Arumi kepada wanita yang bernama lita itu, dia adalah orang kepercayaan Arumi. Melihat banyaknya customer hari ini Arumi merasa senang. Butiknya itu adalah butik ternama, Di butik ini Arumi dan lita terus mengupgrade kualitas dari semua produk yng tersedia. Tidak hanya fashion,sepatu tas dari berbagai brand ternama namun juga estetik klinik kecantikan. Senja yang baru pertama ketempat tersebut dibuat berdecak kagum. Bagaimana tidak gaun-gaun mewah dan cantik seperti di negri dongeng terpampang disana. Sepatu-sepatu cantik berbaris rapi disana seakan memanggil para wanita cantik untuk memakainya. Saat bahkan didalam ada juga klinik kecantikan,wanita-wanita berwajah spek bidadari berlalu lalang keluar masuk. Membuat nyali senja menciut sempurna dia begitu insecure pada dirinya sendiri.
Saat masuk bersama Nyonya Arumi tadi ada beberapa wanita yang memandangnya aneh. Saat ini senja hanya mengenakan hoodie ping nya dan celana jeans,serta shoulder bag mini yang harganya tidak sampai ratusan ribu saja. Rambut panjangnya seperti biasa dikuncir kuda menampilkan kesan sangat sederhana. Sedangkan yang masuk dibutik itu adalah wanita-wanita kelas atas.
Orang dengan kelas sosial menengah tidak akan mampu menjangkau barang-barang yang ada disana karena hampir semua barang harganya puluhan juta bahkan ratusan juta juga ada. Jadi wajar saja jika Senja saat ini memandang dirinya sangat kecil.
"Selamat Pagi Nyonya?" jawab Lita.
Mendengar ucapan Lita Arumi jengah sendiri. Dia sudah berkali-kali mengatakan pada lita jika tidak perlu memanggilnya nyonya,karena saat kuliah mereka bersahabat. Namun Lita tetap kekeh saat mereka bekerja harus profesional.
"Nggak asyik kamu,sudah berapa kali tidak usah menyebutku dengan panggilan itu. Aku tetap sahabatmu?" Arumi merotasi matanya,sebal.
"Ini area kerja harus profesional?" kekehnya sambil tertawa kecil.
"kamu ini tetap saja begi?" kesal Arumi.
"Tapi ini benar,ditempat kerja kita harus profesional. Oh..ya ini siapa,calon mantu ya?tanya Lita.
"Mendengar ucapan Lita pun Senja kaget bukan main pasalnya dia hanya seorang pembantu dirumah Nyonya Arumi.
"my be..." jawab Arumi tersenyum simpul.
"Ah..nggak asyik banget sih main rahasia-rahasiaan? Kali ini Lita jadi penasaran.
"Senja kenalin ini Lita teman saya yang mengurus butik ini. Kamu bisa memanggilnya Tante lita. Be the way aku mau kamu sulap Senja menjadi orang lain yang lebih cantik dari sekarang?" ucap Arumi.
Mendengar itu pun Senja sontak membulatkan matanya tidak percaya. Lalu Lita pun menyalami Senja untuk berkenalan.
"Hai gadis manis,salam kenal aku tante lita?ucapnya ramah.
"Saya Senja tante?" ucap senja malu-malu.
Ya..sudah gih bawa dia ke salon,aku akan menunggu sambil melihat beberapa laporan stok barang?" Ucap Arumi lalu melenggang pergi menuju lantai dua gedung tersebut. Disanalah ruangannya saat bekerja,sedangkan kini Senja sedang di make over habis-habisan oleh tante lita dan kawan-kawan.
Ini adalah rencana Arumi agar Awan tertarik kepada Senja,dari awal kedatangan Senja dirumah itu dia sudah menyukainya. Berharap gadis manis itu jadi menantunya.
...****************...
Dilain tempat saat jam makan siang Awan sedang meeting dengan investor pembangunan proyek Jakarta disalah satu hotel milik keluarganya. Setelah selesai meeting awan menuju base man hotel disana mobilnya terparkir. Sebuah kejutan besar didepan matanya,matanya tertuju pada salah satu mobil yang terparkir di tempat paling pojok namun awan masih bisa melihat dengan jelas siapa yang ada didalamnya. Tanpa mereka tau ternyata ada sepasang mata yang sedang menyaksikan aksi mereka. Dia adalah Felisya dan Marco sahabat Awan. Didalam mobil itu mereka sedang bertukar saliva penuh hasrat dan menuntut. Awan melihatnya begitu jelas. Hatinya berdenyut nyeri luar biasa. Kekecewaan yang awan rasakan begitu nyata. Tak terasa bulir air matanya sebagai laki-laki jatuh begitu saja tanpa bisa ditahan. Awan bukanlah laki-laki cengeng,namun cintanya begitu dalam untuk feli. Yang membuat Awan sakit ternyata feli ada affair dengan sahabatnya sendiri. Dan juga tentang Felisya yang menyalahi komitmen diantara mereka. Awan tau dari sorot mata mereka saat saling menatap penuh damba.
Awan pun dengan cepat segera menghapus air matanya itu,tak sepantasnya dia menitikkan air mata. Awan juga sadar ini tak sepenuhnya kesalahannya. Lagi-lagi Awan menutup matanya akan kesalahan Feli. Dia masih tidak sanggup kehilangan wanita yang ada dihatinya lebih enam tahun itu. Akhirnya Awan masuk kedalam mobilnya,menginjak pedal gas mobil perlahan meninggalkan hotel. Dia pun kembali kekantor karena masih begitu banyak berkas yang harus dia tanda tangani dan tinjau ulang. Meski kini hatinya kecewa dia akan bersabar lebih banyak lagi untuk Felisya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments