Adikku Bukan Pengemis

Adikku Bukan Pengemis

Januari penuh duka

getaran handphoneku membuatku terbangun di pagi hari. "astaghfirullah jam 8" ucapku saat terbangun dan melihat jam dinding. Ku lihat hpku yg bergetar tadi ada beberapa panggilan tak terjawab dari bibiku dan pesan masuk. Aku pun membangunkan adikku dila adik paling kecil "dekk dekk bangun bukain pager rumah bentar lagi bibi yati dateng ayo kita daftar sekolah" ucapku sambil membangunkan dila.

Aku pun langsung pergi ke kamar mandi, setelah mandi aku masuk ke kamar ayah ku yg sedang sakit untuk mengambil baju. Saat aku masuk ke kamar ayahku aku melihat ayah tidur dengan posisi yang tidak biasanya aku mengambil baju sambil berfikir "ko ayah begitu ya tidurnya, ah tapi gak mungkin" ucapku dalam hati.

Aku langsung ke kamarku untuk mengganti baju. "dill liat ayah deh ko posisi tidurnya kaya gitu"ucapku sambil mengganti baju. "kaya gitu gimana mba" tanya dilla. "itu de ayah tidurnya mulutnya mangap di dalam mulutnya ada air liurnya" jawab ku.

Selesai mengganti baju aku dan dila langsung ke kamar ayah kita pun mencoba membangunkan ayah, "yahh ayah, ayahh bangun udh pagi"ucapku dan dila sambil membangunkan ayah. "mungkin ayah kecapean mba makanya susah di bangunin kita ke bibi aja dulu daftar sekolah keburu bibi marah" ucap Dila. Kita langsung pergi ke rumah bibi yati, sampe di rumah bibi yati aku, dila dan bibi yati langsung ke sekolah untuk mendaftarkan dila sekolah.

Selesai mendaftarkan dila kita pun langsung pulang ke rumah mbah. Sampai di rumah mbah aku dan dila mencoba membangunkan ayah kembali "yahh, ayahh ayo bangun" ucapku sambil membangunkan ayah, karena ayah tidak bangun juga aku dan dila langsung ngomong ke bibi yati "bi ayah ko tidurnya begitu ya bi, mulutnya mangap terus ada air liurnya di mulutnya di bangunin dari tadi gak bangun bangun" ucapku ke bibi yati. Bi yati langsung melihat ke kamar ayah. bi yati terkejut melihat keadaan ayah "kalian tunggu sini dulu bibi mau nelpon om iyas dulu bibi takut salah, biar om iyas nya yang cek" ucap bibi yati ke aku dan dila. Aku dan dila langsung duduk di samping kasur dan bibi yati ke luar untuk menelpon om iyas suaminya.

Setelah beberapa menit om iyas datang dan langsung mengecek kondisi ayah. "innalillahi wainnailaihi Raji'un yang sabar ya kalian ayah kalian udah gak ada umurnya" ucap om iyas menatap kami berdua. Aku kaget dengan omongan om iyas aku langsung peluk dila yang sedang menangis kencang. "diah telpon adikmu yang di sana kabarin kalo ayah udah tidak ada" ucap bibi yati sambil memeluk kita berdua.

Aku langsung menghubungi zakiyah adikku yang kelas 3 SMK, aku telpon berkali kali tapi tidak ada jawaban dari zakiyah. Bibi yati juga sibuk menelpon kakaknya untuk memberitahukan kabar duka ini.akhirnya zakiyah bisa di hubungi dan pihak sekolah langsung mengantarkannya ke sini, Alhamdulillah adikku langsung di di antarkan sama pihak sekolah karna kalo naik angkutan umum itu memerlukan waktu yang lama.

Aku membantu bibi siti adik dari bibi yati untuk mempersiapkan segala sesuatu nya. paman ahmad kakak dari bibi yati juga langsung memberitahukan ke pak Rt agar segera di umumkan di masjid.

Selesai mempersiapkan jenazah ayah langsung di gotong ke ruang tamu untuk di bacakan yasin. Aku dan dila langsung mengambil air wudhu dan membacakan yasin untuk almarhum ayah.

Selesai membacakan yasin aku mengasihi kabar ke pihak perusahaan tempat aku bekerja untuk minta doa. Tidak lama kemudian zakiyah dan guru dan juga teman teman nya datang, aku pun langsung menyambut mereka, guru dan teman teman zakiyah langsung membacakan yasin untuk almarhum ayah.

Sebelum waktu Dzuhur jenazah ayah di mandikan dan di kaffankan. Selesai Dzuhur baru di sholatkan setelah itu di makamkan. Aku dila dan Zakiyah ikut di ambulan bersama jenazah, selama di perjalanan aku tidak berhenti henti meneteskan air mata dalam hati aku hanya bisa meminta maaf kepada almarhum atas semua kesalahan ku "maaf ayah diah belum bisa membahagiakan ayah, maaf ayah diah belum bisa menjadi apa yang ayah mau, maaf yah diah di umur yang sebesar ini masih sering menyusahkan ayah"ucapku dalam hati, tak henti hentinya aku mengucapkan kata maaf untuk almarhum.

Setelah sampai di pemakaman, jenazah ayah langsung di makamkan dan di doakan. Setalah itu kita langsung pulang karna mau menyiapkan tahlilan nanti malam abis magrib.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!