Malam Pertama Gagal

Malam pertama setelah resmi menjadi pasangan suami istri seharusnya menjadi momen yang indah dan penuh kebahagiaan bagi Arya dan Agustine. Namun, kenyataannya tidak demikian. Arya terlihat enggan dan tidak bersemangat saat memasuki kamar pengantin mereka.

Agustine yang sudah berdandan cantik dan mengenakan pakaian tidur seksi, menyambut Arya dengan senyuman hangat. Ia sudah tidak sabar ingin menghabiskan malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri.

"Sayang, kamu sudah siap?" tanya Agustine dengan nada manja.

Arya hanya mengangguk pelan. Ia kemudian duduk di tepi ranjang, tanpa melepaskan jas yang masih melekat di tubuhnya.

"Kamu kenapa, Sayang? Kok diam saja?" tanya Agustine dengan nada khawatir.

Arya menghela napas panjang. Ia kemudian menatap Agustine dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf, Agustine. Aku tidak bisa," kata Arya dengan suara lirih.

Penolakan Arya membuat Agustine naik pitam. Ia tidak menyangka Arya akan menolaknya di malam pertama mereka. Padahal, selama ini ia sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk Arya.

"Kamu keterlaluan, Arya!" bentak Agustine dengan nada marah. "Kamu sudah memanfaatkan aku! Kamu sudah berselingkuh denganku selama ini, dan sekarang kamu menolakku?"

Arya terkejut mendengar bentakan Agustine. Ia tidak menyangka Agustine akan berani berbicara kasar padanya.

"Aku tidak pernah memanfaatkanmu, Agustine!" jawab Arya dengan nada membela diri. "Aku mencintaimu!"

"Cinta?" Agustine tertawa sinis. "Cinta macam apa yang membuatmu menikah dengan wanita lain dan menceraikan istrimu sendiri?"

Arya terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Agustine. Ia tahu, ia salah. Ia sudah menyakiti hati banyak orang.

"Kamu selalu memujiku, Arya. Kamu bilang aku cantik, pintar, dan sempurna. Tapi, kenapa kamu tidak bisa mencintaiku?" tanya Agustine dengan nada sedih.

"Aku ... aku tidak tahu," jawab Arya dengan nada lirih.

Agustine menggelengkan kepala. Ia sudah tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran Arya.

"Kamu laki-laki pengecut!" kata Agustine dengan nada marah. "Kamu tidak berani menghadapi kenyataan!"

Arya terdiam. Ia tahu, Agustine benar. Ia memang laki-laki pengecut. Ia tidak berani menghadapi perasaannya sendiri.

"Aku minta maaf, Agustine," kata Arya dengan nada menyesal.

"Maaf? Maaf tidak akan mengubah apa-apa, Arya!" bentak Agustine. "Kamu sudah menyakitiku! Kamu sudah membuatku berharap!"

****

Di keheningan malam, Wilda baru saja menyelesaikan salat tahajudnya. Duduk di atas sajadah, ia menadahkan tangannya, berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT. Hatinya yang masih terluka dan dipenuhi kekecewaan, ia serahkan sepenuhnya kepada Sang Pencipta.

"Ya Allah, hamba memohon kekuatan dari-Mu. Kuatkanlah hati hamba untuk menghadapi segala cobaan ini. Berikanlah hamba kebahagiaan dalam hidup hamba, ya Rabb," doa Wilda dengan suara lirih.

Air matanya menetes, membasahi pipinya. Ia teringat akan Arya, mantan suaminya yang telah menikah lagi dengan Agustine. Hatinya kembali terasa sakit, namun ia berusaha untuk tegar.

"Ya Allah, hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Hamba percaya, Engkau akan memberikan yang terbaik untuk hamba," lanjut Wilda dalam doanya.

Setelah selesai berdoa, Wilda mengusap air matanya dan beranjak dari tempat salatnya. Ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 03.00 pagi. Ia tahu, ibunya, Nurjannah, sudah bangun dan menyiapkan dagangan mereka.Wilda segera menuju dapur. Ia melihat Nurjannah sudah sibuk menyiapkan nasi uduk dan gorengan. Aroma harum nasi uduk dan gorengan yang baru matang, langsung membangkitkan semangatnya.

"Ibu, Wilda bantu ya," kata Wilda sambil tersenyum.

Nurjannah menoleh dan tersenyum melihat Wilda. "Iya, Nak. Ibu senang kamu sudah bangun. Ayo, kita siapkan semuanya sama-sama," kata Nurjannah.

Wilda dengan cekatan membantu ibunya. Ia menata nasi uduk dan gorengan ke dalam wadah, menyiapkan sambal, dan lalapan. Keduanya bekerja sama dengan kompak.

Sambil bekerja, Wilda dan Nurjannah berbincang-bincang. Nurjannah menceritakan tentang pelanggan mereka yang selalu memuji nasi uduk dan gorengan mereka. Wilda mendengarkan dengan penuh semangat. Ia senang dagangan mereka disukai banyak orang.

"Ibu, Wilda ingin warung kita semakin maju. Wilda ingin kita bisa punya rumah yang lebih besar dan nyaman," kata Wilda dengan nada penuh semangat.

Nurjannah mengangguk setuju. Ia juga ingin warung mereka semakin berkembang.

"Ibu percaya sama kamu, Nak. Kamu anak yang rajin dan pekerja keras. Ibu yakin, kamu pasti bisa meraih kesuksesan," kata Nurjannah.

Wilda tersenyum. Ia sangat berterima kasih kepada ibunya yang selalu mendukungnya.

"Terima kasih, Ibu. Wilda akan berusaha yang terbaik," kata Wilda.

Keduanya terus bekerja hingga subuh. Setelah selesai menyiapkan dagangan, mereka bersiap-siap untuk salat subuh.

"Ayo, Nak, kita salat subuh dulu," ajak Nurjannah.

Wilda mengangguk dan mengikuti ibunya ke kamar mandi untuk berwudu. Setelah itu, mereka salat subuh berjamaah di rumah mereka.

Setelah salat subuh, Wilda dan Nurjannah kembali ke dapur untuk menyiapkan dagangan mereka. Mereka berdua sudah tidak sabar ingin membuka warung dan melayani para pelanggan.

"Semoga hari ini banyak pelanggan yang datang," kata Wilda dengan nada penuh harap.

Nurjannah mengaminkan doa Wilda. Ia juga berharap dagangan mereka laris manis hari ini.

****

Warung nasi uduk dan gorengan Nurjannah selalu ramai di pagi hari. Para pelanggan berdatangan silih berganti untuk menikmati hidangan lezat yang disajikan oleh Nurjannah dan Wilda. Aroma nasi uduk yang harum dan gorengan yang renyah selalu menggugah selera siapa pun yang menciumnya. Di antara para pelanggan, ada seorang ibu-ibu yang bernama Bu Emi. Ia dikenal sebagai biang gosip di lingkungan sekitar. Bu Emi selalu mencari celah untuk membicarakan orang lain, terutama yang berkaitan dengan aib dan kekurangan seseorang.

Pagi itu, Bu Emi datang ke warung nasi uduk dan gorengan Nurjannah. Ia memesan nasi uduk dan beberapa gorengan untuk sarapan. Sambil menunggu pesanannya disiapkan, Bu Emi mulai mencari topik pembicaraan.

"Eh, Bu Nurjannah, saya dengar Wilda sudah resmi jadi janda ya?" tanya Bu Emi dengan nada sinis.

Nurjannah yang sedang sibuk melayani pelanggan, hanya mengangguk pelan. Ia sudah tahu Bu Emi pasti akan membicarakan status anaknya.

"Kasihan ya, masih muda sudah jadi janda. Padahal cantik dan baik begitu," lanjut Bu Emi.

Nurjannah hanya tersenyum tipis. Ia tidak ingin menanggapi omongan Bu Emi.

"Tapi, saya dengar-dengar, Wilda itu mandul ya? Makanya suaminya menceraikan dia?" tanya Bu Emi lagi, dengan nada yang lebih menusuk.

Nurjannah yang sudah mulai kesal, akhirnya angkat bicara. "Bu Emi, jangan bicara seperti itu. Wilda tidak mandul. Dia hanya belum dikaruniai keturunan," kata Nurjannah dengan nada tegas.

"Ah, masa sih? Saya dengar dari tetangga sebelah, katanya Wilda memang mandul," timpal Bu Emi, tidak mau kalah.

Bu Emi masih saja terus menggosipkan Wilda. Ia bahkan menyebut Wilda tidak pantas mendapatkan Arya, mantan suaminya.

"Wilda itu tidak pantas mendapatkan Arya. Arya itu ganteng, kaya, dan sukses. Sedangkan Wilda hanya janda mandul yang tidak punya apa-apa," kata Bu Emi dengan nada merendahkan.

Nurjannah yang sudah sangat kesal, akhirnya tidak bisa lagi menahan emosinya. Ia kemudian menghampiri Bu Emi dan berkata dengan nada marah, "Bu Emi, tolong jaga bicara Ibu! Jangan menghina anak saya! Wilda itu anak baik dan salehah. Dia tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini!"

Episodes
1 Rencana Kejutan
2 Soal Hamil
3 Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4 Ibu Minta Datang
5 Jebakan Sang Sahabat
6 Foto Pembuat Curiga
7 Bercerai Jalan Terbaik
8 Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9 Pulang Ke Rumah Ibu
10 Masih Saja Berusaha
11 Pria Asing Baik Hati
12 Menjadi Bahan Gosip
13 Kita Berteman
14 Amarah yang Meluap
15 Usaha Rujuk yang Gagal
16 Petaka Ketika Mertua Datang
17 Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18 Cerai
19 Kehidupan Setelah Berpisah
20 Malam Pertama Gagal
21 Sombongnya Mantan Mertua
22 Nasib Baik Selalu Berpihak
23 Biang Gosip Kena Mental
24 Dendam Bu Emi
25 Hasutan Pembawa Bencana
26 Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27 Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28 Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29 Saya Suka Dia
30 Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31 Kembali Tak Tahu Arah
32 Semakin Menjadi
33 Menerima Pinangan Pria Bule
34 Pernikahan Itu Tiba
35 Fakta yang Baru Arya Tahu
36 Bahagia Setelah Menikah
37 Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38 Penangkapan Agustine
39 Salat Subuh Berjamaah
40 Talak yang Jatuh
41 Membawa Istri Bersama
42 Tudingan Jahat
43 Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44 Wali Kota Turun Tangan
45 Bantuan Untuk Elizabeth
46 Kekuatan Doa
47 Rencana Wilda
48 Ramadhan yang Terasa Berbeda
49 Kuasa Bulan Suci
50 Hukuman Lain Sudah Menanti
51 Bahagia Itu Datang Akhirnya
52 Akhir Kebahagiaan Mereka
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Rencana Kejutan
2
Soal Hamil
3
Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4
Ibu Minta Datang
5
Jebakan Sang Sahabat
6
Foto Pembuat Curiga
7
Bercerai Jalan Terbaik
8
Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9
Pulang Ke Rumah Ibu
10
Masih Saja Berusaha
11
Pria Asing Baik Hati
12
Menjadi Bahan Gosip
13
Kita Berteman
14
Amarah yang Meluap
15
Usaha Rujuk yang Gagal
16
Petaka Ketika Mertua Datang
17
Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18
Cerai
19
Kehidupan Setelah Berpisah
20
Malam Pertama Gagal
21
Sombongnya Mantan Mertua
22
Nasib Baik Selalu Berpihak
23
Biang Gosip Kena Mental
24
Dendam Bu Emi
25
Hasutan Pembawa Bencana
26
Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27
Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28
Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29
Saya Suka Dia
30
Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31
Kembali Tak Tahu Arah
32
Semakin Menjadi
33
Menerima Pinangan Pria Bule
34
Pernikahan Itu Tiba
35
Fakta yang Baru Arya Tahu
36
Bahagia Setelah Menikah
37
Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38
Penangkapan Agustine
39
Salat Subuh Berjamaah
40
Talak yang Jatuh
41
Membawa Istri Bersama
42
Tudingan Jahat
43
Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44
Wali Kota Turun Tangan
45
Bantuan Untuk Elizabeth
46
Kekuatan Doa
47
Rencana Wilda
48
Ramadhan yang Terasa Berbeda
49
Kuasa Bulan Suci
50
Hukuman Lain Sudah Menanti
51
Bahagia Itu Datang Akhirnya
52
Akhir Kebahagiaan Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!