Amarah yang Meluap

Awalnya, Arya tidak pernah membayangkan hubungannya dengan Agustine akan berkembang seperti ini. Ia mengenal Agustine sebagai wanita yang menarik dan penuh percaya diri. Namun, ia tidak pernah berpikir bahwa Agustine akan terobsesi padanya. Di satu sisi, Arya merasa nyaman dengan perhatian yang diberikan oleh Agustine. Ia merasa seperti mendapatkan validasi sebagai seorang pria. Agustine selalu memujinya, membuatnya merasa hebat dan diinginkan. Namun, di sisi lain, Arya masih tidak rela jika Wilda ingin bercerai darinya. Ia masih mencintai Wilda, meskipun ia telah mengkhianatinya. Arya merasa bersalah dan menyesal atas perbuatannya. Agustine memberikan Arya pengalaman bercinta yang tidak pernah ia dapatkan dari Wilda. Agustine sangat berani dan liar di ranjang. Ia selalu membuat Arya merasa bergairah dan ketagihan.

Namun, cinta Arya tetap hanya untuk Wilda. Ia tidak bisa melupakan wanita yang telah menemaninya selama bertahun-tahun. Wilda adalah wanita yang selalu ada di sampingnya dalam suka maupun duka. Arya merasa bersalah karena telah menyakiti Wilda. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan besar. Ia ingin meminta maaf kepada Wilda dan berharap wanita itu mau memaafkannya. Namun, Arya juga tidak bisa menolak pesona Agustine. Ia merasa seperti terjebak dalam hubungan yang rumit dan membingungkan. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Suatu malam, Arya dan Agustine sedang bermesraan di sebuah hotel mewah. Tiba-tiba, Arya teringat pada Wilda. Ia merasa bersalah karena telah mengkhianati wanita itu.

"Agustine, aku tidak bisa seperti ini," kata Arya dengan nada menyesal. "Aku masih mencintai Wilda."

Agustine terkejut mendengar perkataan Arya. Ia tidak menyangka bahwa pria itu masih memikirkan wanita lain.

"Kamu masih mencintai wanita itu?" tanya Agustine dengan nada marah. "Setelah apa yang sudah kamu lakukan padanya?"

"Aku tahu aku salah," jawab Arya dengan suara lirih. "Aku menyesal telah menyakiti Wilda."

"Kalau begitu, kenapa kamu masih bersamaku?" tanya Agustine dengan nada sinis. "Kenapa kamu tidak kembali saja padanya?"

Arya terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku tidak bisa kembali pada Wilda," kata Arya akhirnya. "Aku sudah terlalu jauh melangkah."

"Jadi, kamu mau memilih aku atau dia?" tanya Agustine dengan nada menantang.

Arya terdiam lagi. Ia masih bimbang dan ragu.

"Aku ... aku tidak tahu," jawab Arya dengan suara pelan.

Agustine tersenyum sinis. Ia sudah tahu apa jawaban Arya.

"Kamu memang pengecut," kata Agustine dengan nada dingin. "Kamu tidak berani mengambil keputusan."

Agustine kemudian meninggalkan Arya sendirian di kamar hotel. Ia merasa kecewa dan marah pada pria itu.

***

Setelah meninggalkan Arya di hotel, Agustine kembali ke apartemennya dengan perasaan campur aduk. Ia marah, kecewa, dan sakit hati. Ia merasa Arya telah mempermainkannya.

Sesampainya di apartemen, Agustine langsung membanting pintu dengan keras. Ia berjalan menuju ruang tengah dan mulai melempar barang-barang yang ada di sekitarnya. Vas bunga, bingkai foto, dan bantal-bantal sofa menjadi sasaran kemarahannya.

"Sial! Sial! Sial!" umpat Agustine dengan nada tinggi. "Kenapa Arya masih memikirkan wanita itu? Apa kurangnya aku dibandingkan dengan dia?"

Agustine merasa sangat marah pada Wilda. Ia merasa Wilda selalu menjadi penghalang dalam hidupnya. Sejak kecil, Agustine selalu merasa iri dengan Wilda. Wilda selalu terlihat lebih cantik, lebih pintar, dan lebih disukai oleh semua orang.

"Wilda selalu menjadi bayang-bayangku," gumam Agustine dalam hati. "Semua orang selalu membandingkan aku dengan dia. Aku benci dia!"

Agustine memanggil semua kenangan masa kecilnya bersama Wilda. Ia ingat bagaimana Wilda selalu menjadi pusat perhatian. Ia ingat bagaimana Arya lebih memilih Wilda daripada dirinya.

"Aku tidak akan pernah membiarkan Wilda merebut Arya dariku," kata Agustine dengan nada penuh tekad.

"Aku akan melakukan apa pun untuk mendapatkan Arya."

Agustine kemudian berjalan menuju kamar mandi. Ia menatap dirinya di cermin. Ia melihat wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang seksi. Ia merasa bahwa ia lebih baik dari Wilda.

"Aku pasti bisa mendapatkan Arya," kata Agustine dengan nada kesal. "Aku akan membuat Arya menyesal karena sudah memilih Wilda."

Agustine kemudian keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang lebih tenang. Ia sudah tidak marah lagi. Ia sudah membuat rencana untuk mendapatkan Arya kembali.

"Aku akan membuat Arya bertekuk lutut di hadapanku," kata Agustine dalam hati. "Aku akan membuatnya mencintaiku dan melupakan Wilda."

Agustine kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Ia ingin meminta bantuan untuk melaksanakan rencananya.

"Halo," kata Agustine dengan suara lembut. "Aku punya pekerjaan untukmu."

Keesokan harinya, Agustine siap untuk melaksanakan rencananya. Ia sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.

"Aku akan membuat perhitungan dengan Wilda," kata Agustine dengan nada penuh dendam. "Dia tidak akan pernah bisa merebut Arya dariku."

Agustine kemudian pergi menuju rumah Wilda. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan wanita itu dan melaksanakan rencananya.

"Aku datang untukmu, Wilda," kata Agustine dalam hati. "Dan aku tidak akan pergi sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan."

Agustine kemudian mengetuk pintu rumah Wilda dengan keras. Ia sudah siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.

****

Dengan kasar, Agustine mengetuk pintu rumah Nurjannah. Wajahnya penuh amarah dan dendam. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Wilda dan melaksanakan rencananya.

"Wilda pasti ada di dalam," gumam Agustine dalam hati. "Aku tidak akan membiarkan dia lolos dariku."

Pintu rumah terbuka. Nurjannah, ibu Wilda, muncul di hadapan Agustine. Wajah wanita tua itu terlihat tidak suka melihat kedatangan Agustine.

"Ada apa kamu datang ke sini?" tanya Nurjannah dengan nada ketus.

"Saya ingin bertemu dengan Wilda," jawab Agustine dengan nada sinis.

"Wilda tidak mau bertemu denganmu," kata Nurjannah dengan tegas. "Sebaiknya kamu pergi dari sini."

"Tidak mau!" bantah Agustine dengan nada keras. "Saya tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Wilda."

"Kamu tidak punya hak untuk memaksa Wilda," kata Nurjannah dengan nada marah.

"Ini rumah saya, dan saya berhak melarang siapa pun masuk ke rumah saya."

"Saya tidak peduli!" balas Agustine dengan nada kasar. "Saya akan tetap masuk ke dalam rumah ini."

Agustine kemudian mencoba mendorong Nurjannah agar ia bisa masuk ke dalam rumah. Namun, Nurjannah tidak menyerah. Ia terus menghalangi Agustine dengan sekuat tenaga.

"Pergi dari sini!" teriak Nurjannah dengan nada tinggi. "Jangan ganggu anak saya lagi!"

"Tidak akan!" balas Agustine dengan nada marah.

"Saya akan tetap di sini sampai Wilda mau bertemu dengan saya."

Agustine dan Nurjannah terus berdebat dan saling dorong. Keduanya tidak ada yang mau mengalah.

Tiba-tiba, Wilda muncul di belakang Nurjannah. Ia melihat pertengkaran antara ibunya dan Agustine dengan perasaan sedih.

"Ibu, sudah," kata Wilda dengan suara lirih.

"Biarkan Agustine masuk."

Nurjannah menoleh ke arah Wilda dengan tatapan khawatir. Ia tidak ingin Wilda terlibat masalah dengan Agustine.

"Tapi, Nak ...." kata Nurjannah dengan nada cemas.

"Tidak apa-apa, Bu," kata Wilda sambil tersenyum lembut. "Aku akan bicara dengan Agustine."

Nurjannah akhirnya mengalah. Ia membiarkan Agustine masuk ke dalam rumah. Agustine tersenyum sinis melihat Wilda. Ia merasa menang karena berhasil masuk ke dalam rumah itu.

"Jadi kenapa kamu datang ke sini?" tanya Wilda.

Episodes
1 Rencana Kejutan
2 Soal Hamil
3 Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4 Ibu Minta Datang
5 Jebakan Sang Sahabat
6 Foto Pembuat Curiga
7 Bercerai Jalan Terbaik
8 Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9 Pulang Ke Rumah Ibu
10 Masih Saja Berusaha
11 Pria Asing Baik Hati
12 Menjadi Bahan Gosip
13 Kita Berteman
14 Amarah yang Meluap
15 Usaha Rujuk yang Gagal
16 Petaka Ketika Mertua Datang
17 Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18 Cerai
19 Kehidupan Setelah Berpisah
20 Malam Pertama Gagal
21 Sombongnya Mantan Mertua
22 Nasib Baik Selalu Berpihak
23 Biang Gosip Kena Mental
24 Dendam Bu Emi
25 Hasutan Pembawa Bencana
26 Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27 Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28 Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29 Saya Suka Dia
30 Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31 Kembali Tak Tahu Arah
32 Semakin Menjadi
33 Menerima Pinangan Pria Bule
34 Pernikahan Itu Tiba
35 Fakta yang Baru Arya Tahu
36 Bahagia Setelah Menikah
37 Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38 Penangkapan Agustine
39 Salat Subuh Berjamaah
40 Talak yang Jatuh
41 Membawa Istri Bersama
42 Tudingan Jahat
43 Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44 Wali Kota Turun Tangan
45 Bantuan Untuk Elizabeth
46 Kekuatan Doa
47 Rencana Wilda
48 Ramadhan yang Terasa Berbeda
49 Kuasa Bulan Suci
50 Hukuman Lain Sudah Menanti
51 Bahagia Itu Datang Akhirnya
52 Akhir Kebahagiaan Mereka
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Rencana Kejutan
2
Soal Hamil
3
Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4
Ibu Minta Datang
5
Jebakan Sang Sahabat
6
Foto Pembuat Curiga
7
Bercerai Jalan Terbaik
8
Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9
Pulang Ke Rumah Ibu
10
Masih Saja Berusaha
11
Pria Asing Baik Hati
12
Menjadi Bahan Gosip
13
Kita Berteman
14
Amarah yang Meluap
15
Usaha Rujuk yang Gagal
16
Petaka Ketika Mertua Datang
17
Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18
Cerai
19
Kehidupan Setelah Berpisah
20
Malam Pertama Gagal
21
Sombongnya Mantan Mertua
22
Nasib Baik Selalu Berpihak
23
Biang Gosip Kena Mental
24
Dendam Bu Emi
25
Hasutan Pembawa Bencana
26
Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27
Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28
Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29
Saya Suka Dia
30
Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31
Kembali Tak Tahu Arah
32
Semakin Menjadi
33
Menerima Pinangan Pria Bule
34
Pernikahan Itu Tiba
35
Fakta yang Baru Arya Tahu
36
Bahagia Setelah Menikah
37
Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38
Penangkapan Agustine
39
Salat Subuh Berjamaah
40
Talak yang Jatuh
41
Membawa Istri Bersama
42
Tudingan Jahat
43
Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44
Wali Kota Turun Tangan
45
Bantuan Untuk Elizabeth
46
Kekuatan Doa
47
Rencana Wilda
48
Ramadhan yang Terasa Berbeda
49
Kuasa Bulan Suci
50
Hukuman Lain Sudah Menanti
51
Bahagia Itu Datang Akhirnya
52
Akhir Kebahagiaan Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!