Jebakan Sang Sahabat

Dengan langkah berat, Arya tiba di depan gedung apartemen Agustine. Perasaan campur aduk berkecamuk dalam hatinya. Ada keraguan, kecemasan, dan sedikit rasa penasaran yang membuatnya terus melangkah. Ia tidak yakin apa yang akan ditemuinya di dalam sana, tapi ia merasa harus memenuhi panggilan Agustine.

Setelah memarkir mobilnya, Arya berjalan menuju lobi apartemen. Ia menekan tombol lift dan menunggu dengan gelisah. Pikirannya dipenuhi pertanyaan tentang apa yang sebenarnya ingin Agustine bicarakan. Apakah ini benar-benar ada hal penting atau hanya akal-akalan saja?

Akhirnya, lift terbuka di lantai tempat unit apartemen Agustine berada. Arya keluar dari lift dan berjalan perlahan menuju pintu unit apartemen wanita itu. Ia berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Kemudian, dengan ragu, ia menekan bel pintu.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka. Agustine berdiri di ambang pintu, hanya mengenakan bathrobe. Rambutnya yang basah dibiarkan tergerai, dan aroma parfumnya yang kuat langsung menyeruak masuk. Arya terkejut melihat penampilan Agustine yang menggoda.

"Masuklah, Arya," kata Agustine dengan suara yang dibuat-buat manja. Ia membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Arya masuk.

Arya masih terdiam di tempatnya. Ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Namun, ia tetap melangkah masuk ke dalam apartemen Agustine.

"Silakan duduk," kata Agustine sambil menunjuk ke arah sofa. Ia berjalan menuju sofa dan duduk dengan posisi yang sengaja dibuat menggoda.

Arya duduk di sofa dengan perasaan yang semakin tidak karuan. Ia berusaha untuk tidak terlalu memperhatikan penampilan Agustine.

"Ada apa sebenarnya, Agustine? Kenapa kamu menyuruhku datang ke sini?" tanya Arya dengan nada yang sedikit tegang.

Agustine tersenyum misterius. "Aku kan udah bilang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu," jawabnya.

"Tapi, aku rasa ini tidak terlalu penting sampai aku harus datang ke apartemenmu malam-malam begini," kata Arya.

"Ini menyangkut masa depan kita," kata Agustine dengan nada yang semakin menggoda.

Arya mengerutkan kening. "Masa depan kita? Maksud kamu apa?" tanyanya bingung.

Agustine tidak menjawab. Ia malah berdiri dan berjalan mendekat ke arah Arya. Arya semakin gugup. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Agustine selanjutnya.

****

Wilda baru saja selesai melipat sajadah setelah salat Isya. Ia melirik jam dinding, sudah lewat pukul 8 malam. Namun, Arya belum juga kembali ke rumah. Padahal, sore tadi Arya bilang sudah pulang dari rumah ibu mertuanya.

"Ke mana sih Mas Arya ini? Kok belum pulang juga?" gumam Wilda dengan nada khawatir.

Ia mencoba menghubungi nomor telepon suaminya, namun tidak diangkat. Wilda semakin gelisah. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Arya.

"Ya Allah, lindungilah suamiku," doa Wilda dalam hati.

Ia terus mencoba menghubungi Arya, namun tetap saja tidak ada jawaban. Wilda mondar-mandir di ruang tamu, tidak bisa tenang. Ia membayangkan hal-hal yang tidak-tidak. Bagaimana kalau Arya kecelakaan? Atau mungkin ia sakit di jalan?

"Ah, tidak. Aku tidak boleh berpikir yang buruk-buruk," kata Wilda sambil menggelengkan kepala.

Ia mencoba untuk berpikir positif. Mungkin saja Arya sedang ada urusan mendadak di luar rumah. Atau mungkin saja baterai ponselnya habis.

Namun, tetap saja rasa khawatirnya tidak hilang. Ia terus menunggu dengan cemas. Setiap kali mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, ia selalu berlari ke arah jendela, berharap Arya sudah pulang. Namun, harapannya selalu pupus. Mobil yang berhenti bukan mobil Arya. Wilda semakin putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.

"Apa aku harus telepon Ibu?" pikir Wilda.

Namun, ia ragu. Ia tidak ingin membuat ibunya khawatir. Ia juga tidak ingin Arya dimarahi oleh ibunya karena pulang terlambat.

Akhirnya, Wilda memutuskan untuk menunggu saja. Ia berharap Arya akan segera pulang. Ia terus berdoa agar suaminya selalu dalam lindungan Tuhan.

****

Agustine semakin berani. Ia merangsek mendekat ke arah Arya, dengan sengaja membuka bathrobe yang dikenakannya. Arya terkejut melihat tubuh Agustine yang menggoda. Jantungnya berdebar kencang, dan dirinya mulai terpengaruh.

"Kamu... kamu kenapa, Agustine?" tanya Arya dengan suara bergetar.

Agustine tersenyum menggoda. Ia tidak menjawab pertanyaan Arya, melainkan semakin mendekat dan melingkarkan tangannya di leher Arya.

"Aku kan udah bilang, ini soal masa depan kita, Arya," bisik Agustine di telinga Arya.

Arya semakin tidak karuan. Ia tahu, apa yang dilakukan Agustine adalah salah. Ia adalah suami dari sahabatnya sendiri. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa memungkiri bahwa ia juga tertarik pada Agustine.

"Agustine, jangan seperti ini," kata Arya, mencoba untuk menjauhkan diri dari Agustine.

Namun, Agustine tidak menyerah. Ia semakin erat memeluk Arya dan menempelkan bibirnya di bibir Arya. Arya terkejut, namun ia tidak bisa menolak ciuman Agustine. Ciuman itu semakin lama semakin panas dan membara.

Arya membalas ciuman Agustine. Ia tidak bisa berpikir jernih lagi. Ia hanya mengikuti apa yang diinginkan olehnya dan oleh Agustine.

Mereka berdua saling berciuman dengan penuh nafsu. Tangan Arya mulai menjelajahi tubuh Agustine. Agustine pun membalas sentuhan Arya.

"Aku menginginkanmu, Arya," bisik Agustine di sela-sela ciuman mereka.

"Aku juga menginginkanmu, Agustine," jawab Arya dengan suara yang serak.

Mereka berdua tidak bisa menahan diri lagi. Mereka terbawa oleh nafsu dan keinginan masing-masing.

****

Arya terbangun di pagi hari dengan perasaan bersalah dan malu. Ia melihat dirinya dan Agustine yang tidur berdua tanpa mengenakan busana. Keringat masih membasahi tubuh mereka karena aktivitas yang baru saja mereka lakukan. Agustine terbangun dan sedang memandangi wajah tampan Arya dengan senyum kemenangan. Ia mengusap lembut rambut Arya dan membuat Arya terbangun.

"Selamat pagi, Arya," sapa Agustine dengan suara manja.

Arya terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia masih bingung dengan apa yang telah terjadi semalam.

"Maafkan aku, Agustine. Aku tidak seharusnya melakukan itu," kata Arya dengan nada menyesal.

"Kenapa minta maaf? Kita kan sama-sama menginginkannya," balas Agustine sambil tersenyum menggoda.

Arya menggelengkan kepala. "Ini salah. Aku sudah mengkhianati Wilda," katanya dengan nada frustrasi.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Yang penting, kita sudah puas," kata Agustine sambil memeluk Arya.

Arya melepaskan pelukan Agustine. Ia bangun dari tempat tidur dan memakai pakaiannya.

"Aku harus pulang sekarang," kata Arya dengan nada dingin.

"Kenapa terburu-buru? Kita kan masih bisa bersenang-senang," goda Agustine.

"Tidak. Aku harus segera pulang," jawab Arya dengan tegas.

Ia meninggalkan Agustine di apartemennya dengan perasaan bersalah dan menyesal.

Sementara itu, di rumah, Wilda masih menunggu Arya dengan perasaan khawatir. Ia sudah tidak tidur semalaman. Ia terus memikirkan apa yang terjadi pada suaminya. Tiba-tiba, ponsel Wilda berdering. Sebuah nomor asing tertera di layar. Dengan ragu, Wilda mengangkat telepon tersebut.

"Halo?" sapa Wilda.

"Hihihi."

"Siapa ini?"

"Kamu gak perlu tahu siapa saya. Saya punya kejutan untuk kamu."

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Dasar pelakor maruk sdh tau suami sahabatmu masih saja digoda seperti tdk ada lelaki lain didunia ini apa Agustine tdk laku hingga suami sahabat sendiri embat juga

2025-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Kejutan
2 Soal Hamil
3 Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4 Ibu Minta Datang
5 Jebakan Sang Sahabat
6 Foto Pembuat Curiga
7 Bercerai Jalan Terbaik
8 Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9 Pulang Ke Rumah Ibu
10 Masih Saja Berusaha
11 Pria Asing Baik Hati
12 Menjadi Bahan Gosip
13 Kita Berteman
14 Amarah yang Meluap
15 Usaha Rujuk yang Gagal
16 Petaka Ketika Mertua Datang
17 Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18 Cerai
19 Kehidupan Setelah Berpisah
20 Malam Pertama Gagal
21 Sombongnya Mantan Mertua
22 Nasib Baik Selalu Berpihak
23 Biang Gosip Kena Mental
24 Dendam Bu Emi
25 Hasutan Pembawa Bencana
26 Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27 Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28 Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29 Saya Suka Dia
30 Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31 Kembali Tak Tahu Arah
32 Semakin Menjadi
33 Menerima Pinangan Pria Bule
34 Pernikahan Itu Tiba
35 Fakta yang Baru Arya Tahu
36 Bahagia Setelah Menikah
37 Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38 Penangkapan Agustine
39 Salat Subuh Berjamaah
40 Talak yang Jatuh
41 Membawa Istri Bersama
42 Tudingan Jahat
43 Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44 Wali Kota Turun Tangan
45 Bantuan Untuk Elizabeth
46 Kekuatan Doa
47 Rencana Wilda
48 Ramadhan yang Terasa Berbeda
49 Kuasa Bulan Suci
50 Hukuman Lain Sudah Menanti
51 Bahagia Itu Datang Akhirnya
52 Akhir Kebahagiaan Mereka
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Rencana Kejutan
2
Soal Hamil
3
Kejutan Sahabat dan Godaan Pada Suami
4
Ibu Minta Datang
5
Jebakan Sang Sahabat
6
Foto Pembuat Curiga
7
Bercerai Jalan Terbaik
8
Pergi Dari Rumah dan Hinaan (Mantan) Mertua
9
Pulang Ke Rumah Ibu
10
Masih Saja Berusaha
11
Pria Asing Baik Hati
12
Menjadi Bahan Gosip
13
Kita Berteman
14
Amarah yang Meluap
15
Usaha Rujuk yang Gagal
16
Petaka Ketika Mertua Datang
17
Membalas Hinaan Karena Tidak Terima
18
Cerai
19
Kehidupan Setelah Berpisah
20
Malam Pertama Gagal
21
Sombongnya Mantan Mertua
22
Nasib Baik Selalu Berpihak
23
Biang Gosip Kena Mental
24
Dendam Bu Emi
25
Hasutan Pembawa Bencana
26
Sang Mantan Mertua Menyimpan Dendam
27
Ketika Dua Wanita Penuh Dendam Bersatu
28
Rumah yang Sudah Rata Dengan Tanah
29
Saya Suka Dia
30
Hasutan yang Seperti Bom Meledak
31
Kembali Tak Tahu Arah
32
Semakin Menjadi
33
Menerima Pinangan Pria Bule
34
Pernikahan Itu Tiba
35
Fakta yang Baru Arya Tahu
36
Bahagia Setelah Menikah
37
Akhirnya Ketahuan dan Adanya Ambisi Jahat
38
Penangkapan Agustine
39
Salat Subuh Berjamaah
40
Talak yang Jatuh
41
Membawa Istri Bersama
42
Tudingan Jahat
43
Siasat Licik Dari Ibu Tiri
44
Wali Kota Turun Tangan
45
Bantuan Untuk Elizabeth
46
Kekuatan Doa
47
Rencana Wilda
48
Ramadhan yang Terasa Berbeda
49
Kuasa Bulan Suci
50
Hukuman Lain Sudah Menanti
51
Bahagia Itu Datang Akhirnya
52
Akhir Kebahagiaan Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!