WAJAH PAHLAWAN TUA

"Pak Tua Sun,mungkin setelah hari ini kita akan mengambil jalan masing-masing. Jika aku boleh tahu,apakah anda sudah memiliki rencana di masa depan?"

"Haihh,,entahlah! Aku sama sekali tidak ingin lagi memikirkan hal-hal seperti itu.Tetapi yang terpenting,aku menganggap bahwa urusan ku di Negeri Dewa Angin Selatan ini telah selesai dan kelak aku tidak perlu lagi merasa bertanggung jawab atas apapun yang terjadi dengan Daratan Selatan ini di masa depan."

Sun Mo Gang terlalu sungkan mempertimbangkan tentang masa depannya dan dia sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari tanggungjawabnya sebagai salah satu pilar Negeri Dewa Angin Selatan.

"Masa ku sudah habis,lagipula sosok Sun Mo Gang telah mati dan semua orang merasa senang mendengar kabar itu." tandasnya dengan suara lemah.

Lin Qian yang duduk di samping menatap dalam diam,ia menemukan wajah tua yang mulai keriput dengan jejak tekad yang sama sekali tidak padam. Di matanya yang kini sudah terbuka,menurutnya Sun Mo Gang adalah pahlawan Negeri Dewa Angin Selatan yang sebenarnya dan Lin Qian tidak akan pernah membantah tentang fakta tersebut.

Suasana menjadi begitu hening!

Wajah semua orang yang tengah duduk melingkari api unggun pada malam itu kini jatuh pada sosok pahlawan tua yang terbuang.Dari ekspresi Sun Mo Gang mereka dapat melihat bahwa di balik setiap helaan nafasnya yang dalam,sesungguhnya ada begitu banyak kegelisahan yang sengaja ia tutupi dan sembunyikan dari orang lain.

"Lalu,apa yang akan kau lakukan pada Chow Yen?" Lin Qian mencoba mencairkan suasana dengan mengalihkan topik pembicaraan.

Sun Mo Gang tidak langsung menjawab,pandangannya kemudian jatuh pada pemuda yang saat ini duduk diam memeluk kedua kakinya tanpa ekspresi. "Walau hidup,bocah itu sesungguhnya sudah mati." katanya sambil tersenyum penuh makna. 'Sama seperti keberadaan ku saat ini.' batinnya lirih.

Tanpa di perintah,kepala Lin Qian mengguk pelan dengan sendirinya,ia sepakat dengan ucapan Sun Mo Gang. "Anda benar! Kalaupun kita membunuhnya,aku rasa ia tidak akan lagi perduli.Bahkan lebih jauh,mungkin dia akan dengan senang hati mencuci lehernya sendiri untuk itu."

Sebenarnya Lin Qian sedang memikirkan rencana untuk Chow Yen,hanya saja ia masih ragu karena belum bisa memikirkan hal yang tepat bagi pemuda tersebut,mengingat kondisi mental Chow Yen tengah terguncang.

"Bukankah salah satu dari tujuanmu adalah Alam Neraka Langit Hitam? Kenapa kau tidak sekalian membawa serta manusia lilin itu berpetualang kesana?" Sun Mo Gang merasa Chow Yen mungkin akan lebih banyak membantu di Alam Neraka Langit Hitam,mengingat karena secara alami pemuda tersebut memang berasal dari sana.

Sun Mo Gang kemudian menyampaikan informasi tentang kondisi Alam Neraka Langit Hitam,selain mengatakan tentang tingkat bahayanya. "Energi di sana sangat padat,tetapi kau jangan sampai keliru! Kerena sebenarnya itu adalah aura pembunuh."

"Aura pembunuh?" Lin Qian mengernyit.

Sun Mo Gang mengangguk. "Eum,,luar biasa bukan? Kau bisa bayangkan sekuat apa penguasa Alam Neraka Langit Hitam!"

"Maksudmu,mungkinkah penguasa Alam Neraka Langit Hitam yang sedang kau bicarakan itu,,,?" Lin Qian mencoba menebak,tetapi langsung di sambar oleh Sun Mo Gang. "Ya,,Ratu Kegelapan Qin."

"Sementara selama ratusan tahun,Paviliun Api Suci tidak menyerah dengan niat mereka yang terus berusaha menarik minat Sang Ratu agar berkunjung ke negeri ini.Bila itu sampai terjadi,menurut mu apakah Negeri Dewa Angin Selatan dan Negeri-Negeri lainnya masih memiliki hak atas masa depan?" Sun Mo Gang tidak lagi berkata setelah mengusap wajah dengan kedua tangannya.

Sekali lagi mata Lin Qian terbuka.

Sun Mo Gang mendapatkan Permata Naga Hitam dari Alam Neraka Langit Hitam,itu sedikit menjelaskan tentang kemungkinan adanya pertempuran besar terjadi di masa lalu yang melibatkan Sang Ratu Kegelapan dan Leluhur Naga Agung.

Lin Qian berfikir bahwa dari bukti Permata Naga Hitam,teori tersebut sangat masuk akal dan menjadi semakin tidak terbantahkan hingga membuat tekadnya untuk berpetualang ke Alam Alam Neraka Langit Hitam semakin besar.

Perbincangan malam itu di akhiri dengan Lin Qian yang memutuskan akan membawa serta Chow Yen dalam perjalanannya,sementara Sun Mo Gang akan ikut bersama rombongan sampai mereka tiba di daratan Qing.

***

Pagi masih berembun,ketika Lin Qian mempimpin rombongan pergi berkunjung ke Lembah Nanmu.

"Hohooo,,lihatlah! Siapa yang datang berkunjung?" Bing Yuan tersenyum lebar menyambut kunjungan Lin Qian beserta rombongan.

"Saudara Yuan." Lin Qian menyapa dengan antusias,di ikuti yang lain setelahnya.

"Hm!" Bing Yuan menyipit,namun tatapannya mendadak begitu dingin ketika tiba gilirannya pada Sun Mo Gang.

"Aku akan menjelaskan saat kita berbincang di kediaman." Lin Qian menepuk pundak Bing Yuan saat merasakan fluktuasi aura pembunuh merembes dari tubuhnya.

"Eum,,kuharap penjelasan mu masuk akal,meskipun itu tidak menjamin aku tidak akan membunuhnya."

Sun Mo Gang sangat memaklumi reaksi yang di tunjukkan Bing Yuan padanya dan ia sama sekali tidak merasa tersinggung,karena bagaimanapun sebelum hari ini,ia merupakan musuh Lin Qian. Di tempat itu,Sun Mo Gang juga dapat melihat beberapa orang yang ia kenal lainnya,seperti Tetua Homeng,Tetua Chai,Mang Shao beserta anggota kelompok Dewa Petaka.

"Sun Mo Gang?"

"Patriak Sun?"

Semua orang memiliki reaksi yang sama,mereka sangat terkejut ketika menyadari keberadaan Sun Mo Gang di antara rombongan Lin Qian.Tetapi lagi-lagi Sun Mo Gang hanya bertahan dengan sikapnya yang biasa-biasa saja,Sun Mo Gang tersenyum tipis ketika pandangannya jatuh pada Tetua Homeng dan Tetua Chai. 'Rupanya kalian berdua masih hidup dan baik-baik saja,baguslah!'

Selain Lin Qian dan Li Sheun,mereka kemudian kembali di arahkan ke tempat khusus untuk tamu oleh Bing Haeju.

'Aku tidak pernah mengira jika Lembah Nanmu ternyata memiliki potensi sebagus ini untuk di jadikan sebuah kota kecil' Sun Mo Gang merasa takjub dengan kondisi alam di Lembah Nanmu yang menurutnya sudah banyak mengalami kemajuan.

Dan semua orang memang sependapat dengan Sun Mo Gang bahwa Lembah Nanmu memiliki potensi untuk dapat terus berkembang lebih jauh seperti Lembah Jari Budha jika saja Bing Yuan benar-benar memiliki kehendak demikian.

Pasca perang besar melawan Tahta Dewa,sepuluh Klan Utama dan Penguasa Tanah Kesepakatan,yaitu Guo Xinpeng secara Simbolis menghadiahkan wilayah Lembah Nanmu pada Bing Yuan mewakili Lin Qian.

Artinya wilayah Lembah Nanmu yang meliputi area seluas 200ribu hektar tersebut telah sah menjadi milik Lin Qian sepenuhnya dan Lin Qian dapat menerapkan aturannya sendiri tanpa perlu meminta pertimbangan dari pihak manapun.

Bisa dikatakan,Lin Qian telah menerima kue emas atas keberhasilannya meruntuhkan Tahta Dewa. Dengan kekuasaannya saat in,ia bisa saja menyulap seluruh wilayah Lembah Nanmu menjadi Lembah Jari Budha ke dua.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***