[74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)

Setiap orang pasti perah berpikir, ke arah mana hidup mereka menuju. Masa depan, kejayaan, kehancuran, atau hanya bergerak menuju kematian tanpa memiliki arti.

Ragu, mempertimbangkan, lalu bimbang kembali. Meski selalu memikirkan tiap langkahnya, para pemimpin pasti pernah membuat kesalahan di masa lampau. Seorang Proklamator, Diktator, dan bahkan pemimpin biasa pun memiliki penyesalan.

Mereka ⸻ Para pemimpin tersebut merasa sedang berlari mengejar mimpi. Namun ketika sampai di persimpangan jalan sempit, mereka berbelok tanpa bisa langsung menyadarinya.

Saat mereka sadar telah mengambil jalan yang salah, orang-orang seperti mereka sudah tidak bisa kembali lagi ke tempat yang diinginkan. Terus bergerak menuju ke tempat gelap yang tak diketahui.

Manusia adalah makhluk sosial, bermasyarakat dan memiliki sistem nilai moral untuk bisa menggerakan roda kehidupan. Meski pada waktu itu tidak tercatat dalam buku-buku, jejak apa yang telah dilakukan oleh seorang pemimpin kelak akan diceritakan di masa depan.

Peninggalan pengetahuan dari bangsa Yunani, kisah kekejaman para kaisar pada masa kekaisaran kuno di tanah Asia, atau bahkan keangkuhan para Pharaoh Di negeri mesir. Meski pada masa itu orang-orang tidak membayangkan hal tersebut, namun dengan jelas tindakan mereka akan diceritakan di masa depan dalam berbagai versi serta bentuk.

Meski orang-orang dari masa lalu tersebut telah tiada, mereka masih hidup di pikiran setiap orang dan diteruskan dalam bentuk cerita. Sebagian orang menganggap hal tersebutlah keabadian sesungguhnya, terus dikenang bayak orang dan namanya kekal.

Tak hanya menjadi pemimpin saja yang membuat nama seseorang menjadi kekal. Penulis buku, penemu, peneliti, ahli filsuf, dan ada banyak lainnya. Selama nama dikenal dan dikenang oleh orang lain, ia akan abadi dalam ingatan mereka.

Semua hal tersebut layaknya apa yang Odo Luke miliki sekarang. Ingatan ⸻ Dari semua makhluk yang ada di dunia, ia adalah salah satu dari dua individu yang masih mengingat jelas keberadaan Dunia Sebelumnya.

Ialah juga adalah satu-satunya orang yang memiliki kemampuan untuk mengetahui kebenaran di balik segalanya. Keberadaan yang pernah mencapai Awal Mula, sosok yang pernah menyatu dengan Segala Sesuatu yang menjadi awal.

.

.

.

.

“Jika semua ingatan itu benar-benar direbut dariku, maka semua orang yang telah mempercayakan harapan mereka kepadaku akan lenyap. Semua jejak yang ingin mereka tinggalkan akan hilang dengan sia-sia ….”

Memasang tatapan datar dan menatap permukaan jalan susunan batu, pemuda rambut hitam itu hanya berdiri diam di halaman depan Kediaman Luke. Memikirkan kembali apa yang telah dirinya bicarakan dengan kenalan lama, soal cara yang sosok Dewi Penata Ulang ingin lakukan untuk memperbaiki dunia.

Tidak sempat berpikir sampai menemukan jawaban atas keraguan dalam hati, dari belakang Ra’an langsung menarik lengan pakaian Odo dan membuatnya menoleh.

“Hey! Kenapa kamu malah memindahkan kami ke sini?! Kalau Penyihir Cahaya melihat kami, pasti dia akan langsung⸻!”

Sebelum perempuan Moloia tersebut selesai berbicara, Odo langsung menarik lengannya dari perempuan itu dan berkata, “Di toko sedang sibuk sekarang, aku tak bisa membawa kalian ke sana.”

“Tapi …, kenapa juga harus pergi ke Kediaman Luke?”

Odo tidak menjawab pertanyaan tersebut, segera memalingkan tatapannya ke arah salah satu anak kembar yang juga ikut dengan mereka, Hilya. Untuk sesaat sang pemuda merasa anak gadis tersebut memang jauh berbeda, jika dibandingkan dengan pertama kali bertemu saat musim dingin tahun kemarin. Bukan secara fisik, namun lebih pada aspek ekspresi serta kepribadian Klon tersebut yang seharusnya tidak memiliki emosi yang kompleks.

“A-Ada apa, Kakanda Hitam?” tanya gadis rambut pirang itu.

Ia mengenakan gaun merah darah dengan hiasan renda tersebut, sarung tangan biru tua dan sepatu kayu dengan hiasan pita merah. Ekspresi Hilya masih terlihat memikirkan kesalahan sebelumnya di kastel. Bahkan untuk menatap lawan bicaranya, gadis dengan mata merah tersebut tidak berani menatap langsung dan hanya menundukkan kepala.

“Aku hanya ingin memastikan ….” Odo berhenti menatap ke arah Hilya, lalu mulai berjalan ke arah Mansion sembari bertanya, “Alasan kau ikut denganku adalah untuk memudahkan komunikasi. Jadi, apa benar kau bisa melakukan telepati dengan saudara-saudarimu?”

“Selama mereka masih bangun, saya bisa melakukannya,” jawaban gadis tersebut seraya berjalan mengikuti Odo bersama Di’in dan Ra’an di belakangnya. Dengan sedikit penasaran, ia pun kembali bertanya, “Memangnya … pesan apa yang ingin Kakanda Hitam langsung sampaikan? Padahal kita baru saja pergi dari sana.”

Mendapat pertanyaan itu, Odo untuk sesaat mempertimbangkan beberapa hal lain. Jika Hilya bisa mengetahui kondisi saudara-saudarinya, itu juga berlaku sebaliknya karena Hilya sendiri adalah Main Cluster bagi mereka.

“Sebenarnya tak ada alasan untukku membawanya. Lagi pula, untuk komunikasi aku sudah punya Elulu dan tadi juga Lileian sudah ditandai,” benak Odo seraya sedikit melirik datar ke arah anak yang berjalan di sebelahnya.

Paham kalau mengajak Hilya hanya untuk jaminan bahwa Lileian masih berada di pihaknya, Odo hanya menarik napas kecil dan berusaha tidak menampakkan keraguan ke permukaan. Untuk mempertimbangkan perasaan Klon di sebelahnya yang sekarang memiliki emosi kompleks layaknya seorang anak kecil.

Saat mereka berempat naik ke teras dan hendak masuk ke dalam Mansion, salah satu Shieal yang bekerja di tempat tersebut memanggil, “Tunggu sebentar! Tuan Odo!” Suara tersebut berasal dari arah gerbang utama, membuat Odo Luke menoleh dan melihat ke arah seorang pria rambut merah tua berlari di halaman menuju ke tempatnya.

“Ada apa, Gariadin?” tanya Odo saat pria tersebut naik ke teras.

“Tanpa mengurangi rasa hormat, seharusnya saya yang bertanya seperti itu ….” Shieal tersebut sedikit mengerutkan kening dan menatap tajam, lalu menunjuk ke arah dua perempuan berseragam pelayan yang mengikuti Odo sembari berkata, “Kenapa Anda membawa masuk orang-orang Moloia ke dalam lingkungan Luke?! Kalau Nyonya tahu, beliau bisa langsung marah!”

Odo cukup terkejut mendengar itu, ia tak mengira identitas mereka akan terbongkar dengan sangat cepat oleh Gariadin. Untuk alasan yang berbeda, Di’in dan Ra’an pun terkejut. Mereka berdua memucat, gemetar layaknya kucing yang baru saja tercebur ke dalam kolam.

“Kenapa kau bisa langsung menyadarinya? Bukannya … tingkat kemampuan sihirmu tak terlalu tinggi?” tanya Odo untuk basa-basi.

“Tentu saja saya tahu! Apa Anda tidak melihat mereka?”  Gariadin kembali menunjuk  ke arah Di’in dan Ra’an, lalu dengan nada cemas mengatakan, “Kedua perempuan itu memiliki sirkulasi Mana yang aneh! Itu ciri orang-orang dari Negeri Logam, Moloia.”

Odo ikut melihat ke arah mereka berdua. Dalam penglihatannya meski sampai menggunakan Penglihatan Jiwa, dirinya tetap tak melihat ada yang janggal. “Memang apa yang aneh?” tanya sang pemuda dengan heran.

“Anda tidak paham? Aliran Mana mereka terbalik dan sangat lemah ….”

“Ah, benar juga ….” Odo baru menyadari hal tersebut, bahwa kondisi sirkuit sihir orang-orang Moloia itu memiliki perbedaan besar dengan penduduk negeri lain. Meletakkan tangan ke depan mulut, sang pemuda pun berkata, “Aliran bukan dari Inti Sihir ke seluruh tubuh, tapi dari seluruh tubuh ke Inti Sihir. Jelas saja tekanan sihir mereka sangat lemah ….”

Berhenti memikirkan kondisi Di’in dan Ra’an untuk basa-basi dan menurunkan tangan dari depan mulut, Odo kembali menatap ke arah Gariadin seraya bertanya, “Omong-omong, kenapa kau bisa tahu? Apa … ada hubungannya dengan profesi yang kau dalami dulu sebelum menjadi Shieal?”

“Eh?” Untuk sesaat Gariadin tersentak mendapat tatapan tajam dari Tuannya. Meletakkan tangan ke depan dada, ia dengan segala hormat menjawab, “Itu benar, Tuan Odo …. Saya dulunya pernah bekerja sebagai Cleric, karena itulah saya memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai aliran sirkuit Mana. Itu termasuk dalam pembelajaran Inti Sihir.”

Odo memalingkan pandangan dan menghela napas panjang, lalu dengan sedikit resah bergumam, “Kalau begitu, Bunda pasti akan langsung tahu hanya sekali lihat ….” Memasang ekspresi datar, sekilas kornea mata pemuda rambut hitam tersebut berubah hijau dan melakukan kalkulasi terkait pembicaraan yang akan dirinya lakukan dengan Mavis Luke.

Melihat Tuannya terdiam, Gariadin dengan sedikit cemas bertanya, “Anda tidak apa-apa, Tuan Odo?”

Mendengar itu, kornea Odo kembali menjadi warna biru terang. “Sekarang Bunda di mana?” tanyanya seraya menatap ke arah pria rambut merah tua tersebut.

“Nyonya …. Tuanku, sekarang beliau sedang istirahat di kamar.”

“Benar juga, aku sendirinya yang memintanya istirahat.” Odo kembali meletakkan tangan ke depan mulut, memasang ekspresi serius dan memerintahkan, “Kalau begitu, panggil Julia dan bilang kepadanya untuk melayani mereka bertiga ini. Bilang kalau ketiga orang ini adalah tamuku.”

“Tamu?” Gariadin memasang ekspresi kecut, seakan meremehkan dan tak senang dengan kehadiran orang-orang yang dibawa tuannya.

Mendapat reaksi seperti itu, Odo menurunkan tangan dari depan mulut dan memegang pundak kanan Gariadin. “Apa kau keberatan?” tanya sang pemuda.

“Ti-Tidak ….”

“Kalau begitu, aku percayakan itu kepadamu ….” Odo mengangkat tangannya dari pundak Shieal tersebut, lalu berbalik dan membuka pintu Mansion. Sebelum melangkah masuk, pemuda itu kembali menatap ke arahnya dan berkata, “Aku akan kembali ke kamar dulu …. Biarkan mereka masuk ke ruang tamu sekunder di tengah. Kalau Bunda sudah selesai istirahat, tolong kabari ….”

Mendapat perintah dari tuannya, Gariadin tidak bisa membantah dan segera menunduk dengan hormat. Namun saat Odo Luke masuk dan menutup pintu, pria yang secara mendasar tidak suka dengan orang-orang Moloia tersebut segera menatap kesal Di’in dan Ra’an.

Namun saat dirinya melihat anak kecil yang memiliki sirkuit sihir normal layaknya mayoritas orang-orang Felixia, pria itu langsung mengajukan pertanyaan, “Permisi, gadis kecil. Bolehkan saya memandu kalian ke ruangan?”

Tindakan rasis tersebut tidak dipahami Hilya. Tetapi karena dirinya merasa senang bisa berinteraksi dengan orang luar kastel dan diperlakukan sopan seperti itu, gadis kecil tersebut pun dengan ceria menjawab, “Tentu! Paman!”

“Pa-Paman? Apa aku terlihat setua itu?” gumam Gariadin

Bagi Di’in dan Ra’an, reaksi yang diberikan oleh salah satu Shieal yang bekerja untuk Keluarga Luke tersebut sangatlah wajar. Selama masa Perang Besar di masa lalu, Kerajaan Moloia memang memiliki banyak sejarah buruk. Terutama terkait peperangan di Gurun Muhdara di Kerajaan Ungea dan Kepulauan Barat Kekaisaran.

ↈↈↈ

Matahari telah turun, sinarnya berubah kemerahan dan diikuti awan-awan yang perlahan memenuhi langit. Bintang senja mulai tampak  di langit, burung-burung camar beterbangan pulang dari laut sebagai tanda petang akan segera datang.

Di Kediaman Luke, di waktu senja tersebut sang Nyonya Rumah terbangun setelah beristirahat selama hampir tujuh jam. Menurunkan selimut dan duduk di atas ranjang, wanita rambut pirang tersebut segera turun dan mengenakan sendal tidurnya.

Tanpa mengganti piyama yang sekarang dirinya kenakan, Mavis Luke segera duduk di kursi depan meja rias dan bercermin. Meski baru saja bangun tidur, kecantikannya sama sekali tidak luntur dan rambutnya yang lesuh pun dengan sendirinya perlahan kembali lurus.

Sebelum dirinya sempat beranjak pergi dari depan meja rias, pintu kamar terbuka dan Fiola masuk ke dalam. Huli Jing yang menyembunyikan kesembilan ekornya dengan sihir transformasi itu segera menghampiri majikannya, lalu menyampaikan, “Sangat kebetulan sekali Nyonya sudah bangun …. Tuan Odo sepertinya membawa tamu dan ingin berbicara dengan Anda.”

“Putraku? Atau … Tamunya?”

Mendengar gurau ringan tersebut, Fiola meletakkan kedua tangannya ke pundak majikannya sembari menjawab, “Tentu saja keduanya.”

Mavis hanya terdiam, menatap datar pantulan dirinya sendiri pada cermin. Di sana terlihat juga kamarnya yang terlihat mewah dengan aksen klasik, Fiola, dan beberapa buku yang tergeletak di lantai serta ranjang.

Meski kemewahan benar-benar mengelilingi wanita rambut pirang tersebut dan tercermin jelas dalam bentuk terpenuhinya semua kebutuhan, ia sama sekali tidak bisa merasa bersyukur atas semua itu.

“Memang …, sepertinya diriku lebih menyukai gaya hidup saat masih berpindah dari kota ke kota seperti dulu,” gumam Mavis sembari memegang tangan kanan Fiola yang ada pada pundaknya.

“Diriku juga, Nyonya …. Semua kewajiban ini rasanya membuat kepalaku sakit.”

Fiola sedikit bungkuk dan merangkul majikannya dari belakang. Pipi mereka saling bersentuhan, melepas sedikit stres dengan bercengkerama ringan. Begitu dekat bahkan melebihi kedekatan nya dengan putranya sendiri.

Bahkan bagi Mavis, ia merasa jauh lebih akrab dengan Huli Jing tersebut daripada suaminya sendiri. Dirinya telah banyak berbagi rahasia dengan Fiola, diterima apa adanya dan selalu didukung olehnya.

Merasa sudah cukup untuk melepaskan sedikit beban pikiran, Mavis mulai ingin masuk ke dalam pembicaraan utama. Ia berhenti memegang tangan Huli Jing tersebut, lalu segera bangun dari tempat duduk sembari bertanya, “Fiola, memangnya tamu yang datang siapa? Apa … Putra Sulung Keluarga Rein itu lagi?”

“Sepertinya … bukan.” Fiola segera berbalik dan berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambilkan pakaian ganti majikannya. Sembari memilah gaun yang digantung, wanita rambut cokelat kehitaman itu berkata, “Julia sebelumnya bilang kalau mereka orang asing lainnya.”

“Orang asing?” Mavis sedikit heran mendengar itu. Ia menuju ke dekat jendela, lalu membuka gorden seraya berkata, “Berapa orang?”

“Maaf, saya kurang tahu ….” Fiola selesai memilih pakaian dan mengambilnya, lalu sembari berbalik ke arah sang majikan ia pun bertanya, “Apa Anda ingin membasuh tubuh terlebih dulu? Atau ….”

“Hmm ….” Mavis untuk sesaat terdiam dalam suasana hati lega, melihat pemandangan senja melalui jendela dan untuk sesaat tersenyum tipis. Perlahan menoleh ke arah pelayan pribadinya, wanita rambut pirang itu pun bertanya, “Tadi kamu bilang apa?”

“Mandi …. Apa Anda perlu mandi?”

“Diriku seorang Saintess …. Aroma tak sedap tidak akan keluar dari tubuhku ini.”

Mendengar itu, Fiola hanya tersenyum kecil. Sebenarnya dirinya menawarkan mandi untuk menambah waktu istirahat majikannya tersebut. Merasa suasana hati Mavis sudah lebih baik jika dibandingkan saat dirinya waktu pagi, Fiola tersenyum kecil dan menggoda, “Kalau begitu, Nyonya sebaiknya bergegas merapikan diri. Putra Anda mungkin sudah menunggu …, lalu pekerjaan Anda juga.”

“Kamu tak perlu mengingatkan diriku ….” Mavis memasang wajah kecit, menghela napas ringan dan tersenyum tipis. Kembali menatap keluar jendela, wanita rambut pirang tersebut bergumam, “Rasanya kepala ini pusing saat membayangkan tumpukan dokumen di ruang kantor.”

“Diriku juga, Nyonya. Rasanya ingin saya lempar semua kertas itu keluar ruangan,” canda Fiola seraya tersenyum kecil. Berjalan ke arah ranjang, ia meletakkan gaun yang baru saja diambil di atasnya dan kembali berkata, “Mari saya bantu mengganti pakaian Anda ….”

“Hmm ….”

[Catatan : Sebelumnya untuk Mavis sering digunakan kata Saint yang bisa berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Tapi, untuk lebih khusus maka seterusnya akan dipakai Saintess untuk perempuan. Bukan berarti kata Saint itu salah, karena ada juga penggunaan Saint Maiden atau Women Saint.]

.

.

.

.

Lampu-lampu kristal menyala terang di sepanjang lorong utama. Melangkahkan dengan anggun dan penuh wibawa, Mavis Luke pergi menuju ruang tamu sekunder bersama pelayan pribadinya.

Wanita rambut pirang tersebut mengenakan Halter Dress berwarna biru pirus, panjang sampai betis dengan aksen lipatan pada bagian bawahnya. Pada kedua tangannya terdapat sarung tangan renda berwarna putih dengan tambahan aksen bunga, lalu untuk alas kaki mengenakan sepatu hak tinggi berwarna hitam.

Mengikuti di belakangnya, Fiola mengenakan seragam pelayan layaknya para pelayan yang bekerja di kediaman tersebut. Meski sebenarnya tak ada kewajiban bagi seorang Shieal untuk mengenakan pakaian tersebut di luar acara formal, untuk beberapa alasan Huli Jing itu mulai sering mengenakan seragam pelayan karena pengaruh salah satu rekan sejawatnya.

Sampai di depan pintu ruang tamu, Fiola mendahului majikannya dan membukakan pintu untuk membiarkannya masuk terlebih dulu. Namun setelah mereka berdua masuk, pada saat itu juga kedua perempuan itu terkejut dengan tamu yang telah menunggu di ruangan.

“Orang … Moloia?”

Wajah Mavis dengan cepat berubah kesal, seluruh suasana senang dalam hatinya seketika berubah mendung setelah melihat kedua perempuan Moloia yang duduk di sofa. Pada waktu yang bersamaan, Fiola pun merasakan hal serupa. Begitu kesal, muak, dan ingin segera mengusir mereka.

Terpopuler

Comments

ime Queen

ime Queen

up up up

2021-02-01

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18 [75] Cogitation (Part 01)
19 [75] Cogitation (Part 02)
20 [75] Cogitation (Part 03)
21 [75] Cogitation (Part 04)
22 [75] Cogitation (Part 05)
23 [76] The Fear to Bear (Part 01)
24 [76] The Fear to Bear (Part 02)
25 [76] The Fear to Bear (Part 03)
26 [76] The Fear to Bear (Part 04)
27 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32 [78] Egosentrisme (Part 01)
33 [78] Egosentrisme (Part 02)
34 [78] Egosentrisme (Part 03)
35 [78] Egosentrisme (Part 04)
36 [78] Egosentrisme (Part 05)
37 [79] True, Truth, Turn (Part 01)
38 [79] True, Truth, Turn (Part 02)
39 [79] True, Truth, Turn (Part 03)
40 [79] True, Truth, Turn (Part 04)
41 [79] True, Truth, Turn (Part 05)
42 [79] True, Truth, Turn (Part 06)
43 [80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44 [80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45 [80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46 [80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52 [82] Every path has its puddle (Part 01)
53 [82] Every path has its puddle (Part 02)
54 [82] Every path has its puddle (Part 03)
55 [82] Every path has its puddle (Part 04)
56 [82] Every path has its puddle (Part 05)
57 [83] Keturunan ular tua (Part 01)
58 [83] Keturunan ular tua (Part 02)
59 [83] Keturunan ular tua (Part 03)
60 [83] Keturunan ular tua (Part 04)
61 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119 [97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120 [97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121 [97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122 [97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123 [97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178 [109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179 [109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180 [109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181 [109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182 [109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188 [111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189 [111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190 [111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191 [111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192 [111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227 Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228 Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18
[75] Cogitation (Part 01)
19
[75] Cogitation (Part 02)
20
[75] Cogitation (Part 03)
21
[75] Cogitation (Part 04)
22
[75] Cogitation (Part 05)
23
[76] The Fear to Bear (Part 01)
24
[76] The Fear to Bear (Part 02)
25
[76] The Fear to Bear (Part 03)
26
[76] The Fear to Bear (Part 04)
27
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32
[78] Egosentrisme (Part 01)
33
[78] Egosentrisme (Part 02)
34
[78] Egosentrisme (Part 03)
35
[78] Egosentrisme (Part 04)
36
[78] Egosentrisme (Part 05)
37
[79] True, Truth, Turn (Part 01)
38
[79] True, Truth, Turn (Part 02)
39
[79] True, Truth, Turn (Part 03)
40
[79] True, Truth, Turn (Part 04)
41
[79] True, Truth, Turn (Part 05)
42
[79] True, Truth, Turn (Part 06)
43
[80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44
[80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45
[80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46
[80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52
[82] Every path has its puddle (Part 01)
53
[82] Every path has its puddle (Part 02)
54
[82] Every path has its puddle (Part 03)
55
[82] Every path has its puddle (Part 04)
56
[82] Every path has its puddle (Part 05)
57
[83] Keturunan ular tua (Part 01)
58
[83] Keturunan ular tua (Part 02)
59
[83] Keturunan ular tua (Part 03)
60
[83] Keturunan ular tua (Part 04)
61
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119
[97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120
[97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121
[97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122
[97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123
[97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178
[109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179
[109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180
[109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181
[109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182
[109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188
[111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189
[111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190
[111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191
[111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192
[111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227
Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228
Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!