007 - Tawaran Bantuan

"Jelita!"

Jelita menoleh ke arah pria yang melambaikan tangannya begitu melihat Jelita memasuki sebuah kafe.

Toby sudah menunggu Jelita, pria itu merasa tidak enak karena pertemuan mereka beberapa waktu yang lalu berakhir kurang nyaman.

Toby menatap sosok Jelita yang masih tetap berpenampilan seperti terakhir mereka bertemu. Toby merasa begitu merana di dalam hatinya.

Dua puluh tahun yang lalu, wanita berpenampilan kusam dan dekil ini adalah cinta pertamanya. Kecantikan dan pesona yang dimiliki gadis itu benar-benar telah lekang dimakan waktu.

Toby jadi bertanya-tanya, dalam dua puluh tahun ini, apa yang sudah terjadi pada Jelita? Mengapa gadis yang begitu cantik jelita itu kini menjelma menjadi wanita tua dan nampak seperti wanita seumuran ibunya?

"Maaf ya, Tobias, kau pasti menunggu lama," kata Jelita.

Jelita tentu saja begitu terkejut karena Toby memintanya untuk bertemu secara mendadak. Perlu waktu lebih dari dua jam bagi Jelita untuk mengaplikasikan riasan guna membuat kulitnya berubah menjadi lebih gelap dengan memakai alas bedak berwarna sangat gelap dari warna asli kulitnya.

"Aku justru yang meminta maaf padamu karena mengajakmu bertemu mendadak seperti ini," kata Toby.

"Oh ya, Jelita, ngomong-ngomong, saat makan malam waktu itu, mengapa kau malah pergi lebih dulu? Kau bahkan membayar tagihan malam itu. Jujur saja, aku merasa harga diriku sebagai pria sedikit terluka," lanjut Toby.

"Tobias, maaf, aku pergi lebih dulu karena ada urusan lain. Dan untuk makan malam itu, tidak masalah kalau aku traktir kalian kan?" kata Jelita.

"Jelita, tapi tetap saja, harusnya para pria yang membayar, itu sudah menjadi aturan tidak tertulis," tukas Toby.

"Tidak masalah, Toby, toh, kita sudah begitu lama tidak bertemu," ucap Jelita.

"Rasanya aku masih tidak percaya bahwa kau adalah Jelita yang dulu pernah kukenal. Kau benar-benar berubah sangat drastis. Aku nyaris tidak mengenalimu," kata Toby.

"Dua puluh tahun memang bukan waktu yang singkat," sahut Jelita.

"Haha, ya ampun, aku jadi teringat kau yang begitu konsisten menolak saat aku memintamu menjadi kekasihku," Toby tertawa.

"Sampai saat ini, aku selalu bertanya, apa alasan sebenarnya dulu kau tidak mau menjadi pacarku? Apa karena kau menyukai orang lain?"

"Haha," Jelita tertawa.

"Padahal kalau diingat-ingat, aku ini salah satu pemuda paling populer selain Ezra dan Saka! Aku ini nomor tiga lho!" ucap Toby dengan penuh kebanggaan.

"Haha!" Jelita kembali tertawa sambil bertepuk tangan.

"Kau selalu bilang kalau kau tidak mau pacaran karena orang tuamu melarang, sumpah, itu adalah alasan yang sudah ketinggalan zaman," Toby melanjutkan.

"Haha, Tobias, maaf ya, aku memang orang yang ketinggalan zaman," Jelita masih tertawa ringan.

"Ehem! Seru sekali pembicaraan kalian.”

Seorang pria berdeham dan langsung duduk bergabung bersama Jelita dan Toby.

Mata Jelita langsung membulat melihat kehadiran Saka dengan wajah yang tersenyum sumringah.

Pria itu segera duduk di samping Toby usai meletakkan gelas berisi es kopi miliknya di atas meja.

"Saka! Sungguh kebetulan bertemu denganmu di sini," kata Toby.

"Ya, sungguh kebetulan bertemu kembali dengan kalian," sahut Saka.

Saka mengarahkan pandangannya pada Jelita.

"Sepertinya, akhir-akhir ini kita jadi sering bertemu," Jelita balas memandang Saka.

"Kalian sering bertemu?" tanya Toby.

"Hanya kebetulan sering bertemu," jawab Saka.

Saka kembali menatap Jelita dengan tatapan penuh kewaspadaan.

"Oh, ya, Saka, ngomong-ngomong, kapan tepatnya kau akan menikah? Ibuku bertanya-tanya karena beliau hendak memberikan hadiah spesial untukmu," kata Toby.

"Haha, sampaikan pada ibumu, doa yang baik sudah cukup untuk menjadi kado pernikahanku," Saka tertawa.

Ia tentu tidak mau menerima kado yang sama seperti yang diberikan pada Toby dan Ezra sebagai kado pernikahan mereka yakni ramuan kuda laut jantan liar yang konon diyakini keluarga ibu Toby sebagai ramuan khusus untuk bisa langsung mendapatkan keturunan laki-laki.

"Saka, kau pasti tahu kan, butuh waktu yang tidak sebentar  bagi ibuku untuk menyiapkan kado spesial itu," kata Toby.

"Maka dari itu, aku bilang tidak perlu repot-repot menyiapkan kado untukku," sahut Saka.

Saka melirik ke arah Jelita yang tersenyum mengejek.

Buat apa repot-repot menyiapkan kado untuk orang yang batal menikah. Kira-kira seperti itulah Saka menafsirkan senyum Jelita.

Gara-gara Jelita menolak tawaran untuk membuat kesepakatan, Saka menjadi overthinking. Pria itu menjadi gelisah dan tak tenang karena Jelita bisa membocorkan rahasia Saka. Meski wanita itu mengatakan tidak peduli, namun siapa yang bisa memegang omongan tanpa ada perjanjian hitam di atas putih?

"Ngomong-ngomong, Jelita, katanya kau sedang cari jodoh, apa sudah ketemu?" tanya Toby ke arah Jelita.

"Oh, aku masih berusaha mencari, karena sepertinya memang sulit bagiku untuk menemukan jodoh yang terbaik," jawab Jelita.

"Kalau kau mau, aku bisa membantumu mencari jodoh. Aku rasa di perusahaanku banyak pria lajang. Aku yakin mereka tidak akan menolak jika aku yang meminta mereka," sahut Saka.

Jelita merasa nada bicara Saka terdengar begitu arogan dan terkesan merendahkan.

"Wah, kau sungguh punya kuasa seperti itu?" komentar Jelita pura-pura takjub.

"Tentu saja aku memang punya kuasa seperti itu," sahut pria itu penuh dengan nada bangga.

"Terima kasih karena kau sudah bersedia membantuku, tapi daripada membantuku, lebih baik kau gunakan kekuasaanmu itu untuk dirimu sendiri dulu," balas Jelita dengan tegas.

Saka terperangah mendengar ucapan Jelita. Terdengar jelas bahwa wanita itu sedang mengejeknya.

"Wah, aku sudah begitu bermurah hati untuk membantumu. Harusnya kau pertimbangkan dulu baik-baik sebelum menolak kemurahan hatiku," tukas Saka dengan nada menghakimi.

"Kalau kau menggunakan kekuasaanmu, itu sama saja dengan memaksa. Hal-hal yang dilakukan secara paksa bukanlah hal yang baik," Jelita membela diri.

"Jelita, kenapa kau menolak kebaikan Saka untuk membantumu?" tanya Toby.

"Aku bukannya bermaksud menolak, hanya saja, jika Sakura menggunakan kekuasaannya untuk memaksa orang lain, rasanya di sini justru aku yang menjadi tokoh antagonisnya. Jadi, aku sungguh berterima kasih atas kemurahan hatimu, Sakura," beber Jelita.

Cih, dasar wanita buruk rupa ini! geram Saka dengan memasang senyum di wajahnya.

"Segala hal yang dipaksakan itu pasti berujung kurang baik. Terlebih jika memaksa seseorang yang tidak bersedia untuk menikahi kita," ucap Jelita sambil melirik ke arah Saka.

Tutup mulutmu! Dasar wanita buruk rupa sialan!

Saka melotot ke arah Jelita dengan menahan rasa kesalnya.

"Ehem, kau benar, Jelita, segala sesuatu yang dipaksakan, apalagi jodoh, memang tidak bisa dipaksakan," Toby mengangguk setuju.

Saka memasang ekspresi kesal ke arah Jelita yang justru tersenyum sumringah ke arahnya.

"Oh ya, ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di sini, Saka?" tanya Toby.

"Beli kopi," jawab Saka.

Tentu saja aku harus mengawasi wanita itu, jangan sampai dia bicara macam-macam, batin Saka.

Toby menatap ke arah Saka dengan ekspresi keheranan.

"Kalau hanya membeli kopi, kenapa kau harus sampai ke sini? Bukankah di dekat kantormu banyak gerai kopi?" tanya Toby.

"Ya, aku tahu, tapi apa salahnya sekalian jalan-jalan?" sahutnya beralasan.

"Oh ya, ngomong-ngomong, Saka, kapan kau akan memperkenalkan calon istri yang akan kau nikahi?" tanya Toby.

Jelita mengulum senyumnya, ingin rasanya ia tertawa namun Saka mengawasinya dengan tatapan kesal.

Seandainya semua orang boleh tahu bahwa lamaran Saka ditolak oleh kekasihnya, bagaimana reaksi mereka?

"Yah, nanti kau juga akan tahu setelah undangan kubagikan," jawab Saka penuh percaya diri.

Apa pria ini bermaksud untuk menikahi dirinya sendiri? batin Jelita.

"Haha," Jelita tertawa.

Namun ia tersadar dan langsung menutup mulutnya karena Saka melotot kesal ke arahnya.

...----------------...

Episodes
1 001 - Jelita
2 002 - Pertemuan Setelah Dua Puluh Tahun
3 003 - Minta Tolong Cari Jodoh
4 004 - Kabar Baik Dan Kabar Buruk
5 005 - Penolakan
6 006 - Saksi
7 007 - Tawaran Bantuan
8 008 - Kapan
9 009 - Tamu
10 010 - Menjadi Jaminan
11 011 - Menyelidiki Jelita
12 012 - Kunjungan Keluarga
13 013 - Pernikahan
14 014 - Janji Rupa Dan Ayah
15 015 - Tinggal Di Lemari Pakaian
16 016 - Memulai Penyelidikan
17 017 - Hinaan Ibu Mertua
18 018 - Mengintai Saka
19 019 - Kehadiran Wanita Asing
20 020 - Putus
21 021 - Memulai Kencan Jebakan
22 022 - Kencan Berbahaya
23 023 - Kencan Panas
24 024 - Makan Siang Keluarga Jelita
25 025 - Syukuran
26 026 - Kencan Selanjutnya
27 027 - Alasan Jelita
28 028 - Acara Kumpul-Kumpul
29 029 - Siapa Yang Bodoh
30 030 - Senjata Makan Tuan
31 031 - Meminta Keputusan
32 032 - Dasar Wanita Gila
33 033 - Hadiah Untuk Jelita
34 034 - Membuat Pretty Cemburu
35 035 - Jangan Jadikan Aku Yang Kedua
36 036 - Melampiaskan Kemarahan
37 037 - Menjaga Bocah Tantrum
38 038 - Mencari Kado
39 039 - Daddy Saka
40 040 - Apresiasi
41 041 - Habiskan Uangku
42 042 - Pura Pura Tidak Saling Kenal
43 043 - Penampakan
44 044 - Acara Makan Malam
45 045 - Keberanian Max
46 046 - Menuntut
47 047 - Tertangkap Basah
48 048 - Tanggung Jawab
49 049 - Wanita Jahat
50 050 - Mantan Kekasih
51 051 - Tangis Sera
52 052 - Seperti Berbagi Suami
53 053 - Kemarahan Jelita
54 054 - Air Mata Jelita
55 055 - Dua Pilihan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
001 - Jelita
2
002 - Pertemuan Setelah Dua Puluh Tahun
3
003 - Minta Tolong Cari Jodoh
4
004 - Kabar Baik Dan Kabar Buruk
5
005 - Penolakan
6
006 - Saksi
7
007 - Tawaran Bantuan
8
008 - Kapan
9
009 - Tamu
10
010 - Menjadi Jaminan
11
011 - Menyelidiki Jelita
12
012 - Kunjungan Keluarga
13
013 - Pernikahan
14
014 - Janji Rupa Dan Ayah
15
015 - Tinggal Di Lemari Pakaian
16
016 - Memulai Penyelidikan
17
017 - Hinaan Ibu Mertua
18
018 - Mengintai Saka
19
019 - Kehadiran Wanita Asing
20
020 - Putus
21
021 - Memulai Kencan Jebakan
22
022 - Kencan Berbahaya
23
023 - Kencan Panas
24
024 - Makan Siang Keluarga Jelita
25
025 - Syukuran
26
026 - Kencan Selanjutnya
27
027 - Alasan Jelita
28
028 - Acara Kumpul-Kumpul
29
029 - Siapa Yang Bodoh
30
030 - Senjata Makan Tuan
31
031 - Meminta Keputusan
32
032 - Dasar Wanita Gila
33
033 - Hadiah Untuk Jelita
34
034 - Membuat Pretty Cemburu
35
035 - Jangan Jadikan Aku Yang Kedua
36
036 - Melampiaskan Kemarahan
37
037 - Menjaga Bocah Tantrum
38
038 - Mencari Kado
39
039 - Daddy Saka
40
040 - Apresiasi
41
041 - Habiskan Uangku
42
042 - Pura Pura Tidak Saling Kenal
43
043 - Penampakan
44
044 - Acara Makan Malam
45
045 - Keberanian Max
46
046 - Menuntut
47
047 - Tertangkap Basah
48
048 - Tanggung Jawab
49
049 - Wanita Jahat
50
050 - Mantan Kekasih
51
051 - Tangis Sera
52
052 - Seperti Berbagi Suami
53
053 - Kemarahan Jelita
54
054 - Air Mata Jelita
55
055 - Dua Pilihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!