Draft

Raka merasa bersalah terhadap Pak Parman. Pak Parman berkata, " tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok jangan terlalu menyalahkan dirimu nak. "

" Itu semua bukan salahmu."

Raka pun bergeser tempat duduknya karena banyak orang yang ingin bertanya kepada Pak Parman. Santi yang melihat Raka hampir menangis merasa kasihan terhadapnya.

Santi hanya bisa diam saja tak dapat membantu atau memberikan dukungan moril terhadap Pak Parman dan Raka. Semua warga yang menjenguk Pak Parman. Ada yang memberikan amplop kepada Pak Parman.

Kalau dikampung ini sudah biasa kalau ada yang terkena musibah maka warga yang menjenguk akan membawa kue atau uang.

Santi menyiapkan minuman baru lagi karena banyak warga yang menjenguk Pak Parman. Raka berkata, " Jika itu adalah karena kesalahan Raka maka Raka siap menanggung biaya pengobatan Pak Parman. "

Namun gagasan itu hendak ditolak tapi Bu Hamidah yang baru datang. Meminta Pak Parman untuk menerima biaya pengobatannya ditanggung oleh Raka.

Surti istri Parman hanya bisa pasrah saja mendengar keputusan yang terbaik untuk suaminya. Soalnya Surti juga tidak mempunyai uang banyak untuk berobat Parman.

Pak Parman akhirnya hanya bisa pasrah menerima biaya pengobatan Pak Parman dibayarkan oleh Raka. Warga juga merasa setujuh saja selama ada yang berniat baik maka jangan ditolak.

Raka merasa senang karena keluarga Pak Parman menerima sarannya. Maka Raka dan Bu Hamidah izin pamit pulang karena hari sudah malam.

Maka Raka dan Bu Hamidah keluar untuk pulang. Warga juga banyak yang pulang karena hari sudah malam. Semua warga yang menjenguk izin pamit pulang.

Agar Pak Parman bisa istirahat. Santi langsung merapihkan gelas dan bekas makan warga yang telah menjenguk. Sementara Pak Parman di bantu oleh Surti untuk masuk kedalam kamar Surti dan Parman.

Santi mencuci gelas bekas yang dipakai warga serta merapihkan tikar yang digunakan untuk duduk warga. Untuk sementara Pak Parman tidak kemasjid dahulu digantikan oleh warga yang bisa azan juga.

Warganya kompak saling tolong menolong. Pagi Harinya Santi belanja kepasar karena Surti harus menemani Parman dirumah. Surti naik angkot untuk sampai dipasar.

Namun dipasar Santi bertemu dengan mantan mertuanya Murni. Murni langsung memaki Santi yang telah menyebabkan anak tersayangnya masuk penjara.

Murni tidak rela jika Santi hidup bahagia sedangkan anaknya menderita dipenjara. Murni menjambak jilbab Santi hingga rambut Santi kelihatan. Dipasar jadi ramai karena kejadian ini banyak orang yang hanya melihat saja tanpa membantu.

Karena Murni berteriak jika Santi telah membuat anak kesayangan masuk penjara padahal anaknya tidak bersalah. Murni juga meneriaki Santi dengan kata - kata j***ng.

Raka dan Bu Hamidah yang melihat langsung memisahkan Murni dan Santi.

Murni berteriak, " Jangan pisahkan saya dia sudah merusak masa depan anak saya !. "

Santi hanya bisa menangis saja diperlakukan seperti itu. Bu Hamidah yang melihat pun merasa kasihan terhadap Santi.

Karena Bu Hamidah juga sedikit tahu tentang masalalu Santi yang disiksa oleh suaminya. Raka yang melihatnya berkata, " Ini bisa dibicarakan baik - baik kok bu," Raka mencoba membujuk.

Namun amarah Murni semakin menjadi - jadi. Murni tidak bisa ditenangkan sama sekali hingga mengamuk dipegangin oleh warga yang ikut membantu juga.

Lebih baik Raka dan Bu Hamidah membawa Santi pulang kerumah Parman dan Surti. Maka Santi langsung diantarkan pulang kerumahnya. Santi masih menangis hingga tak jadi belanja.

Bu Hamidah mengantarkan Santi sampai kedalam rumahnya. Sedangkan Raka menunggg didalam mobil saja. Karena Raka takut Santi nanti merasa malu terhadapnya.

Bu Surti melihat Santi yang menangis ditemani oleh Bu Hamidah. Merasa penasaran dengan apa yang telah terjadi.

Bu Surti Berkata," Kenapa neng ?. "

Bu Hamidah mengajak Santi untuk masuk kedalam rumah yang diikuti oleh Surti. Surti masih penasaran kenapa Santi menangis terus sejak dari pasar dan diantar oleh Bu Hamidah.

Surti dan Bu Hamidah mendudukan Santi dibangku depan. Bu Hamidah menjelaskan duduk permasalahannya. Jika Santi habis bertemu dengan mantan ibu mertuanya.

Santi langsung pamit kekamar untuk menenangkan diri. Santi merasa malu karena dipermalukan oleh mantan mertuanya.

Ibu mertuanya membuat masalah dengan menjambak santi hingga jilbabnya terlepas. Surti berkata," Si Murni tidak kapok mencari masalah dengan Santi. "

Bu Hamidah izin pamit pulang dan berkata," bilang sama Santi untuk libur dulu hari ini, tidak usah masuk kerja dulu."

Bu Surti mengucapakan terima kasih kepada Bu Hamidah karena telah mengantarkan Santi pulang.

Bu Hamidah pamit langsung keluar dari rumah Surti karena Raka didalam mobil saja tidak turun. Sedangkan Santi di kamar sedang menangis karena merasa malu telah disiksa ditempat umum.

Surti menghantarkan Bu Hamidah sampai depan rumahnya. Bu Hamidah langsung masuk kedalam mobil. Raka memberikan klakson tanda pamit kepada Surti.

Raka melajukan mobilnya langsung kerumahnya. Surti langsung mendatangi Santi dikamarnya.

Saat Surti masuk kekamar Santi masih menangis. Surti langsung memeluk Santi yang masih menangis.

Santi berkata," Aku malu bu dipermalukan didepan umum."

Surti berkata," sabar ya neng sabar."

Santi masih terisak dengan tangisannya. Santi juga berkata jika dirinya malu terhadap mas Raka dan Bu Hamidah.

Surti tidak bisa berbuat banyak hanya bisa menenangkan Santi saja. Setelah santi tenang Santi mencoba untuk tidur.

Bu Surti meninggalkan Santi yang sudah tertidur. Surti berjalan ke kamarnya Pak Parman sudah menunggu sejak tadi.

Karena mendengar Santi yang menangis. Surti pun menjelaskannya pada Parman jika Santi habis dipermalukan oleh mertuanya.

Pak Parman menangis karena tidak dapat melindungi anak angkat satu-satunya. Surti mencoba menenangkan Parman kalau itu bukanlah kesalahannya.

Surti berkata," sekarang tugas kita membuat santi tenang pak. "

Pak Parman merasa gagal sebagai seorang ayah yang seharusnya bisa melindungi istri dan putrinya mala terbaring sakit. Surti mencoba menenangkan suaminya.

Raka dan Bu Hamidah baru sampai rumah. Raka membantu ibunya memasukan barang - barang kedalam rumah.

Raka bertanya kepada ibunya," bu ibu hari ini meliburkan Santi? "

" Iya " jawab Bu Hamidah.

" Tapi ibu sudah belanja banyak, siapa yang akan membantu ibu dirumah ? " tanya Raka.

" Kamu tenang saja, hari ini ibu masak sedikit saja lagi pula kalau hanya nyapu ngepel ibu mah bisa Raka " jawab Bu Hamidah.

" ya sudah ibu jangan cape - cape ya ? " ungkap Raka sambil mencium tangan ibunya.

Bu Hamidah menghantarkan Raka sampai depan rumah. Raka melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumahnya.

Raka masih kepikiran Sinta yang menangis tadi. Apakah sebegitu kelamnya hidupmu sin, fikir raka dalam hati.

Bu Hamidah masuk kembali kedalam rumahnya untuk membereskan barang belanjaanya. Sebagian sayur di potong dan disimpan didalam kulkas.

Lauk pauk juga dimasukan kedalam kulkas. Hari ini rencananya mau masak banyak ternyata santi sedang ada masalah. Jadi Bu Hamidah menunda masak - masak banyaknya.

Karena tidak ada yang membantu Bu Hamidah. Maka bu Hamidah baru sore masak jika Raka akan pulang. Kalau masak sekarang tidak ada yang membantu memakan habis makanannya.

Bu Hamidah mengunci pintu dan jendela. Lalu memasuki kamarnya untuk sholat dhuha.

Raka akhirnya tiba juga sampai dikantornya. masih tetap memikirkan Santi yang terlihat menangis. Ingin hati Raka menghiburnya atau sekedar menghapus air matanya.

Tak tega melihat santi yang menangis seperti itu. Apalagi dipermalukan didepan umum.

Hati Raka rasanya ingin melindunginya. Entah sejak kapan Raka jadi seperti ini terhadap santi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!