kembali ke jakarta

Kakak dan adik Surti juga ingin berkunjung ke jakarta suatu hari nanti. Untuk bertemu dengan anak angkat Surti dan Parman.

Adik dan kakak surti pun ikut merasa senang karena melihat surti dan parman begitu antusias menceritakan tentang anak angkat mereka.

Tak terasa hari sudah sore maka Surti dan Parman pamit izin undur diri untuk pulang ke Jakarta. Parman dan Surti diantarkan menggunakan motor oleh kakak dan adik Surti.

Parman dan Surti mampir dahulu ke tempat kakak iparnya untuk mengambil tas, dan oleh- oleh yang sudah disiapkan oleh kakak ipar Surti.

Mereka juga dibawakan oleh - oleh dimasukan ke dalam kardus untuk dibawa pulang ke jakarta berupa jajanan pasar dan hasil kebun diladang adiknya.

Namun ban motor yang ditumpangi oleh Surti dan kakaknya mengalami kempes ban. Karena menginjak sebuah paku maka Surti dan kakaknya berhenti.

Surti dan kakaknya mendorong motor untuk mencari sebuah bengkel. Namun Parman dan adik Surti yang melihat kakaknya dan Surti kenapa mendorong motor. Parman dan adik Surti pun langsung berhenti.

Akhirnya Parman dan adiknya Surti menghentikan motornya dibelakang. Parman langsung turun dari motor adiknya untuk menghampiri Surti langsung bertanya " Ada apa kang?. "

" Ini ban motornya kena paku jadi kempes " jelas kakak Surti.

" Boleh saya lihat kang ? " tanya parman.

Parman langsung mengambil ahli motor dan memeriksanya. Ternyata benar bannya terkena paku, langsung dikeluarkan oleh parman.

Namun motornya tidak bisa ditaiki lagi. Jika ditaiki maka akan bocor parah.

Parman meminta Surti untuk naik motor adiknya bertiga dengan Parman mendorong motor kakak Surti menggunakan kakinya. Sedangkan barang - barang telah dipindahkan ke motor kakaknya.

Akhirnya setelah sekian jauh mereka mendorong motornya. Surti dan Parman serta kakak dan adiknya sampai disebuah bengkel tambal ban. Motornya pun langsung ditambal lebih dahulu baru melanjutkan perjalanan jauhnya.

Setelah motornya selesai ditambal kakak Surti dan Surti naik motor kakaknya lagi.

Karena di kampung halaman Surti lumayan jauh kalau harus ke terminal. Penduduk setempat sering menggunakan angkot atau motor sebagai kendaraan untuk menjangkaunya. Karena kampung Surti masih perkampungan asli yang belum terjama dengan pabrik - pabrik.

Akhirnya mereka sampai di terminal bis. Setelah sampai Parman dan Surti mengucapkan terima kasih kepada kakak dan adiknya. Karena telah mau mengantarkan Parman dan Surti ke terminal.

Parman berniat memberikan imbalan karena telah mengantarkan mereka sampai terminal. Namun kakak dan adik Surti menolaknya.

Parman dan Surti meminta maaf karena tidak bisa memberikan banyak oleh - oleh untuk kakak dan adiknya.Kakak dan adik Surti meminta maaf juga karena tidak bisa menyambut tamu dengan baik. Namun Parman dan Surti tidak menganggap jamuan itu buruk.

Parman dan Surti mengucapkan terima sudah karena di jamu dengan baik. Apalagi Parman dan Surti hanya membawa sedikit oleh - oleh untuk kakak serta adiknya. Surti dan Parman izin memasuki bis meninggalkan kakak dan adik Surti.

Setelah sampai terminal Parman dan Surti diarahkan ke bis oleh calo kenek dengan tujuan jakarta oleh kenek bis. Karena telah bertanya sebelumnya Parman dan Surti mau kemana.

Surti dan Parman menaiki bisnya secara perlahan dan hati - hati. Kakak dan adik Surti menunggu bisnya berangkat. Baru mereka kembali kerumah masing - masing. Mereka tidak langsung meninggalkan terminal bis kalau Parman dan Surti belum jalan bisnya.

Parman dan Surti membeli makanan yang ditawarkan penjual yang berkeliling didalam bis. Karena bis belum berjalan maka penjual banyak naik turun untuk menawarkan dagangannya.

Karena Parman dan Surti belum sempat makan tadi, mereka sibuk silaturahmi. Maka Surti membeli arem - arem untuk mengganjal perut. Serta air minum.

Bis pun melaju perlahan - lahan meningalkan terminal bis bogor. Kakak dan adik Surti yang masih menunggu melihat bis mulai jalan mereka melambaikan tangannya kepada Surti dan Parman.

Bis Parman dan Surti melaju dijalanan yang sepi. Bis melaju dengan cepat tanpa kendaraan yang lain.

Parman dan Surti melihat jam sudah menunjukan pukul lima sore. Mereka pun istirahat dengan memejamkan matanya karena Surti dan Parman merasa lelah. Bis masih melaju dengan kecepatan tinggi.

Santi sejak pagi sudah merapihkan rumah yang telah ditinggalkan oleh Surti dan Parman. Barulah Santi berangkat kerja dengan jalan kaki ke rumah bu Hamidah.

Setelah sampai rumah bu Hamidah Santi mengucapkan salam seperti biasa. Bu Hamidah pun membukakan pintu untuk Santi.

" Pak Parman sudah berangkat San ? " tanya Bu Hamidah.

" Sudah bu tadi jam tujuh kurang " jawab Santi.

Santi langsung pamit izin untuk mengerjakan kerjaan di belakang agar rapih kerjaanya. Sedangkan Raka masih ada di masjid sedang mengepel masjid agar terlihat bersih.

Sebelum ditinggalkan untuk pulang kerumah. Itu adalah kebiasaan yang dilakukan oleh Parman. Setelah menyelesaikan kerjaannya di masjid Raka pun langsung pulang ke rumah.

Sampai di rumah Raka mengucapkan salam yang langsung dibalas salamnya oleh bu Hamidah. Bu Hamidah bertanya " Bagaimana menjadi pengurus masjid untuk pertama kali ? " .

" Lumayan bu " jawab Raka sambil tertawa.

" Paling mereka pulangnya habis magrib baru sampai. Nanti kamu selalu standby kalau mau ngurus masjid bapakmu ? Nasehat Bu Hamidah.

" baik bu " jawab Raka.

Bu Hamidah berkata," Jika mengurus masjid juga mendapatkan pahala besar."

Santi yang didapur mendengar jika Raka nanti yang mengantikan Pak Parman. Ternyata mas Raka itu bisa diandalkan ya fikir santi dalam hati.

Mas Raka adalah lelaki multi talenta, baik dan tidak sombong pula.

Santi masih mengerjakan pekerjaan dengan baik dan tersenyum - senyum sendiri. Karena membayangkan Raka akan melakukan azan. Santi buru - buru menepis fikiran itu dari kepalanya. Sebelum fikirannya berkembang kemana - mana.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***