11. Proses pengajuan terakhir.

TIDAK UNTUK DI KAITKAN DENGAN DUNIA NYATA..!!!

🌹🌹🌹

"Kenapa tidak di tunjukan pada semua orang?? Kalau disini percuma saja. Tidak ada yang lihat." Kata Nindy kemudian melepaskan diri dan berniat keluar dari ruang kerja Bang Danar.

Bang Danar pun semakin menyadari segala sikap sang istri. Ia mengusap puncak kepala Nindy dengan lembut.

"Haruskah sebuah kemesraan di tunjukan di hadapan publik??"

"Tapi Abang juga melakukannya di depan publik. Abang tidak menolak dan membalasnya." Ujar Nindy membahas hal yang lalu, hal umum yang selalu di lakukan wanita yang tidak akan pernah lupa akan hal yang sempat menyakiti perasaannya.

Kepala Bang Danar sudah terasa pening. Segala ocehan sang istri tidak ada satupun yang masuk dalam akal pikirnya. Secepatnya Bang Danar membungkam bibir Nindy dengan bibirnya.

Nindy terhenyak kaget saat Bang Danar menyambar bibirnya. Seketika omelannya tak terdengar lagi. Hanya ada deru nafas memburu, bibir manis Bang Danar yang menari indah mengabsen seluruh isi rongga mulutnya, aroma rokok yang kental begitu ia rasakan.

Tiba-tiba kecemasan Nindy mulai menjadi. Bang Danar membuka kancing seragamnya dan mengunci tangannya. Liar.. sungguh jauh lebih liar dari apa yang sudah di lihatnya saat Bang Danar bersama Kei kemarin.

Paham akan kecemburuan terpendam sang istri, Bang Danar pun membujuknya.

"Khilaf hanya sekedar khilaf, sayang..!! Naluri pria untuk sesaat, Abang tidak tau apakah kamu percaya dengan Abang atau tidak, di hati Abang hanya ada kamu." Ucapnya jujur, memang setelah malam itu seluruh hatinya hanya ada nama Nindy seorang.

Hanya Tuhan yang mampu membolak balikan isi hati manusia begitu pula dengan Bang Danar. Ia mengakui kemarin cukup terbawa emosi tapi setelah benar-benar tenang, ia menyadari segala sikapnya adalah ungkapan rasa rindu pada sang istri yang ingin mengulang kembali malam indah mereka tapi masih sungkan untuk kembali memintanya.

Nindy ingin sekali menolaknya, namun gerak tubuhnya berbanding terbalik dengan hatinya. Ia membalas kecupan manis Bang Danar dengan sayang.

"Mau anak perempuan, kan?" Bisik Bang Danar.

"Apapun, untuk Om Danar."

Bang Danar tersenyum gemas, bola mata keduanya pun saling menatap hingga tanpa sadar semakin mendekat dan kembali merajut rasa.

"Ijin, Danton.........!!" Tanpa di duga Prada Juna sudah berdiri di depan pintu ruang kerja Bang Danar dan tanpa sengaja melihat Dantonnya sedang bermesraan dengan istrinya.

Di belakang punggung Prada Juan juga sudah menyusul Bang Rico dan Keinan.

"Ijin, Danton..!!" Prada Juan pamit daripada Danton killer menyemburnya.

Bang Danar masih bersikap tenang. Ia mengangguk tegas layaknya pimpinan namun tidak bisa wajahnya memerah sambil merapikan diri. Nindy pun bagai kehilangan muka dan menyembunyikan wajah di belakang punggung Bang Danar.

"Busyeett.. pulang sana..!! Kangen ya kangen, tapi yo jangan di kantor juga to." Tegur Bang Rico.

"Kejar setoran, Kang. Dengar sendiri tadi sudah di tagih anak wedhok." Jawab Bang Danar santai.

Nindy yang mendengarnya pun menjadi senyum meskipun malunya tidak tertahankan.

Keinan tidak menjawab apapun. Sejak kejadian itu memang dirinya lebih banyak diam.

Bang Danar sempat meliriknya namun ia segera mengalihkan pandangan, begitu banyak ucap istighfar dalam hatinya.

"Piye, Kang?" Tanya Bang Danar karena pasti sahabatnya itu tidak membawa urusan pekerjaan sebab ada Keinan di sampingnya.

"Aku baru dapat info dari pejabat dinas. Besok langsung test kesehatan saja. Pagi besok kita langsung ke RST saja karena siang harinya kita ada tugas luar..!! Survey hewan qurban." Jawab Bang Rico.

"Yo wes, sekarang saja lah. Masih ada waktu. Besok di uber waktu, kasihan nih nyonya kalau terbawa sibuk. Biar besok pada istirahat saja." Saran Bang Danar.

"Ayo..!!"

...

"Nggak usah 'cek dalam'..!!" Pinta Bang Danar saat mereka berada pada ruang pemeriksaan khusus.

"Mohon ijin, Let. Aturan terbaru untuk perwira agar di lakukan pemeriksaan lengkap..!!" Kata seorang petugas kesehatan di Rumah sakit tentara.

"Lewati saja, saya sendiri yang 'cek dalam', saya yang tanggung jawab..!!" Ujarnya karena memang surat akta nikah resminya belum di terbitkan.

"Kenapa nih??" Seorang pria masuk ke dalam ruangan sambil tertawa mendengar permintaan Bang Danar. "Sudah nyicil kuping ya?" Ujar dokter Gugus tanpa basa basi.

"Aseem.. lambemu..!!" Tegur kesal Bang Danar.

"Lho.. kemarin waktu kita di jalan, pacarmu rambut pendek. Ini kenapa jadi rambut panjang??" Ledek dokter Gugus dengan dengan sengaja menggoda Nindy.

Seketika itu juga Bang Danar panik bukan main, benar saja. Nindy sudah meliriknya. Bagi para anggota ledekan semacam ini wajar saja tapi bagi Nindy yang awam pasti akan terasa menyakitkan.

"Dek..!!"

"Siapa namanya, Bang?" Tanya Nindy tiba-tiba.

"Nggak ada."

"Itu.. ada." Kata Nindy pelan.

"Waaahh.. racun lu Gus. Sampai aku ribut sama bini, ku beset bener kulitmu..!!!" Ancam Bang Danar gemas.

Bang Rico terkikik geli melihat kepanikan sahabatnya. Jika memang tidak ada rasa untuk Nindy, pastinya Bang Danar tidak akan segelisah itu menangkap reaksi Nindy.

"Kalau memang nggak ada apa-apa, kenapa Abang panik???" Tanya Nindy lagi.

"Yang buat Abang panik tuh kamu. Gimana nggak panik kalau ngambeknya begini??? Ini sudah biasa, dek."

"Biasa???? Jadi selingkuh memang sudah biasa???" Terdengar nada kecewa Nindy tapi kemudian Nindy menyadari sedang ada rekan Bang Danar disana. Nindy pun menarik nafas lalu membuangnya pelan. "Maaf, saya ke toilet dulu..!!" Pamit Nindy.

"Kamp**t lu..!!" Umpat Bang Danar pada Bang Gugus lalu segera mengikuti Nindy.

"Abang antar dek..!!"

~

"Sayaang..!!"

"Kalau begini baru bilang sayang. Nindy memang tidak pantas jadi istri Abang. Nindy yang salah, Nindy yang keterlaluan, Nindy yang terlalu banyak berharap, bisa-bisanya Nindy jatuh cinta sama laki-laki berkedudukan. Nindy memang hanya remah peyek di antara kerupuk udang........."

Bang Danar hanya bisa berkacak pinggang menunggu sang istri meluapkan emosinya. "Sudah ngambeknya??? Abang baru satu kata, Nindy sudah ngomel satu bab. Masa Abang kebagian nafas doank."

"Sebenarnya berapa banyak pacarnya Abang. Apa Kei saja tidak cukup???"

"Hanya Kei saja mantan pacar Abang. Tidak ada lagi." Jawab Bang Danar.

"Kecintaan banget Abang sama Kei. Nindy nggak mau nikah sama Abang." Nindy pun sampai menangis meninggalkan area rumah sakit.

"Alaaah.. piye to dek?? Kecintaan opo?? Jangan ngomong aneh-aneh, ndhuk..!!" Bujuk Bang Danar.

Tidak sadar obrolan mereka sampai terdengar, untung saja suasana rumah sakit sedang sepi.

Dari balik jendela, Bang Gugus tertawa terbahak bersama Bang Rico tapi kemudian tawa tersebut hilang saat Bang Gugus menyadari sesuatu.

"Lho.. Disini namanya Keinan.. Kei.. Kei ini istrimu kan Ric." Tanya Bang Gugus.

"Ya memang, Kei ini mantannya Danar. Aku yang menang. Kalau Nindy, aku tidak tau kapan mereka pacaran tapi yang aku dengar, Nindy itu lugunya bukan main. Biarlah dia repot momong si Nindy, biar nggak kaget istrinya masuk sarang macan." Jawab Bang Rico yang setengahnya memang sengaja sebab Kei masih tidak bereaksi setiap ada pembahasan tentang Bang Danar dan Nindy.

"Ya ampun. Geger nggak tuh nanti." Bang Gugus sampai mengusap wajahnya.

"Tunggu saja..!! Kalau Danar nggak balik kesini nanti malam berarti kulitmu aman, nggak di beset." Jawab Bang Rico.

"Yaelah, masa Danar nggak bisa ngerayu satu NIndy."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

bang danar....byk sabar ya istri br masuk duniamu,,,orang awam,jd byk sabar ya

2025-02-07

1

cipa

cipa

baru permulaan bang Danar, besok kalo bini dah ngidam masuk pusing lho 🤣🤣🤣

2025-02-07

1

dyah EkaPratiwi

dyah EkaPratiwi

hahaha selamat berjuang bang danar

2025-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Wanita gila.
2 2. Tragedi malam ini.
3 3. Pertanyaan belum terjawab.
4 4. Baru di rasakan dalam hidup.
5 5. Batalyon pulau karang.
6 6. Memupuk rasa cinta.
7 7.Malam penuh cinta.
8 8. Karena godaan setan.
9 9. Berkah tersembunyi.
10 10. Sedikit redam.
11 11. Proses pengajuan terakhir.
12 12. Membela mati-matian ( 1 ).
13 13. Berdebat dengan keadaan.
14 14. Sosok yang ditakuti.
15 15. Batang talas vs serabi.
16 16. Bersama keluarga.
17 17. Memahami isi hati.
18 18. Salah sasaran.
19 19. Pak Danton syok berat.
20 20. Sayang sekali.
21 21. Harga yang harus di bayar.
22 22. Menguak teka-teki.
23 23. Sakit terdalam.
24 24. Di usaikan.
25 25. Benar-benar selesai.
26 26. Perkenalan di Kompi.
27 27. Bu Danton ngambek.
28 28. Insiden bukit.
29 29. Tidak tahan cemburu.
30 30. Menata hati.
31 31. Permintaan kecil.
32 32. Tidak terduga.
33 33. Di manjakan.
34 34. Benda sumber masalah.
35 35. Ngambek.
36 36. Jalan-jalan.
37 37. Cinta yang indah.
38 38. Mendadak pulang.
39 39. Belum kembali.
40 40. Situasi puncak.
41 41. Menjaga dia.
42 42. Langit runtuh.
43 43. Hidup harus terus berjalan.
44 44. Melanjutkan hidup.
45 45. Panik.
46 46. Inilah hidup.
47 47. Sudah waktunya.
48 48. Situasi melunak.
49 49. Demi buah hati.
50 50. Cinta hingga ke langit.
51 51. Senyum indah bersamamu.
52 52. Pertemuan pertama.
53 53. Tatap muka.
54 54. Salah jalan ( 1 ).
55 55. Bujukan.
56 56. Maling kambing.
57 57. Takdir hidup.
58 58. Syok.
59 59. Syok ( 2 ).
60 60. Ajakan damai.
61 61. Perasaan tidak biasa.
62 62. Demi menjelaskan status.
63 63. Tuntas.
64 64. Mulai lembar baru.
65 65. Barang yang hilang.
66 66. Tipuan kecil.
67 67. Sayang.
68 68. Menyelami hati.
69 69. Tiba-tiba geram.
70 70. Danki kepanasan.
71 71. Khilaf ( 1 ).
72 72. Bertengkar ( lagi ).
73 73. Curiga.
74 74. Tegang.
75 75. Terbawa perasaan.
76 76. Rasanya jadi bapak.
77 77. Hari ini.
78 78. Waspada.
79 79. Danar Shila.
80 80. Gelisah.
81 81. Rasa yang berbeda.
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Wanita gila.
2
2. Tragedi malam ini.
3
3. Pertanyaan belum terjawab.
4
4. Baru di rasakan dalam hidup.
5
5. Batalyon pulau karang.
6
6. Memupuk rasa cinta.
7
7.Malam penuh cinta.
8
8. Karena godaan setan.
9
9. Berkah tersembunyi.
10
10. Sedikit redam.
11
11. Proses pengajuan terakhir.
12
12. Membela mati-matian ( 1 ).
13
13. Berdebat dengan keadaan.
14
14. Sosok yang ditakuti.
15
15. Batang talas vs serabi.
16
16. Bersama keluarga.
17
17. Memahami isi hati.
18
18. Salah sasaran.
19
19. Pak Danton syok berat.
20
20. Sayang sekali.
21
21. Harga yang harus di bayar.
22
22. Menguak teka-teki.
23
23. Sakit terdalam.
24
24. Di usaikan.
25
25. Benar-benar selesai.
26
26. Perkenalan di Kompi.
27
27. Bu Danton ngambek.
28
28. Insiden bukit.
29
29. Tidak tahan cemburu.
30
30. Menata hati.
31
31. Permintaan kecil.
32
32. Tidak terduga.
33
33. Di manjakan.
34
34. Benda sumber masalah.
35
35. Ngambek.
36
36. Jalan-jalan.
37
37. Cinta yang indah.
38
38. Mendadak pulang.
39
39. Belum kembali.
40
40. Situasi puncak.
41
41. Menjaga dia.
42
42. Langit runtuh.
43
43. Hidup harus terus berjalan.
44
44. Melanjutkan hidup.
45
45. Panik.
46
46. Inilah hidup.
47
47. Sudah waktunya.
48
48. Situasi melunak.
49
49. Demi buah hati.
50
50. Cinta hingga ke langit.
51
51. Senyum indah bersamamu.
52
52. Pertemuan pertama.
53
53. Tatap muka.
54
54. Salah jalan ( 1 ).
55
55. Bujukan.
56
56. Maling kambing.
57
57. Takdir hidup.
58
58. Syok.
59
59. Syok ( 2 ).
60
60. Ajakan damai.
61
61. Perasaan tidak biasa.
62
62. Demi menjelaskan status.
63
63. Tuntas.
64
64. Mulai lembar baru.
65
65. Barang yang hilang.
66
66. Tipuan kecil.
67
67. Sayang.
68
68. Menyelami hati.
69
69. Tiba-tiba geram.
70
70. Danki kepanasan.
71
71. Khilaf ( 1 ).
72
72. Bertengkar ( lagi ).
73
73. Curiga.
74
74. Tegang.
75
75. Terbawa perasaan.
76
76. Rasanya jadi bapak.
77
77. Hari ini.
78
78. Waspada.
79
79. Danar Shila.
80
80. Gelisah.
81
81. Rasa yang berbeda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!