10. Sedikit redam.

Kegiatan di hari ini usai dengan baik. Tidak ada masalah berarti di antara mereka. Bang Rico dan Bang Danar sudah mulai berinteraksi tanpa membawa hawa panas di antara mereka tapi tidak dengan Keinan dan Nindy. Jika laki-laki masih bisa menahan diri dalam menghadapi masalah, tidak demikian dengan wanita yang begitu perasa.

"Pada diam aja nih. Nggak ada yang pengen pesankan makan untuk suami??" Tegur Bang Rico dengan sengaja agar para istri bisa berinteraksi.

Keinan dan Nindy saling lirik tapi mereka tetap beranjak dan memesankan makan untuk suami mereka.

"Kamu lihat sendiri, tadinya mereka baik-baik saja. Sekarang mereka tidak lagi saling percaya, kau ini ceroboh sekali..!!" Tegur Bang Rico sekali lagi.

"Maaf Ric, aku juga nggak kalah nyesel sampai begini."

Bang Rico masih menampakkan wajah datarnya tapi apapun itu, istrinya lah yang telah memulai lebih dulu. Itu sebabnya Bang Rico tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Bang Danar terlebih sedikit banyak dirinya telah membuat hubungan sahabatnya itu kandas.

"Aku butuh kejujuranmu, apakah kamu masih tidak bisa melepas Kei? Terlepas dari apapun yang terjadi, posisiku adalah suaminya Kei sekarang." Kata Bang Rico.

"Aku ikhlas melepas Kei untukmu. Ku akui semua terasa berat, bertahun-tahun aku menjaganya bahkan dari saat Kei di bangku sekolah. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk berubah, tidak lagi asal main perempuan, tidak balap liar, tidak berkelahi, tidak mabuk-mabukan dan berusaha berjalan lurus di jalan Tuhan. Kalau memang takdirnya seperti ini, aku bisa apa?? Jaga Kei.. Aku tidak akan ikut campur dengan caramu mendidik Kei. Aku sudah memiliki bidadariku sendiri, yang akan ku sayangi melebihi aku menyayangi Kei." Jawab Bang Danar dengan tegas.

Suasana hening sejenak sampai akhirnya Bang Danar dan Bang Rico menyadari para istri belum kembali padahal cafe tersebut tidak ramai.

Bang Danar mengarahkan pandang matanya menatap Bang Rico. Tanpa di perintah, mereka beranjak mencari istri masing-masing.

~

Bang Danar dan Bang Rilo saling lirik melihat Kei dan Nindy asyik bermain ikan, anak kucing dan ayam warna warni.

"Yang mana yang jantan, Pakde?" Tanya Nindy.

"Belum tau Mbak. Ayamnya masih kecil." Jawab pedagang ayam warna warni.

"Berarti Pakde tidak tau betinanya??" Imbuh Keinan.

"Tidak tau, Mbak."

"Kalau ikannya??" Tanya Nindy lagi.

"Apalagi ikan." Jawab pedagang itu lagi. "Kalau kucing saya tau, Mbak."

"Saya juga tau. Ada 'ini' nya berarti jantan." Tunjuk Nindy pada jenis kelamin kucing di tangannya.

"Kamu itu, dek. Bagian begitu saja langsung tau." Tegur Bang Danar melihat istrinya memainkan hewan disana.

"Ini bukan jantan ya??" Tanya Keinan.

"Nggak ada itunya ya betina, dek." Imbuh Bang Rico.

"Jadi mau yang mana, Mbak??" Tanya pedagang.

Keinan dan Nindy tidak saling bicara tapi tujuan mereka sama. Ingin memiliki hewan tersebut.

Meskipun tanpa ada kata, Bang Rico dan Bang Danar paham bahwa para istri saling melirik kucing di tangan mereka. Nindy ingin kucing betina dan Keinan ingin kucing jantan.

"Kenapa masalah kucing saja harus perang antar kampung. Tukar saja, to..!!" Bang Danar mengambil kucing di tangan Kei lalu menyerahkan pada Nindy begitu pula sebaliknya. "Naah.. sekarang apalagi masalahnya??? Ikan???? Bungkus semua Pak... Sekalian sama anak ayamnya. Besok pagi Rico pimpin apel pagi untuk anggota baru." Gumam Bang Danar sambil membayar total belanja para istri.

Dengan senang hati Bapak tersebut menyiapkan pesanan para Danton.

"Di minta pesan makan malah mampir kesini. Ono-ono wae." Bang Rico segera membantu bapak penjual hewan.

...

Sejak si Milo dan Moli ikut dengan Kei dan Nindy. Kedua istri Danton itu tidak ada yang fokus dengan pertanyaan para pejabat Intel. Saking jengkelnya karena kegiatan tidak kunjung usai, Bang Danar meminta Prada Juna untuk menggendong Moli dan Milo bersama Prada Aryo.

"Cepat di jawab..!!" Bang Danar memberi kode mata agar istrinya segera menjawab tugas yang diberikan pejabat Intel. Jika biasanya hal ini menjadi salah satu tugasnya, kali ini Bang Danar yang harus mengikuti tahapan pengajuan nikahnya.

"Milo belum makan, Bang." Kata Keinan.

"Ya makanya cepat selesaikan..!! bisa cepat pulang, nanti beli makanan kucing." Jawab Bang Rico.

Nindy yang sedari tadi juga melirik si Moli akhirnya menggoyang lengan Bang Danar. "Di depan ada mie ayam, Bang."

"Sejak kapan Moli makan mie ayam??"

Nindy segera mengerjakan tugasnya meskipun sesekali masih melirik Moli, kucing betina kesayangannya.

"Abang, bagaimana kalau si Moli minta kawin." Tanya Nindy.

Bang Danar menarik nafas panjang kemudian membuangnya pelan.

"Moli masih bayi, dek. Belum mikir kawin. Pantasnya kau tanya Abang.. kapan kita kawin, Bang? Atau tanya.. Abang mau punya anak?" Cuitan Bang Danar sambil menyelesaikan banyaknya pertanyaan di lembar jawabannya.

"Memangnya Abang mau??" Tanya Nindy dengan wajah polosnya.

"Kau tanya atau meledek??"

Nindy menunduk dengan senyum tipis. "Request anak perempuan bisa nggak, Bang?" Goda Nindy yang akhirnya terdengar seperti tantangan bagi Bang Danar.

Bang Danar sengaja tidak menanggapi agar konsentrasi nya tidak buyar tapi saat Nindy mulai nakal dan sengaja meniup tengkuk lehernya, Bang Danar mulai bereaksi.

"Deek.. jangan iseng..!!" Peringatan pertama dari Bang Danar.

"Memangnya nggak boleh, Abang kan suaminya Nindy." Kata Nindy dengan suaranya yang lembut manja.

Di saat ini Bang Danar mulai sadar bahwa sebenarnya sang istri memang sengaja mencari perhatiannya karena masih menyimpan rasa cemburu tapi dirinya tidak mungkin mempertontonkan kemesraan di hadapan semua orang meskipun dirinya pun mulai tergoda.

Merasa tidak di tanggapi, Nindy pun melanjutkan pekerjaannya.

...

Kegiatan hari ini usai. Bang Danar pun sempat sibuk sendiri karena kegiatannya sebagai perwira Intel memang cukup padat.

Melihat Nindy kembali banyak terdiam, perasaan Bang Danar kembali tak karuan, tapi sikap usil sang istri sungguh terus menggelitik pikirnya. Bang Danar yang sejak tadi memperhatikan Nindy kemudian celingukan di sisi ruang kerjanya saat Nindy berjalan ke arah ruang kerjanya itu.

Bang Rico yang memergoki situasi tersebut hanya menggeleng dengan senyumnya. Ia sudah menduga. Keusilan Nindy pasti sudah mengganggu konsentrasi Bang Danar sejak tadi.

ggrpp..

"Abaaang..!! Kenapa tarik Nindy kesini???" Pekik Nindy.

Tak banyak bicara, Bang Danar mendorong Nindy sampai kesamping pintu lalu setengah menutupnya. "Sebenarnya Abang pengen seperti ini di kamar, tapi bagaimana donk.. yang kosong hanya ruang kerja Abang."

Nindy memalingkan wajahnya. "Bukannya Abang nggak mau?"

Bang Danar mengatur nafasnya yang berantakan. Sejenak dirinya melupakan aturan.

"Seharusnya kamu tau tempat dan situasi. Tidak seharusnya kamu menggoda Abang disana..!!"

Bang Danar sudah tidak tahan lagi. Harus ia akui pesona sang istri jauh membuatnya begitu lupa daratan seakan hilang akal. Jika kemarin Kei membuat jantungnya berdetak kencang karena dosa. Kini Bang Danar kesal jika laki-laki lain menatap sang istri dengan penuh hawa nafsu.

Bang Danar mulai gelisah, kesibukannya begitu menumpuk tapi ia pun mulai tidak sanggup mengendalikan diri. Bang Danar 'mengejar' Nindy tapi sang istri terus menghindarinya.

"Kenapa, dek?"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

bang Danar ingat lg di kantor ya,,,,,,

2025-02-06

1

Alfiah Hasanah

Alfiah Hasanah

mungkin ingat mili

2025-02-06

1

dyah EkaPratiwi

dyah EkaPratiwi

hayo Nindy kenapa?

2025-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Wanita gila.
2 2. Tragedi malam ini.
3 3. Pertanyaan belum terjawab.
4 4. Baru di rasakan dalam hidup.
5 5. Batalyon pulau karang.
6 6. Memupuk rasa cinta.
7 7.Malam penuh cinta.
8 8. Karena godaan setan.
9 9. Berkah tersembunyi.
10 10. Sedikit redam.
11 11. Proses pengajuan terakhir.
12 12. Membela mati-matian ( 1 ).
13 13. Berdebat dengan keadaan.
14 14. Sosok yang ditakuti.
15 15. Batang talas vs serabi.
16 16. Bersama keluarga.
17 17. Memahami isi hati.
18 18. Salah sasaran.
19 19. Pak Danton syok berat.
20 20. Sayang sekali.
21 21. Harga yang harus di bayar.
22 22. Menguak teka-teki.
23 23. Sakit terdalam.
24 24. Di usaikan.
25 25. Benar-benar selesai.
26 26. Perkenalan di Kompi.
27 27. Bu Danton ngambek.
28 28. Insiden bukit.
29 29. Tidak tahan cemburu.
30 30. Menata hati.
31 31. Permintaan kecil.
32 32. Tidak terduga.
33 33. Di manjakan.
34 34. Benda sumber masalah.
35 35. Ngambek.
36 36. Jalan-jalan.
37 37. Cinta yang indah.
38 38. Mendadak pulang.
39 39. Belum kembali.
40 40. Situasi puncak.
41 41. Menjaga dia.
42 42. Langit runtuh.
43 43. Hidup harus terus berjalan.
44 44. Melanjutkan hidup.
45 45. Panik.
46 46. Inilah hidup.
47 47. Sudah waktunya.
48 48. Situasi melunak.
49 49. Demi buah hati.
50 50. Cinta hingga ke langit.
51 51. Senyum indah bersamamu.
52 52. Pertemuan pertama.
53 53. Tatap muka.
54 54. Salah jalan ( 1 ).
55 55. Bujukan.
56 56. Maling kambing.
57 57. Takdir hidup.
58 58. Syok.
59 59. Syok ( 2 ).
60 60. Ajakan damai.
61 61. Perasaan tidak biasa.
62 62. Demi menjelaskan status.
63 63. Tuntas.
64 64. Mulai lembar baru.
65 65. Barang yang hilang.
66 66. Tipuan kecil.
67 67. Sayang.
68 68. Menyelami hati.
69 69. Tiba-tiba geram.
70 70. Danki kepanasan.
71 71. Khilaf ( 1 ).
72 72. Bertengkar ( lagi ).
73 73. Curiga.
74 74. Tegang.
75 75. Terbawa perasaan.
76 76. Rasanya jadi bapak.
77 77. Hari ini.
78 78. Waspada.
79 79. Danar Shila.
80 80. Gelisah.
81 81. Rasa yang berbeda.
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Wanita gila.
2
2. Tragedi malam ini.
3
3. Pertanyaan belum terjawab.
4
4. Baru di rasakan dalam hidup.
5
5. Batalyon pulau karang.
6
6. Memupuk rasa cinta.
7
7.Malam penuh cinta.
8
8. Karena godaan setan.
9
9. Berkah tersembunyi.
10
10. Sedikit redam.
11
11. Proses pengajuan terakhir.
12
12. Membela mati-matian ( 1 ).
13
13. Berdebat dengan keadaan.
14
14. Sosok yang ditakuti.
15
15. Batang talas vs serabi.
16
16. Bersama keluarga.
17
17. Memahami isi hati.
18
18. Salah sasaran.
19
19. Pak Danton syok berat.
20
20. Sayang sekali.
21
21. Harga yang harus di bayar.
22
22. Menguak teka-teki.
23
23. Sakit terdalam.
24
24. Di usaikan.
25
25. Benar-benar selesai.
26
26. Perkenalan di Kompi.
27
27. Bu Danton ngambek.
28
28. Insiden bukit.
29
29. Tidak tahan cemburu.
30
30. Menata hati.
31
31. Permintaan kecil.
32
32. Tidak terduga.
33
33. Di manjakan.
34
34. Benda sumber masalah.
35
35. Ngambek.
36
36. Jalan-jalan.
37
37. Cinta yang indah.
38
38. Mendadak pulang.
39
39. Belum kembali.
40
40. Situasi puncak.
41
41. Menjaga dia.
42
42. Langit runtuh.
43
43. Hidup harus terus berjalan.
44
44. Melanjutkan hidup.
45
45. Panik.
46
46. Inilah hidup.
47
47. Sudah waktunya.
48
48. Situasi melunak.
49
49. Demi buah hati.
50
50. Cinta hingga ke langit.
51
51. Senyum indah bersamamu.
52
52. Pertemuan pertama.
53
53. Tatap muka.
54
54. Salah jalan ( 1 ).
55
55. Bujukan.
56
56. Maling kambing.
57
57. Takdir hidup.
58
58. Syok.
59
59. Syok ( 2 ).
60
60. Ajakan damai.
61
61. Perasaan tidak biasa.
62
62. Demi menjelaskan status.
63
63. Tuntas.
64
64. Mulai lembar baru.
65
65. Barang yang hilang.
66
66. Tipuan kecil.
67
67. Sayang.
68
68. Menyelami hati.
69
69. Tiba-tiba geram.
70
70. Danki kepanasan.
71
71. Khilaf ( 1 ).
72
72. Bertengkar ( lagi ).
73
73. Curiga.
74
74. Tegang.
75
75. Terbawa perasaan.
76
76. Rasanya jadi bapak.
77
77. Hari ini.
78
78. Waspada.
79
79. Danar Shila.
80
80. Gelisah.
81
81. Rasa yang berbeda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!