"HAPPY READING "
***
ZARA POV
***
Perlahan aku mengerjapkan mataku merasakan cahaya matahari pagi yang menusuk retina mataku, saat aku bangkit dari tidur, pemandangan yang pertama kali ku lihat adalah oknum yang membuat ku gila sampai aku hampir melupakan tujuanku saat bersamanya. Zach duduk di kursi yang ada di sebelahku dengan gayanya yang arogan, matanya bahkan tidak berkedip saat menatapku. "Apa yang kau lakukan disini Zach? Apa semalaman kau duduk seperti itu dan hanya untuk menatapku?"
"Segera bersihkan dirimu, Becca menunggumu di ruangannya, ada sesuatu yang penting yang ingin dia bicarakan," ucap Zach segera beranjak dari tempatnya.
"Baiklah, aku akan segera kesana."
Aku memperhatikan punggung Zach yang perlahan menghilang dari balik pintu, aku mendesah dan memukul pelan kepalaku, memangnya apa yang ku pikirkan kenapa aku berharap Zach berada disini semalaman, semenjak bertemu dengan Zach entah mengapa aku menjadi kehilangan akal.
***
Rebecca memperlihatkan gambaran di cerminnya bahwa Erios lah dalang dibalik hilangnya para perempuan di kerajaannya. Erios memiliki sihir bisa mengendalikan fikiran orang sehingga para wanita yang terkena sihirnya akan datang sendiri ke Kastil kediaman Erios untuk dijadikan tumbal. Dan yang lebih mengejut kan lagi terpampang jelas di cermin itu wajah Navile yang telah menyihir ramuan Raja Flourenc.
"Bukankah itu sepupu kalian?" ucap Zara kaget.
"Ya, kecurigaan Zach benar, dan dia juga lah yang telah membunuh Ratu Flourenc dengan cara yang sama," ucap Becca menatap Zach, aku melihat raut kesedihan nya disana.
"Kalau begitu kita harus segera menyelamatkan Yangmulia Raja, pasti ada penawar untuk racun sihir itu," ucapanku yang hanya di tanggapi dengan gelengan pelan dari Rebecca.
"Kita tidak akan bisa menolong nya, tidak ada penawar untuk racun itu, aku telah mencari segala cara untuk melakukan nya tapi hasil nya nihil, kita hanya bisa membuat ramuan untuk menunda kematian nya tapi tidak untuk menyembuh kan nya." ucap Rebecca pahit.
"Keparat. Aku tidak akan mengampuninya,hutang nyawa di bayar nyawa," ucap Zach mengepalkan tangannya, matanya menghitam karna amarah dan penuh dendam.
"Aku telah mengumpulkan bukti bukti kejahatan Navile. aku akan segera mengadakan rapat para dewan kerajaan untuk menangkap nya," ucap Rebecca tegas.
"Navile bisa mengubah wujud nya kapan saja, akan sangat sulit untuk menangkap nya Becca."
"Navile memang bisa mengubah wujud nya tapi tidak dengan gelombang energinya." kata Rebecca meyakinkan Sargha.
"Sepertinya terjadi keributan luar," ucap Zach yang mendengar sesuatu.
"Aku akan memeriksanya," kata Rebecca segera keluar dari ruangannya.
***
Suara langkah kaki Rebecca yang terdengar jelas dan terlihat raut kepanikan di wajah nya. " Becca , ada apa, kenapa kau terlihat panik ." ucap Zach khawatir. " Gawatt, Navile telah mencuci otak kaum kita untuk memberontak dengan alasan tidak bisa mengatasi kekacau an di kerajaan, mereka juga membawa banyak assassin untuk menyerang kita, kita harus bersiap siap ." kata Rebecca tegas.
"Sial," umpat Zach kesal.
"Zara! Pergilah bersama Zach, kami bertiga akan menahan mereka," ucap Rebecca tegas.
Tanpa pikir panjang Zach segera membawa ku ke lorong rahasia istana untuk melarikan diri.
"Tunggu dulu Zach, kenapa kita harus melarikan diri seperti pengecut, kenapa kita tidak melawan mereka," kataku melepaskan tangan Zach dan menatapnya nanar.
"Kita tidak bisa melawan mereka sekarang Zara. Di karnakan banyaknya penghianat di istana yang membantu Navile, aku sendiri bingung apa yang di janjikan Navile sehingga banyak dewan yang berkhianat," ucap Zach memegang kedua bahuku.
"Tapi bagaimana dengan mereka?" tanpa menjawab pertanyaanku Zach telah menyeret kembali tangan ku dan membuka portal untuk memasuki dimensi lain. Aku tersentak kaget namun tak dapat mengelak. Tubuhmu telah hanyut dibawa angin kencang dan membuat tubuhku merasa tergoncang.
***
Aku mendarat tepat di atas tubuh Zach yang sekeras batu sehingga membuat tubuh ku terasa sakit. Aku segera bangkit dan melihat ke sekelilingku . Tempat ini sangat sepi sinar matahari yang sedikit redup dan udara yang terasa lembab dan sedikit berat saat di hirup.
"Kita dimana Zach?"
"Kita berada di hutan ilusi, tempat ini jarang di datangi mahkluk penghisap darah maupun assassin karna di tempat ini banyak monster mengerikan."
"Uhh, apa tidak ada tempat yang lebih baik, kenapa selalu ketempat yang berbahaya," ucap ku jengkel.
"Tenang saja. Yang ku maksud mengerikan hanyalah wujudnya, monster disini tidak berbahaya sama sekali hanya saja menjijikan," ucap Zach santai.
Aku menghela nafas gusar memikirkan Rebecca, Miki,dan Sargha. Bagaimana keadaan mereka sekarang. Kenapa Navile sampai melakukan tindakan seperti itu?
"Karna Navile keturunan penghianat. Ayahnya dulu ingin merebut kekuasaan di kerajaan Flourenc tapi lebih dulu di ketahui ayahku sehingga Ayahnya di hukum mati atas penghianatan nya dan aku rasa Navile dendam karna itu, dengan kelicikan nya dia berpura pura menjalin hubungan baik dengan kami, hebat sekali permainan nya, dia memanfaat kan kepercayaan kami untuk membunuh ibu dan ayahku. Brengsekk. Navile adalah pengecut manipulatif yang layak untuk di bantai," ucap Zach penuh emosi, aku bisa melihat kemarahan di dalam nada nya berbicara, melihat Zach yang seperti ini entah mengapa ada perasaan di dalam diriku ingin menguat kan nya. Zach tersenyum padaku yang membuat ku menjadi kikuk, "Ah sial , lagi lagi aku lupa bahwa Zach bisa membaca pikirkan ."
"E,, Zach. Kenapa baru sekarang kau mengetahui ini bukankah kau bisa membaca pikiran." Aku sengaja bertanya hanya untuk menghilangkan kegugupan ku.
"Aku hanya bisa membaca pikiran orang lain tapi tidak berlaku pada keluargaku meskipun hubungan darah yang cukup jauh."
Aku mengangguk pelan menanggapi ucapan Zach. Bahkan saat ini tujuan kami bukan hanya tentang Erios tapi juga Navile. Dan kekuatan Naviel... entahlah aku sendiri tidak tahu sehebat apa. Yang jelas aku harus tetap waspada. Bisa saja dia mewarisi kekuatan dahsyat dari ayahnya.
"Lalu , sampai kapan kita berada disini ?"
" Entahlah, kita harus menunggu instruksi dari Rebecca."
"Huuhhhff ... Baiklah. Sepertinya kita harus mencari tempat untuk beristirahat." Aku mulai lelah dengan semua masalah yang datang bertubi. Yang aku inginkan hanyalah istirahat sejenak.
"Di balik pohon besar itu ada gua yang tersembunyi, kita bisa beristirahat disana," ucap Zach menunjuk pohon besar yang berada sekitar 20 kaki dari keberadaam kami. Aku segera mengikuti langkah kaki Zach yang menuju gua itu, Zach menuntun tangan ku agar tidak terjebak di lumpur penghisap yang mematikan dan juga akar pohon yang bergerak gerak siap untuk menjerat siapapun yang menyentuh nya, tempat yang menurut Zach tidak berbahaya tapi cukup mengerikan bagi yang pertama kali memijakan kaki di tempat ini.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Yana Picisan
😍😍😍
2020-10-22
0
Wirdah K 🌹
semangattt
2020-10-13
0
Hiatus
Perlahan tapi pasti. hehehe...
2020-10-02
0