**"HAPPY READING"
*****
ZACH POV
Aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Tidak mungkin aku menyukai Zara. Tidak pernah ada dalam sejarah seorang vampire menyukai Peri. Tapi aku juga tidak bisa memungkiri perasaanku yang bergejolak ketika melihatnya.
Ahk, sial! apa yang dilakukan peri itu padaku?
Aku memejamkan mataku mungkin tidur bisa membuatku sedikit lebih tenang. Namun aku tidak benar benar tidur Melainkan masih setengah sadar. Aku bisa merasakan seseorang mengguncang pundakku dan memanggil namaku.
"Zach... Bangun."
Sial siapa yang berani mengganggu tidurku.
"Rebecca. Ada apa? Kenapa Kau terlihat panik," aku segera bangkit saat mengetahui Becca yang membangunkanku.
Rebecca memang kakak yang menyebalkan tapi tidak pernah mengganggu tidurku jika itu bukan hal yang penting.
"Zach. Tabib itu dia sudah meninggal."
"Bagaimana bisa?"
"Seseorang telah membunuhnya. Aku bahkan tidak menemukan petunjuk apapun tentang kematiannya. Kita tidak punya sumber informasi lagi selain tabib itu," ucap Becca putus asa.
"Sial! Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Sargha!"
Becca tiba tiba yang membuatku mengerutkan kening. Aku bingung kenapa dia malah mencari pria itu. "Sargha?"
"Ya. Sargha pernah mengatakan kalau dia pernah membaca buku sihir hitam milik Ayahnya. Mungkin kita bisa menyuruh Sargha untuk meminjamnya."
"Kau benar!"
"Kalau begitu ayo kita temui Sargha."
Becca yang langsung pergi tanpa menunggu persetujuanku.
Aku mengikuti langkah Becca dengan cepat. Saat sampai di depan kamar Sargha kami mengetuk pintunya, idak perlu menunggu lama Sargha pun keluar dari kamarnya.
"Ada apa?" Tanya Sargha bingung yang menatapku dan Becca bergantian.
"Sargha. Apa kau masih menyimpan buku sihir itu?" Tanya Becca langsung ke inti nya.
"Buku itu di ambil Mahkluk penghisap darah yang waktu itu menyerangku."
"Ah, SiaL!" Aku mengumpat kesal. Sekarang apa lagi? semuanya terasa begitu sulit secara bersamaan masalah datang bertubi-tubi.
"Dengar. Zara memang bisa menyembuhkan orang lain tapi itu membahayakan dirinya sendiri. Aku sengaja tidak memberi tahu Zara karna aku tidak ingin Zara nekat membahayakan nyawanya sendiri demi menyelamatkan orang lain," aku melihat jelas begitu khawatirnya Sargha pada Zara. Cih, aku rasa itu hanya cara idiotnya untuk mendapatkan hati peri itu.
"Jadi kau sudah tau semuanya?" Tanya Becca menyelidik.
"Ya. Becca kita harus segera menyelamatkan Miki. Anak itu dalam bahaya. Kita harus menggagalkan rencana Erios malam ini," Ucap Sargha yang membuatku bingung.
"Memangnya kenapa dengan anak itu? Kenapa Erios juga menginginkannya?"
"Miki memiliki kekukatan sihir yang berbeda. Selain memiliki kemampuan melacak anak itu juga bisa memanggil hewan untuk menyerang musuh. Dan Miki sangat berguna untuk membantu kita melawan Erios nanti. Dan malam ini bulan purnama Erios akan mengambil kekuatan anak itu dengan bermandi kan darah nya di bawah bulan purnama .Kita harus bergerak cepat."
"Tidak mungkin..." ucap Zara yang sudah berada di belakang kami dan kaget mendengar ucapan Sargha.
"Zara sejak kapan kau disini?" Tanya Sargha yang khawatir melihat Zara.
"Katakan padaku Sargha apa yang kau ucapkan tadi benar ? Kalau begitu ayo kita selamat kan Miki sekarang tunggu apa lagi!" Zara terlihat sangat panik.
"Tidak Zara kau tidak boleh ikut. Biar aku dan Becca yang pergi. Jika kau sampai tertangkap Erios atau anak buah nya sekarang itu akan menjadi keuntungan besar baginya. Kita harus menyusun strategi setelah ini untuk menyelamat kan Ibumu. Dan Zach aku membutuh kan gelombang energi mu untuk mengecoh anak buah Erios dengan menyembunyikan gelombang energi kami," Ucap Sargha tegas.
"Baiklah..." Ucapku mengangguk patuh. Jika saja bukan karena misi penyelamatan aku tidak akan sudi untuk mengikuti perintahnya.
"Saat aku memberimu telepati kerahkan semua gelombang energimu dan tolong jaga Zara jangan sampai lepas dari pengawasan mu!"
"Tentu.Kalian berhati hati lah."
"Sargha tolong bawa Miki untukku," Ucap Zara sendu.
Aku bisa melihat raut kekhawatiran di wajah Zara mencemaskan dua orang yang sangat berarti baginya. Saat Sargha menepuk pundaknya dan mencium kening Zara entah mengapa aku merasa tidak rela. Tidak, Aku tidak boleh seperti ini seorang Vampire tidak boleh mencintai Peri.
Kami menatap kepergian Becca dan Sargha yang perlahan menghilang di telan gelap nya malam. Mereka sengaja tidak melibatkan pengawal istana karna tidak ingin membuat Erios memerintahkan pasukan nya untuk menyerang kerajaan kami itu akan sangat bebahaya bagi kaum kami.
***
Malam ini di bawah sinar bulan Zara terlihat berkali kali lipat lebih cantik dari biasa nya. Meskipun wajah nya datar tapi itu tidak membuat kecantikan nya pudar sama sekali. Saat pandangan Zara beralih menatap ku entah mengapa itu membuat ku kikuk seperti nya aku tertangkap basah karna memperhatikan nya dari tadi.
"Zara sebaiknya kau istirahat," Ucapku mencoba mengalihkan kegugupanku. Terlalu lama didekatnya, membuatku takut tak bisa mengendalikan perasaan aneh ini.
"Bagaimana aku bisa istirahat Zach aku sangat mengkhawatir kan mereka."
"Tenang lah mereka akan baik baik saja," Ucap ku menepuk bahu nya. Zara tersenyum tipis menanggapi ucapanku.
Tiba tiba aku merasakan sesuatu yang sangat aku benci dari dulu. Ya, sebuah telepati yang membuat kepala ku seakan ingin pecah. Sargha telah mengirim telepati untukku Zach sekarang...
Aku mendengar ucapan Sargha. Tanpa menjawab ucapannya aku segera memutuskan telepati sialan itu. Aku harus segera mengerahkan gelombang energiku sekarang.
"Zach kau baik baik saja?" Tanya Zara yang sepertinya khawatir melihat ku kesakitan tadi. Tapi jika tidak well itu artinya aku yang terlalu besar kepala.
"Aku baik baik saja. Sekarang waktunya."
Aku segera menekan gelombang energiku yang cukup kuat dan pekat. Aku bisa merasakan keringat dingin bercucuran di wajah ku. Sebuah urat kebiruan muncul di wajah ku. Tubuhku bergetar hebat. Aku menguras semua energi ku membiarkan anak buah Erios sibuk mencari ku sementara Sargha dan Becca menyelamatkan anak itu.
Ini benar benar membuatku kehabisan tenaga. Tidak lama kemudian Zara mengguncang tubuh ku menyuruh ku untuk berhenti. Aku pun menghentikan nya dan langsung ambruk di pelukan Zara.
Sepertinya Zara dengan sekuat tenaga menahan tubuhku yang berat. Aku yang menyadari itu segera bangkit dengan nafas yang masih tersengal sengal.
"Zach sepertinya mereka berhasil. Tadi Becca mengirimku telepati untuk menyuruhmu agar berhenti," ucap Zara dengan wajah berbinar dan langsung memelukku.
Aku terpaku merasakan kehangatan tubuh Zara dan menghirup aroma tubuhnya yang memabukan. Aku tersenyum samar dan membalas pelukan Zara. Zara yang mulai sadar dengan apa yang dia lakukan segera melepaskan pelukannya. Aku bisa melihat semburat kemerahan di wajahnya karna menahan malu.
Ah, itu manis sekali. Aku menyukai rona merah itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Dhina ♑
bukankah diri kalian memiliki kekuatan masing masing, tapi kalian belum menyadarinya
Miki, dia ikuti naluri, maka saat saat membutuhkan pertolongan, dia gunakan kekuatannya
eh thor, kita ga follow an ya, rasanya dah berteman, 🤔🤔
2021-06-12
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, semangat 😊
2020-11-28
0
Selvii Pangestika
aku baru Bacca sampe sini, ceritanya menarik
2020-11-20
0