"Beraninya kau berteriak padaku?!" Khazayn sedikit mendesis dengan melemparkan tatapan tajam kearahnya. Tentu hal itu membuat Sera terdiam dan bergidik takut. Dia ingat siapa mahkluk yang sedang bersamanya ini.
"A-aku hanya-"
"Berhenti melakukan tindakkan bodoh! kau hanya akan menghabisi energimu, tapi tidak mendapatkan hasil apapun," ucap Khazayn dengan sinisnya.
Meski Sera tidak setuju dengan yang dikatakan Khazayn, namun hal itu benar. Sera sendiri bingung kenapa tidak ada satupun orang yang bisa menolongnya.
Sera menyipitkan matanya menatap Khazayn. "Apa yang kau lakukan pada semua orang?" Sera bertanya penuh kecurigaan.
Khazayn menaikan sebelah alisnya dan berjalan mendekatinya. "Kau mau tahu?"
Sera mengangguk yakin.
"Mudah saja. Aku mengendalikan pikiran mereka agar mematuhi semua perintahku. Maka dari itu aku mengatakan padamu bahwa, percuma saja kau bersikeras meminta pertolongan orang. Tidak ada satu orangpun yang bisa menolongmu."
Sera mencebik kesal mendengar penuturan itu. Matanya beralih pada kedua sosok yang begitu familiar yang sedang berada tidak jauh dari mereka. Tubuh Sera seketika menegang. Matanya terbuka lebar. Sera sendiri bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Posisinya saat ini bahkan tidak jauh berbahaya dibanding berhadapan dengan Khazayn.
Khazayn sendiri menyadari perubahan ekspresi Sera. Lalu Khazayn menatap kearah pandangan Sera yang tertuju pada kedua orang yang cukup dewasa. Keningnya nampak berkerut.
Bukankah mereka orang yang mencari adiknya yang hilang waktu itu?
Khazayn sangat ingat saat kedua orang itu menuju ruanganya untuk mencari adiknya yang hilang. Karena Khazayn tidak perduli dengan urusan mereka jadi Khazayn mengusirnya waktu itu.
Tapi kenapa Sera terlihat takut? Apa yang dimaksud mereka waktu itu adalah Sera?
Khazayn menatap kearah Sera dan dua orang itu secara bergantian. Dan mulai paham tentang yang terjadi sebenarnya.
"Ayo!"
Suara Khazayn membuat Sera bertanya-tanya.
"Ayo? Kemana?"
"Ikut saja," ucapnya segera menarik tangan Sera, untuk ikut dengannya. Namun karena langkahnya mengarah pada kedua orang yang sangat ingin dihindari oleh Sera itu, Sera menggeleng keras dan mengehentak kasar tangan Khazayn.
"Aku tidak mau kesana. Aku mau pulang saja!"
Sera langsung berbalik untuk melarikan diri, namun tangannya kembali ditarik oleh Khazayn untuk ikut dengannya.
Khazayn sendiri bingung, kenapa semua sihirnya tidak mumpan bagi Sera. Sera seolah memiliki tameng sendiri untung menolak mentah-mentah sihirnya. Bahkan untuk mengendalikan pikiran gadis itu saja, sangat sulit baginya. Hal seperti itulah yang semakin membuat Khazayn penasaran dengannya.
Akhirnya mereka telah berada dihadapan kedua kakak tiri Sera. Merlyn menatap Sera penuh kebencian yang mendalam. Saat melihat Sera, dia sangat ingin langsung membunuhnya saat itu juga. Namun melihat kehadiran pria yang cukup berpengaruh itu disebelahnya, membuat nyali Merlyn sedikit ciut. Bagaimana pun juga Merlyn dan Arnold sangat kenal betul dengan Khazayn. Pria dingin pemegang saham terbesar keluarga mereka dan beberapa perusahaan terkenal lainnya.
"Tuan Khazayn, apa adikku ini telah berani menggodamu? Dia memang seperti itu. Tidak tahu malu dan cukup liar," ucap Merlyn menatap Sera sinis dan penuh celaan. Sementara Arnold memberi isyarat pada Merlyn agar menjaga sikapnya dihadapan Khazayn.
"Apa yang membuatmu mengatakan hal itu? Apa kau pikir kau ini lebih baik darinya?" jawab Khazayn dengan senyuman mengejek dan hinaan yang kental.
"Tentu saja aku jauh lebih baik darinya. Gadis ini sama seperti ibunya, murahan dan liar." Merlyn sengaja menekankan ucapnnya dan menatap kearah Sera. Tentu hal itu membuat Sera mulai kehabisan kesabarannya.
Sera menatap Merlyn dengan murka.
Wanita iblis ini. Beraninya dia menghina ibukku.
Sera sangat ingin sekali mengeluarkan Semua amarahnya dan mencakar wanita yang ada dihadapannya ini dengan brutal. Namun dia masih cukup berfikir jernih tindakkan seperti itu akan mempermalukan dia sendiri di khalayak ramai.
Sera memejamkan matanya sejenak untuk menahan emosinya yang sangat ingin meledak saat itu juga.
"Apa kau tidak berkaca Merlyn. Bukankah ibumu yang menggoda ayahku dan mengemis untuk dinikahi olehnya dengan cara yang memalukan. Apa kau lupa, bagaimana dulu ibumu bersujud dikaki ayahku agar mau menikahinya. Cih, bukankah itu memalukan!" ucapan Sera cukup menampar keras sikap Merlyn yang teramat angkuh.
"Beraninya kau-"
Sera semakin menyunggingkan senyuman mengejeknya melihat wajah Merlyn yang merah padam.
"Seharusnya kau sadar, selama ini ayahku menikahi ibumu karena kasihan melihat kondisi kalian yang sangat menyedihkan waktu itu. Hanya karena haus akan kekayaan kalian jadi lupa diri dan bertindak seenaknya pada kami. Tidakkah itu menjijikkan!"
Sera sengaja meninggikan suaranya agar perhatian semua orang berpusat pada Mereka. Wajah Sera sendiri dibuat sedemikian menyebalkan agar Merlyn semakin kesal.
Dan benar saja. Emosi Merlyn semakin tersulut karena hinaan yang keluar dari mulut Sera. Serta perhatian semua orang yang melihatnya dengan pandangan mencemooh.
"Diam kau!!"
Tanpa diduga Merlyn langsung mengambil gelas yang telah berisi air yang ada didekatnya. Merlyn ingin menyiramkan kewajah Sera agar gadis itu berhenti menghinanya. Namun Khazayn yang menyadari hal itu langsung menajamkan matanya pada gelas itu dan menggerakkan sihir lewat matanya yang akhirnya tangan Merlyn beralih kewajah Arnold dengan sendirinya.
Byuurrr
Sera yang tadinya sempat menutup matanya, langsung membukanya ketika guyuran air itu mengenai Arnold. Sontak hal itu membuat Merlyn terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Apa yang kau lakukan bodoh?!" ucap Arnold menatapnya murka.
"Kakak, maafkan aku. Aku tidak bermaksud melakukannya padamu."
Sera tidak kuasa menahan senyuman lebarnya melihat kedua kakak beradik itu bertengkar. Sesekali Sera menoleh kearah Khazayn yang nampak acuh dan memasang wajah Tanpa dosanya.
"Dengar, Aku peringatkan pada kalian berdua mulai saat ini jangan pernah lagi mengganggu Serafina Le Loullie. Aku sarankan pada kalian berdua untuk menjauhinya. Jika sampai hal ini terjadi lagi, maka kalian akan tahu sendiri akibatnya."
Meski nada bicara Khazayn begitu pelan. Namun mereka bisa mengetahui ancaman yang kental didalamnya. Ditambah wajah Khazayn yang menatap mereka dingin dan menusuk cukup membuat mereka bergidik ngeri. Namun meski begitu Merlyn tidak akan menyerah. Wanita itu masih menaruh dendam dan kebencian yang teramat dalam dan akan terus berusaha untuk menyakiti Sera baik dari segi fisik maupun mental, bagaimana pun caranya.
Khazayn segera membawa Sera untuk beranjak dari sana. Meninggalkan Merlyn dan Arnold yang berdiri kaku disana.
"Awas saja kau Serafina Le Loullie, aku pasti akan menyiksamu. Kau akan mati ditanganku," gumam Merlyn yang masih bisa didengar oleh Arnold.
"Buang rencana yang ada di pikiran mu itu Merlyn. Saat ini Sera dilindungi oleh Khazayn. Jika kau tidak mendengarkan ucapannya maka bukan hanya perusahaan kita yang hancur. Tapi nyawa kita juga akan melayang. Jadi... Jangan pernah bertindak bodoh." Arnold memperingatinya.
Merlyn hanya mendengus sebal mendengar hal itu.
Saat ini Sera memang dibawah perlindungan Khazayn. Tapi kita akan lihat sebentar lagi Khazayn pasti akan mencampakkannya seperti para wanita ****** yang pernah dipilihnya dulu
Merlyn menatap Sera dengan senyuman licik diwajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Rena Harianto
like selalu ngiringi mu thor
2021-07-10
0
Elegi Senja
semanngat selalu kakak author... aku mndukungmu😍
2020-10-27
0
Erlina Khopiani
next
2020-10-25
0