Setelah pulang Luna masuk ke kamar dan segera menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.
15 kemudian ia telah mengenakan pakaian santai dan menuju meja rias, menyisir rambut dan memakai bedak tabur.
Tiba-tiba ponsel nya kembali berdering.
"Ckkkkkk!! Pasti dia lagi ni." gumam Luna sebal. Saat akan mematikan ponsel nya di layar nya tertulis nama sila sang sahabat. Dia langsung menjawab.
A"Ya sil...."
.......
"Maaf akhir-akhir ini sedikit sibuk"Shit....!"
.......
"Kapan-kapak aku cerita ya. Oh iya,gimana keadaan ibu mu?..."
........
"Syukur Alhamdulillah jika sudah baikkan dan pulang ke rumah. Besok jika nggak sibuk aakan berkunjung sekalian ngajak kamu tempat untuk ngobrol-ngobrol.
.......
"Nggak. Hanya ngobrol-ngobrol aja. Udah lama juga kan kita nggak jalan-jalannya."
.....
"Ya udah sampai ketemu besok. Byee...."
Luna langsung mematikan ponsel nya saat panggilan selesai.Ia ingin menjernihkan fikiran sejenak akibat ulah Vano.
Berbaring di ranjang memeluk guling Luna mencoba memejamkan mata tapi tidak bisa. Bayangan dan ucapan perempuan di rumah Vano seakan menari di telinga nya.
"Ahh sial!!! Jadi nggak bisa tidur kan. Ntah bagaimana nasib rencana pernikahan ini. Gimana ya reaksi mommy tau anak nya akan menghasilkan bayi kecil?..." Luna malah membayangkan hal yang tidak-tidak.
"Gaya nya pergi luar negeri karena kecewa tetapi ujung-ujungnya main wanita. Dasar lelaki kadal buntung, manis omongan nya melebihi gula." Bibir Luna tersenyum miring bak ibu-ibu julid.
"Luna.... Makan malam dulu yuk sayang. Makanan nya udah siap." panggil bibi dari luar
"Iaaaaa sebentar,bibi duluan saja." Luna bangun dan merapikan rambut nya
"Bisa-bisanya karena mikirkan masalah yang nggak penting ini aku jadi lupa makan malam, parahnya lagi nggak bantuin bibi." Menepuk dahi nya Luna membuka pintu dan berjalan menuju meja makan.
"Maaf ya bi Luna nggak bantuin." Sesal Luna
"Nggak apa-apa kok sayang,Cuma menata makanan doang kok,nggak repot. Bibi nggak masak,soal nya dapat kiriman makanan dari resto calon mertua mu." Ucap bibi sambil menyendok nasi,lauk dan sayuran ke piring sang suami.
"Gimana nak? Udah dapat gelang nya?..." tanya paman
"Belum paman. Vano nggak ada lihat. Hufttt... padahal itu salah satu kenangan dari ibu." Luna kembali tidak bersemangat.
"Sudah.... Nanti pasti ketemu kok. Bibi yakin." Ujar bibi menenangkan.
"Iya bibi mu benar. Ayo makan dulu,nanti bisa kambuh asam lambung nya." Balas paman.
Mereka pun makan malam dalam kediaman tanpa ada obrolan ringan dan candaan receh seperti biasanya.
Selesai makan malam Luna membereskan piring kotor dan mencucinya. Sedangkan bibi menyeduh teh untuk sang suami yang sedang membaca surat kabar di ruang keluarga.
Tiap mengelap tangan setelah selesai mencuci piring dan berjalan ke ruang keluarga.
"Tiara ke kamar dulu bi, Mau istirahat." Ucap nya.
"Ia sayang. Kamu jangan banyak pikiran ya. Jaga kesehatan, nggak nyampe sebulan lagi kamu akan menikah. Soal gelang mu nanti paman dan bibi akan usahakan mencari." Ujar sang bibi
"Ia bi, Luna nggak apa-apa kok. Kalo gitu Luna ke kamar dulu." Luna menuju kamarnya.
Luna berdiri di depan jendela
"Masih nggak nyangka kalo ibu ku masih hidup dan keluarga ku masih lengkap. Aku bahkan bingung harus bersedih atau bahagia. Keluarga ku lengkap tapi bercerai berai karena ulah kakek ku sendiri." gumam Luna. air matanya mengalir deras.
Sekuat dan seceria apa pun dia di luar,di hatinya dia tetap rapuh. Walaupun dia tidak kekurangan kasih sayang dari paman bibi nya,tetapi tetap saja Dia rindu seperti apa di sayang oleh keluarga kandung.
Ting...
Lamunan Luna buyar saat ponsel nya berbunyi tanda notifikasi.
Sila:
S:"Besok ke rumah ku agak siangan aja,soal nya pagi aku nemenin ibu kontrol ke Rumah Sakit dulu."
L:"Oo gitu! Nggak apa-apa. Besok juga aku mau ke restoran sebentar"
S:"Ngapain? Bukan nya kamu cuti selama sebulan ke depan?...."
L"Heeee. Ada deh. Kepo!!"
S:"Ckkk! Ya udah kalau gitu sampai besok. Bye!
Usai pesan singkat ala perempuan itu Luna segera mematikan ponsel. Takut jika si pengganggu nelpon lagi!Yaitu Vano.
Luna langsung menuju kasurnya dan berusaha memejamkan mata nya. Bolak-balik akhir Luna terbawa ke alam mimpi.
...*****...
Dirumah nya Vano uring-uringan karena sudah puluhan kali mencoba menelpon Luna tapi di abaikan begitu saja. Terakhir no nya malah sedang sibuk dan ini malah tidak aktif.
"Shittttt... Kemana sih tuh anak?
"Ini karena Tiara. Bisa-bisanya mengarang dongeng."
"Kenapa sih seperti ibu-ibu komplek sekarang? padahal waktu di eropa nggak begini Lo?..." Ucap Aldo di belakang Vano.
Aldo baru tiba tadi siang. Setelah istirahat sebentar di rumahnya,ia memutuskan ke rumah Vano. Saat mengetuk pintu tapi nggak ada sahutan.Di lihat pintu tidak di kunci ia langsung masuk dan mendengar seseorang mengoceh di taman belakang.
"Eh manusia? Kirain setan." sembur Vano. Dan barhasil membuat Aldo melebarkan matanya terkejut dengan celetukan sang sahabat. Vano kesal pada Aldo karena menyamakan nya dengan ibu komplek.
"Wah wah. Dasar teman nggak ada akhlak lo. Pedas amat tu mulut. Lagian kenapa sih marah-marah aja kerjaan Lo sekarang?.." Ucap Aldo mengikuti Vano ke ruang tv untuk duduk dan ia langsung menuju kulkas mengambil minuman dingin juga beberapa cemilan.
Aldo dan Vano sangat dekat dari mereka SD. Jadi tidak heran ketika di rumah Vano, Aldo bebas seperti dirumah sendiri.
(bebas yang masih wajar ya)
"Tiara menyusul gue ke sini. Tadi pagi saja dia ke sini. Dan lebih parahnya lagi tu orang mengatakan dia hamil dan menunjukkan tespek bersamaan dengan kedatangan Luna." Vano kembali kesal akan kejadian tadi pagi.
"What? Wah... Parah ni Tiara. Tapi bisa jadi benar.siapa tau Lo lupa kali." Ucap Aldo dan menenggak air kalengan.
Buggghhh!!!
Uhuk uhukkk...
Aldo tersedak saat Vano meninju bahu nya. Walaupun tidak keras tapi dia kaget.
"Syukurin." Vano mengejek.Ia kesal karena bukannya membantu mencari solusi,seakan Aldo malah membenarkan omongan Tiara.
"Apaan sih Van... Lo mau bunuh gue sahabat terbaik Lo ini?...."
Vano hanya memutar bola matanya malas.
"to the point aja. Kenapa Lo kesini? Apa ada masalah di Belanda?..." Vano mode serius. Keluar aura CEO nya.
"Perusahaan dari Swedia Ivander Grup mengajukan kontrak kerja sama!" Jelas Aldo.
"Tunggu! Perusahaan siapa Lo bilang?" Vano malah salfok dengan nama perusahaan itu.
"Ivander Grup. Di pimpin oleh lelaki, kalau tidak salah nama nya Tuan Gilson. Kenapa memangnya?..."
"Nanti ku jelaskan. Tolong kamu selidiki tentang Ivander dan Gilson itu dan segera kabari aku!!!" Perintah Vano tanpa bisa di tolak. Dan dia naik ke atas.
"Tapi kena...
Arghkkkkk.....
"Sialan ni orang! Bisa-bisanya main pergi aja. Udah minta tolong, maksa dan nggak berterima kasih lagi. Ckkkk!" Aldo menggerutu kesal
"Mengumpat bos gaji di potong dan bonus di batalkan!" Vano mengancam dan terkiki geli.
Dan Aldo hanya menggerutu pelan komat Kamit.
Setelah nya ia memutuskan pulang ke rumah nya setelah dapat kabar sang ibu kurang sehat.
Semoga kalian betah dan tidak bosan membaca karya ku yang masih amatiran ini ya guys.
Jika ada bahasa,ketikan dan sebagainya yang kurang sreg di baca mohon kritikan,saran dan komentar yang membangun ya guys🙏 jangan di bully.
Di Indonesia terkenal akan sifat sopan dan tata Krama yang baik serta ramah. Jadi gunakan setidak nya jari kita dengan julukan itu🙏
Jika memang kurang suka atau tidak suka jangan di kasi nilai buruk dan jangan di baca. Karena kami setiap hari ny berusaha terus belajar dan belajar. Walaupun masih terdapat kekurangan tapi menuangkan sebuah ide bukanlah hal yang mudah🙏🙏🙏🙏
Tuh kan Author jadi panjang lebar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments