Ke esokan hari nya
setelah sarapan pagi Luna dan Vano memutuskan pulang ke kota.
Di perjalanan kedua nya hanya diam.Vano akhirnya membuka obrolan.
"kamu hari ini ga usah masuk kampus dan kerja dulu.istirahat dulu di rumah".ucap Vano
"hm".jawab Luna acuh
"Hufffft".Vano hanya menghembuskan nafas mencoba sabar menghadapi sikap Luna.
"kita berhenti sebentar ya? Ada yang mau aku omongin sama kamu".ucap Vano dan Luna hanya mengangguk.
Vano berjalan menuju sebuah danau kemarin ketika bertemu dewa.
"sini duduk".ucap Vano menepuk kursi di sebelahnya.
Luna mengikuti perkataan Vano.saat Luna duduk Vano langsung menggenggam tangan luna.awal nya dia kaget tapi tak urung di biarkan saja.
"aku mau minta maaf atas kejadian sewaktu SMA dulu.aku tau aku salah telah menuduh mu tanpa mendengar dan memberimu kesempatan untuk menjelaskan semua nya".Ucap tulus Vano menundukkan kepala nya.
Sedangkan Luna,ia hanya diam saja menunggu ucapan vano selanjutnya.
"aku mau kita seperti dulu lagi,tapi walau pun kamu tidak mungkin sama lagi.setidak nya beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua nya".tuturnya lagi.kali ini Vano telah bersimpuh
"kamu apaan sih?malu tau dilihatin orang-orang!.
"jawab dulu"balas Vano.
"ok! Aku bakalan jawab,tapi kamu duduk dulu ketempat semula''.perintah Luna dan Vano menurut.
"Ni udah.sekarang jawab".ucap Vano lagi tak sabaran
"baik! Aku akan coba memberimu kesempatan.Aku harap kamu nggak akan sia-siain".ucap Luna akhirnya.
Tiba-tiba ponsel Vano bergetar.
"kenapa nggak di jawab?".tanya Luna.
"bukan hal penting".jawab Vano.
"kalo gitu ayo ku antar kamu pulang".lanjutnya lagi.
Mereka pun bergandengan menuju mobil dan tak lama kemudian mobil mereka mulai melaju meninggalkan danau.
1,5 jam kemudian mereka telah tiba di halaman rumah paman Hariyono.
"Assalamu'alaikum".ucap Vano memberi salam.
"Wa'alaikum salam...
Eh ada Vano dan luna.masuk sayang,
bibi udah masakin makanan kesukaan kamu". Ucap bibi sedikit kaku karna takut Luna masih marah padanya.
"Ia bi.Luna ke kamar sebentar,mau ganti pakaian dulu".ujar nya seraya berlalu.
"paman mana Tan?...kok nggak kelihatan?. Tanya Vano basa-basi.
"paman di kebun belakang,ngasi pupuk tanaman kata nya.kalo kamu nggak keberatan panggilin paman untuk makan".ucap bibi.
"ok!!".jawab Vano menganggukkan kepalanya.
Setelah berganti pakaian Luna segera menyusul ke meja makan dan membantu bibi menyiapkan piring serta menuangkan air minum.
"Lo Vano dan paman mana bi?".tanya Luna
"biasa,paman mu memberi tanaman nya pupuk dan Vano menyusulnya untuk mengajak makan".jawab bibi menjelaskan.
Lunaa hanya beroh-ria saja.sejujurnya dia masih sedikit kesal dengan kejadian tempo hari,karena merasa di bohongi oleh paman bibinya dan membohongi tentang keluarga nya yang ternyata masih lengkap.
baru saja bibi mau membuka mulut untuk minta maaf,paman dan Vano keburu datang.
"ayo kita makan! Silakan van makan tapi jauh berbeda Lo dengan makanan rumah mu". Canda paman.
"ah biasa aja,dirumah menu nya juga seperti ini". balas Vano merendah
Walaupun terlahir dari keluarga yang lumayan berada,Vano tetap tampil apa ada nya dalam segi makanan dan juga berpakaian.
Luna hanya diam saja menikmati makanan nya.
setelah selesai makan,Vano pamit pulang dan di antar oleh Luna ke depan.
"Di bicarain baik-baik ya,jangan pake emosi".Ingat Vano ke Luna
"Ia.dari tadi itu terus yang kamu bilang''.ucap Luna mendengus
"hahaha sebagai calon suami yang baik aku hanya mengingatkan kamu".balasnya tertawa.
"Ya deh.terserah apa kata mu.aku masuk dulu, bye!
Bum!!!
Pintu di tutup tanpa sempat Vano berucap.
"Astaga... bisa-bisanya di tutup begitu saja".Vano menggerutu sebal saat masuk mobilnya dan segera meninggalkan kediaman Luna.
Setelah membantu bibi membereskan bekas piring makanan mereka,Luna beriringan dengan sang bibi menuju ruang tamu.
"Oh iya lupa,aku buat kan minum dulu ya mas". Ucap bibi.paman hanya mengangguk.
"bagaimana sayang suasana di villa?". Tanya paman memulai obrolan.
"baik dan asri paman.pemandangannya juga indah".jawab Luna sambil menuang kan teh yang di bawa bibi nya.
"silakan paman".lanjutnya lagi.
"Luna, paman minta maaf ya,selama ini paman dan bibi mu menyembunyikan berita ini.bukan bermaksud menyembunyikan dari mu hanya saja paman mencari waktu yang tepat untuk bicara".Ujar paman memulai.
Luna diam menyimak
"sebenarnya kedua orang tua mu masih hidup.tetapi mereka telah terpisah oleh keadaan.
ibu mu di jodohkan dengan pria asal negara nya dan ayah mu sekarang tinggal di Blitar". lanjut paman bercerita.
"kenapa bisa ibu ku di jodohkan sementara aku sudah lahir?"
*Flash back on*1
"Lepas kan putri ku.bukankah pernah ku peringatkan pada mu jangan pernah mendekati anak ku.tapi sekarang bukan hanya mendekati,kau juga menikahi nya dan mengajaknya pindah agama tanpa sepengetahuan ku".Marah pria tua itu.
"Maaf dad,tapi kami saling mencintai dan izinkan aku dengan pilihanku".mohon wanita muda dengan tangis nya.
"Nggak akan ku izinkan lagi kamu keluar dari rumah ini Valery".ucap pria tua itu yang tak lain adalah ayahnya juga kakek nya Luna.
"Tapi dad aku sedang hamil,aku mengandung cucu Daddy".Beritahu Valery berharap mendengar kabar kehamilan nya sang ayah luluh.
"Apa?hamil? Hmm baiklah! Aku akan menerima nya dan anak yang kau kandung. Asal kau dan suami mu tinggal di rumah ini". Pria tua itu memberi syarat.
Dengan suka cita Valery mengiyakan permintaan sang ayah tanpa memikirkan terlebih dahulu.berbeda dengan Fajar sang suami,perasaanmya jadi tidak karuan tapi ia hanya diam karena tidak mau istrinya terbebani fikiran nya.
selang beberapa bulan akhirnya waktu kelahiran anak yang di tunggu oleh pasangan Valery dan fajar.saat akan mengambil perlengkapan bayi yang tertinggal tidak sengaja fajar mendengar obrolan sang mertua dengan pria sebaya dengan fajar.
"Kau tenang saja Albert,akan ku pastikan setelah anak mereka lahir aku akan menyingkirkan fajar".ucap tuan Albert tanpa perasaan.
"Lalu, bagaimana dengan Bayi itu?aku tidak mau berdosa karena kau membunuhnya paman.Aku memang mencintai putrimu,tapi bukan berarti mengorbankan Bayi itu".Balas pria yang bernama Albert itu.
"Hahaha jangan khawatir soal itu,aku tidak akan membunuhnya.aku hanya akan membuangnya ke panti asuhan".Tutur tuan Albert lagi.
"heh kejam sekali kau tuan.Tapi aku tidak peduli hal itu,yang ku inginkan hanya Valery". ucap Albert tersenyum sinis.
Mendengar itu fajar berbalik dan membatalkan niat nya mengambil barang yang ketinggalan.Ia menuju mobil dan melaju ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit,ia menemui sang istri tercinta yang sedang terlelap.
"Maafkan aku Valery,aku harus membawa putri kita.bukan aku tidak mencintaimu,tapi aku lebih memilih menyelamatkan putri kita. lebih baik aku yang membawa nya dari pada di titipkan di panti yang takkan bisa kita cari nanti nya.aku menyayangi mu,tapi membawamu pun tidak mungkin karena kuasa ayah mu yang begitu besar pasti mudah melacak keberadaan mu.tetaplah teguh iman mu.suatu saat aku pasti kembali untuk mu".Ucapan perpisahan dari fajar.
Air mata nya tidak terbendung lagi saat menggendong bayi mungil itu.sebelum pergi ia mencium kan sang bayi ke seluruh wajah sang mama sebagai ucapan perpisahan dan tidak lupa membawa gelang yang di beli Valery beberapa Minggu sebelum lahiran.
fajar pun telah bercerita singkat ke dokter dan dokter menyetujui mengatakan bahwa anak yang dilahirkan Valery telah meninggal agar menghilang kan jejak nya dari tuan ivander mertua nya.
*Flash back off*
Sepanjang paman bercerita,air mata Luna tidak berhenti mengalir.
sementara di luar rumah Vano mendengar semua cerita tentang keluarga luna.ada rasa sesak di hati nya melihat sang tunangan menangis.tadi saat di jalan ia jadi kepo obrolan Luna dan keluarga nya,mau berbalik tidak mungkin.tidak sengaja mata nya melihat gelang dikursi mobil.
"ini kan gelang Luna".gumam Vano.
Dan dia pun punya ide cemerlang untuk berbaik ke rumah Luna.
"Lalu bagaimana paman bisa tau tentang cerita ini?...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Bunny
Lanjut kak! Semangat, aku suka karyamu!
Yuk, mampir di ceritaku
Dosen Licik terobsesi padaku ᐛ
2025-02-11
0