Pulang

Setibanya di restoran Luna bergegas melanjutkan pekerjaan nya.

Dia masih saja menggerutu pelan mengingat pertemuannya dengan pria yang baginya menyebalkan itu.

Bagaimana tidak,setelah beberapa tahun tidak bertemu dan berharap tidak akan ketemu lagi,tapi justru takdir kembali mempertemukan mereka dengan hal tak terduga.

Givano Bramasta,Biasa dipanggil Vano oleh teman-teman SMA nya.Dia adalah Alumni Sama bunga bangsa yang juga sekelas dengan Luna.

Tiada satu pun yang tahu penyebab mereka tiba-tiba bermusuhan.Padahal dulu nya mereka begitu akrab.hanya mereka yang tahu.

"Kok muka Lo kek batre habis daya sih Lun"?.. Tanya sila sambil melap meja.

"Ini soal cecunguk itu".ucap Luna.

"Cecunguk???... Siapa sihhhh? Ya mana Gue tau Ghaluna virniaaaaaaa... Kamu aja nongol langsung menggerutu tidak jelas."gemas Sila.

Luna hanya diam tanpa berniat menjelaskan. Dia masih sebal mengingat kejadian di apartemen tadi.

Tapi

Aaaakhhhh!! Pekik sila tertahan.

"Ckkk apaan sih"Luna berdecak.

"Wel wel wel....Sumpah!

Jangan bilang cecunguk yang Lo maksud itu Givano Bramasta OSIS tampan dan dingin itu!!!seru Sila bersemangat.

"Biasa aja,tampan juga nggak.

 lebay lo"senyum Luna miring.

"Mata Lo tuh yang bermasalah, mending di cek dehh tuh mata!!wkwk.ledek sila.

"Hmmm...Gue heran deh sama kalian,kok tiba-tiba waktu itu kalian jadi musuhan..."?tanya sila lagi.

Luna meregangkan otot-otot nya setelah seharian berjibaku dengan meja dan piring. pekerjaannya sudah selesai.

"Ok finish!!!!!

ujar Luna

Luna beranjak memasuki ruang ganti mengambil tas dan langsung bergegas keluar restoran menuju motor nya.

"Waaah dasar teman minim akhlak looo,,, bisa-bisa nya nggak jawab pertanyaan gue dan nyelonong pergi gitu aja."ucap sila sebal.

"Baper.Kapan-kapan gue ceritain.

gue lagi buru-buru ni.abis ini ke toko kue dan bantuin bibi.nanti malam ada acara soalnya.

byeeee!!". pamit Luna seraya melajukan

motor nya .

Setelah membeli kue pesanan bibi nya,Luna lanjut pulang ke rumah.

Sementara sila jadi teringat idola nya yang juga satu grup dengan Givano.

"Hm ... Ntah dimana dia sekarang. Apa kah masih tampan dan sudah menikah? Kalau belum semoga dia jodoh ku Tuhan, Jika bukan maka paksa. Aamiin." Ucap nya

Teman-teman seprofesi nya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah nya. Mereka sudah biasa dengan tingkah lucu sil tersebut.

******

🌿Sedangkan Vano di apartemen Masih uring-uringan.Dia masih tidak menyangka bertemu musuh bebuyutan nya.menambah daftar sakit kepalanya.

Tidak ingin terlalu memikirkan masalah perjodohan dan prtemuannya dengan Luna, Vano berlalu ke kamar mandi untuk menyejukkan kepala berharap fikirannya sedikit tenang.

Setelah selesai mandi dan berpakaian Vano duduk di sofa sambil minum minuman dingin yang ada di kulkasnya.

Lamunan Vano seketika buyar saat ponselnya berdering

"Hallo dad..

.......

"Iya,sebentar lagi aku pulang.jadi bilang sama istri Dady itu,jangan mencemaskan aku".

Tuuut....

Baru saja terlelap Vano ingat jika ia tadi belum makan. Netra nya beralih menatap meja. Makanan yang dipesan nya masih utuh.

Karna perut sudah nggak bisa kompromi,

Vano langsung mengambil piring dan menyantap makan siang nya yang kesorean.

Selesai makan Vano beranjak menuju ke belakang dan mencuci bekas makanan nya.

Walau pun dingin dan arogan,tapi untuk sekedar cuci piring Vano masih bisa.

*Di kediaman rumah Vano

"sayang udah donk marahnya".tutur Dady Vano.

"Siapa yang marah?..."jawab sang istri

"Benar ya udah nggak marah... Oh ya sebentar lagi Vano pulang".ucap dady

"ohhhhh baguslah,,, itu artinya nanti malam jadi kan...?".tanya nya.

"jadi,kamu tenang saja,Vano pasti setuju".

ujar Dedy lagi.

Setelahnya mommy pun beranjak ke dapur, untuk mengarahkan pembantu nya membeli beberapa seserahan untuk lamaran nanti malam.

dan mommy memutuskan masak sendiri untuk makanan kesukaan Vano.

Saat asik mengolah makanan Ia teringat kejadian bulan lalu, saat ia berkunjung ke Belanda menjenguk sang anak.Waktu ia mengetuk pintu apartemen Vano yang membuka nya seorang wanita dan tidak ada Vano di apartemen.

"Siapa kamu?..." tanya mommy waktu itu.

"Hallo!! Anda yang siapa? Ini unit pacar aku." Jawab si wanita

Mommy memandangi Tiara dari ujung kaki hingga kepala.

"Maksud ku, untuk apa kamu berada di apartemen putra ku? Sedangkan si pemilik tidak ada?!"

"Put... Putra!!?" Tiara tergagap. Kaget tentu saja. Dia sudah kurang ajar pada wanita paruh baya itu. Berharap menjadi calon menantu tetapi malah menghancurkan pertemuan pertama mereka.

"Maaf Tante. Aku kira Tante orang yang sering ke sini minta-minta, ya benar. Biasa nya ada orang tua yang datang ke setiap unit mengetuk pintu dan meminta-minta."Ucapnya lagi.

"Wooow!! Oh ya!?."

"Jadi menurutmu penampilan ku ini terlihat seperti pengemis?..." Sarkas mommy

"Bu..bukan begitu maksudku Tan. Teta....

"Hah! Kenapa tiba-tiba kamu tergagap begitu? Dimana suara lantang mu saat awal aku datang tadi?!" Mommy belina tersenyum sinis.

"Ada apa ini?..."

"Benar ini pa..

"Begini Van,tadi saat mommy mu datang aku kira dia pengemis. Jadi saat aku tau dia mommy mu aku langsung minta maaf kok. Tapi sepertinya mommy belum memaafkan ku." potong Tiara memasang wajah sedihnya.

Sedangkan mommy belina memutar bola matanya malas. Mual melihat akting sinrubah betina menurutnya.

"Maafkan mommy ku dan mom maafkan Tiara ya!? Dia nggak tau kalau mommy adalah orang tua Vano." Ucap Vano berusaha menenangkan kedua nya.

"Oh teman! Kirain PACAR!!" Balas mommy menekankan kata pacar.

"Siapa yang bilang pacar? Kita itu hanya teman kampus mom. Kebetulan Dia ini anak nya Almh.Nyonya Melinda teman mommy." tutur Vano seraya menuntun sang mommy masuk apartemennya.

Mommy menatap Vano dan Tiara bergantian.

"Melinda teman kampus ku?..." tanya nya memastikan.

"Ya Tante"

"pantesan"

Apa Ma , Tante ???

Tanya Vano dan Tiara bersamaan.

"Tidak ada." jawab nya

"Ngelamunin apa sih istriku?..." Daddy datang dari arah belakang membuyarkan lamunannya.

"Nggak ada. Oh ya,papi tolong teleponin Bibi bilang beli beliin buah sekalian karena tadi mommy lupa bilang ke bibi." ucap Mami mengalihkan pembicaraan

"Oke sayang."

*****

Setelah makan Vano memutuskan pulang ke rumah nya.Di jalan Vano menyempatkan diri menelpon sang sahabat.

"Hallo Al!!"

.....

"Jika pekerjaan Lo disana sudah beres, Lo pulang ke Indonesia. Nanti gue tugaskan paman Victor untuk menggantikan lo!!" Ucap Vano

.....

"Apa? Ke kantor dan apartemen mu?

Ya sudah nggak usah di tanggepin.

Tuttttttttttt

Sudah kebiasaan Vano memutuskan panggilan sepihak.

_jangan tanyakan dimana makanan tadi siang

Tentunya sudah di kasi kepada para pekerja rumah nya_

Lanjut????!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!