Anye terjaga saat merasakan sentuhan di kepalanya. Matanya mengerjab, menyesuaikan dengan cahaya lampu kamar yang entah sejak kapan menyala. Seingatnya tadi, ia sudah mematikan saat bersiap tidur. Samar-samar, ia melihat Robby duduk di sisi ranjang.
"Maaf ya, mengganggu tidur kamu. Aku bawain kamu oleh-oleh, lapis talas, kesukaan kamu."
Itu memang kesukaannya, tapi sayang, rasa kesal pada Robby, membuat Anye tak berminat dengan oleh-oleh tersebut. Ia membalikkan badan memunggungi Robby, memeluk guling dan kembali memejamkan mata.
Diamnya Anye, membuat Robby tahu jika istrinya itu sedang marah. "Maaf ya, aku gak bisa nolak saat mereka ngajak ikut jalan-jalan," ia mengusap lembut lengan Anye.
"Gak bisa nolak mereka, tapi bisa membiarkan istri kamu menunggu seharian di rumah," Anye tersenyum getir. "Kamu udah janji mau pulang pagi, tapi apa, kamu ingkar, Mas."
"Keluarga mereka menyambut aku baik banget, Nye. Saat Tante Lisa ngajak jalan, sungkan mau nolak. Bagaimanapun, sebentar lagi kita bersaudara dengan mereka." Tante Lisa adalah ibunda dari Aiman, calon suami Raisa.
"Sudahlah, Mas, aku mau tidur. Sebaiknya kamu buruan tidur juga, seharian jalan sama cewek cantik, pasti capekkan," sindirnya.
"Kamu ngomong apaan sih, Nye, aku jalan-jalan sama banyak orang."
Anye yang malas berdebat, memilih diam dan berusaha tidur kembali. Sayangnya mood yang buruk membuat kantuknya hilang. Ia merasakan ranjang sedikit bergerak, tak lama kemudian, sebuah lengan melingkar di pinggangnya.
"Aku kangen banget sama kamu," Robby mengecupi leher dan bahu Anye.
"Apa iya, saat ditemani wanita cantik, masih merindukan aku?"
"Wanita cantik siapa sih, Nye," Robby menghela nafas panjang. "Dari tadi kamu ngomong wanita cantik mulu, wanita mana yang kamu maksud?"
Anye menyingkirkan tangan Robby yang ada di pinggangnya lalu bangun. "Gak usah sok gak ngerti, Mas," menatap Robby tajam. "Kamu tahu siapa yang aku maksud."
Robby ikutan bangun, berusaha merengkuh bahu Anye, tapi tangannya ditepis duluan.
"Kamu suka sama Sera?" tanya Anye to the point.
"Enggaklah," sangkal Robby. "Aku itu laki-laki beristri, mana mungkin suka sama wanita lain."
"Seluruh keluarga kamu ngedukung kamu sama Sera, bisa apa aku kalau sudah seperti itu," mata Anye mulai memanas, dadanya sesak.
"Berapa kali aku harus bilang, Nye, aku gak akan nikah lagi. Bahkan saat kamu, ibu atau seluruh dunia memaksa, aku gak akan nikah lagi. Aku akan setia sama kamu. Untuk hari ini, aku benar-benar minta maaf, aku didesak, Nye. Posisi aku gak bisa nolak ajakan mereka."
"Tapi aku cemburu, Mas," seru Anye, melampiaskan kekesalannya. Air matanya tak bisa dibendung lagi, mengalir begitu saja melalui kedua pipinya. "Aku cemburu suamiku bersama wanita lain. Aku memang wanita gak guna, wanita mandul, tapi apa wanita sepertiku gak berhak untuk cemburu?"
Robby berusaha memegang bahu Anye, namun sama seperti tadi, tangannya di tepis. Ia menghela nafas kasar sambil meraup wajah. Mengambil sebuah bantal, menyodorkan pada Anye. "Jangankan cemburu atau marah, mau mukul aku, juga gak papa, kamu berhak. Nih, pukul aku pakai bantal sampai kamu puas. Asal setelah itu, jangan marah lagi. Aku sayang banget sama kamu, Nye. Disana aku sama sekali gak berduaan sama Sera, enggak. Kami jalan bareng yang lainnya juga. Aku tahu diri, Nye, aku laki-laki yang beristri."
Anye menepis bantal yang disodorkan Robby. Semarah-marahnya dia, mana mungkin akan memukul Robby. Sekalipun, selama 4 tahun menikah, tak pernah Robby memukulnya, laki-laki itu sangat baik, bahkan saat tahu dirinya mandul sekali pun. Ia kembali membaringkan tubuh memunggungi Robby. Berharap Robby akan kembali memeluknya, tapi ternyata, laki-laki itu malah keluar kamar. "Ish, nyebelin," Anye memukul guling.
Mengetahui Robby kembali masuk, Anye pura-pura tidur.
"Udah aku potongin lapis talas bogornya, makan sama-sama yuk."
Anye yang masih pura-pura marah, hanya diam saja.
"Sayang, aku suapin yuk. Jangan ngambek lagi dong." Robby mengulum senyum melihat Anye bangun. Segera dia menyodorkan sepotong lapis talas ke depan mulut Anye.
...-----------------...
Kerja menjadi rutinitas yang sangat disukai Anye. Sesama rekan kerja yang saling support, menciptakan atmosfer yang sangat positif. Dia tak perlu lagi mendengar ocehan mertua dan ipar lagi karena mereka jarang ketemu. Juga tak perlu menerima tatapan penuh balas kasihan tetangga saat belanja di mamang tukang sayur karena tak pernah kesana lagi. Sekarang, dia hanya belanja seminggu sekali, setiap minggu pagi bersama Robby, sekalian olahraga dan jalan-jalan. Sudah dua minggu ini juga, dia tak bertemu Sagara, dan hidupnya benar-benar terasa tenang.
"Nye, dipanggil ke ruangan Pak Bondan," Dinara memberi tahu.
"Ada apa ya?" Anye mendadak gelisah.
Dinara mengedikkan bahu, "Mana aku tahu. Buruan deh, daripada entar kamu kena semprot. Calon duda lagi galau soalnya, takut kamu malah jadi pelampiasan," ia tertawa cekikikan. Sudah menjadi rahasia umum, jika Pak Bondan sedang dalam proses perceraian dengan istrinya. Laki-laki itu ketahuan selingkuh dan langsung digugat cerai oleh sang istri. "Eh, Nye, laki lo manager kan? Ati-ati, selingkuh kayak Pak Bondan."
"Masa spek kayak Anye diselingkuhin," Tegar yang tak sengaja mendengar, ikut menyahut.
"Heh, yang namanya selingkuh, gak mandang spek. Meski punya bini spek bidadari, kalau lakinya doyan selingkuh, ya selingkuh aja. Banyak kok, ani-ani yang spek nya jauh di bawah istri sah."
"Siapa, gayung love pink," celetuk Giani, yang langsung disambut tawa oleh lainnya.
"Kalian ini kenapa sih, kok malah nakut-nakuti Anye," Fera yang terlihat sibuk, ternyata dari tadi ikutan nyimak. "Kenapa juga, gayung love pink di rumah aku, pakai dibawa-bawa segala? Udah, Nye, buruan ke ruang Pak Bondan, jangan dengerin ucapan mereka pada."
"Apaan sih, aku cuma ngingetin Anye kok, gak nakut-nakuti," Dinara kembali ke kubikel nya.
Tidak ada orang yang tidak akan terpengaruh dengan ucapan orang lain, sedikit banyak, akan membuat dia kepikiran, pun dengan Anye. Tapi sebisa mungkin, dia mencoba untuk percaya pada Robby. Robby hanya sesekali saja lembur, tiap sabtu dan minggu juga di rumah bersamanya. Ponselnya digeletakkan sembarang tempat, rasanya tak mungkin suaminya itu selingkuh.
"Permisi, Pak," ucap Anye saat memasuki ruang Pak Bondan. "Maaf, Bapak manggil saya ya?"
"Duduk, Nye," Pak Bondan menunjuk kursi di depannya.
Dengan perasaan gelisah, Anye duduk di depan Pak Bondan. Dia belum ada 2 bulan kerja disini, semoga saja, dipanggil bukan untuk dipecat.
"Ada berita bagus untuk kamu, Nye."
Kegelisahan Anye seketika lenyap mendengar kata kabar baik, itu artinya, dia tidak dipecat.
"Mulai besok, kamu udah gak disini lagi."
"Hah!" Anye reflek berdiri. "Sa-saya dipecat, Pak?"
Pak Bondan malah tertawa melihat ekspresi kaget Anye. "Tenang, kamu gak dipecat. Kamu cuma pindah bagian aja."
"Pindah?" Anye mengerutkan kening.
"Sekretaris Pak Saga, Adinda, cuti melahirkan. Dia meminta kamu untuk menggantikan tugas Adinda selama dia cuti."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Niͷg_Nσͷg
ingat Rob..wanita cemburu manusiawi, karena hanya b2 yang tidak akan merasakan cemburu dan marah saat pasangannya di dekati bahkan di gahuli oleh b2 lain. maka dari itu , jika wanitamu tidak cemburu melihatmu dekat dengan wanita lain, atau sebaliknya berarti kamu pikir..siapa yang jadi b2 nya.
wkwkwk sagara selalu punya cara buat mendekati mantan, apalagi kini sagara tahu kalau sebenarnya kehidupan rumah tangga anye tak baik2 saja, dan malah kini ada gayung love2 pink yang lagi gencar dekati robby...laki2 setia hanya ucapan bibilnya saja, kalau setiap hari di sodolii vaha dan dada pada akhirnya juga ambyarr juga, meski di rumah sudah ada bini cantik paket complit yaaa tetap kurang bersyukur...
2025-02-05
1
Kar Genjreng
berniat menghindari malah di dekati mateng lah. Nye suweerrr tak ewer ewer gregetan ya Nye,,,, padahal sang Robby sudah setia setengah modar he he tapi ko malah jadi rodo nyeleneh yo Robby tenan apik tenan opo ga salah ,,, takutnya malah Robby mengganti surat Robby jadi punya Anye,,,iyo to lah geneo jarang Lo laki laki kaya Robby,,,bukan lagi zuzhon Yo ,,,,teka teki dadine opo iyo Robby semenerima itu,,,wis lah mbuh karep,,, pembinor di dukung Raeder
2025-02-05
0
Opi Sofiyanti
eh ngakak tau gak... td kan aku bc part ini, trus aku tuh blm paham "gayung love pink" tuh apa.. y aku pikir gayung biasa.. trus aku brs bc, aku bk lah apk tok2.. eehh keluar lah kasus selebgram yg lg viral itu, dan trnyt "gayung love pink" tuh gara2 dia.. dr stu aku br "Ooooo gara2 ini"... 🤭🤭🤭
2025-02-05
1