Episode 18 Amarah.

Anindya yang sekarang sedang menikmati makan malam yang dimasakkan oleh Bibi. Anindya Bukan malas yang tidak ingin memasak sendiri. Tetapi karena hanya sendiri yang pasti Anindya juga merasa kalau memasak untuk diri sendiri pasti sia-sia. Jadi lebih baik di masakan oleh bibi dan dia juga ingin menghargai para pelayan yang bekerja di rumah itu.

Anindya yang makan begitu tenang dan anggun yang pasti tidak menggunakan cadarnya, tetapi mau dia sendiri atau ada Kavindra di sana, beberapa pelayan tetap berdiri di sana yang menunggu Anindya makan.

"Apa seperti ini pekerjaan kalian setiap hari?" tanya Anindya yang mungkin merasa sangat risih di sekitarnya banyak orang yang menunggunya walau tidak memperhatikan dirinya.

"Sudah menjadi kewajiban kami Nona. Para pelayan di rumah ini memiliki tugas masing-masing," jawab satu salah satu pelayan yang paling dekat dengan Anindya.

"Tiga! jadi menjadi mandor makan orang yang berada di rumah ini merupakan salah satu tugas para pelayan di rumah ini?" tanya Anindya.

"Benar Nona," jawab pelayan itu.

"Apa kalian tidak capek berdiri?" tanya Anindya.

"Kami bekerja di rumah ini dengan gaji yang besar dan pekerjaan yang kami lakukan masih masuk akal, jadi tidak ada masalah sama sekali. Sebelum tanda tangan kontrak untuk bekerja di rumah ini dan kami sudah mendapatkan peraturan dan juga tugas masing-masing. Jadi jika sudah bekerja di rumah ini akan menaati peraturan dan tugas yang diberikan dan juga akan mendapatkan resiko jika melanggar semua itu," jawab pelayan itu dengan mengatakan apa yang sebenarnya.

"Jadi, kalian bekerja dengan kontrak?" tanya Anindya.

Dia juga memiliki asisten rumah tangga, tetapi tidak terlalu berlebihan seperti di rumah suaminya dan bahkan bekerja berdasarkan kontrak.

"Benar, Nona," jawab pelayan itu.

"Kenapa dia membutuhkan begitu banyak sekali pelayan di rumah ini dan bahkan memperkerjakan dengan kontrak," batin Anindya.

"Maaf, Nona jika apa yang kami lakukan membuat Nona tidak nyaman. Tetapi kembali lagi semua ini adalah bagian dari pekerjaan kami," ucap pelayan itu.

"Kamu benar, jujur saya memang sangat tidak nyaman dan tidak terbiasa diperlakukan seperti ini. Tetapi kembali lagi saya akan berusaha untuk beradaptasi," sahut Anindya.

"Oh iya. Lalu kapan kalian makannya? Jika masih terus mengawasi saya? apa sudah makan terlebih dahulu" tanya Anindya.

"Pelayan di rumah ini sangat banyak dan makan bisa dengan berganti-gantian," jawabnya.

"Begitukah. Jad kalian tidak keberatan sama sekali dengan pekerjaan ini?" tanya Anindya yang membuat pelayan itu menggelengkan kepala dan begitu juga dengan pelayan yang lain

"Baiklah! Kalian bekerja di rumah ini dan mungkin sudah memiliki peraturan tersendiri yang harus ditaati. Saya tidak akan ikut campur walau semua sedikit mengganggu," sahut Anindya yang kembali melanjutkan makannya.

"Tuan Kusuma!" Anindya yang tiba-tiba saja dikejutkan dengan teriakan Talitha dan dia semakin terkejut ketika melihat seorang pria memasuki rumahnya yang membuat Anindya memalingkan wajahnya karena sedang tidak menggunakan cadar.

Hal seperti itu yang sangat dia jagakan jika berada di rumah Nathan dan selama ini tidak ada pria yang masuk dan jelas ini sangat mengagetkan Anindya.

Pria sekitar berusia 60 tahunan itu menghentikan langkahnya dan mengerutkan dahi yang melihat ke arah meja makan. Tampak sangat heran yang dari ekspresi wajahnya bertanya-tanya siapa Anindya.

"Tuan!" Thalitha tampak tidak bisa menghentikan hal itu.

"Kenapa bisa masuk?" tanya Anindya yang privasinya telah terganggu dan wajahnya masih saja berpaling.

"Maaf Nona. Tuan Kusuma adalah Ayah dari tuan Kavindra," ucap Thalita yang membuat Anindya kaget.

Apah!

Karena itu adalah mertuanya yang mau tidak mau Anindya memalingkan wajahnya kembali. Anindya tidak ingin dicap sebagai menantu yang kurang sopan.

Anindya menelan saliva yang melihat pria berwajah dingin itu dan sama saja seperti putranya. Anindya berdiri dari tempat duduknya yang ingin mencium punggung tangan pria tersebut tetapi tidak disambut oleh pria itu yang terus saja menatapnya dengan tatapan aneh.

"Siapa dia?" tanya pria itu dengan suara berat dan Anindya sejak tadi menunduk di hadapannya.

Thalita terlihat begitu gugup dan bahkan tidak menjawab.

"Kau tidak mendengar apa yang aku tanyakan? Siapa dia?" tanya Kusuma sekali lagi.

"Nona Anindya ini...."

"Saya adalah istri dari tuan Kavindra," Anindya yang melanjutkan kalimat tersebut.

Pria Itu tampak terkejut mendengarnya sampai matanya terbuka lebar dan sementara Thalita yang sepertinya tidak ingin Kusuma tahu hal itu sampai membuat dia memejamkan mata yang merasa gagal mencegah Anindya yang berkata jujur.

Dan yang benar saja Thalita langsung mendapatkan tatapan dari Kusuma.

"Apa yang barusan dikatakan wanita ini?" tanyanya dengan suara berat yang memastikan.

"Benar tuan! Nona Anindya adalah istri dari tuan Kavindra," jawab Thalita merendahkan suaranya dan langsung menunduk.

Mata Kusuma langsung melihat ke arah Anindya dengan menatap gadis tersebut dari bawah sampai atas yang merasa sangat tidak mungkin jika putranya menikah dengan wanita seperti itu. Wanita yang jauh dari latar belakang keluarganya.

"Di mana Kavindra?" tanya Kusuma dengan suara berat dan amarah tampak sudah mulai terlihat di wajahnya.

"Saya sudah mengatakan jika beliau sedang berada Milan," jawab Thalitha.

"Apa yang ada di pikirannya melakukan tindakan sebodoh ini!" umpat Kusuma.

Anindya mendengar hal itu tampak bingung, dia berpikiran bahwa sepertinya dirinya tidak diterima dengan baik. Tatapan Ayah mertuanya itu sangat jelas kurang menyukainya.

Memang Anindya tidak melihat keluarga Kavindra satupun saat di hari pernikahannya. Anindya juga tidak pernah mempertanyakan hal privasi dari suaminya itu yang mungkin saja memiliki alasan lain.

"Nona Anindya sebaiknya kembali ke kamar. Saya akan menyuruh pelayan Untuk mengantarkan makanan Nona," ucap Thalita yang bertindak cepat-cepat.

"Saya sudah selesai makan dan tidak perlu diantarkan," jawabnya.

"Kalau begitu saya permisi dulu!' ucap Anindya menundukkan kepala dan langsung pergi.

Dia juga tidak ingin terlalu mencampuri urusan yang lain dan lagi pula Kusuma tidak mengatakan apapun kepadanya.

****

Pagi-pagi seperti ini Anindya yang berada di teras kamar sembari membaca buku. Anindya yang mendengarkan suara mesin mobil yang membuat dia menutup bukunya dan langsung berdiri. Ternyata itu mobil suaminya yang akhirnya sudah kembali. Anindya tersenyum yang sepertinya senang melihat kehadiran pria itu.

Di mobil berikutnya ternyata pria yang dia temui dua hari yang lalu yang tak lain adalah Kusuma yang dikatakan Thalitha adalah Ayah dari Kavindra dan Anindya juga tidak mempertanyakan hal tersebut kepada Thalitha bagaimana jelasnya. Mungkin dia ingin menunggu suaminya saja.

Anindya tampak mengurutkan dahi yang memperhatikan dua orang tersebut saling berhadapan dan terlihat ada percekcokan dan Kavindra yang masuk terlebih dahulu dan Kusuma tampak memanggilnya yang tidak didengarkan Kavindra yang membuat Kesuma menyusul.

"Ada apa sebenarnya? Apa terjadi sesuatu?" tanyanya dengan penasaran dan perasaannya juga mendadak tidak enak.

"Kavindra jangan kau buat keras kepalamu dengan semua ini!" tegas Kusuma yang menghentikan langkah Kavindra dan kembali membalikkan tubuhnya.

"Aku hanya berharap jika Papa tidak mencampuri urusanmu dan apalagi urusan pribadiku!" tegasnya.

"Jika aku tidak ikut campur maka kau tidak akan bisa mengendalikan diri sendiri dan lihat apa yang kau lakukan tanpa sepengetahuanku kau telah berani-beraninya menikah dan lebih parahnya lagi kau menikahi wanita yang seperti itu!" tegasnya yang sudah jelas tidak menyetujui Anindya sebagai menantunya.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Kalsum

Kalsum

makin seru .smg anindya di restui mertuanya

2025-03-14

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

konplik mulai trjadi

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!