Episode 13 Panas

Anindya sangat wajar memikirkan hal itu, Karena bagaimanapun dia sendiri adalah seorang istri dan walau pernikahannya tidak akan berlangsung lama. Tetapi tidak masalah jika mengetahui siapa sebenarnya suaminya.

Sampai akhirnya Kavindra selesai menelepon yang terlihat semakin stres dengan mengusap wajahnya kasar dan Anindya tidak berhenti memperhatikan suaminya itu yang sungguh-sungguh sangat penasaran.

Anindya menelan saliva dan Kavindra yang kembali duduk di sofa dan melihat ke arah Anindya.

"Ada apa?" tanya Kavindra yang membuat Anindya menggelengkan kepala.

"Lalu kenapa melihatku seperti itu?" tanyanya dan tidak mendapatkan jawaban dari Kavindra.

"Jangan pernah berpikiran untuk ikut campur dengan urusanku dan apapun yang kau dengar itu bukan urusanmu!" tegas Kavindra.

Anindya menganggukkan kepala yang menurut saja walau sebenarnya dia penasaran.

Kavindra yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung melanjutkan pekerjaannya. Walau Dia terlihat begitu sangat stress dan sementara Anindya hanya diam saja yang menurut apapun yang dikatakan suaminya. Karena percuma juga dia bertanya dan sebelum bertanya sudah diberitahu oleh Kavindra.

Ternyata Kavindra bekerja terus-menerus yang mengabaikan Anindya yang sejak tadi sudah terlihat menahan kantuk. Dia tetap saja duduk pada posisinya, tetapi beberapa kali kepalanya ingin sekali terjatuh yang sudah tidak tahan dengan matanya dan hal itu kembali membuat ia sadar.

Tetapi terjadi berulang kali sampai akhirnya Kavindra menyadari apa yang sekarang dialami istrinya membuat Kavindra melihat sang istri. Tampak senyum di sudut bibirnya yang merasa begitu lucu melihat istrinya yang seperti itu.

Bukannya mempercepat pekerjaannya dan malah bersandar di kepala kursi dengan kedua tangan dilipat di dada dan sangat menikmati pemandangan di depannya itu, bagaimana Anindya yang menahan rasa mengantuk dan terus saja menjatuhkan kepalanya.

Cantik sekali, itu yang ada di dalam pikirannya, wajah polos yang sangat lugu itu begitu sangat manis yang membuat Kavindra tidak pernah bosan, samapi Anindya yang sudah tidak bisa memposisikan tubuhnya dan hendak terjatuh yang membuat Kavindra dengan cepat langsung menahan tubuh sang istri yang akhirnya pipi mungil itu jatuh pada telapak tangannya.

Kavindra merasa tidak pegal sama sekali yang masih saja menatap istrinya yang sekarang sudah jauh lebih dekat. Dia tidak henti-hentinya tersenyum miring yang sangat menikmati wajah cantik itu.

Kavindra yang sepertinya tidak tega harus membangunkan Anindya yang memilih untuk menggendong Anindya ala bridal style dan langsung membaringkan sang istri di atas ranjang.

Kavindra mungkin saat ini belum bernafsu untuk menghabiskan malam bersama istrinya, walau sebenarnya dia sudah sangat menginginkannya. Tetapi ada urusan pekerjaan yang membuat lagi-lagi harus membatalkan semua niatnya.

Dia sengaja mengajak istrinya ke kamarnya, hanya untuk sekedar mempermainkan saja. Namanya juga Kavindra jika tidak membuat ulah maka bukan dia namanya

Kavindra yang memilih untuk menyelimuti sang isti dengan sangat lembut dan tanpa ada niat untuk mengganggu sama sekali.

"Sebenarnya aku bener-bener ingin sekali menghabiskan malam bersamamu. Tapi lagi-lagi semua harus batal begitu saja. Baiklah masih banyak hari yang akan bisa kita jalankan bersama," ucapnya dengan tersenyum miring.

***

Anindya yang masih berada di kamar suaminya yang tiba-tiba secara perlahan membuka mata, Anindya yang merasa kamar tersebut sangat berbeda yang melihat langit-langit kamar. Anindya menoleh ke sampingnya dan betapa terkejutnya dia bahwa Kavindra yang sudah tidur di sampingnya.

Anindya menelan saliva dan langsung terduduk dengan sedikit menarik selimut yang memegang begitu erat.

Anindya kesulitan salivanya dengan jantung yang berdebar begitu kencang yang terlihat sangat cemas.

"Apa aku sudah disentuh tanpa aku sadari?" tanyanya begitu khawatir dan mengintip dibalik selimutnya.

Sebenarnya tidak ada yang berubah sama sekali, pakaian yang iya kena kan juga masih utuh dan Anindya juga tidak merasakan apapun.

"Anindya stop berpikir negatif dan walaupun iya, itu adalah hak suamimu dan hanya saja kenapa melakukannya disaat aku tidak sadar," batinnya yang berusaha untuk tenang.

Anindya yang dengan sangat pelan-pelan yang hendak pergi. Tetapi tiba-tiba lengannya tertahan yang membuatnya tidak jadi bergerak dan menoleh ke sebelahnya.

"Ingin kemana?" suara berat itu terdengar dan Anindya melihat suaminya itu masih tetap memejamkan mata.

"Ini sudah hampir selesai sholat subuh. Jadi aku ingin mengerjakan sholat terlebih dahulu," ucap Anindya pelan.

"Waktunya berapa lama lagi?" tanya Kavindra.

"Ini sudah jam 06.00 dan aku rasa kamu tahu berapa lama waktu yang tersisa," jawabnya.

Dengan tiba-tiba tubuh Anindya tertarik yang membuatnya kembali berbaring di atas ranjang dan mata dengan cepat melotot saat Kavindra yang sudah berada di atas tubuhnya. Hal itu seketika membuat Anindya panik dengan tangan yang tampak meremas sprei.

"Apa yang akan terjadi jika kamu tidak melakukan satu kali saja sholat?" tanyanya dengan alis terangkat.

"Dunia ini hanya tempat sementara, dengan semua yang kita miliki hanya milik sang pencipta. Jadi jika sudah diberikan begitu banyak keberkahan, maka tidak ada salahnya untuk menjalankan ibadah tepat waktu tanpa harus tertinggal," jawaban.

"Kenapa suka sekali menjawab pertanyaan dengan banyak teori dan tidak langsung to the point?" tanya Kavindra.

"Itu menjadi jawaban to the point yang artinya ketika tidak melaksanakan satu sholat saja yang berarti tidak mensyukuri nikmat yang diberikan sang pencipta dan meninggalkan satu ibadah saja merupakan dosa besar," jawab nya.

"Tapi bukankah aku sering mendengar bahwa menuruti perintah suami adalah pahala yang sangat besar tidak menuruti suami maka akan mendapatkan dosa yang sangat besar?" tanyanya. Anindya menganggukkan kepala.

"Kalau begitu aku meminta mu untuk tidak melaksanakan sholat dan tetap berada di atas ranjangku," ucap Kavindra.

"Apa alasannya?" tanya Anindya.

"Menuruti perintah suami," jawab Kavindra.

"Apa itu alasan?" tanya Anindya.

"Jika ingin menjadi istri yang baik maka turuti perintah suami," ucap Kavindra.

"Dan suami yang baik tidak akan memerintahkan hal seperti itu," sahut Anindya.

"Jadi kau benar-benar menganggap jika pernikahan kita adalah pernikahan sungguhan yang seolah menjadi keluarga yang sangat harmonis?" tanya Kavindra.

"Saya sejak awal memang tidak pernah menganggap adanya pernikahan bohongan dan kita berdua menikah sah di mata agama," jawab Anindya.

"Hahhh!" Kavindra menghela nafas yang lagi-lagi harus mengalah atas apa yang dikatakan Anindya dan dia berlalu dari atas tubuh sang istri yang kembali membaringkan tubuhnya.

"Kau sekarang sholat semaumu. Aku hanya meminta satu dan sudah mendapatkan ceramah yang begitu banyak," ucapnya dengan kesal.

"Saya akan sholat sebentar dan jika tuan masih menginginkan saya berada di kamar ini, maka saya akan datang setelah selesai melaksanakan ibadah," ucap Anindya.

"Kenapa dia begitu patuh sekali dan tidak berusaha untuk membantahku," batin Kavindra yang semakin kesal dengan Anindya yang selalu saja menurut apapun yang dia inginkan dan mungkin saja yang menginginkan Anindya untuk memberontak agar tertantang sedikit.

"Tuan apa saya boleh mengunjungi Abi?" tanya Anindya.

"Belum juga melakukan kewajiban dan sekarang sudah ingin pergi," jawab Kavindra.

"Bukan seperti itu tuan! Saya hanya ingin melihat kondisi Abi. Karena saya meninggalkan Abi dalam keadaan kurang sehat," jawabnya.

"Aku akan menyuruh sopir untuk mengantarmu," ucap Kavindra yang ternyata memberikan izin begitu mudah. Anindya mengangguk tersenyum, ternyata tidak memiliki kesulitan untuk meminta izin.

"Terima kasih sudah memberikan izin," ucap Anindya dengan tersenyum.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Hj Rabiah

Hj Rabiah

lanjut Thor lagi nyimak alur ceritax

2025-02-08

0

Khafiza Achmad

Khafiza Achmad

lama lama luluh juga/Smile//Smile//Smile/

2025-02-07

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

tr lama² bucin de

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!