Episode 12 Menemani Suami.

Anindya berada di dalam kamar yang baru saja selesai mandi dengan Anindya yang menyisir rambut panjangnya duduk di depan cermin.

"Apa tuan Kavindra sudah pulang?"

"Aku bahkan tidak tahu biasanya jam berapa dia akan pulang," Anindya terus saja bergerutu dengan semua pemikirannya.

Tok-tok-tok-tok.

Pintu kamar yang diketuk membuat Anindya menoleh ke arah belakang.

"Siapa?" tanyanya dengan suara yang sangat lembut.

"Saya Nona," jawab pelayan rumah tersebut

"Masuklah! pintunya tidak dikunci," sahut Anindya.

Tidak lama yang akhirnya pintu itu terbuka.

"Saya hanya ingin mengantarkan pakaian Nona yang sudah selesai dicuci," ucap pelayan dengan tangannya yang membawa beberapa lipatan pakaian.

"Letakkan saja di atas ranjang. Saya yang akan memasukkan ke dalam lemari," ucap Anindya.

"Baik Nona!" sahut pelayan itu.

"Apa tuan Kavindra sudah pulang?" tanya Anindya yang tetap saja masih penasaran.

"Belum. Nona. Biasanya tuan Kavindra pulang selalu larut malam dan bahkan terkadang juga tidak pulang," jawabnya.

"Begitukah! Apa beliau sangat sibuk dengan pekerjaannya?" tanya Anindya.

"Sangat sibuk Nona. Bukan hanya bekerja di kantor dan bahkan di rumah juga sering melanjutkan pekerjaan," jawab Bibi.

"Begitu!" sahut Anindya yang tidak mengatakan apa-apa lagi

"Nona membutuhkan sesuatu?" tanya Bibi.

"Tidak! Saya tidak membutuhkan apapun dan jika menginginkan sesuatu, maka saya akan mengambil sendiri dan jika tidak mengetahui saya akan bertanya kepada kamu atau pelayanan yang lain," jawab Anindya.

"Baik Nona! Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Bibi yang membuat Anindya menganggukkan kepala.

Pelayan yang menuruni anak tangga yang ternyata ditunggu oleh teman-teman kerjanya.

"Kamu benar-benar sangat beruntung Lisa. Kamu bisa melihat wajah dari Nona Anindya yang kamu katakan seperti bidadari," ucap salah seorang pelayan yang sepertinya sangat kepo dengan Anindya

"Dia bukan hanya cantik saja, tetapi juga sangat harum. Wajahnya seperti bidadari yang bersinar. Siapapun yang berada di dekatnya pasti tidak ingin pergi," ucap Lisa yang berbicara terlalu berlebihan.

"Jangan-jangan Nona Anindya adalah bidadari yang kesasar di bumi," sahut yang satunya lagi.

"Bisa jadi dan bidadari itu sangat sial yang bertemu dengan tuan Kavindra yang setelan seperti itu," sahut yang satunya yang mengundang tawa teman-temannya yang mengejek Kavindra.

"Pantas saja tuan Kavindra menyuruh seluruh pekerja pria untuk tidak memasuki rumah yang ternyata dia sangat takut sekali jika memperlihatkan istrinya kepada pria lain selain dia. Apa itu di namakan egois," sahut yang satunya.

"Ternyata tuan Kavindra orangnya cemburuan juga dan sangat posesif," Mereka tidak henti-hentinya membicarakan antara Anindya dan Kavindra.

"Apa dalam peraturan kerja ada acara bergosip murahan seperti ini?" mereka bertiga kaget mendengar suara itu dan siapa sangka yang ternyata Kavindra sudah ada di sana dan tidak tahu sejak kapan dia berada di sana.

Para pelayan itu dengan cepat menundukkan kepala yang pasti jantung mereka sekarang berdebar begitu kencang.

"Apa yang kalian lakukan? Sudah bosan kerja sehingga membuat gosip murahan dan tidak mengutamakan pekerjaan," ucapnya dengan kesal.

"Maaf tuan," Kavindra yang terlihat gugup menundukkan kepala yang kepanikan.

"Jika saya melihat kalian bergosip seperti ini lagi. Maka angkat kaki dari rumah ini dan jangan harap kalian bisa bekerja di tempat lain!" tegas Kavindra dengan penuh penekanan.

"I-iya tua!" jawab mereka dengan cepat.

"Membuat susah saja," ucapnya yang langsung pergi.

Para pelayan itu juga langsung pergi buru-buru yang mana mereka terlihat begitu sangat takut dan tidak ingin mencari masalah lagi.

Saat Anindya yang ingin tidur tiba-tiba, pintu kamarnya dibuka dan yang ternyata Kavindra memasuki kamarnya. Hanya Kavindra yang masuk kamar itu tanpa mengetuk pintu.

"Siapa yang menyuruhmu tidur?" tanya Kavindra.

"Tuan baru pulang?" tanya Anindya tanpa menjawab pertanyaan itu.

"Kenapa kalau aku baru pulang? Kau tidak senang melihat kehadiranku?" tanya Kavindra.

Anindya menggelengkan kepala ,"tadi saya bertanya pada pelayan dan mereka mengatakan jika tuan akan pulang sangat lama. Jadi saya ingin beristirahat sebentar," jawab Anindya.

"Apa yang kau kerjakan seharinya sehingga terlihat begitu sangat lelah dan seolah mencari waktu untuk beristirahat?" tanya Kavindra.

"Tidak melakukan apapun, hanya sedikit lelah dan ingin istirahat," jawab Anindya dengan singkat.

"Tidak mengerjakan apa-apa tapi lelah. Aku aja yang bekerja seharian tidak seperti itu. Dasar pemalas," ucapnya dengan kesal yang malah menjuge istrinya.

Anindya tidak menjawab lagi dan hanya diam saja yang terpenting baginya suaminya itu sudah pulang.

"Lakukan tugasmu malam ini!" tegas Kavindra

"Baiklah," jawab Anindya yang lagi-lagi sangat penurut yang tidak pernah protes sama sekali. Walau sebenarnya matanya mengantuk dan benar juga apa yang dikatakan Kavindra, tidak melakukan apa-apa tapi tubuhnya terasa pegal dan mungkin karena memang sudah terbiasa beraktivitas, dia akan pegal jika tidak beraktivitas.

Kavindra yang tidak mengatakan apapun langsung keluar dari kamar Anindya. Karena permintaan suaminya yang membuat Anindya tidak jadi tidur. Dia mungkin harus menjalankan tugasnya sebagai seorang istri karena kalau dipikir-pikir mereka bahkan menikah sudah beberapa hari dan belum terlaksana.

***

Kavindra yang masih terlihat prustasi dengan pekerjaan yang banyak yang duduk di sofa yang di temani dengan tumpukan berkas-berkas di mejanya.

Anindya yang sudah mengetuk pintu dan mendapatkan perintah untuk masuk, dia memasuki kamar itu yang sekarang menggunakan piyama lengan panjang di atas mati kakinya dan tanpa hijab, karena memang di rumahnya sudah tidak ada laki-laki yang membuat Anindya memiliki kebebasan sedikit.

Kavindra hanya melihat sebentar saja dan kembali melihat tumpukan pekerjaan itu. Anindya cukup heran dengan Kavindra yang tidak melakukan apapun dan seolah menjadikannya hanya pajangan saja.

"Apa aku diminta ke kamarnya hanya untuk berdiri saja?" batinnya pernah kebingungan.

Kavindra kembali melihat Anindya dengan satu alisnya terangkat dan Anindya yang mendapatkan tatapan seperti itu mengalihkan pandangannya yang sejak tadi jari-jarinya saling memencet.

"Aku masih banyak pekerjaan jadi tunggulah di sana!" ucap Kavindra dengan mengarahkan kepala menuju sofa.

Anindya menganggukan kepala dan memilih duduk di depan Kavindra. Dia sabar menunggu suaminya selesai melakukan pekerjaan itu.

"Apa tuan mau dibuatkan kopi?" tanya Anindya.

"Jangan bicara padaku yang membuat pekerjaan ini semakin lama selesai. Jadi diamlah!" tegas Kavindra.

"Baik tuan!" sahut Anindya yang menurut saja.

Dia pun terus menunggu suaminya mengerjakan semua berkas-berkas penting itu. Entahlah apa yang dikerjakan Kavindra dan Anindya juga pasti tidak mengerti karena itu bukan bagian dari bidangnya.

Dratt-drattt-drattt.

Tiba-tiba ponselnya yang berdering membuat Kavindra mengangkatnya hanya diletakkan di atas meja dengan loudspeaker yang berbunyi.

..."Ada apa?" tanyanya....

..."Tuan gawat. Markas di Manila sedang diperiksa oleh Polisi," ucap pria tersebut yang terdengar begitu takut....

Mata Kavindra yang langsung melihat ke arah Anindya dan Kavindra dengan cepat mengambil ponsel tersebut yang berdiri dari tempat duduknya dan tidak lagi ada volume suara tersebut. Anindya melihat suaminya yang menuju teras kamar dan tampak berbicara dengan orang yang telepon tersebut sembari marah-marah.

"Apa yang terjadi sebenarnya? apa maksudnya diperiksa Polisi. Aku sebenarnya tidak mengetahui apa pekerjaan dia yang apakah hanya dalam bidang tambang saja," batinnya yang tiba-tiba saja sangat penasaran kepada Kavindra dan mungkin itu adalah hal yang sangat wajar.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Dhafitha Fitha Fitha

Dhafitha Fitha Fitha

bidadari yg cari selendang nya

2025-03-23

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

apa kavindra mafia jg ya

2025-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!