Episode 5 Datang Melamar.

Kavindra menghela nafas yang melihat ke arah Anindya.

"Nona! permintaanmu sangat tidak mau masuk akal dan sepertinya kau tidak tahu siapa aku," ucap Kavindra.

"Saya hanya bisa menuruti permintaan tuan. Jika syarat yang saya ajukan terpenuhi. Saya tidak mungkin melakukan zina tanpa ada ikatan pernikahan. Saya akan menuruti apa yang Anda inginkan. Tetapi jika saya sudah sah menjadi istri Anda," jawab Anindya dengan penuh ketegasan yang juga harus menjaga kehormatannya.

"Apa semua ini hanya sebuah jebakan?" tanyanya.

"Maksud Anda bagaimana?"

"Kau tiba-tiba meminta untuk dinikahi dan apa jangan-jangan kau juga sedang mengincar hartaku. Jadi kau mendapatkan banyak keuntungan, selain hutang ayahmu yang lunas dan kau juga bisa menguasai hartaku karena sudah berstatus menjadi istriku. Aku tidak terlalu bodoh dan aku sudah terbiasa Bertemu dengan wanita sepertimu," ucap Kavindra dengan semua dugaannya.

"Ada salah paham tuan. Saya sama sekali tidak pernah berpikiran tentang masalah harta. Saya ingin dinikahi karena hanya tidak ingin melakukan zina. Anda bisa menikahi saya secara sirih yang terpenting saya sah menjadi istri Anda. Jika saya dinikahi secara sirih maka ketika ada perpisahan tidak akan ada permasalahan harta gono gini dan juga permasalahan lain. Anda cukup menjatuhkan talak maka hubungan kita sudah selesai," ucap Anindya.

"Tapi syarat yang kau minta sangat tidak masuk akal dan aku tidak mungkin harus memperistri seseorang hanya ingin mendapatkan tubuhnya," sahut Kavindra yang sangat tidak setuju dengan permintaan Anindya. Dia juga berterus terang jika dia hanya menginginkan tubuh Anindya sebagai pelampiasan.

"Jadi sebaiknya kau hilangkan saja omong kosong yang tidak masuk akal itu," ucap Kavindra dengan tersenyum miring.

Tiba-tiba Anindya berlutut yang membuat Kavindra kaget.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kavindra berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari area kursi tersebut yang sekarang sudah berada di hadapan Anindya.

"Saya hanya seorang wanita yang lemah. Saya ingin berbakti kepada ayah saya. Kondisi beliau sangat tidak baik-baik saja. Saya bisa menuruti permintaan Anda. Bisa melakukan apapun yang Anda inginkan. Jika memang Anda menginginkan tubuh saya maka saya akan berikan dengan sepenuh hati dan juga ikhlas jika syarat itu terpenuhi,"

"Tolong jangan jadikan bakti saya terhadap orang tua saya menjadi zina. Zina adalah dosa yang sangat besar dan saya tidak ingin melakukan hal itu. Jadi saya mohon untuk menerima syarat saya," Anindya yang tidak memiliki pilihan lain selain merendahkan diri dengan bersujud dan meminta agar Kavindra mempertimbangkan keinginannya.

Kavindra saat ini hanya diam saja, dia bahkan tidak mampu berkata-kata lagi. Biasanya dia pasti banyak bicara dan apalagi kalau sudah ada wanita memohon kepadanya, dia akan sangat mudah mempermainkan sebagai bahan lelucon dan sekarang dia hanya terdiam yang melihat Anindya masih saja berlutut di depannya.

Sangat tidak masuk akal bagi Kavindra yang memang harus menikah hanya menginginkan tubuh seorang wanita yang padahal dia bisa mendapatkan wanita yang seperti apapun yang dia mau. Tetapi mungkin sangat penasaran dengan Anindya yang akhirnya bahkan rela membeli dengan jumlah miliaran sebagai pelunasan hutang.

Syarat yang diajukan Anindya sangat tidak masuk akal dan bisa-bisanya dia Frustasi memikirkan semua itu yang padahal dia bisa saja tidak setuju

***

Anindya dan Abi yang sedang sarapan bersama. Jika di dalam rumah Anindya memang tidak pernah menggunakan cadar. Karena di rumah mereka juga kebanyakan wanita. Ada 2 asisten rumah tangga dan untuk sopir, satpam, biasanya hanya di luar saja dan jika pun kalau memasuki rumah pasti akan meminta izin terlebih dahulu kepada Bibi.

"Bagaimana kondisi Abi?" tanya Anindya.

"Abi sudah jauh merasa lebih baik. Putri Abi terlalu cerewet sehingga Abi sangat takut jika telat minum obat. Jadi sembuhnya juga semakin cepat," jawab Abraham.

"Anindya benar-benar sangat lega mendengarnya. Anindya ingin Abi baik-baik saja. Jadi Abi harus terus minum obat," ucapnya.

"Abi pasti baik-baik saja. Kamu jangan terlalu mengkhawatirkan Abi," jawab Abraham

"Pak!" Bi Asih tiba-tiba menghampiri meja makan dengan menundukkan kepala.

"Ada apa Bi?" tanya Abraham.

"Tamu yang membuat kekacauan itu kembali datang," jawab Bibi.

Anindya terkejut mendengarnya dan sementara Abraham yang mungkin sudah terbiasa menghadapi terlihat tidak bereaksi apapun.

"Di mana mereka?" tanya Anindya.

"Saya belum mengizinkan untuk pak satpam membuka pagar. Saya takut mereka kembali membuat kekacauan," jawab Bibi.

"Suruh mereka masuk, sangat tidak baik membiarkan tamu berada di luar," ucap Abraham.

"Tapi, Pak," sahut Bibi yang tampak ragu melakukan hal itu.

"Mereka adalah tamu, jadi suruh lah masuk!" titah Abraham yang memang tidak pernah takut dengan apapun, walau kejadian kemarin membuat dirinya jatuh sakit.

"Baik, Pak," sahut Bibi

"Untuk apa dia datang. Jangan-jangan dia akan kembali membuat kekacauan dan akan memaksa Abi untuk membayar hutang-hutang itu. Tidak! kesehatan Abi belum membaik," batin Anindya dengan penuh dengan kecemasan.

"Abi sebaiknya istirahat saja biar Anindya yang akan menemui mereka," ucapnya yang ingin bertindak.

"Ini urusan Abi dan sudah menjadi kewajiban Abi menyelesaikannya. Kamu tidak perlu cemas terlalu berlebihan," ucap Abraham.

"Tapi Abi!" Anindya yang merasa hal itu tidak mungkin.

"Abi tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja. Kamu lanjutkan sarapan," ucap Abi yang langsung berdiri dari tempat duduknya yang meninggalkan meja makan tersebut.

Wajah Anindya yang terlihat begitu resah, dia tidak tenang dengan perasaan yang tidak enak. Anindya yang tidak bisa diam begitu saja dan juga langsung menyusul Abinya.

Abraham menghampiri ruang tamu yang selalu saja bersikap dengan tenang dan Kavindra sudah duduk di sofa dengan satu kakinya diangkat di pahanya dan terlihat beberapa anak buahnya berdiri di sekitarnya.

"Maaf telah membuat tuan menunggu terlalu lama," ucap Abraham sangat sopan dan bahkan begitu tenang.

"Tidak masalah tuan Abraham" sahut Kavindra dengan santai.

"Tuan Abraham tidak perlu terlalu tegang seperti itu, karena kedatangan saya kemari bukan untuk membuat kekacauan apalagi harus menagih hutang yang sudah dapat saya duga pasti tidak akan Anda berikan. Tetapi kedatangan saya kemarin untuk melamar," ucap Kavindra yang membuat Abraham tampak terkejut.

Bahkan ucapan yang keluar dari mulut Kavindra terdengar bersamaan yang akhirnya Anindya menyusul yang terlebih dahulu pasti sudah memakai cadarnya.

Dia juga terkejut yang berdiri di belakang Abinya yang belum sempat duduk. Jantung Anindya berdebar begitu kencang saat mendengarkan pernyataan dari Kavindra sebagai pertanda bahwa dia telah menyetujui persyaratan yang diajukan Anindya. Kemarin memang Kavindra menyuruh sekretarisnya untuk membawa Anindya keluar dari ruangannya tanpa memberikan jawaban apapun.

"Apa maksud tuan?" tanya Abraham.

"Saya akan menikahi putri anda sebagai syarat agar hutang-hutang Anda lunas," jawabnya dengan tegas.

Abi menoleh ke belakangnya yang melihat ke arah Anindya.

"Jadi aturlah pernikahan kami dan saya sangat tidak suka bertele-tele," ucapnya dengan santai yang bahkan tidak ingin berbasa-basi.

Kavindra yang berdiri dari tempat duduknya yang hendak pergi.

"Maaf tuan! Saya tidak bisa menukar putri saya dengan semua urusan kita," ucap Abraham membuat Kavindra tidak jadi pergi dan melihat serius ke arah Abraham. Kavindra menautkan kedua alisnya dan juga melihat ke arah Anindya yang sejak tadi Anindya masih saja berekspresi wajah yang schok.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

nah jd salah paham de.ayo anin ksh tau abi kamu

2025-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!