Episode 4 Meminta Syrat

Anindya yang berusaha untuk tenang menghadapi laki-laki yang sudah jelas sangat penasaran dengan dirinya. Kavindra yang pasti ingin melihat seluruh tubuhnya dan menikmatinya dengan harga yang sangat mahal. Anindya yang sekarang telah diuji dengan situasi dan bercampur dengan materi.

"Nona, aku sudah berbaik hati mengajukan syarat kepadamu. Kau salah orang jika meminta toleransi kepadaku. Aku akan memberikan toleransi jika kau menuruti apa yang aku mau. Jujur saja aku sangat penasaran bagaimana rasanya tidur bersama wanita yang membungkus seluruh tubuhnya. Apakah bungkusan ini hanya sebuah topeng dan ternyata di dalamnya sama saja seperti wanita zaman sekarang," ucapnya dengan kata-kata yang sangat merendahkan yang membuat Anindya hanya bersabar.

"Aku memberimu waktu satu kali 24 jam untuk memikirkan semua ini. Jika kau tidak datang menemuiku dan menyetujui persyaratan ku. Maka aku yang akan datang ke rumahmu dan akan melakukan apa yang sudah aku katakan barusan kepadamu. Jadi jangan salahkan aku jika bukan hanya kau yang akan kehilangan seluruh aset keluargamu, tetapi juga kehilangan seorang ayah yang sakit-sakitan," ucapnya yang membuat Anindya menelan salivanya.

Jujur semua itu begitu sangat menakutkan dan dia tidak ingin hal itu terjadi. Bagaimana mungkin Anindya membiarkan Abinya mengatasi manusia serakah di hadapannya itu yang memanfaatkan orang-orang lemah seperti dirinya.

Anindya justru sekarang terjebak dalam perangkap dan mungkin ini maksud dari Abinya agar dirinya tidak pernah ikut campur. Karena Abinya justru ingin melindunginya.

"Nona jadi saranku lebih baik untuk memikirkan semua cara matang dan ambil keputusan yang tepat dan jangan sampai keputusan itu justru membuat kamu akan kehilangan banyak hal," bisik Kalianda.

Anindya bahkan sedikit menjauh dari pria itu, dia merasa kedekatan itu terlalu intens yang membuatnya terperangkap yang tidak bisa bertindak apapun.

"Aku tahu kau sekarang sedang tinggi, tetapi dalam kondisi seperti ini masih ada sesuatu yang bisa kita gunakan untuk mengatasi masalah," Kavindra terus saja berusaha mempengaruhi pikiran Anindya dan sejak tadi Anindia hanya diam yang tidak memberikan respon apapun.

****

Malam ini Anindya yang sedang melaksanakan sholat istikharah yang minta petunjuk kepada sang pencipta atas dalam masalah yang telah dihadapi.

..."Ya. Allah yang maha mengetahui. Hamba mempercayai semua yang terjadi adalah sesuatu yang sudah ditentukan, maka pasti akan ada jalan keluarnya. Hamba meminta untuk diberikan keteguhan hati, ketenangan dalam menghadapi semua ini. Karena apapun yang akan terjadi itu adalah ketentuan darimu yang pasti untuk terbaik untuk hambamu. Tidak ada manusia yang diuji di batas luar kemampuannya dan hamba percaya engkau mempercayai hamba dengan seperti itu," ucapnya dengan lirih....

..."Hamba serahkan semuanya kepada engkau dan semoga semua ini menjadi keputusan yang terbaik. Kiranya semua jalan yang hamba ambil bisa mendapatkan ridho dari engkau. Amin ya Rabbal alamin," ucapnya dengan mengusap wajahnya menggunakan kedua tangannya yang mengakhiri doa itu....

"Mungkin ini adalah keputusan yang tepat. Aku harus menyelamatkan Abi dari semua hutang-hutang ini. Kondisi Abi saat ini sangat parah dan tidak mungkin beliau menghadapi semua ini sendirian. Jika bukan aku yang bertindak lalu siapa lagi. Selama ini Abi selalu melakukan yang terbaik untukku. Sebagai anak sudah seharusnya berbakti dan berkorban," ucapnya dengan keputusan yang sudah dia pikirkan untuk mengatasi masalah besar yang terjadi dalam keluarganya.

"Abi bukan hanya menjadi seorang ayah yang baik untukku, tetapi juga menggantikan sosok Umi," ucapnya lagi.

Anindya memang harus berpikir matang-matang dan tidak bisa hanya diam saja yang membiarkan para rentenir Itu menyakiti Abinya.

****

Kavindra yang berada di ruangannya yang seperti biasa sangat sibuk menandatangani beberapa berkas.

Tok-tok-tok-tok.

"Ada apa?" tanya Kavindra dengan suara berat.

"Tuan. Nona Anindya datang menemui Anda," jawab suara wanita tersebut yang masih berada diluar pintu.

Mendengar nama Anindya yang tiba-tiba saja membuat Kavindra yang tampak tersenyum miring. Ada kemenangan yang terlihat di wajahnya.

"Ternyata pertahananmu hanya sebatas kata-kata. Kau sama saja dengan wanita di luar sana. Pakaian yang kau gunakan hanya sebuah topeng," ucapnya dengan sinis.

"Suru dia masuk," sahut Kavindra.

"Baik tuan!" sahut wanita itu.

Pintu yang terbuka dan sekretaris Kavindra yang mempersilahkan masuk. Anindya menganggukkan kepala yang menarik nafas dan membuang perlahan ke depan. Lalu melangkah menghampiri Kavindra dan sekretaris tersebut langsung pergi yang tidak lupa menutup pintu.

"Aku sangat tidak percaya jika putri dari tuan Abraham sangat rajin sekali berkunjung ke kantorku. Kita baru saja bertemu dan sudah kembali lagi," ucapnya yang menghentikan pekerjaannya.

Dia kembali melihat wanita itu yang memakai cadarnya dan sayang sekali wajah cantiknya sudah tidak bisa terlihat lagi.

"Hmmmm, biar aku tebak. Apa kedatanganmu menemuiku ingin menyetujui persyaratan ku?" tanya Kavindra dengan sangat percaya diri.

"Benar sekali! tujuan saya datang kemari ingin membahas semua itu," jawab Anindya.

"Wau. Sangat cepat sekali berpikir dan mengambil keputusan yang padahal belum sampai satu kali 24 jam," ejeknya dengan tersenyum miring.

"Lalu bagaimana Nona? kau setuju tidur denganku dan melayaniku, memberi kepuasan di atas ranjangku, maka hutang orang tuamu akan lunas," ucap Kavindra.

Anindya memejamkan mata sebentar mendengar perkataan itu ah yang kembali menarik nafas dan membuang perlahan ke depan.

"Saya setuju dengan permintaan Anda," jawabnya.

"Hah!" Kavindra mendengus kasar yang tidak percaya dengan kelemahan wanita itu yang ternyata tidak sekuat yang dia duga.

"Astaga! Ternyata wanita di dunia ini memang sama saja, jika sudah berbicara dengan uang maka harga diri pun sudah tidak berarti lagi," ejeknya dengan geleng-geleng kepala.

Anindya tidak merespon yang saat ini dia hanya mencoba untuk menenangkan diri agar bisa menghadapi laki-laki yang penuh nafsu di depannya itu.

"Kemarin kau berbicara begitu sangat bijak sekali, membawa nama agama, menasehati ku dan nyatanya kau sekarang menyerahkan dirimu kepadaku hanya untuk melunasi hutang orang tuamu. Jika ujung-ujungnya kau juga setuju dengan permintaanku, untuk apa kemarin terlalu banyak berbicara dan merasa paling suci," sinisnya.

"Anda telah memanfaatkan kelemahan seorang wanita yang berbakti kepada ayahnya. Jika memang itu yang Anda inginkan dan maka saya akan melakukannya demi ayah saya. Tetapi dengan satu syarat," ucap Anindya.

"Syarat lagi," sahut Kavindra dengan menyergah nafas.

"Kau ingin aku memberikan bukti kuitansi pelunasan hutang lagi. Nona untuk itu kau harus tidur dulu denganku dan setelah itu maka hutang ayahmu akan lunas. Jangan khawatir aku bukan pria yang ingkar janji," ucapnya.

"Bukan itu. Hutang akan lunas jika saya sudah melakukan apa yang Anda inginkan," jawab Anindya.

"Kalau begitu syarat apa yang kau inginkan?" tanya Kavindra.

"Nikahi saya," ucap Anindya.

Mata Kavindra mendelik yang sangat terkejut dengan permintaan itu.

Ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha.

Tiba-tiba suara tawanya terdengar membara yang mengejek Anindya yang pasti tidak percaya dengan permintaan Anindya.

"Kau barusan mengatakan apa?" tanyanya dengan mendengus kasar.

"Apa aku tidak salah dengar jika kau sangat berani memintaku untuk menikahimu. Aku belum menyentuhmu saja dan kau sudah meminta pertanggungjawaban. Hey apa yang ada di dalam pikiranmu?" ucapnya yang benar-benar sangat frustasi sampai geleng-geleng kepala.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

bagus anin kamu hrs bertahan dn lbh kuat dr si kavidra

2025-03-06

0

Astrid valleria.s.

Astrid valleria.s.

seru Thor

2025-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!