Episode 3 Persyaratan Konyol.

Anindya menelan salivanya ketika mendengar kata-kata itu. Jantung yang seketika berdebar dengan kencang dan sangat tidak mungkin dia melakukan hal itu.

Kavindra terus memperhatikan Anindya yang melihat kebimbangan dari sorot mata wanita lemah itu.

"Bagaimana? kau setuju. Hanya membuka cadar maka hutang orang tuamu 4 miliar akan dihapuskan," ucapnya yang sekarang bernegosiasi.

"Tuan! Syarat ini sangat konyol dan sudah menyangkut masalah privasi saya. Apa yang saya pakai sekarang adalah atribut keagamaan dan sangat tidak pantas tuan meminta hal itu. Karena Saya seorang wanita muslimah. Tolong untuk menghargai saya!" tegas Anindya yang bersikeras dengan keteguhannya dan keimanannya.

"Cih!" Kavindra yang kembali menyergah nafas.

"Kau terlalu pintar berbicara sama saja seperti ayahmu. Sekarang kamu bawa-bawa agama dan aku ingin bertanya dulu kepadaku. Apa menurutmu berhutang dengan menerima bunga yang sudah diberikan syarat apakah tidak suatu dosa lalu kenapa ayahmu menerima hutang tersebut walau dia sudah tahu akan ada bunganya," sindir Kavindra.

Anindya terdiam yang dia juga tidak menyangka. Mungkin saja saat itu Abi sedang kepepet yang tidak mempunyai pilihan. Dia juga sudah mendapatkan semua ceritanya dari sang Abi. Terkadang manusia memang harus dihadapkan dengan pilihan yang sangat berat.

"Nona dalam keadaan seperti ini gunakanlah logika anda uang 4 miliar bukan bisa dicari dalam waktu 1 menit dan aku memberikan kemudahan untuk menghapuskan bunganya sesuai dengan permintaan dan kau hanya melakukan satu yang aku minta," ucapnya.

"Jadi jangan sok jual mahal. Membuka cadar dibayar 4 miliar sama saja dengan orang yang berhutang dengan menerima bunga yang tinggi dan artinya kau hanya berbicara dan sok suci di hadapanku," ucap Kavindra. Anindya tetap saja diam tanpa memberikan respon apapun.

Kavindra yang tiba-tiba membuka laci pada mejanya dan Anindya melihat pergerakan pria tersebut yang mengeluarkan kuitansi.

"Aku menandatangani kuitansi pelunasan hutang 4 miliar sebagai buktinya jika hutang Abi mu 4 miliar sudah dihapuskan," ucapnya yang benar-benar menandatangani kuitansi tersebut dan menggeserkan ke dekat Anindya.

"Kau bisa memiliki ini jika kamu membuka cadarmu," ucapnya lagi.

Anindya melihat ke arah cek tersebut. Tetapi dia belum memberikan keputusan apapun.

"Jangan terlalu banyak berpikir yang membuatku menjadi berubah pikiran. Kesempatan tidak datang dua kali," ucap Kavindra v memberikan ingat.

"Ya Allah, engkau maha mengetahui apa yang sekarang hamba alami. Maafkan hamba jika harus melakukan ini," batinnya yang sepertinya sekarang tidak memiliki pilihan lain.

Dengan tangan bergetar perlahan Anindya membuka pengikat cadarnya. Kavindra yang tersenyum miring melihat kelemahan seseorang di hadapannya yang tidak memiliki pilihan lain yang harus menuruti kemauannya.

Sampai akhirnya perlahan tangan Anindya melepas tali pengikat cadar tersebut dan detik-detik langsung terlepasnya cadar itu yang memperlihatkan wajah cantiknya.

Kavindra yang sangat menunggu dan akhirnya sesuai yang dia inginkan. Wanita yang dimanfaatkan kelemahannya itu telah memperlihatkan wajah yang begitu cantik yang tampak sangat teduh dan semua itu harus diakui Kavindra terlihat dari ekspresi wajahnya dengan tatapan mata yang tidak berkedip sama sekali.

Kavindra bahkan kesulitan menelan ludah dan sementara Anindya yang langsung menunduk yang seakan tidak rela wajahnya dilihat oleh siapapun.

Kavindra yang tampak menyergah nafas, bisanya dia keringat dingin hanya melihat wajah cantik itu yang sepertinya tidak pernah dia lihat. Kavindra mendadak mengusap wajahnya dan kemudian menenangkan diri yang mengalihkan rasa gugupnya.

"Aku tidak percaya jika wanita-wanita yang menutup wajahnya ternyata menyimpan suatu keindahan," ucapnya yang tidak tahan jika tidak mengeluarkan pujian.

Kavindra berdiri dari tempat duduknya.

"Tetapi tetap saja kau masih menyembunyikannya seolah orang yang berbicara padamu ada di bawahmu," ucapnya.

Dengan perlahan Anindya mengangkat kepalanya, kecantikan itu semakin jelas terlihat. Kembali lagi Kavindra yang seolah disuguhkan bidadari di depan matanya.

Terlihat senyum di ujung bibir Kavindra dan keluar dari area kursinya. Anindya yang tampak begitu panik dan dengan cepat tangannya mengambil kuitansi tersebut yang sampai membuat Kavindra mengerutkan alisnya.

"Saya ingin tuan menepati janji tuan," ucapnya yang memegang erat kuitansi tersebut sebagai bukti bahwa hutang 4 miliar sudah dihapuskan.

"Hah!" Kavindra menyergah nafas yang merasa lucu dengan tingkah wanita yang tampak berani tetapi terlihat begitu ketakutan.

"Kau sangat buru-buru sekali Nona mengambilnya. Uang seperti itu bagiku hanya receh dan aku tidak akan mengingkari janjiku. Itu sudah menjadi milikmu karena kau memenuhi syarat yang aku inginkan," ucap Kavindra yang sekarang sudah berdiri di hadapan Anindya yang membuat Anindya mundur satu langkah.

Dia benar-benar sangat menjaga jarak. Kavindra bersandar di pinggir meja dengan setengah duduk dan kedua tangannya dilipat di dadanya yang terus memperhatikan wajah Anindya dan membuat Anindya mengalihkan pandangannya.

"Aku tidak percaya ternyata tuan Adi selama ini menyembunyikan putrinya yang sangat cantik," pujinya.

Anindya bukanlah wanita yang kegeeran dan bahkan tidak memberikan reaksi apapun ketika mendapat pujian itu.

"Jika aku menghapuskan bunga 4 miliar dengan kamu membuka cadarmu. Maka aku akan menghapuskan seluruh utang ayahmu tetapi dengan syarat....."

Kavindra tidak melanjutkan kalimatnya yang ingin melihat reaksi Anindya yang memang langsung melihatnya.

"Saya hanya meminta tuan untuk memberikan kesempatan melunasi hutang-hutang itu dalam waktu jangka yang saya ajukan," ucap Anindya.

"Tapi saya tidak menuruti permintaan kamu. Jika kamu ingin melunasi hutang-hutang ayahmu. Maka lunasi saat ini juga dan jika tidak sesuai ketentuan yang sudah kamu dengarkan. Saya akan menyita ke seluruh aset keluarga kalian dan memenjarakan ayahmu. Walau apa yang saya lakukan belum bisa mengurusi seluruh hutang-hutang itu," ucap Kavindra yang membuat Anindya menelan salivanya.

"Tuan saya mohon berikan saya keringanan. Ayah saya sedang sakit," Anindya memohon dengan suara yang sangat lirih.

"Saya bukan hanya akan memberikan kamu keringanan, tetapi akan menghapuskan seluruh hutang- hutang itu jika kamu mau tidur dengan saya," ucap Kavindra yang langsung to the point yang membuat Anindya kaget dengan matanya yang terbuka lebar.

"Bagaimana dengan penawaran saya?" tanyanya.

"Maaf tuan. Tuan sepertinya salah paham. Saya bukan seorang pelacur yang bisa memenuhi hasrat dan nafsu tuan. Kedatangan saya menemui tuan hanya ingin bernegosiasi untuk memberikan keringanan atas hutang-hutang dari Abi saya. Kami tidak akan lari dari hutang, karena itu juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Tetapi jika saya menuruti semua keinginan tuan. Maka dosa yang saya lakukan lebih besar daripada seluruh dosa yang pernah ada," ucapnya dengan sangat tegas yang harus menjaga kehormatannya.

"Cih!"

"Sekarang ceramah dan menasehatiku. Apa kamu lupa kejadian beberapa menit yang lalu, itu hanya demi uang kamu membuka cadarmu yang selama ini wajahmu kau sembunyikan. Nona jangan terlalu suci jadi manusia, kau saja terlihat naif dan sangat munafik," ucapnya dengan tersenyum mengejek Anindya.

"Memakai cadar adalah sunnah dan walau seperti itu saya tidak seharusnya melakukan hal itu. Tetapi tuan telah memanfaatkan kelemahan saya dan ketidakberdayaan seorang anak yang hanya meminta bantuan. Saya tidak memiliki pilihan lain selain melakukan itu. Saya juga mengetahui jika apa yang saya lakukan salah. Tetapi syarat yang tuan ajukan, Saya tidak akan melaksanakannya. Mohon maaf," ucapnya dengan menundukkan kepala.

"Dalam keadaan terdesak seperti ini dan kamu masih tetap menyombongkan diri. Hah!" Kavindra yang terlihat tersenyum miring.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

kau yg sdh memeuhi kemauan dan syarat dr kavindra jd wajar aja klu dia minta lebih dan melecehkn kamu..skrng gmn ke depany

2025-03-06

1

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Kasian anindya

2025-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!