Episode 2 Membuka Cadar

"Kenapa Abi tidak menceritakan semua kepada Anindya? kenapa harus memendam semua ini dan Anindya tidak akan pernah tahu jika ternyata selama ini Abi memiliki hutang puluhan miliar kepada orang itu," ucap Anindya yang kembali ke kamar Abinya setelah mendengarkan semua cerita dari Bibi dan mereka berdua berbicara dari hati ke hati dengan posisi Abinya yang duduk bersandar di kepala ranjang.

"Maafkan Abi. Abi hanya tidak ingin mengganggu konsentrasi pendidikan S2 kamu. Seharusnya kamu memberitahu Abi jika kamu ingin pulang. Jadi Abi bisa memberikan alasan dan akhirnya kamu tetap berada di sana dan tidak perlu kembali ke Jakarta," ucap Abi.

"Maksud Abi akan terus menutupi semua ini dari Anindya dan akan menanggung semuanya. Anindya sangat kecewa jika Abi berpikiran seperti ini Anindya tidak tahu kenapa Abi bisa terlilit hutang seperti ini?" tanyanya yang masih saja begitu cemas.

"Abi tiga tahun yang lalu tertipu oleh kolega bisnis Abi dan uang Perusahaan sedikit demi sedikit habis, Abi harus mempertahankan Perusahaan yang Abi kelola bersama dengan almarhum Umi kamu dan Abi melakukan kerjasama dengan melakukan pinjaman dana ke Perusahaan terbesar di Asia dan Abi tidak tahu jika sekarang bisa jadi seperti ini," ucap Abi.

"Maafkan Abi baru bisa menceritakan semua ini kepada kamu," ucapnya dengan penuh rasa penyesalan.

"Abi tahu kamu marah karena tindakan Abi. Abi bukan hanya ingin menyelamatkan apa yang sudah Abi bangun bersama Umi kamu. Tetapi banyak karyawan yang memiliki keluarga dan juga membutuhkan pekerjaan. Abi hanya tidak ingat mereka juga mendapatkan resiko dari apa yang terjadi," lanjut Abi.

"Anindya akan membantu untuk menyelesaikan semua ini. Mereka tidak punya kuasa memberikan ancaman begitu saja. Anindya akan mencoba meminta keringanan dari mereka agar memberikan waktu lagi untuk Abi bisa mencicil hutang-hutang Abi," ucap Anindya

"Anindya sebaiknya kamu jangan ikut campur. Biar Abi yang menyelesaikan semua ini," ucap Abi.

"Tidak Abi. Kesehatan Abi akan semakin memburuk jika memikirkan semua ini. Jadi Anindya mohon untuk memberikan kepercayaan kepada Anindya agar bisa menyelesaikan semua ini," ucapnya yang berusaha meyakinkan Abinya

Adi tidak bisa mengatakan apa-apa, dia memang sudah tidak mampu lagi mengatasi para rentenir yang datang ke rumahnya yang terus memberikan tekanan yang justru lama-lama dia bisa mati berdiri.

***

Anindya yang turun dari Taxi berhenti di depan Perusahaan besar. Anindya melihat kartu nama yang ada di tangannya dan menyamakan dengan tulisan di atas gedung tersebut.

"Bismillah!" ucapnya yang tidak lupa melibatkan Tuhan untuk memulai sesuatu.

Anindya yang langsung keluar dari Taxi tersebut dan Anindya menghampiri resepsionis yang berkomunikasi dengan wanita yang di sana. Wanita itu terlihat menelpon Setelah itu terlihat wanita itu mempersilahkan Anindya untuk ikut bersamanya dan Anindya terlihat menurut saja. Sampai akhirnya mereka berdua berada di depan salah satu ruangan.

"Sebentar Nona!" ucap wanita itu yang sudah berdiri di depan pintu ruang atasannya yang membuat Anindya menganggukkan kepala.

Tok-tok-tok-tok.

"Tuan. Tamunya ingin masuk," ucap karyawan itu.

"Masuklah!" terdengar suara berat dari dalam.

Anindya yang terlihat begitu gugup dan bahkan jantungnya berdebar dengan kencang.

"Silahkan Nona!" wanita tersebut dengan ramah mempersilahkan yang membuat Anindya menganggukkan kepala.

Wanita itu langsung membuka pintu. Dari depan pintu Anindya melihat seorang pria yang duduk tampak miring dengan satu kaki yang diangkat di atas paha.

"Silahkan masuk Nona!" wanita itu kembali mempersilahkan. Anindya yang berusaha untuk tenang menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Anindya menoleh ke belakang yang melihat pintu itu ditutup.

Dia tampak begitu sangat gugup dan mungkin baru pertama kali berada di dalam ruangan dengan pria yang bukan muhrimnya.

Anindya menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan, kemudian melangkahkan kaki yang beberapa langkah akhirnya tepat di hadapan pria tersebut yang masih sangat fokus pada dokumen yang sejak tadi dia periksa.

"Selamat pagi tuan!" sapanya dengan sangat ramah namun suara itu terdengar sangat bergetar.

Pria itu akhirnya menggeser arah kursinya dan tepat menghadap Anindya. Anindya menelan salivanya tatapan mata langsung beralih dengan menunduk yang tidak ingin melihat pria yang bukan muhrimnya.

Pria tampan dengan wajah yang sangat dingin itu melihat wanita yang dihadapannya tampil begitu tertutup, wajah itu juga tidak diizinkan untuk dilihat dan hanya bisa melihat dari mata yang juga menunduk.

"Suatu kehormatan saya mendapatkan tamu yang ternyata putri dari tuan Abram," ucapnya dengan nada datar yang memang sebelumnya Anindya sudah memberitahu kepada wanita yang sejak tadi mengantarnya bahwa dia dia.

"Maaf jika kedatangan saya mengganggu tuan," ucap Anindya.

"Sedikit mengganggu," jawabnya

"Katakan ada keperluan apa kau menemuiku?" tanya pria itu

"Saya mendapatkan penjelasan dari Abi saya. Bahwa tuan Kavindra memiliki urusan masalah hutang piutang dengan Abi saya. Jadi kedatangan saya kemarin yang pasti berurusan dengan hal itu," jawabnya terdengar begitu tenang.

"Baiklah! saya akan memanggil sekretaris saya untuk melakukan pembayaran hutang tersebut," ucapnya.

"Maaf tuan! kedatangan saya bukan untuk membayar hutang," sahut Anindya yang membuat Kavindra menautkan kedua alisnya.

"Tuan! kondisi Abi saya sangat tidak baik-baik saja. Apa yang terjadi kemarin membuat kesehatan beliau menurun. Saya sangat memohon kepada tuan untuk tidak datang ke rumah saya lagi dan menagih hutang dengan cara berlebihan seperti itu," ucap Anindya.

"Jadi kedatanganmu menemuiku hanya ingin diminta belas kasihan dengan sandiwara dan tutur kata yang sangat manis agar aku bersimpatik dan merelakan hutang itu?" tanya Kavindra dengan sinis.

"Anda salah paham tuan. Hutang tetaplah hutang dan pasti akan dibayar. Saya akan membayar hutang Abi saya. Tetapi jumlahnya sungguh begitu banyak dan saya tidak sanggup membayar secara keseluruhan. Saya meminta waktu dan juga toleransi," ucapnya yang sejak tadi memberanikan diri untuk berbicara.

"Toleransi apa yang kamu inginkan?" tanyanya.

"Tuan. Jumlah hutang Abi saya yang sebenarnya hanya berjumlah 17 Miliar. Tetapi tuan terlalu tinggi memberikan bunga dan yang sudah mencapai 21 Miliar. Hal itu sangat tidak masuk akal dan juga sudah melampaui batas yang sangat diharamkan oleh Allah," ucap Anindya.

Kavindra menyergah nafas dengan mengendus kasar mendengar Anindya berkata-kata seperti itu.

"Jadi sekarang kau ingin menceramahiku. Hey Nona. Kalian telah berhutang begitu lama dan salah sendiri kenapa tidak membayar tepat waktu dan akhirnya bunganya semakin meninggi. Jadi jangan sok menasehati saya. Orang yang berhutang memang memiliki banyak kata-kata dan alasan agar tidak membayar," sinis Kavindra.

"Saya sudah mengatakan akan membayar hutang Abi saya dengan mencicil kepada tuan. Bahkan kedatangan saya saat ini akan membayar satu miliar terlebih dahulu. Karena hanya itu uang yang saya miliki dan saya meminta kepada tuan untuk menghapus bunganya dan memberikan saya keringanan untuk melakukan pencicilan sampai lunas. Saya berjanji akan berusaha semampu mungkin agar hutang-hutang itu lunas tidak sampai 1 tahun," ucapnya dengan harapan besar bahwa segala permohonannya didengarkan oleh pria yang sejak tadi tampaknya tidak peduli dengan alasannya.

"Kau ingin aku menghilangkan bunganya?" tanya Kavindra.

Anindya menganggukkan kepala.

"Baiklah!" Kavindra dengan mudah menyetujui yang membuat Anindya cukup kaget dan bahkan mengangkat kepala.

"Tetapi dengan satu syarat," Anindya mengerutkan dahi yang ternyata semua itu tidak mudah dan harus ada persyaratan.

"Apa syaratnya?" tanya Anindya.

"4 miliyar harus dihilangkan begitu saja dan bukankah sangat tidak etis jika tidak menggunakan syarat," ucapnya.

"Katakan apa syaratnya, Insyaallah saya bisa memenuhi," jawab Anindya.

"Buka cadarmu," jawab Kavindra

Bersambung.........

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Dasar pria gak tau diri LO kavin.

2025-03-09

0

Kalsum

Kalsum

bukan muhrim kavindra

2025-03-13

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

kavindra jangan melecehkn wanita

2025-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2 Episode 2 Membuka Cadar
3 Episode 3 Persyaratan Konyol.
4 Episode 4 Meminta Syrat
5 Episode 5 Datang Melamar.
6 Episode 6 Pernikahan.
7 Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8 Episode 8 Malam Yang Gugup
9 Episode 9 Godaan Suami.
10 Episode 10 Ternyata Gagal.
11 Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12 Episode 12 Menemani Suami.
13 Episode 13 Panas
14 Episode 14 Pesan
15 Episode 16 Gagal Lagi.
16 Episode 16 Harus LDR.
17 Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18 Episode 18 Amarah.
19 Episode 19 Perintah Mengakhiri
20 Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21 Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22 Episode 22 Mengajak Pergi.
23 Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24 Episode 24 Permintaan Lagi.
25 Episode 25 Mulai Bucin.
26 Episode 26 Ternyata Menunggu.
27 Episode 27 Fatal.
28 Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29 Episode 29 Jangan Sampai.
30 Episode 30 Mengajak.
31 Episode 30 Milan
32 Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33 Episode 33 Insiden Mengerikan.
34 Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35 Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36 Episode 36 Intens
37 Episode 37 Keintiman
38 Episode 38 Semakin Romantis.
39 Episode 38 Janji Bersama...
40 Episode 40 Menenangkan.
41 Episode 41 Pilihan.
42 Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43 Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44 Episode 44 Ancaman.
45 Episode 45 Izin
46 Episode 46 Kesepian.
47 Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48 Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49 Episode 49 Istriku
50 Episode Menyedihkan.
51 Episode 51 Penyesalan.
52 Episode 52 Dendam
53 Episode 53 Tidak Berlaku.
54 Episode 54. Akhirnya Sadar.
55 Episode 55 Rasa Ketakutan.
56 Episode 56 Menegangkan.
57 Episode 57 Pembicaraan.
58 Episode 58 Hal Mencengangkan.
59 Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60 Episode 60 Kejadian
61 Episode 61 Ngidam Aneh.
62 Episode 62
63 Episode 63 Hal Terberat.
64 Episode 64 Adanya Pertentangan.
65 Episode 65 Penggeledahan.
66 Episode 66 Desakan.
67 Episode 67 Apa Itu.
68 Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69 Episode 69 Mengejutkan.
70 Episode 70 Kecelakaan.
71 Episode 71 Sengit.
72 Episode 72 Semakin Jelas.
73 Episode 73 Akhirnya Tahu.
74 Episode 74 Dia Anakku.
75 Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76 Episode 76 Serasa Berpisah.
77 Episode 77 Hancur
78 Episode 78 Masalah.
79 Episode 79 Jebakan
80 Episode 80 Insiden
81 Episode 81 Pertumpahan Darah.
82 Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83 Episode 83 Haru.
84 Episode 84 Tidak Ikhlas.
85 Episode 85 Jeruji Besi
86 Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87 Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88 Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89 Episode 89 Perjuangan.
90 Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91 Episode 91 Udara Bebas
92 Episode 92 Harus Sabar
93 Bab 93
94 Episode 94 Rasa Kecewa.
95 Episode 95 Posisi Sulit.
96 Episode 96 Penegasan.
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 Apa Yang Terjadi.
2
Episode 2 Membuka Cadar
3
Episode 3 Persyaratan Konyol.
4
Episode 4 Meminta Syrat
5
Episode 5 Datang Melamar.
6
Episode 6 Pernikahan.
7
Episode 7 Pertama Kali Di Rumahnya.
8
Episode 8 Malam Yang Gugup
9
Episode 9 Godaan Suami.
10
Episode 10 Ternyata Gagal.
11
Episode 10 Marah Tapi Di Turuti Juga.
12
Episode 12 Menemani Suami.
13
Episode 13 Panas
14
Episode 14 Pesan
15
Episode 16 Gagal Lagi.
16
Episode 16 Harus LDR.
17
Episode 17 Rindu Dalam Gengsi
18
Episode 18 Amarah.
19
Episode 19 Perintah Mengakhiri
20
Episode 20 Tidak Bisa Melayani.
21
Episode 21 Merawat Penuh Ketulusan.
22
Episode 22 Mengajak Pergi.
23
Episode 23 Ini Pasti Cemburu.
24
Episode 24 Permintaan Lagi.
25
Episode 25 Mulai Bucin.
26
Episode 26 Ternyata Menunggu.
27
Episode 27 Fatal.
28
Episode 28 Amarah Tidak Terkendali
29
Episode 29 Jangan Sampai.
30
Episode 30 Mengajak.
31
Episode 30 Milan
32
Episode 32 Memperlihatkan Kenyataan.
33
Episode 33 Insiden Mengerikan.
34
Episode 34 Tidak Mungkin Pergi.
35
Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.
36
Episode 36 Intens
37
Episode 37 Keintiman
38
Episode 38 Semakin Romantis.
39
Episode 38 Janji Bersama...
40
Episode 40 Menenangkan.
41
Episode 41 Pilihan.
42
Episode 42 Kenapa Harus Seperti Ini.
43
Episode 43 Tidak Ada Yang Di Sembunyikan.
44
Episode 44 Ancaman.
45
Episode 45 Izin
46
Episode 46 Kesepian.
47
Episode 47 Perasaan Yang Tidak Enak.
48
Episode 48 Tampak Tidak Sabaraha.
49
Episode 49 Istriku
50
Episode Menyedihkan.
51
Episode 51 Penyesalan.
52
Episode 52 Dendam
53
Episode 53 Tidak Berlaku.
54
Episode 54. Akhirnya Sadar.
55
Episode 55 Rasa Ketakutan.
56
Episode 56 Menegangkan.
57
Episode 57 Pembicaraan.
58
Episode 58 Hal Mencengangkan.
59
Episode 59 Perasaan Tidak Enak.
60
Episode 60 Kejadian
61
Episode 61 Ngidam Aneh.
62
Episode 62
63
Episode 63 Hal Terberat.
64
Episode 64 Adanya Pertentangan.
65
Episode 65 Penggeledahan.
66
Episode 66 Desakan.
67
Episode 67 Apa Itu.
68
Episode 68 Seperti Ada Ikatan.
69
Episode 69 Mengejutkan.
70
Episode 70 Kecelakaan.
71
Episode 71 Sengit.
72
Episode 72 Semakin Jelas.
73
Episode 73 Akhirnya Tahu.
74
Episode 74 Dia Anakku.
75
Episode 75 Masa Lalu Yang Terbongkar.
76
Episode 76 Serasa Berpisah.
77
Episode 77 Hancur
78
Episode 78 Masalah.
79
Episode 79 Jebakan
80
Episode 80 Insiden
81
Episode 81 Pertumpahan Darah.
82
Episode 82 Apa Ada Kesempatan.
83
Episode 83 Haru.
84
Episode 84 Tidak Ikhlas.
85
Episode 85 Jeruji Besi
86
Episode 86 Pertemuan Menyedihkan
87
Episode 82 Keputusan Pengadilan.
88
Episode 88 Keputusan Yang Tepat.
89
Episode 89 Perjuangan.
90
Episode 90 Walau Bahagia Sementara.
91
Episode 91 Udara Bebas
92
Episode 92 Harus Sabar
93
Bab 93
94
Episode 94 Rasa Kecewa.
95
Episode 95 Posisi Sulit.
96
Episode 96 Penegasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!