Mantan laknat

Satu minggu kemudian.

Waktunya Anggi kontrol ke rumah sakit. Pulang dari kantor Rayhan pulang ke rumah orang tuanya untuk mengantar Anggi ke rumah sakit bersama Nazwa. Sebenarnya Anggun ingin ikut bersama mereka. Namun, Papa melarangnya karena tidak baik jika anak kecil sering ke rumah sakit.

Kali ini Rizal yang menjadi sopir mereka. Rayhan duduk di kusei depan, sedangkan Nazwa dan Anggi duduk di kursi tengah.

Tepat setelah adzan Ashar mereka sampai di rumah sakit. Rizal menunggu di mobil. Mereka masuk ke rumah sakit dan langsung pergi ke poli jantung anak. Tidak perlu antri, karena sudah tidak ada pasien lagi. Mereka pun langsung masuk ke ruang dokter.

"Selamat siang, dok."

"Selamat siang, Pak Rayhan. Hai Anggi... "

Nazwa pun menyapa dokter dengan membungkukkan badannya.

"Wah Anggi terlihat segar ya. Obatnya sudah habis?"

"Habis Om dokter. Tapi jangan kasih lagi ya, Anggi sudah bosen."

"Hahaha... kamu sekarang tambah cerewet ya. Ya sudah ayo baring di sini, Om dokter mau periksa dulu."

Dokter pun menjelaskan jika Anggi sudah bisa kembali ke sekolah, namun tetap makanan harus dijaga dan emosinya juga harus terkontrol. Dalam hal ini tentu saja Nazwa yang pegang kendali. Jadi Nazwa pun banyak bertanya kepada dokter agar dia tidak salah dalam merawat Anggi ke depannya.

Setelah semuanya selesai, mereka pun pamit. Sampai di lantai dasar, Rayhan ingin pergi ke toilet.

"Anggi, Papa mau ke toilet."

"Iya Pak, kami tunggu di sini."

"Oke."

Mereka duduk di bangku panjang. Anggi dan Nazwa sedang asik bercanda. Namun kebahagiaan mereka harus terganggu karena datangnya dia orang yang lewat di depan mereka.

"Nazwa... "

"Iya."

Nazwa mendongak mendengar namanya disebut. Saat melihat orang yang memanggil namanya, ia sangat menyesal karena sudah mendongak. Orang tersebut adalah Soni dan Fanya. Terlihat Soni sedang merangkul tubuh Fanya yang kini sedang berperut buncit. Jika dilihat besarnya mungkin sudah berusia lima bulan. Nazwa rasanya ingin menghilang saat ini juga. Tapi ia harus menghadapi kenyataan di depannya.

"Nazwa akte cerai sudah dikirim, mungkin besok sampai. Kalau saja aku tahu akan bertemu kamu disini, aku tidak usah mengirimnya."

"Terima kasih." Jawab Nazwa singkat.

Ia berharap kedua orang itu segera pergi dari hadapannya. Namun ternyata memang mereka tidak tahu malu masih mengajak Nazwa bicara.

"Anak siapa ini?" Tanya Fanya.

"Wah jangan sampai karena depresi tidak bisa punya anak kamu culik anak orang." Sahut Soni.

Nazwa rasanya ingin menampar mulut mantan suaminya itu, namun ia masih bisa mengontrol emosinya.

"Sayang, atau jangan-jangan dia sengaja cari duda tua yang beranak agar bisa menumpang hidup." Sahut Fanya.

Sontak Nazwa langsung menutup telinga Anggi dengan kedua tangannya. Nazwa tidak rela jika telinga Anggi mendengar hal-hal yang lebih buruk dari itu, karena takut mempengaruhi emosionalnya. Apa lagi Anggi anak yang cerdas. Ia sangat mudah menangkap pembicaraan orang.

" Bukankah kalian sudah tidak punya keperluan lagi. Kenapa kalian menghabiskan waktu dengan menghina orang lain? Apa kalian tidak takut jika hinaan kalian akan kembali kepada diri kalian sendiri."

"Waw... sudah pintar menjawab sekarang." Sahut Soni.

"Anggi, ayo kita tunggu Papa di bawah saja."

Nazwa langsung menggendong Anggi dan pergi dari hadapan mereka. Ia membawa Anggi masuk ke dalam lift. Sementara Soni dan Fanya dengan bangganya masih menjelekkan Nazwa.

"Anggi, kamu nggak pa-pa kan?"

"Nggak pa-pa, nan. Siapa mereka itu nany?"

"Orang tidak penting. Sudah jangan dipikirkan!"

"Hem." Anggi mengangguk.

Namun sebenarnya Anggi sedang memikirkan ucapan kedua orang tadi.

Rayhan baru saja keluar dari toilet. Ia mencari keberadaan Nazwa dan Anggi. Setelah menelpon Anggi, Rayhan pun langsung turun ke bawah.

Rizal menjemput mereka di depan rumah sakit. Mereka pun masuk ke dalam mobil.

Selama di dalam perjalanan, Anggi memperhatikan nany nya yang tidak banyak bicara. Sepertinya Anggi mengerti perasaan nany, ia pun tidak mau semakin membebaninya. Akhirnya Anggi mengajak Papanya bicara.

"Papa.... "

"Iya, ada apa?"

"Anggi mau nagih janji Papa. Jangan pura-pura lupa!"

"Papa tidak lupa sayang, kan Papa masih sibuk."

"Om Rizal, hari sabtu Papa sibuk nggak?"

"Eh tidak, non."

"Nah hari sabtu Papa jemput kita di ke rumah Oma. Pokoknya nggak boleh ditunda lagi."

"Memangnya kamu pingin jalan-jalan ke mana?"

"Ke dufan boleh. ke mana saja asal sama Papa, adek, dan Nany juga."

"Hem, baiklah. "

"Yeay... makasih Pa."

"Iya sama-sama."

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah. Rayhan mengantarkan Anggi sampai ke dalam rumah. Oma dan Opa sudah menunggu mereka di ruang keluarga. Sedangkan Anggun berada di dalam kamar sedang main lego. Oma menanyakan hasil kontrol hari ini kepada mereka. Setelah itu, Nazwa pamit kembali ke kamarnya karena sepertinya majikannya masih ada pembicaraan lain.

"Nggak nginap di sini bang?"

"Nggak dulu, Mi. Mungkin lusa, sekalian ngajak anak-anak jalan."

"Oh jadi nih jalan-jalan?"

"Iya, itu cucu Mami nagih terus."

Anggi terkekeh.

"Iya kan, Papa janji. Janji itu hutang. Hehe.... "

Setelah itu, Rayhan pamit pulang karena sudah ditunggu Rizal di mobil. Setelah kepergian Papanya, Anggi ngobrol bersama Oma dan Opa.

"Oma."

"Iya, ada apa?"

"Akte cerai itu apa?"

"Hah, akte cerai? Kenapa kamu tanya itu, gi?"

Anggi pun menceritakan kejadian di rumah sakit tadi saat Nany nya bertemu dengan dua orang yang sepertinya sangat kenal.

"Apa mungkin itu mantan suami Nazwa ya, pi? Soalnya Nazwa memang bilang sedang proses perceraian. Berarti dia sudah resmi bercerai." Lirih Oma.

"Lalu orang itu bilang apa lagi, gi?"

"Nany depresi karena nggak punya anak terus culik Anggi. Terus yang perempuan bilang Nany menikah sama duda tua. Kayaknya mereka orang jahat, Oma. Nany kelihatan sedih setelah ketemu mereka."

"Kamu jangan dengerin ya. Dan jangan bilang sama siapa pun. Hibur Nany nya biar nggak sedih lagi."

"Iya Oma."

"Ya Allah, Nazwa. Seberat apa beban hidupmu? Aku tidak tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan mantan suamimu. Tapi aku sangat yakin kamu orang baik. " Batin Oma.

Anggi meninggalkan Oma dan Opa lalu pergi ke kamarnya.

"Mi, sudah adzan Maghrib. Ayo shalat dulu."

"Iya Pi."

Di kamar Nazwa

Ia sedang siap-siap untuk shalat Maghrib. Tiba-tiba si kembar mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum nany.... "

Nazwa membuka pintu kamarnya.

"Wa'alaikum salam."

Ternyata mereka berdua sudah memakai mukenah.

"Nany, ayo kita shalat. Kita Khan mau belajar shalat sama nany."

"MasyaAllah, iya nany lupa. Ayo kita mulai."

...****************...

Terpopuler

Comments

Chusnul Zazah

Chusnul Zazah

Jangan sombong kamu Sony, semoga aja yg dikandung Fanya itu benar anakmu?? pelakor semakin berani dan gak tahu malu & menganggap apa yg dilakukan benar, sedangkan isteri sah yg baik akan selalu menyedihkan??
Bangkitlah Nazwa berlindungllah kepada Alloh , Semoga kedepan Alloh akan berikan yg tebaik padamu??
jangan sedih lagi itu ada duo princess yg akan selalu menghiburmu ?
Ajari mereka sholat & hal2 baik layaknya seorang ibu yg mendidik anaknya 💪👍👍❤️

2025-02-08

3

secret

secret

heran dehh masih aja ngusik hidup Nazwa, kyk gaada kerjaan bgtt🤦🏻‍♀️ lihat dehh nanti klo Nazwa dah mendapatkan kebahagiaannya, bakal melongo kalian

2025-02-08

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sabar ya nazwa smg kebahagiaan bisa kau dapatkn di depan nantu..biarkn si soni bahagia sm selingkuhany nantu jg akan mengakami aoa yg kamu alami

2025-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
103 Kabar Mengharukan
104 Harap-harap cemas
105 Kabar duka
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi
103
Kabar Mengharukan
104
Harap-harap cemas
105
Kabar duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!