Shalat berjama'ah

Nazwa turun dari mobil, disusul kemudian Rayhan.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, Papa, Nany."

"Oh anak Papa." Rayhan langsung menggendong Anggun.

"Papa akhirnya pulang."

"Bagaimana kabarmu?"

"Anggun sehat Pa. Papa ini kenapa ada bulu-bulu kecilnya."

Anggun merapa janggut Papanya yang mulai tumbuh.

"Iya nih, tapi Papa masih ganteng kan?"

"Tentu saja Papa yang paling ganteng, hehe... "

"Ternyata hanya Anggi dan Anggun yang bisa membuatnya banyak bicara dan sedikit narsis." Batin Nazwa.

Nazwa mengulum senyum melihat Anggun tertawa lepas. Nazwa langsung masuk ke dalam rumah. Ia membiarkan Anggun melepas rindu dengan sang Papa.

Sampai di kamar, Nazwa mengecas handphone-nya. Kemudian, ia pergi ke tempat mesin cuci untuk mencuci baju-bajunya. Bibi menanyakan kabar Anggi kepada Nazwa. Nazwa pun menjelaskan apa adanya.

Sementara di rumah sakit, Om Rayyan dan istrinya sedang menjenguk Anggi. Disusul kemudian tante Reyna dan tante Rihana.

Sore harinya

Seperti kesepakatan tadi pagi, bahwa Papa dan Nany akan kembali ke rumah sakit untuk menjaga Anggi malam ini. Sebenarnya Nazwa tidak enak hati jika sering bersama majikannya yang duda itu. Bukan hanya karena sulitnya komunikasi antara keduanya, namun Nazwa lebih takut akan fitnah. Karena hati manusia tidak ada yang tahu. Namun kembali lagi kepada tugasnya yang memang mengharuskannya untuk menemani Papa si kembar. Ia hanya bisa berdo'a agar selalu dilindungi dari segala marabahaya dan dilancarkan dalam tugasnya.

"Nany mau balik je rumah sakit?"

"Iya Anggun, kenapa?"

"Kakak masih lama ya nginep di sana?"

"InsyaAllah kalau besok makin baik sudah boleh pulang. Makanya Anggun do'ain Kakak ya."

"Iya Nany. Nanti kalau Kakak sudah keluar dari rumah sakit ajarin kita shalat ya Nany."

"MasyaAllah... iya nanti pasti Nany ajarin."

Percakapan mereka tak luput dari pantauan Rayhan yang sedang bersembunyi di balik tembok depan kamar si kembar. Hal tersebut membuat Rayhan terenyuh. Peran Nazwa sebagai pengasuh mereka sepertinya sangat berpengaruh besar. Sepertinya kedua putrinya merasa nyaman dengan Nazwa. Apa yang Nazwa lakukan bahkan mungkin tidak bisa ia lakukan.

"Ya sudah, Nany berangkat dulu."

"Oke nany, Hati-hati ya. Jangan jatuh lagi! "

Anggun tahu kalau Nany-nya jatuh dari Anggi. Tadi siang mereka sempat ngobrol sebentar di telpon.

Rayhan segera menjauhkan dirinya dari kamar si kembar agar tidak diketahui kalau ia sedang menguping.

"Pak, saya sudah siap."

"Hem, ayo."

Mereka pun berangkat lagi ke rumah sakit membawa bekal makanan untuk mereka makan malam di sana.

Sore hari adalah puncaknya kemacetan karena waktunya orang-orang pulang bekerja bahkan ada yang baru berangkat bekerja.

Saat di pertengahan jalan, handphone Nazwa berdering. Ternyata Soni yang menelpon. Nazwa enggan untuk mengangkatnya.

"Angkat saja!" Ucap Rahyan.

"I-iya Pak."

Ia pun segera mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam. Nazwa, Bulan depan akte cerai kita sudah keluar. Ke mana harus dikirim?"

"Nanti aku kirim alamatnya. Terima kasih atas informasinya. Assalamu'alaikum."

Kali ini Nazwa yang mengakhiri telponnya.

"Alhamdulillah ya Allah, Engkau sudah mempermudah urusan hamba."

Setelah menerima telpon dari Soni, Nazwa merasa lega. Ia bahkan tidak sadar jika dirinya menyunggingkan senyum. Dan bersamaan dengan itu, Rayhan sedang meliriknya.

"Apa yang sedang ia senyumin? Sepertinya dia sedang bahagia. Apa yang menelpon kekasihnya?"

Rayhan tidak sadar jika dirinya sedang memperdulikan nany si kembar.

Setelah melewati kemacetan, beberapa saat kemudian mereka pun sampai di rumah sakit.Setelah Rayhan memarkirkan mobil, mereka pun turun. Nazwa bersyukur kali ini perjalanan dari bawah ke atas lancar tanpa drama kaki kesemutan.

Mereka sudah sampai di depan kamar Anggi. Rayhan membuka pintu kamar.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Macet bang?"

"Iya Mi."

Anggi sangat senang melihat Nany dan Papanya datang.

"Tadi adik-adikmu ke sini menjenguk Anggi. Mareka cari kamu, kangen katanya lama nggak ketemu."

"Iya Mi."

"Tuh kan jawabannya singkat." Batin Mami.

Setelah shalat Maghrib, Mami dan Papi pamit pulang. Mami dan Papi mencium pipi dan kening Anggi dengan penuh kasih sayang.

"Dadah Oma, Opa.... "

Setelah kepergian mereka, Nazwa menyuapi Anggi makan.

"Makan yang banyak ya, biar cepat sembuh."

"Iya Nany, biar cepat diajak jalan-jalan sama Papa. Hehe... "

Sementara Rayhan duduk di sofa sambil memandangi sebuah gambar handphone-nya. Siapa lagi kalau bukan gambar mendiang istrinya.

Ia sedang mengingat bagaimana dulu Raya sangat bahagia ketika si kembar lahir ke dunia dengan sehat. Dan kini kedua putri mereka tumbuh dengan baik tanpa kasih sayang Ibunya.

"Pa, Papa.... "

Rayhan tersadar dari lamunannya.

"Iya, ada apa nak?"

"Papa, sini!" Anggi melambaikan tangannya.

Rayhan pun menghampiri putrinya.

"Ada apa, sudah makannya?"

"Sudah, minum obat juga sudah."

"Terus ada apa panggil Papa?"

"Anggi sudah bisa baca surat al-ikhlas. Nany yang ajarin. Papa mau dengar?"

"Oh ya? Boleh."

Anggi pun membaca surat Al-ikhlas dengan lantang. Rayhan mengusap puncak kepala putrinya. Ia juga memujinya agar lebih semangat lagi hafalannya.

Adzan Isyak berkumandang. Rayhan masuk ke kamar mandi untuk berwudhu' dan shalat melakukan shalat Isyak. Namun saat Rayhan sudah siap akan shalat, Anggi menegahnya.

"Pa, Papa!"

"Iya?"

"Pa, kata Bunda Dina di sekolah kalau shalat berjama'ah itu pahalanya lebih banyak. Kenapa Papa nggak shalat berjama'ah saja sama Nany?"

Rayhan melirik ke arah Nazwa. Nazwa hanya menundukkan wajahnya.

"Duh kenapa Anggi ngomong gitu? Anak ini terlalu jujur." Batin Nazwa.

"Kalau begitu suruh Nany-nya berwudhu', Papa tunggu."

Nazwa terkejut dengan respon Rayhan. Lantas ia masih duduk terpaku di tempatnya.

"Nany, ditungguin Papa tuh!"

Nazwa tidak mungkin memberikan alasan. Anggi terlalu cerdas untuk di kelabuhi. Ia pun segera beranjak pergi ke kamar mandi. Setelah itu ia berdiri di belakang Rayhan dan memakai mukenahnya.

"Sudah Pak."

Rayhan pun mulai memimpin shalat. Mereka shalat dengan khusuk. Nazwa tidak mengangkat jika Rayhan memiliki suara yang merdu saat membaca surat Al-Qur'an. Anggi hanya bisa tersenyum melihat mereka.

"Cocok sekali kan?" Batinnya. Ia pun secara diam-diam mengambil gambar mereka dari i-pad nya.

Tadi Anggi memang berpesan kepada Nany agar i-pad nya dibawa karena ia sudah bosan nonton TV di rumah sakit.

"Assalamualaikum warahmatullah. .. "

Mereka baru saja selesai shalat. Lalu berdzikir dan berdo'a. Setelah itu Rayhan beranjak dan melipat sajadah. Sedangkan Nazwa masih betah dalam duduknya.

"Bahkan dulu Soni tidak pernah menjadi imam shalatku. Astagfirullah, kenapa aku harus membandingkan mereka?"

...****************...

Vote author: Mengingat bukan berarti merindu. Terkadang karena rasa sakit yang sudah mendarah daging membuat kita enggan untuk melupakan seseorang yang telah menyakiti kita.

Happy reading kakak 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Chusnul Zazah

Chusnul Zazah

Alhamdulillah hilal jodoh mereka , sudah mulai terlihat dari kaca teropong Anggi, dan harapan doa Oma Fatin / nyonya salsa 🤭☺️😊
Semoga dengan intensnya kebersamaan mereka, akan ada hati yg bisa mulai terbuka khijabnya, karena luka dimasa lalu yg membelenggu karena pasangan hidupnya 🤲🙏

2025-02-06

4

secret

secret

semangat bang Ray, life must go on... smg bisa membuka hati kembali untuk bunda baru twins.. mama raya tentu akan tetap punya tempat tersendiri bkn berarti dilupakan 🤗

2025-02-06

1

Tri Handayani

Tri Handayani

bukan hanya alam yg mendukung,sikembar jg kyanya mendukung klu papa mereka berjodoh dgn nazwa,tinggal pak dudanya saja udah bsa move on blm dr almarhum raya.

2025-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
103 Kabar Mengharukan
104 Harap-harap cemas
105 Kabar duka
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi
103
Kabar Mengharukan
104
Harap-harap cemas
105
Kabar duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!