Insiden

Oma pun meminta Nany untuk pulang agar bisa beristirahat. Gantian sekarang Oma dan Opa yang akan menjaga Anggi.

"Anggi, biarkan Nany pulang dulu ya sama Papa. Nanti malam Nany yang jaga Anggi." Bujuk Oma.

Anggi masih berpikir sejenak.

"Ya udah deh, iya. Tapi nanti beneran Nany yang jaga sama Papa ya. Sekarang Nany istirahat dulu. kasihan juga dek Anggun di rumah pasti kangen Nany sama Papa."

"Bang, pulang dulu ke rumah gih. Temui Anggun."

"Iya Mi."

Opa memberikan kunci mobil kepada Papa. Nany pun pamit kepada Anggi dan berpesan agar Anggi tetap semangat. Setelah itu, ia memberskan barang-barang yang akan dibawa pulang.

Sebenarnya Nazwa tidak mau pulang dengan Papanya si kembar. Karena melihat sikap Papa si kembar yang irit bicara, pasti nanti suasananya akan mencekam baginya. Namun Nazwa terpaksa menurut karena Nanya Salsa yang yang menyuruhnya.

"Mi, Pi, Ray pulang dulu."

"Iya."

"Bu, saya pulang dulu."

"Iya Wa, Hati-hati jalannya."

"Iya bu. Mari Pak."

Opa mengangguk.

Nazwa pun berjalan di belakang Rayhan. Mereka keluar dari kamar Anggi.

Setelah kepergian mereka, Oma dan Opa pun membicarakan putranya yang sangat kaku seperti kanebo kering. Mereka tidak habis pikir dengan sikap Rayhan yang cuek itu.

Rayhan dan Nazwa masuk ke dalam lift. Awalnya mereka masih berdua saja. Saat turun satu lantai, ada beberapa orang yang masuk dengan tergesa-gesa, sehingga salah satu dari mereka tidak sengaja menyenggol tubuh Nazwa. Nazwa pun reflek mundur. Ia hampir kehilangan keseimbangan. Namun Rayhan yang berada di sampingnya dengan sigap menahan tubuhnya dengan sebelah tangannya.

Sontak Nazwa menoleh pada Rayhan. Dan Rayhan pun lagsung melepas tangannya. Ia pura-pura tidak terjadi apa-apa.

"Maaf-maaf, mbak." Ujar Ibu yang menyenggol Nazwa.

"Eh iya bu." Sahut Nazwa masih dengan senyum manisnya.

Turun satu lantai lagi, ada yang masuk lagi ke dalam lift sehingga lift menjadi penuh. Dan terpaksa mereka berdesakan. Tak ayal tubuh Nazwa nempel ke tubuh Rayhan. Sudah dapat diprediksi suhu di dalam lift semakin panas.

Akhirnya mereka sampai di lantai bawah. Mereka keluar satu persatu. Namun saat Nazwa akan melangkah, ternyata kakinya kesemutan.

"Ya Allah... duh bagaimana ini?" Batinnya.

Rayhan baru sadar jika Nazwa masih di dalam lift.

"Kenapa tidak keluar?"

"E... itu Pak, kaki saya kesemutan."

Rayhan membantu Nazwa menahan pintu lift dengan menekan tombol tunda pintu. Beruntung tidak ada orang yang naik lagi.

Akhirnya kaki Nazwa bisa dibawa melangkah dengan pelan. Ia berpegangan ke dinding lift. Hingga akhirnya ia sampai keluar. Rayhan pun keluar dari lift.

"Kalau masih susah jalan, duduk dulu."

Nazwa berjongkok sebentar memijat jari-jari kakinya.

Sebenarnya di dalam hati Rayhan merasa kasihan kepada Nazwa karena kaki Nazwa sakit karena dirinya. Makanya ia mencoba sedikit menurunkan egonya.

"Bagaimana?"

"Su-sudah, Pak. Sudah enak."

Mereka pun melanjutkan berjalan sampai ke depan rumah sakit.

"Tunggu di sini. Aku ambil mobil dulu."

"Iya, Pak."

Rayhan pergi parkiran untuk mengambil mobil. Lalu ia masuk dan melakukan mobil. Sampai di depan pintu masuk rumah sakit, Rayhan menghentikan mobilnya. Ia menurunkan kaca mobil depan.

"Naiklah!"

Nazwa membuka pintu belakang.

"Duduk di depan!"

"I-iya Pak. "

Ia tidak mau berdebat dengan majikannya itu.

Nazwa menutup kembali pintu tersebut, lalu membuka pintu depan dan naik ke mobil. Rayhan pun melakukan mobil ke arah rumah orang tuanya.

Sudah dipastikan keadaan didalam mobil seperti kuburan. Sepi tak bersuara, karena penghuninya sama-sama diam. Rayhan tidak sengaja melirik ke samping. Ternyata Nazwa belum memakai self belt-nya. Sedangkan di depan ada polisi sedang berpatroli.

"Pakai sabuknya!"

Karena melamun, Nazwa tidak fokus dengan apa yang diucapkan Rayhan.

"Hah, apa Pak?"

"Sabuknya dipakai!"

"Oh iya Pak."

Nazwa pun memasang sabuk pengamannya.

Setelah lampu hijau, Rayhan belok kiri mencari jalan alternatif agar tidak macet. Setelah berjalan sekitar dua kilo meter, Tiba-tiba ban mobil bocor. Beruntung kecepatan mobil tidak terlalu tinggi, dan posisi mobil minggir ke kiri.

"Astagfirullah." Pekik Nazwa.

"Ah sial!" Rayhan memukul setir. Namun sedetik kemudian Rayhan pun beristigfar.

Rayhan turun dari mobil untuk memeriksa ban yang bocor. Ternyata ada aku yang menancap.

"Turun dulu, bannya bocor!"

"Iya Pak."

Nazwa pun turun dari mobil.

Kalau dipikir mulai dari kejadian di lift tadi, kemudian saat ini ban bocor, sepertinya Tuhan sedang ingin membuat mereka berdua lambat untuk sampai ke rumah.

Rayhan mengeluarkan alat dongkrak, kunci roda, kunci tinggal, dan mengeluarkan ban serep. Ada untungnya dulu ia masuk sekolah SMK jurusan teknik. Jadi urusan mengganti ban sangat mudah baginya. Untungnya mobil mereka berhenti tepat di bawah pohon yang cukup rimbun sehingga mereka tidak terlalu merasakan panasnya Jakarta.

Nazwa berdiri di samping mobil sambil memperhatikan Rayhan yang sedang fokus dengan ban. Nampak keringat Rayhan sudah bercucuran.

10 menit kemudian, Rayhan berhasil mengganti ban.

"Air." Pinta Rayhan."

Nazwa pun sontak memberikan botol air mineral kepada Rayhan.

"Tolong buka." Ujar Rayhan sambil menunjukkan kedua tangannya yang kotor.

"Oh iya, maaf Pak."

Nazwa membuka botol air mineral tersebut dan mengalirkannya ke tangan Rayhan. Setelah dirasa cukup, Nazwa menghentikannya.

"Ini tisu Pak."

Rayhan menerimanya lalu mengelap tangannya dengan tisu. Setelah itu ia juga mengelap wajahnya yang penuh keringat. Ada serpihan tisu yang tertinggal di dahi Rayhan.

"Pak itu." Nazwa menunjuk dahinya sendiri."

Rayhan yang sedang tidak fokus ternyata salah paham dengan maksud Nazwa. Ia mengira Nazwa seperti wanita yang beberapa waktu lalu sempat mendekatinya dan menggodanya. Padahal Nazwa hanya ingin memberitahu kalau ada serpihan tisu di dahinya.

Rayhan menatap Nazwa dengan tatapan tajam. Nazwa mendadak ciut, ia menundukkan wajah dan tidak berani melihat Rayhan.

"Duh salah apa nih aku? apa salah ngomong ya? " Batinnya.

"Itu Pak ada tisu yang nempel di dahinya."

"Oh... "

Rayhan meraba dahinya dan membuang serpihan tisu yang nempel.

Sebenarnya di dalam hati Rayhan merutuk dirinya sendiri karena telah berpikiran yang tidak-tidak soal Nazwa.

Akhirnya Rayhan dan Nazwa kembali naik ke mobil. Dan mereka melanjutkan perjalanan.

"Semoga setelah ini tidak ada insiden lagi." Batin Nazwa.

Untuk mengurangi kecanggungan di antara mereka, Rayhan menyetel musik

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah.

Anggun sudah menunggu di depan rumah. Ia mendapat kabar dari Oma kalau Papanya akan pulang bersama Nany. Tentu saja Anggun sangat senang. Dari beberapa menit yang lalu ia berdiri di depan pintu menunggu kedatangan mereka.

...****************...

Terpopuler

Comments

citra marwah

citra marwah

Minta Air cuman bilang 'Air'....klo nazwa salah ngasih air gmana wkwkwk,

2025-02-06

3

Chusnul Zazah

Chusnul Zazah

Semoga insiden ini akan membawa Berkah bagi hub papa Reyhan yg cool bak kulkas 4 pintu segera mencair ☺️😁
biar gak jadi duda galau bin cuek 🤭😅😅

2025-02-06

2

betriz mom

betriz mom

pasti anggun bingung kok lama papa nya baru sampai....dengan adanya pengasuh yang mereka suka jadi seperti merasa pengganti mamanya 🤗🥺

2025-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
103 Kabar Mengharukan
104 Harap-harap cemas
105 Kabar duka
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi
103
Kabar Mengharukan
104
Harap-harap cemas
105
Kabar duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!