Janji Papa

Nazwa dan Rayhan baru tersadar.

"Maaf Pak, saya mau masuk." Ujar Nazwa.

"Oh iya. maaf."

Rayhan pun menyingkir dari depan pintu kamar mandi lalu segera menggelar sajadah dan shalat Shubuh. Nazwa masuk ke kamar mandi dengan berhati-hati karena kakinya masih terasa sakit. Beruntung jatuhnya tidak terlalu keras sehingga pantatnya masih aman.Hanya kakinya yang sepertinya perlu diobati.

Saat Nazwa keluar dari kamar mandi, Rayhan sudah selesai shalat. Ia duduk di kursi samping brangkar Anggi. Nazwa pun Shalat Shubuh.

"Papa... "

"Iya sayang, maafkan Papa karena baru bisa menemuimu."

"Sibuk sekali ya Pa?"

"Iya, Papa sering ke luar kota nak."

Sesekali Rayhan melirik ke arah Nazwa. Anggi menyadari lirikan Papanya.

"Papa belum kenalan sama Nany. Nany orangnya baik Pa."

Selam ini Rayhan mengira orang yang menjadi pengasuh putrinya sudah berusia 30 ke atas. Ternyata masih muda dan melihat parasnya yang cantik Rayhan justru tidak percaya kalau itu adalah pengasuh putrinya.

"Sayang, kenapa kamu bisa jatuh ke kolam?"

"Maafkan Anggi, pa. Anggi yang nakal. Jangan marahin Nany ya Pa."

"Hem... begitu ya?"

"Iya Pa. Justru Nany yang selamatin Anggi Pa. Baju Nany basah kuyup gara-gara nolong Anggi."

"Kamu jadi makin cerewet sekarang ya." ujar Papa sambil mencubit pelan pipi Anggi.

"Hehe..."

Percakapan Anggi dan Papanya tentu saja dapat didengar oleh Nazwa. Ia sangat tersanjung saat Anggi membela dirinya di depan Papa.

Nazwa masih saja menghadap kiblat. Ia masih berdzikir dan berdo'a. Justru ia memperlama dzikirnya karena ingin menghindari Papa Anggi.

"Nany, Anggi mau makan buah apel."

"Ah iya, tunggu sebentar." Sahut Nazwa tanpa menoleh.

"Papa saja yang kupas ya?"

"Nggak mau Pa, Nany saja."

"Hem, oke."

Nazwa melipat mukenahnya dan meletakkkannya kembali. Ia berjalan pelan sambil menunduk ke samping brangkar Anggi.

"Silahkan duduk." Ujar Rayhan seraya beranjak dari kursi tempatnya duduk.

Nazwa hanya mengangguk.

Sedangkan Rayhan pindah duduk di sofa.

"Sepertinya dia memiliki pengaruh besar untuk anakku. Anggi nampak nyaman bersamanya. Syukurlah, berarti kali ini pilihan Mami tepat untuk pengasuh mereka." Batinnya.

Nazwa mulai memotong dan mengupas apel untuk Anggi, lalu menyuapinya.

"Anggi makan sendiri saja Nany."

"Oh ya?"

"Iya."

Rayhan keluar dari kamar itu tanpa pamit, entah ke mana perginya. Namun tidak lama kemudian ia sudah kembali.

"Ehem... obati kakimu." Ujar Rayhan kepada Nazwa. Ia memberikan salep yang masih tersegel.

Nazwa tidak menyangka jika Rayhan akan memberinya salep, ia pun menerimanya.

"Terima kasih, Pak."

"Hem."

"Kaki Nany sakit ya, kenapa? Apa karena gendong Anggi kemarin?"

"Ah tidak-tidak! Tadi Nany keseleo. Kamu lanjutkan makannya ya. Nany mau olesi salep ini dulu."

"Iya Nany. "

Nazwa pun membuka segel salep tersebut dan mengeluarkannya dari dalam dus. Kemudian ia mengoleskannya ke kaki sebelah kanan sambil memijatnya pelan. Ia menahan sakitnya sendiri.

"Hanya keseleo, hatiku saja remuk lebih sakit dari ini aku masih kuat berdiri." Batinnya.

Entah kenapa keadaan di dalam kamar Anggi begitu mencekam bagi Nazwa saat ini. Pasalnya ja dan Papa Anggi sama-sama diam tanpa kata. Mereka hanya akan berbicara dengan Anggi.

Beruntung hal tersebut tidak berlangsung lama karena Oma dan Opa pun datang pagi ini membawa makanan dan baju ganti untuk Nazwa dan Rayhan.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Oma.... "

"Hai cucu Oma... sudah sembuh nih?"

"Hehe...

Oma melirik ke arah Rayhan yang saat ini sedang sibuk membalas pesan di handphone-nya.

"Bang, ini bajumu."

"Ah iya, Mi. Terima kasih."

Opa pun duduk di samping Putranya dan menanyakan perihal pekerjaan yang ia tinggalkan.Ternyata proyek yang ditangani Rayhan ada yang meng-sabotase. Namun urusannya sudah hampir selesai. Rayhan hanya tinggal mengutus kuasa hukumnya untuk menyelesaikan.

"Nazwa ini bajumu."

"Terima kasih bu."

"Iya sama-sama."

"Oh namanya Nazwa. Nama yang sesuai dengan orangnya. Astagfirullah Ray, kenapa mikirnya ke sana. Tapi nama itu seperti familiar." Batin Rayhan.

Oma melihat jalan Nazwa yang agak berbeda saat menghampiri Oma.

"Wa, kakimu kenapa?"

"Itu bu, keseleo tadi."

"Keseleo bagaimana, kamu jatuh?" Tanya Oma dengan penuh kekhawatiran.

"I-iya bu."

"Ayo periksa ke dokter."

"Ti-tidak perlu bu, ini sudah diolesi salep tadi. Sudah mendingan kok."

"Oma, tadi Nany sama Papa bertabrakan. Jadi Nany yang jatuh. Tapi sama Papa nggak ditolongin." Sahut Anggi, mengadu kepada Oma.

Nazwa dan Rayhan tidak menyangka jika ternyata Anggi melihat mereka tadi. Bagaimana tidak? Suara pekikan Nazwa cukup keras tadi.

Mami melirik Rayhan. Rayhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bang, betul itu?"

"Iya Mi, tadi bangun tidur jadi tidak fokus."

"Ya Allah, pasti sakit ya Wa?"

"Tidak kok bu, hanya keseleo."

"Kamu itu gimana sih bang, orang jatuh nggak ditolongin. "

"Tadi kebelet, Mi. Tapi Ray sudah minta maaf kok." Bisik Rayhan di telinga sang Mami.

Mami hanya menggelengkan kepala.

Akhirnya mereka pun sarapan bersama. Mereka makan makanan yang dibawa Mami. Namun Nazwa makan di kursi samping Anggi, karena ia malu untuk bergabung bersama majikannya.

Tidak lama kemudian, suster pun datang mengantarkan makanan dan obat untuk Anggi. Setelah selesai makan, Nazwa pun menyuapi Anggi.

Setelah Anggi selesai makan dan minum obat, dokter pun datang untuk mengontrol keadaan Anggi.

"Sudah diminum obatnya?"

"Sudah, dok."

"Wah ini Anggi bersemangat sekali ya."

"Anggi pingin cepat sembuh, dok."

"Pinter... sepertinya Nany Anggi yang sangat mempengaruhi kesembuhannya, bukan begitu Nyonya?"

"Betul sekali dok, Anggi sudah tidak selemah dulu berkat Nany-nya." Sahut Oma.

Nazwa mengulum senyum saat Nyonya Salsa meliriknya.

Dokter menjelaskan jika detak jantung Anggi sudah lumayan stabil. Dan jika Anggi tidak merasakan sesak lagi, besok sudah boleh pulang.

"Alhamdulillah, terima kasih dok."

"Sama-sama, tuan, nyonya."

Setelah kepergian dokter, Rayhan duduk di samping brangkar putrinya. Sedangkan Nazwa pergi ke kamar mandi.

"Papa."

"Iya sayang."

"Anggi pingin jalan-jalan sama Papa. Dek Anggun juga pasti pingin."

"Iya, Papa janji nanti kalau Anggi sembuh, kita jalan-jalan."

"Beneran Pa?"

"Iya, sayang."

"Sama Nany juga ya?"

"Hah?"

"Iya sama Nany, Pa. Anggi, adek, Papa, sama Nany. Kita jalan-jalan berempat."

Anggi masih menunggu jawaban Papanya. Sedangkan Papanya bingung untuk menjawab.

Mami dan Papi saling melirik. Mereka ingin tahu jawaban putranya.

"Iya kan, Pa?"

"I-iya, nanti kita jalan berempat." Jawab Papa, terpaksa.

Nazwa baru saja keluar dari kamar mandi.

"Hore.... yes yes yes. Anggi nggak sabar pingin sembuh." Ujar Anggi dengan bersemangat.

Nazwa menyunggingkan senyum melihat Anggi bahagia. Ia belum tahu apa yang membuat Anggi bahagia.

Bersambung....

...****************...

Duh beneran tepati janji nggak ya si Papa duda 😂

Terpopuler

Comments

citra marwah

citra marwah

Hayooo papa kalo gak d tepatin nnti anggi ngambek....dan papa d rujak sama oma opa wkwkkwkwkwk
nnti jg lama2 papa bergetar hati nya dekat sama Nany...hihihi,nnti panggi nya jgan mama ya thor,kan mama s kembar udh d surga...panggil nya yg lain gitu hahahha Ummi atau bunda,tapi udh ada bunda Aira ya...yaah ,ya udh deh siapa aja wkwkkwwkk

2025-02-05

3

Sri Rahayu

Sri Rahayu

bener ga ya papa Reyhan mau jalan2 berempat dgn anak2 dan nany nya 😇😇😇....ditunggu lanjutan nya Thorr😘😘😘

2025-02-05

1

🍒🍒 Aisyah 🍒🍒

🍒🍒 Aisyah 🍒🍒

tepati janji papa Rayhan ya Thor supaya Anggi engga gambek,,nanti klau engga di tepati bukan Anggi yg ngambek sama papanya

tapi aku yg ngambek sama kamu Thor😌😌😌

2025-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
103 Kabar Mengharukan
104 Harap-harap cemas
105 Kabar duka
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi
103
Kabar Mengharukan
104
Harap-harap cemas
105
Kabar duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!