Opname

penjaga kolam renang mencoba memberi bantuan pertama kepada Anggi.

Karena Oma khawatir dengan kendaraan Anggi, Oma pamit kepada gurunya untuk membawa Anggi pulang. Nazwa segera menggendong Anggi dan membawanya keluar dari area kolam renang. Ia mencegat taksi yang lewat. Sementara mereka menunggu Oma sedang mengganti baju Anggun. Nazwa pun membuka baju renang Anggi dan menggantinya dengan baju ganti. Sedangkan dirinya masih basah kuyup.

Setelah Oma dan Anggun datang, mereka pun langsung menuju rumah sakit terdekat. Nampak nafas Anggi masih belum normal.

"Anggi maafkan Nany."

Anggi menggelengkan kepala.

"Nany nggak salah. Anggi yang nakal." Ujar Anggi dengan suara yang terdengar lemah.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah sakit. Anggi langsung dibawa ke UGD. Oma menyuruh Nazwa untuk ganti baju terlebih dahulu agar tidak masuk angin. Nazwa pun memakai baju gamis yang ia pakai saat berangkat tadi.

Oma menjelaskan kepada dokter kalau Anggi memiliki riwayat kelainan jantung. Beruntung tadi ia tidak pingsan. Dokter pun langsung merujuknya ke poli jantung anak agar Anggi mendapatkan penanganan yang lebih intens. Oma belum memberitahu orang rumah dikarenakan takut mereka khawatir. Lebih baik ia tangani sendiri dulu bersama Nazwa.

Mereka pun saat ini sudah di poli jantung anak.

"Detak jantungnya sempat melemah, saat ini pun masih belum stabil. Itu diakibatkan ia panik dan juga sempat kemasukan air makanya dadanya sesak."

"Lalu baiknya bagaimana dok?"

"Untuk mengantisipasi lebih baik dirawat inap bu."

"Apa tidak bisa, dirawat jalan dok?"

"Nyonya, Anak-anak itu lebih rentan. Kami tidak menjamin jika nantinya akan efektif. Lebih baik di rumah sakit. Kalau pun tidak di rumah sakit ini, bisa di rumah sakit tempat dokter yang biasa menanganinya."

Dokter sangat mengenal Nyonya Salsa. Dia bukan orang biasa meski kerap berpenampulan sederhana dan jarang mengunggah kehidupan pribadinya di media masa ataupun media sosial.

"Ah iya, baik. Terima kasih dokter."

"Sama-sama, Nyonya."

Oma pun memutuskan untuk membawa Anggi ke rumah sakit milik keluarganya karena memang dokter jantung yang biasa menangani Anggi ada di sana. Oma segera menghubungi Opa untuk menyusul mereka ke rumah sakit yang akan dituju.

Opa terkejut mendengar hal tersebut. Namun Opa tetap bersikap tenang. Opa segera melajukan mobil menuju rumah sakit.

Oma baru saja sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruang dokter Hanan spesialis jantung anak. Setelah ditangani oleh dokter hanan, Anggi memang harus opname. Karena dikhawatirkan akan sesak nafas lagi. Oma pun menuruti kata dokter Hanan. Anggi pun segera dibawa ke ruang rawat VIP. Anggi sangat takut jika berhubungan dengan jarum suntik. Biasanya dia akan menangis saat disuntik. Saat memasang selang infus, Anggi sempat menolak. Namun berkat rayuan Nazwa, Anggi pun bisa tenang. Dan saat ini Anggi sudah diberikan obat melalui infusnya.

"Bu, maafkan saya. Kalau saja tadi saya sigap, mungkin ini tidak akan terjadi." Ucap Nazwa penuh penyesalan. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa Anggi.

"Tidak Wa. Ibu tahu kok, kamu sudah menjaga Anggi tadi. Cuma tadi Anggi yang tiba-tiba jalan di tepi kolam dewasa kan?"

"Iya bu, tadi Anggi ngambek karena tidak diperbolehkan untuk main seluncuran yang tinggi. Tapi tetap saja saya yang kurang hati-hati menjaganya Bu."

"Wa, apes tidak ada di kalender.Ini murni kecelakaan yang tidak disengaja. Yang penting Anggi sudah ditangani dengan baik. Tadi kamu juga sudah bantu Anggi sampai basah kuyup. Ibu berterima kasih sama kamu."

"Itu sudah tugas saya bu."

Melihat Nazwa yang masih tidak enak hati atas kejadian ini. Oma pun mengusap punggung Nazwa.

"Wa, jatuhnya daun saja sudah ditulis takdirnya oleh Allah. Apa lagi kehidupan kita."

Nazwa pun mendongak melihat wajah majikannya yang bijaksana itu.

"Iya bu, terima kasih atas pengertiannya."

"Sudah ya, jangan menyalahkan dirimu lagi."

Tok tok tok

Ada yang mengetik pintu. Anggun membukakan pintu. Ternyata Opa yang datang.

"Pi... "

"Bagaimana dengan Anggi?"

"Baru saja tidur pi. Nggak pa-pa, hanya saja harus opname karena takut sesak nafas lagi. Detak jantungnya masih lemah, belum stabil."

"Kenapa bisa terjadi, bagaimana ceritanya?"

Oma pun menjelaskan kronologinya. Opa mendengarkan dengan baik dan bisa menerima penjelasan Oma. Opa pin tidak menyalahkan siapa-siapa dalam hal ini.

"Oma, Anggun pingin pulang." Rengek Anggun.

"Ah iya, Pi. Bawa Anggun pulang. Tidak baik kalau dia lama-lama di rumah sakit."

"Mi, kamu sudah telpon Rayhan?"

"Astagfirullah... lupa Pi."

"Biar Papi yang telpon. Ya sudah Papi pulang dulu. Nanti biar anak-anak yang bawakan baju dan lainnya."

"Iya pi."

Anggun pun pulang bersama Opa. Oma menitipkan barang-barang kepada Opa agar dibawa pulang. Beruntung tadi mereka membawa mukenah, jadi hanya mukenah saja yang ditinggalkan.

"Wa, Anggi sudah tidur. Ayo shalat dulu, sudah jam 2."

"Iya bu, silahkan Ibu dulu yang ke kamar mandi."

Mereka pun shalat bergantian.

Sampai di rumah, Opa langsung menghubungi Rayhan. Beruntung kali ini Rayhan langsung mengangkat telponnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Pi, apa anak-anak sudah pulang? Maaf tadi pagi mereka telpon tapi di sini kesulitan signal."

"Huh... sudah pulang. Kamu masih belum selesai?"

"Belum."

"Tinggalkan pekerjaanmu. Anakmu sedang di rumah sakit." Sarkas Papi.

"Apa, siapa Pi?"

"Anggi, cepat pulang!"

"Ba-baik pi."

Setelah menutup telponnya, Rayhan meminta Rijal untuk segera memesan tiket pesawat ke Jakarta. Beruntung ua mendapatkan tiket penerbangan untuk jam 6 sore ini.

Jam 4 sore, Rania dan Rendra anak bungsu Mami berangkat ke rumah sakit membawa pakaian dan makanan untuk Mami dan Nazwa.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah sakit. Mereka pun langsung naik lift menuju kamar Anggi.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Rania dan Rendra langsung masuk ke dalam.

"Oh keponakan aunty. sakit ya sayang?"

"Iya aunty. Anggi nakal jadi sakit."

"Jangan nakal lagi ya?"

Anggi mengangguk.

"Mami ini baju dan makanan untuk kalian. Mbak Nazwa maaf ya, tadi aku lancang nyuruh bibi buka lemarinya Mbak untuk ambil baju."

"Iya non, nggak pa-pa. Terima kasih."

Nazwa pun langsung berganti pakaian. Disusul kemudian Mami juga berganti pakaian.

Beberapa menit kemudian, dokter pun datang untuk memeriksa keadaan Anggi.

"Anak pintar, bagaimana dadanya masih sakit?"

"Masih sakit dikit dok."

"Nanti juga sembuh kalau sudah dikasih obat lagi. Semangat ya."

"Iya dok."

"Terima kasih dok." Ujar Mami.

"Iya Nonya, sama-sama. "

Setelah shalat Maghrib, Rania dan Rendra akan pulang. Nazwa pun menyarankan Nyonya Salsa untuk pulang juga, agar beristirahat.

"Biar saya yang jaga Anggi bu. Ibu istirahat saja di rumah. Besok bisa kembali lagi ke sini."

"Nggak pa-pa Wa?"

"Iya bu, saya nggak pa-pa."

"Ya sudah kalau begitu, Ibu titip Anggi ya. Kabari kalau ada sesuatu. "

"Baik bu."

Mereka pun pamit kepada Anggi.

Bersambung....

...****************...

Duh ada yang gak sabar nih nungguin bang duda ketemu Nazwa 😁 lanjut besok ya 😘

Terpopuler

Comments

Chusnul Zazah

Chusnul Zazah

Alhamdulillah Oma Fatin dan Nazwa begitu sigap menghadapi keadaan Anggi, dan Anggi lgsg ditangani dr specialis yg biasa menanganinya, Semoga Anggi cepat sembuh dan semakin membaik keadaannya.🤲🙏
Masyaalloh kok jadi ikutan deg2an menunggu kedatangan pak duda Reyhan sama Nany Nazwa yg calon janda??
semoga pertemuan pertama bisa terjalin dg baik 😊😁😁😁

2025-02-04

4

Sulastri Oke86

Sulastri Oke86

lanjut sekarang aja bunda🤭

2025-02-04

2

Tri Handayani

Tri Handayani

kok tau aja thorrr readers udah g sabar dgn pertemuan om duda dgn nazwa meskipun kyanya awal ketemu om duda marah"sama nazwa gara"anggi msuk RS.

2025-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
103 Kabar Mengharukan
104 Harap-harap cemas
105 Kabar duka
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi
103
Kabar Mengharukan
104
Harap-harap cemas
105
Kabar duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!