Mengantar sekolah

Setelah si kembar sudah rapi, mereka pun akan sarapan pagi bersama keluarga yang lain. Tugas Nazwa mengambilkan makanan untuk mereka. Namun untuk makan, mereka sudah bisa sendiri. Nazwa pun bergabung dengan asisten yang lain untuk sarapan pagi.

Tugas Nazwa selanjutnya mengantar Anggi dan Anggun ke sekolah. Mereka diantar oleh salah satu sopir pribadi untuk pergi ke sekolah. Nazwa dan si kembar pamit kepada Oma.

"Yang nurut sama Nany ya."

"Iya, Oma."

"Nazwa, titip mereka."

"Baik Bu."

Setelah kepergian mereka, Oma dan Opa duduk di ruang tengah. Mereka sedang membicarakan pengasuh baru si kembar.

"Mi, Papi sudah menugaskan orang untuk memantau mereka."

"Nggak usah, Pi. Mami percaya sama Nazwa."

"Nggak ada salahnya, Mi. Papi cuma tidak mau ambil resiko. Papi lihat Nazwa memang perempuan baik, tapi kita tidak tahu bahaya apa yang bisa saja terjadi di sekitar keluarga kita."

"Papi lama-lama mirip betul sama Abi."

"Demi kebaikan bersama Mi."

"Ya sudah, Mami ikut aja. Terserah Papi."

"Pi, Nazwa itu cantik ya?"

"Iya, kenapa Mami tanya begitu sama Papi? Mami tidak sedang ingin menjodohkan Nazwa dengan Papi kan?"

"Haha... Papi Pede banget dih. Udah tua juga. Cucu udah lebih selusin. Bukan gitu maksud Mami. Entah kenapa Mami itu kayak nggak asing sama Nazwa."

"Mami mah memang suka gitu. Mi, Rayhan nggak nelpon?"

"Sudah tadi malam sama si kembar."

"Anak itu, sekarang malah jadi gila kerja."

"Biarkan saja pi. Daripada dia tertekan. "

"Hem... iya. Papi hanya takut ada orang jahat yang memanfaatkan kelemahannya saat ini Mi."

"Do'a kan yang baik-baik Pi."

"Ya ya, itu sudah pasti. "

Nazwa dan si kembar baru saja sampai di sekolah. Sekolah mereka tidak terlalu jauh dari rumah. Mungkin diperkirakan jaraknya 5 kilo meter. Jika ditempuh menggunakan mobil antara 7 sampai 10 menit.

"Yeay sudah sampai."

Nazwa sudah menyangka jika sekolah mereka pasti bertaraf internasional. Sepertinya sekolah tersebut hanya khusus kalangan elit.

"Nany ayo turun!"

"Eh iya, ayo kita turun."

Setelah mereka turun dari mobil, sopir pun melajukan mobil meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah.

Nazwa membawa si kembar masuk. Ia menggandeng tangan keduanya di sisi kanan dan kiri.

"Biasanya dulu siapa yang nungguin kalian?"

"Oma."

"Oh...."

5 menit kemudian, bel pun berbunyi. Mereka masuk ke dalam kelas. Nazwa menunggu mereka di luar bersama Ibu-ibu dan babysitter lainnya.

Seperti biasa, jika ada orang baru pasti akan menjadi bahan ghibah. Mereka masih mengira-ngira siapa Nazwa. Nazwa tak ingin ambil pusing. Ia duduk menyendiri di pojokan, meski begitu ia tetap menebar senyum kepada mereka. Jika pun ada yang mengajaknya bicara nanti, ia akan menjawab seperlunya.

Untuk menghilangkan kejenuhan, Nazwa menelpon Tiwi. Setidaknya Tiwi bisa menemaninya ngobrol. Beruntung Tiwi langsung menerima panggilan darinya. Mereka ngobrol panjang lebar sampai akhirnya anak Tiwi menangis karena sudah waktunya minum ASI.

"Sudah dulu ya Wa, nanti kita sambung lagi."

"Oh iya, oke. Makasih sudah menemaniku Wi.

"Iya sama-sama."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Di dalam kelas, si kembar sedang belajar mengenal anggota tubuh. Mereka sangat antusias mengikuti apa yang ditunjuk guru merema. Sekilas Nazwa mengintip dari luar. Ia mengulum senyum melihat tawa si kembar.

"Mereka masih sangat beruntung memiliki keluarga yang sangat peduli, dibanding aku dulu yang memang tidak punya siapa-siapa." Batinnya.

Nazwa tersadar dari Lamunannya karena tiba-tiba handphone nya berdering.

" Mas Soni.. " Lirihnya.

Sebenarnya ia malas menerima panggilan dari mantan suaminya itu. Namun ia harus mengangkatnya karena mungkin Soni ingin menginfokan masalah perceraian mereka.

"Hallo Wa."

"Assalamu'alaikum, Mas."

"Wa'alaikum salam... Wa, di mana kamu menyimpan buku nikah dan kartu keluarga?"

"Masih di tempatnya, Mas."

"Iya di mana?"

"Di laci lemari baju sebelah kanan di bawah tumpulan sertifikat rumah."

"Aku akan segera mendaftarkan perceraian kita. Kamu tidak perlu ikut-ikut! Masalah ini biar aku yang urus."

"Iya."

"Tidak perlu adanya mediasi, kamu cukup Terima sertifikat cerai nanti kalau semuanya sudah beres. Mengerti? "

"Iya."

"Ya sudah, hanya itu yang ingin aku sampaikan. "

Tanpa salam dan basa-basi, Soni menutup panggilannya. Nazwa hanya bisa tersenyum getir.

" Dulu kamu yang berjanji akan menemaniku sampai tua nanti Mas. Sekarang kamu sendiri yang membuangku. Lagian untuk apa mediasi Mas. Kamu sudah menalakku tiga kali. Lebih cepat diputus akan lebih baik. Agar kamu bisa segera menikahi selingkuhanmu." Batinnya.

Air mata Nazwa sepertinya sudah terkuras habis. Ia sudah tidak sudi lagi menangisi laki-laki yang sudah mencabik-cabik perasaannya itu.

Bel istirahat berbunyi.

Anak-anak pun keluar dari dalam kelas. Mereka berhamburan menghampiri orang tua atau pun babysitter masing-masing.

"Nany... "

"Anggi, Anggun.... ini snack kalian."

"Makasih Nany."

Oma mereka memang sengaja membawakan bekal untuk mereka agar mereka tidak sering makan jajanan snack kemasan. Apa lagi Anggi

yang memang harus dijaga ketat pola makannya.

"Nany, bosan makan biskuit dan susu." Ujar Anggi.

"Sabar ya, ini kan demi kebaikan Anggi." Ujar Nazwa seraya mengusap kepala Anggi.

Setelah itu mereka bergabung dengan teman-temannya main ayunan dan seluncuran. Waktu mereka istirahat hanya 30 menit.

Akhirnya bel masuk berbunyi. Mereka masuk ke kelas lagi. Sekarang waktunya mereka belajar nenggambar.

Satu jam kemudian, mereka pulang. Mobil jemputan sudah menunggu di depan gerbang.

"Alhamdulillah, tugas pagi pertama selesai." Batin Nazwa.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah. Setelah mengganti seragam si kembar dengan pakaian bermain, Nazwa menemani mereka bermain di playground yang ada di dalam rumah itu. Baru saja duduk, Nazwa sudah mendapatkan notif pesan dari Soni bahwa ia sudah menggugat cerai Nazwa di pengadilan Agama. Nazwa tidak perlu membalasnya. Ia hanya bisa menghela nafas panjang.

"Nazwa."

"Eh iya Bu."

"Maaf mengagetkanmu. "

"Eh tidak kok, Bu."

Nyosa Salsa duduk di samping Nazwa. Nazwa sebenarnya sungkan, namun Nyonya Salwa menyuruhnya untuk tetap duduk.

"Nazwa, bagaimana mereka di sekolah?"

"Aman bu, mereka sangat penurut."

"Mereka nggak jajan di kantin kan?"

"Tidak bu, mereka makan snack yang dibawakan dari rumah."

"Mereka tidak protes?"

"Protes sih Bu. Tapi saya bisa meyakinkan mereka."

"Syukurlah, saya rasa mereka menyukaimu makanya mereka nurut. Oh iya, jangan lupa nanti setelah makan siang waktunya mereka tidur."

"Iya, bu. Saya mengerti."

Nyonya Salsa kembali ke kamarnya setelah mendapatkan informasi tentang cucunya. Nazwa memeriksa handphone-nya. Ia membuka galery foto dan video. Semua berisi tentang kenangannya dengan Soni. Nazwa pun mulai menghapus semua foto dan video yang berhubungan dengan Soni. Ia harus bisa mengubur semua kenangan itu.

"Tidak perlu menyisakan bukti bahwa dulu kamu pernah mencintaiku, nyatanya sekarang kamu membuangku seperti benda yang hina." Batinnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

citra marwah

citra marwah

sabar nazwa....soni bkal mnyesal karena dia menikahi perempuan yg bukan mengandung darah daging nya,dan kmu bkal d Cintai sama mas duda😂😂😂🙈🙈🙈

2025-02-03

2

secret

secret

semangat Nazwa, justru kmu beruntung sdh terlepas dari beban dan smg kebahagiaan yg baru segera tiba🤩

2025-02-03

1

betriz mom

betriz mom

harus kuat dan tetap tulus baik, percaya author siapkan nasib baik untuk ku Nazwa 🤗🙏🏻😍😍😍

2025-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!