Memulai tugas

Nazwa langsung diantarkan oleh Nyonya Salsa ke kamarnya. Kamar berukuran empat meter itu hampir sama jika dibandingkan dengan kamarnya di rumah mantan suaminya. Kamar mandi berukuran kecil sudah ada di dalam. Bukan hanya tempat tidur, lemari dan meja rias yang disediakan, tapi juga ada AC. Nyonya Salwa sengaja mengantarkan Nazwa sendiri ke kamarnya karena ingin membicarakan hal yang penting.

"Nazwa sebelumnya saya minta maaf tidak memberitahumu tentang satu hal."

"I-ya bu, tentang hal apa?"

"Begini, kamu tinggal di sini untuk sementara. Jadi nanti saat Anggi dan Anggun masuk TK, mereka akan pindah ke rumah Papanya. Berarti sekitar lima bulan lagi. Apa kamu tidak masalah?"

"Eh iya bu, tidak masalah."

"Satu lagi yang perlu kamu ketahui. Anggi memiliki riwayat kelainan jantung. Jadi kondisinya lebih lemah dibandingkan adiknya."

"Ya Allah kasihan sekali bu. InsyaAllah saya akan merawatnya dengan baik.

"Em... bagus lah kalau begitu. Tolong jaga si kembar dengan baik ya. Mereka berdua kurang kasih sayang seorang Ibu."

"Maaf Bu kalau saya lancang. Memang ke mana Ibu si kembar?"

"Meninggal hampir tiga tahun yang lalu. Baru satu bulan yang lalu 1000 harinya."

"Innalillahi wainna ilaihi raji'un. Maaf Bu, saya tidak tahu."

"Tidak apa-apa. Kamu berwakan saja dulu barang-barangmu. Istirahatlah! Kerjamu dimulai besok pagi. Nanti malam saya akan jelaskan tugas-tugasmu."

"Baik, bu."

Nyonya Salsa pun meninggalkan kamar Nazwa.

Sekarang Nazwa tahu alasan besarnya bayaran untuk menjadi pengasuh si kembar. Selain harus merawat ia juga harus menjadi orang yang siaga.

"Eh tunggu, berarti Papa si kembar duda? Lalu bagaimana nanti aku tinggal bersamanya? Tapi kan pasti di rumah itu banyak orang. Kalau Bu Salsa masih muda, berarti anaknya masih muda juga? Apa dulu Bu Salsa nikah muda? Ah kenapa pikirannya terlalu jauh. Ini kan baru permulaan. Misal nggak sanggup satu bulan kan bisa mengundurkan diri. Eh tapi aku sudah tanda tangan kontrak dua tahun. " Begitulah kira-kira yang ada dalam pikiran Nazwa.

Setelah kepergian Nyonya Salsa, Nazwa menutup pintu kamarnya lalu ia mulai menata barang-barangnya ke dalam lemari. Ia juga menata peralatan mandi di kamar mandi. Untuk alat make-up, ia memang tidak terlalu suka make up. Hanya ada bedak dan lip balm serta handbody. Parfum pun Nazwa tidak punya karena tidak pakai. Itu karena sebelumnya Soni tidak pernah memberinya uang lebih, jadi ia terbiasa untuk tidak memakai selain itu.

Malam harinya.

Nazwa dipanggil oleh bi' Eni untuk keluar makan malam. Kebetulan Nazwa batu selesai shalat Isyak. Setelah memakai jilbabnya, Nazwa pun keluar menuju dapur. Ia makan malam bersama asisten yang lain di ruang makan belakang. Sebelumnya bi' Eni memperkenalkan Nazwa kepada asisten yang lain.

Setelah selesai makan, Nazwa mencuci piring bekasnya. Setelah iru, ia menghadap Nyonya Salsa.

Nyonya Salsa memperkenalkan anggota keluarganya yang lain kepada Nazwa. Ia menjelaskan bahwa anaknya yang tinggal di rumah itu ada tiga orang dan satu menantu, cucu empat orang, tiga orang asisten rumah tangga, dua orang babysitter termasuk Nazwa. dua orang security, satu orang tukang kebun.

"Papanya Anggi dan Anggun tidak tinggal di sini. Dia hanya ke sini sewaktu-waktu kalau tidak ada kerjaan ke luar kota."

"Iya bu, saya mengerti."

Setelah memperkenalkan beberapa orang di rumah itu, Nyonya Salsa menjelaskan tugas Nazwa dari pagi hingga petang.

Malam ini meski Nazwa dibebas tugaskan, ia harus menuruti keinginan Anggi dan Anggun untuk membacakan dongeng sebelum tidur.

Kamar Anggi dan Anggun menjadi satu dengan tempat tidur terpisah. Jadi saat ini Nazwa duduk di bawah di tengah-tengah tempat tidur mereka karena tempat tidur mereka memang rendah. Mereka tidak suka tempat tidur yang tinggi.

Saat pertengahan membaca dongeng, terdengar suara handphone berdering. Nazwa terkejut, karena ia tidak merasa membawa handphone. Ternyata itu handphone si kembar.

"Papa, kak."

"Angkat, dek!"

Anggun segera mengangkat telponnya. Ia pun mengaktifkan loudspeaker nya agar Anggi juga mendengar suara Papanya.

"Hallo Pa."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, maap lupa Pa. Hehe... "

"Kalian sudah mau tidur?"

"Iya Pa."

"Ya sudah, selamat tidur. Besok harus sekolah kan?"

"Iya Pa, tapi kita lagi dengerin dongengnya Nany."

"Nany?"

"Iya Nany Nazwa. Pengasuh baru Adek dan Kakak Pa."

"Oh... ya sudah lanjutkan. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Mendengar suara Papa si kembar, Nazwa dapat menilai orangnya cukup dingin dan tidak banyak bicara. Bahkan mungkin cenderung cuek.

Anggun meletakkan kembali hanphone-nya.

Lalu ia bersedekah seperti orang dewasa.

"Ish Papa nggak asik banget!"

" Ya gitu deh Papa kita. Sabar dek."

"Nany, ayo dilanjut dongengnya."

"Ah iya, ayo." Sahut Nazwa, kemudian melanjutkan membacakan dongeng untuk mereka.

Keesokan harinya.

Seperti biasanya, Nazwa bangun pagi. Setelah shalat Shubuh, ia segera merapikan tempat tidur dan menyapu kamarnya. Kemudian ia pergi ke kamar Anggi dan Anggun untuk memeriksa keadaan mereka. Ternyata keduanya masih teelelap. Nazwa melihat jam, masih kurang 30 menit lagi untuk mereka bangun. Nazwa pun kembali ke kamarnya.

30 menit kemudian, Nazwa ke kamar mereka lagi. Ternyata Anggi sudah bangun.

"Eh, Anggi sudah bangun?"

"Nany, Anggi mimpi." Ujar Anggi sambil mengucek matanya.

"Mimpi apa?"

"Mimpi Mama meluk Anggi." Ujar Anggi dengan mata berkaca-kaca.

Entah kenapa hati Nazwa terenyuh melihatnya. Naluri keibuannya keluar, sontak ia memeluk Anggi.

"Apa begini Mama memelukmu?"

Anggi mengangguk dan membalas pelukan Nazwa. Mata Nazwa seakan ikut berembun.

"Kak, Nany.... kalian kenapa? Kok pelukan nggak ajak-ajak aku?"

Riba-tiba Anggun pun beranjak dari tempat tidurnya dan naik ke tempat tidur Anggi lalu ikut memeluk keduanya.

Beberapa saat kemudian, Nazwa sadar. Lalu ia pun ingin merubah suasana.

"Hei anak-anak, pagi-pagi begini jangan diawali dengan yang sedih-sedih. Ayo kalian mandi dulu."

Nazwa menghapus air mata Anggi. Anggun sudah terbiasa melihat Kakaknya seperti itu. Biasanya dia yang akan menguatkannya.

Setelah membuka baju mereka, Nazwa pun memandikannya. Untuk awal ternyata tidak sesulit yang dibayangkan Nazwa, Anggi dan Anggun cukup penurut.

Setelah selesai mandi, mereka memakai seragam. Karena hari ini jadwal mereka masuk PAUD. Sekolah mereka memang hanya masuk empat kali dalam satu minggu. Dengan telaten Nazwa mengundurkan rambut mereka. Banyak sekali karet rambut, jepit dan aksesoris rambut lain milik mereka.

"Nah, sekarang kalian udah cantik."

Anggi dan Anggun pun berkaca. Mereka tersenyum girang melihat rambutnya dikuncir rapi dengan model seperti yang biasa mereka lihat di aplikasi merah.

"Hehe lucu ya Kak."

"Iya dek."

"Ya Allah... aku memang belum pernah punya anak. Tapi aku janji akan menganggap mereka seperti anakku sendiri agar aku tidak terbebani selama mengasuh mereka. Lihatlah, mereka manis sekali." Batin Nazwa.

Bersambung....

...****************...

Terpopuler

Comments

Sholicha

Sholicha

nah kan d belok kan lagi 😅
kok masi penasaran ya aku siapa itu salsa 😂
alhamdulillah minggu" gini dapt double up makasi

2025-02-02

3

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

si kembar sdh cocok s nazwa nah gmn nanti reaksi bapky klu berhadapan sm nazwa,reyhan kan sekarang msh blm bisa moov on dr raya,kira² gmn ya ke depany..lanjuut ah msh jsu ceritay

2025-02-02

1

Salsa Billa

Salsa Billa

thor mangil pengasuhnya lebih enak didengar pangil kakak bibik mbak gitu lebih enak didengar thor, kalau mangil nany kedengaran ya kurang menghargai apa gitu , iya tau sih pekerjaan pengasuh, kalau manggil mbak kakak bibik itu kedengaran ya lebih kekeluargaan thor menghargai kerja kita

2025-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Nazwa
2 Melamar pekerjaan
3 Interview bersama si kembar
4 Memulai tugas
5 Mengantar sekolah
6 Kekesalan Mami
7 Berenang
8 Opname
9 Nazwa vs Rayhan
10 Janji Papa
11 Insiden
12 Shalat berjama'ah
13 Ulah Anggi
14 Kamar si kembar
15 Mantan laknat
16 Jalan-jalan
17 Sea world
18 Berakting
19 Ke rumah Tiwi
20 Es balok
21 Membalas pesan
22 Alasan Rayhan
23 Bermain bersama
24 Keluarga Mami
25 Bertemu orang di masa lalu
26 Flash Back On
27 Keputusan Opa
28 Ke Panti
29 Mengingat masa kecil
30 Memilih gaun
31 Otw kondangan
32 Pesta sang mantan
33 Tranding topik
34 Untuk sementara
35 Uring-uringan
36 Pesan terakhir
37 Rayyan vs Rayhan
38 Memberi perhatian
39 Siluman ular
40 Satu bulan kemudian
41 Salah tingkah
42 Berdebar-debar
43 Malam panjang
44 Malu
45 Papa Tantrum
46 Serangga lapar
47 Menyatakan cinta
48 Pulang kampung
49 Tidur berempat
50 Resepsi pernikahan.
51 Kabar bahagia
52 Rumah baru
53 Pindah rumah
54 USG
55 Cerita Mami
56 Turki
57 Keluarga Nazwa
58 Oleh-oleh khas Turki
59 Menerima kenyataan
60 Kejutan
61 Penyesalan
62 Makam orang tua Nazwa
63 Jodoh kedua
64 Kado terindah
65 Menyambut twins boy
66 Baby sitter
67 Aqiqah A2
68 Berbuka
69 Papa rewel
70 Bertemu keluarga
71 Hati Rendra
72 Jalan-jalan
73 Cappadocia
74 Membuat keramik
75 Perasaan Rendra
76 Melamar.
77 Pulang ke Indonesia
78 Penggemar Rendra
79 Mami sakit
80 Pernikahan lintas Negara
81 Malam pertama
82 Resepsi R & E
83 Anniversary
84 Kumpul keluarga
85 Keluarga Om Saif
86 Dosen pembimbing
87 Bimbingan
88 Bolu tape
89 Kebersamaan
90 Bimbingan lagi
91 Pingsan
92 Gosip
93 Ketahuan
94 Pengakuan Rania
95 Cemburu
96 Dadakan
97 Panggil Mas
98 Boleh kah?
99 Cincin kawin
100 Di rumah abang
101 Suntikan
102 Dugaan ummi
103 Kabar Mengharukan
104 Harap-harap cemas
105 Kabar duka
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Nazwa
2
Melamar pekerjaan
3
Interview bersama si kembar
4
Memulai tugas
5
Mengantar sekolah
6
Kekesalan Mami
7
Berenang
8
Opname
9
Nazwa vs Rayhan
10
Janji Papa
11
Insiden
12
Shalat berjama'ah
13
Ulah Anggi
14
Kamar si kembar
15
Mantan laknat
16
Jalan-jalan
17
Sea world
18
Berakting
19
Ke rumah Tiwi
20
Es balok
21
Membalas pesan
22
Alasan Rayhan
23
Bermain bersama
24
Keluarga Mami
25
Bertemu orang di masa lalu
26
Flash Back On
27
Keputusan Opa
28
Ke Panti
29
Mengingat masa kecil
30
Memilih gaun
31
Otw kondangan
32
Pesta sang mantan
33
Tranding topik
34
Untuk sementara
35
Uring-uringan
36
Pesan terakhir
37
Rayyan vs Rayhan
38
Memberi perhatian
39
Siluman ular
40
Satu bulan kemudian
41
Salah tingkah
42
Berdebar-debar
43
Malam panjang
44
Malu
45
Papa Tantrum
46
Serangga lapar
47
Menyatakan cinta
48
Pulang kampung
49
Tidur berempat
50
Resepsi pernikahan.
51
Kabar bahagia
52
Rumah baru
53
Pindah rumah
54
USG
55
Cerita Mami
56
Turki
57
Keluarga Nazwa
58
Oleh-oleh khas Turki
59
Menerima kenyataan
60
Kejutan
61
Penyesalan
62
Makam orang tua Nazwa
63
Jodoh kedua
64
Kado terindah
65
Menyambut twins boy
66
Baby sitter
67
Aqiqah A2
68
Berbuka
69
Papa rewel
70
Bertemu keluarga
71
Hati Rendra
72
Jalan-jalan
73
Cappadocia
74
Membuat keramik
75
Perasaan Rendra
76
Melamar.
77
Pulang ke Indonesia
78
Penggemar Rendra
79
Mami sakit
80
Pernikahan lintas Negara
81
Malam pertama
82
Resepsi R & E
83
Anniversary
84
Kumpul keluarga
85
Keluarga Om Saif
86
Dosen pembimbing
87
Bimbingan
88
Bolu tape
89
Kebersamaan
90
Bimbingan lagi
91
Pingsan
92
Gosip
93
Ketahuan
94
Pengakuan Rania
95
Cemburu
96
Dadakan
97
Panggil Mas
98
Boleh kah?
99
Cincin kawin
100
Di rumah abang
101
Suntikan
102
Dugaan ummi
103
Kabar Mengharukan
104
Harap-harap cemas
105
Kabar duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!