Tidak ada yang bisa dilakukan teman-teman Shena untuk membantunya. Kini Shena sudah menjadi pacar Leo. Mereka semua juga ikut bersedih atas apa yang menimpa Shena.
Satu persatu teman-teman Shena mulai mendekati Shena. “Maafkan kami, Shen ...,” ucap salah satu teman Shena. “Kami semua tidak berdaya, mereka semua licik dan mengancam kami jika kami ikut campur urusan kalian. Kami tidak bisa membantumu. Leo sangat menakutkan.”
Leo yang namanya disebutkan menatap tajam wajah teman Shena sehingga gadis itu meringkuk di balik punggung salah satu temannya.
Shena yang berusaha mengusap air matanya berusaha tegar. “Tidak apa-apa. Maafkan aku karena kalian harus mengalami ini semua gara-gara aku. Sebaiknya kalian semua cepatlah pulang sebelum orang gila ini berubah pikiran. Orang tua kalian pasti sangat khawatir dengan kalian. Malam juga semakin larut.” Shena membersitkan hidungnya sambil sesenggukan.
“Bagaimana denganmu?” tanya teman Shena yang lainnya.
“Aku tidak apa-apa, kalian pergilah dulu.” Nada suara Shena terdengar lirih tak bersemangat.
“Kau yakin? Apa tidak sebaiknya kita turun bersama-sama?” teman Shena langsung mendapat lirikan tajam dari Leo saat mengatakan kalimat itu.
“Aku ingin di sini sebentar.” Shena menatap tajam Leo yang berdiri di depannya. Gadis itu tidak ingin Leo mengintimidasi teman-temannya lagi.
Sebenarnya tubuh Shena masih belum bisa bergerak karena terlalu syok. Ia butuh menangkan diri agar bisa menguasai kembali hati dan pikirannya. Karena itu ia menyuruh teman-temannya pergi meninggalkannya terlebih dulu sebelum Leo menggunakan mereka lagi untuk mengancamnya. “Cepatlah, aku akan menyusul nanti.”
Semua teman-teman Shena menuruti permintaannya untuk turun terlebih dulu. Mereka sedikit khawatir pada Shena tapi mungkin Shena memang butuh waktu sendiri. Apalagi Leo masih saja mengawasi Shena. Mereka tidak bisa ikut campur urusan Leo dan Shena.
Jadi pacar Leo sama artinya dengan menjadi bonekanya, tapi semua teman-teman Shena yakin dan percaya bahwa Shena berbeda dengan gadis-gadis lainnya yang dengan bodohnya mau saja dipermainkan. Shena tidak akan selemah itu. Ia adalah cewek yang kuat, ia juga tidak akan membiarkan Leo bertindak semena-mena terhadapnya.
"Udah, nangisnya?" Leo mulai menurunkan nada suaranya, setelah melihat semua teman-teman Shena pergi.
Shena masih menunduk. Bukan karena belum berhenti menangis, tapi karena ia tidak mau melihat muka orang yang paling ia benci, yang sekarang terpaksa telah jadi pacarnya.
"Asal kamu tahu ...." Leo menatap Shena yang masih menunduk lesu dengan lembut. "Aku terpaksa melakukan ini karena aku sayang sama kamu. Saking sayangnya aku nggak mau kehilangan kamu, dan hanya dengan cara ini aku bisa mendapatkan kamu. Kalau kamu menolak, maka aku akan benar-benar akan jadi monster dan hidupku hancur berantakan. Terserah kamu menganggap semua ini apa. Tapi aku pastikan kamu adalah wanita terakhir yang menjadi pacarku." Leo melangkah maju dan mengecup lagi kening Shena lebih lembut dari sebelumnya, lalu ia pergi bersama teman-temannya dan meninggalkan Shena sendirian.
Leo sungguh sayang gadis ini. Namun kebencian Shena karena reputasinya yang buruk, membuat Leo terpaksa harus memilih jalan ini. Sebenarnya ia ingin berlama-lama dengan cewek yang sudah berhasil ia paksa jadi kekasihnya. Namun, melihat situasinya saat ini, akan lebih baik jika pacar barunya itu sendiri dulu untuk mengontrol emosinya.
Shena masih belum mau mengangkat mukanya saat Leo pergi meninggalkannya.
"Dasar cowok banci." Shena menggumam dalam hati. Ia sama sekali tidak percaya bahwa cowok yang namanya Leo ini mengerti apa itu cinta. Karena selama ini, ia hanya mempermainkan wanita yang pernah jadi pacarnya. Bahkan setiap mantan Leo selalu mendapat predikat buruk dari semua orang, yaitu 'habis manis sepah di buang'. Namun, Shena berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah berakhir seperti mantan-mantan Leo.
Tiba-tiba saja Laura memeluk Shena dari belakang sehingga membuat gadis itu jadi terkejut lagi.
"Maafin aku ya, Shen ... ini semua salahku. Harusnya aku bilang ke kamu kalau Leo suka sama kamu. Aku pikir waktu itu dia cuma bercanda, dan harusnya aku nggak ngajak kamu ke sini. Semuanya gara-gara aku, Shen. Aku nggak nyangka bakal kayak gini jadinya." Laura benar-benar menyesal atas apa yang menimpa sahabatnya. Ia bahkan ikut menangis juga.
Shena membersit hidungnya lagi dan perlahan ia melepaskan pelukan Laura. "Ini bukan salah kamu, Ra. Mungkin ini udah takdirku. Jadi kamu nggak perlu minta maaf, oke." Shena berbalik badan menghadap Laura.
"Bener kamu nggak apa-apa?" tanya Laura sambil sesenggukan. “Maafkan aku Shen, waktu itu Leo bilang dia pengen kamu jadi pacarnya. Katanya da tertarik sama kamu. Dia jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali kalian bertemu. Seandainya aku tahu kalau dia bisa senekat ini, aku nggak akan pernah ngajak kamu lagi ke gedung teknik buat ketemuan sama Roy. Bodohnya aku ... ini semua gara-gara aku.” Laura terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri.
“Tapi aku kan nggak pernah ngobrol sama dia Ra, ngeliat mukanya aja aku juga ngak pernah. Karena kau tahu dia itu playboy kelas kakap dan ceweknya itu seabrek-abrek.”
“Lah makanya itu aku nggak gubris omongannya dia, karena aku tahu dia pasti cuma mau mainin kamu doang, ya aku nggak ikhlas lah kalau sahabatku mau di jadiin kelinci percobaan buat orang gila kayak si Leo itu. makanya aku nggak bilang sama kamu, tapi, semakin kamu menghindar malah membuat dia semakin tertantang, karena itulah dia melakukan hal gila kayak gini. Dia benar-benar nggak waras. Harusnya orang kayak dia tuh masuk rumah sakit jiwa, bukanya di sini. Dia juga gengster kelas kakap. Mereka semua berhasil menculik teman-teman kita dengan kelicikannya. Kamu tahu, tadi tiba-tiba saja ada yang membekap mulutku lalu menyeretku mundur masuk ke sebuah ruangan tanpa kamu sadari, gila kan dia? Udah mirip psikopat ahli.” Laura terdengar emosi. Di sisi lain Shena merasa senang karena ternyata Laura sampai segitunya membela dirinya, Shena jadi terharu.
“Oh iya? Kamu tahu siapa yang nyulik kamu? Apa orang itu adalah Leo? Atau ulah teman-temannya?” Shena jadi penasaran akan kisah hilangnya Laura yang tiba-tiba saat lampu mati tadi.
“Aku nggak tahu, yang jelas dia bukan Leo. Karena dia kan lagi sama kamu saat aku di culik?” Laura masih terlihat emosi.
Shena manggut-manggut tapi juga bingung, bagaimana bisa Leo menculik pacar sahabatnya sendiri. Dia memang nggak punya perasaan dan lebih pantes disebut mafia daripada mahasiswa. Dasar Leo gila!
“Ya sudahlah, nasi sudah jadi bubur, nggak ada gunanya kita menyesal sekarang.” Shena berusaha meredam amarah Laura, padahal dia sendiri masih belum bisa menghilangkan kemarahannya.
“Terus, apa rencana kamu sekarang?” tanya Laura.
"Nggak tahu. Aku nggak tahu harus bagaimana sekarang. Apa yang akan terjadi sama aku selanjutnya, aku juga bener-bener nggak tahu."
"Kamu nggak usah khawatir, aku bakal bantuin kamu. Nggak akan aku biarkan dia macem-macem sama kamu. Sekarang cabut aja, yuk. Udah malem. Aku tidur di tempat kamu, ya?" Laura terlihat sedikit semangat.
"Terus? Roy?" tanyaku bingung dengan perubahan sikap Laura yang tiba-tiba.
"Sekarang sahabat aku lebih penting daripada dia. Lagian dia juga nggak ada di sini," terang Laura.
"Aku juga nggak liat dia. Kamu yakin nggak mau nyari dia dulu?"
"Mau nyari dimana? Udahlah nggak penting. Sekarang terserah dia mau apa. Mending sekarang kita cabut aja. Ini tempat serem banget." Laura tiba-tiba saja bergidik ngeri.
Melihat ekspresi muka Laura yang ketakutan, Shena tersenyum. "Baru nyadar?"
Laura sedikit lega melihat senyum sahabatnya. Mereka berdua berjalan beriringan meninggalkan gedung dan menuju ke kontrakan Shena yang tidak jauh dari kampus mereka.
"Sekarang, kita sama-sama punya pacar, Ra." ucap Shena ketika ke luar dari halaman gedung. "Bedanya, kamu di surga, sedangkan aku di neraka.”
Di pojok ujung jalan, tanpa Laura dan Shena tahu, ada sosok misterius yang masih memerhatikan mereka berdua dari jauh dengan senyum liciknya.
****
jangan lupa baca juga karya penulis yang lainnya PUTRA RAJA 🤭
salam manis dari penulis🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Hikky :>
Roy kiyoshi kah?
2023-08-16
0
Qaisaa Nazarudin
Lah siapa lg ini?? Roy??
2023-05-30
0
Qaisaa Nazarudin
Semoga aja Leo tulus mencintai dan menyayangi Shena..
2023-05-30
0