Part 18

Sesekali cahaya kilat yang masuk ke ruang kamar itu melalui ventilasi di atas pintu, sedikit membantu penglihatan nya Tono.

Ia terus melangkah dan sesekali berbelok arah. tiba-tiba kedua tangan nya yang di julurkan ke depan menyentuh sesuatu. Kedua tangan nya pun meraba-raba barang yang di sentuh nya itu untuk memastikan barang apa yang di sentuhnya itu.

"Seperti sepasang kaki" gumam nya lirih.

Tapi ia belum yakin itu adalah kaki. Kemudian kedua tangan nya meraba-raba lagi lebih ke atas.

"Iya, apa mungkin ini kaki?"gumam nya mulai panik.

Perlahan Tono mendongakkan kepala nya ke atas, ia tak bisa melihat apapun karena kondisi kamar itu begitu gelap. Ketika ia berdiri mematung sejenak sambil mendongak, tiba-tiba halilintar menyambar di sertai cahaya kilat.

Seketika itu pula ia melihat jelas pemandangan di depan nya. Ternyata itu adalah seorang perempuan yang tadi pagi menghampiri kamar nya, mati menggantung dengan lidah yang menjulur keluar dan kedua matanya melotot ke bawah tepat menghadap ke wajah Tono.

Spontan ia langsung melepaskan kedua tangan nya yang masih memegang pergelangan kaki yang menggantung itu. Sepasang matanya terbelalak panik campur takut, badan nya tersungkur ke belakang karena kaget bukan kepalang.

Ia tak bisa berkata apa-apa lagi, dia tersungkur ke lantai dengan posisi duduk. Kedua kakinya berusaha kuat mendorong badan nya agar ke belakang menjauh dari mayat yang tergantung itu.

Tapi kedua matanya masih tetap menatap takut wajah wanita itu, padahal ingin sekali pandangan matanya di alihkan ke arah yang lain, tapi serasa leher nya membatu. Seperti ada yang menahan leher nya supaya mata Tono menatapi wajah wanita yang mati mengenaskan itu.

Sesekali cahaya kilat yang masuk ke ventilasi kamar menampakkan wajah wanita menyeramkan itu. Sebenarnya dia ingin teriak kencang, tapi rahang mulut nya seperti ada yang menahan nya.

Ia terus mendorong badan nya ke belakang dengan kedua kakinya, sedangkan sepasang matanya masih melotot panik campur takut menatap wajah wanita itu yang berubah menyeramkan.

Di saat badan nya mundur terus-menerus, punggung nya menabrak tembok, kedua tangan nya merayap di dinding dinding mencoba untuk bangkit dari lantai. Dengan sepasang kakinya yang gemetaran ia mencoba berdiri perlahan.

Akhirnya ia sanggup berdiri meskipun kedua kaki nya belum lurus sempurna. Kini dia membelakangi salah satu sisi tembok kamar itu sambil kedua tangan nya meraba-raba dinding.

Perlahan ia berjalan merayap ke kanan dengan tubuh gemetaran dan peluh keringat sudah membasahi seluruh pakaian nya.

Akhirnya tangan kanan nya menemukan daun pintu. Spontan tangan itu langsung menekan daun pintu dengan kepala masih mendongak ke atas mengawasi muka mayat wanita itu yang badan nya masih berayunan di langit-langit kamar kost.

Brukk!

Tiba-tiba badan mayat wanita itu terjatuh ke lantai bersamaan dengan kipas angin plafon yang cukup besar menimpa kepala mayat itu. Rupanya skrup pangkal kipas angin tersebut sudah tidak kuat menahan beban mayat itu.

"Aaaaaaa...!!" Teriak Tono spontan melihat mayat itu jatuh di depan nya

Dengan kedua mata nya melotot kaget ketakutan, secepat kilat ia membuka pintu kamar tersebut dan lari terbirit-birit menuju ke kamar kost nya. Begitu ia berhasil masuk ke kamar nya, dia langsung mengunci pintu nya dari dalam dan langsung masuk ke ruang lemari pakaian gantung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!