Part 6

Cat hitam nya pun sudah hampir tak nampak lagi karena termakan usia, motif karatan cukup mendominasi pintu gerbang itu yang masih berdiri kokoh.

"Silahkan nak masuk, ikuti aku" Ajak nya dengan nada lembut tapi terdengar menyeramkan, sambil dia tetap melangkah ke depan tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.

"Iy iy iya Bu" jawab Tono singkat dengan senyum agak terpaksa karena bercampur perasaan gugup.

Tono melangkah maju setengah ragu, sambil menuntun motor buntut nya. Sedangkan Bu Darminto masih konsisten didepan nya, kira-kira jarak antar kedua nya sekitar 2 meter.

Dari semenjak masuk pintu gerbang, ia tak henti-hentinya melemparkan pandangan nya kesana kemari, memperhatikan rumah dan halaman nya yang lumayan luas.

Di sisi kanan kirinya ada taman-taman kecil yang di hiasi tanaman bromelia, ketepeng kencana, melati, anturium kuping gajah, jagung jali, luntas, kamboja. Sedangkan di sisi pojok kanan ada pohon beringin yang lumayan tinggi yang tinggi nya sekitar 4 meteran tapi batang nya masih tergolong kecil.

Sesekali ia mendongakkan leher nya agak ke atas untuk memperhatikan jendela-jendela gelap yang ada di bangunan tingkat dua. Sekarang kedua mata nya tertuju kepada Bu Darminto yang membelakangi nya. Wanita itu terus melangkah ke depan menuntun nya dengan langkah tegap, padahal usia nya hampir kepala enam.

Krngkiiiiit...

Suara pintu ruang tamu mempersilahkan Tono untuk masuk.

"Silahkan masuk nak"

Bu Darminto membukakan pintu ruang tamu lebar-lebar, dengan posisi badan masih tetap menghadap ke depan. Tono sedikit terperanjat karena dari tadi fokus memperhatikan bangunan rumah itu. Ia standar tengah motor nya dan mengikuti instruksi Bu Darminto.

"Silahkan duduk nak, saya tinggal ke dapur sebentar ya?"

Ia berhenti sejenak, dan masih menghadap ke depan, sambil mempersilahkan tono untuk duduk di kursi ruang tamu nya dengan suara agak lambat tapi jelas. Kursi tersebut terbuat dari kayu jati tua dengan desain jadul, yang senderan dan tempat duduk nya terbuat dari anyaman rotan.

"Iya Bu" jawab nya singkat sambil menuju ke kursi antik itu.

Sesekali kepala Tono memperhatikan sekeliling ruang tamu yang di hiasi ornamen-ornamen jadul. Di ruang tamu tersebut sangat kentara sekali suasana tempo dulu nya.

"Tolong.."

Teriakan itu mengagetkan Tono. Spontan ia beranjak dari kursi nya dan lari keluar menuju sumber suara itu.

"Ada apa mbak?!" Tanya dia sedikit panik.

Wanita muda itu menatap Tono dengan wajah sedih, belum sempat ia menjawab pertanyaan nya, tiba-tiba wajah dia berubah sedikit takut dan dengan sigap ia langsung masuk ke kamar kost nya yang pintu nya sudah setengah terbuka.

"Kenapa di luar nak?" Suara itu tiba-tiba muncul di belakang Tono

Ia sedikit kaget dan lagsung menoleh ke belakang. Ternyata wanita muda itu langsung masuk ke kamar kost nya karena takut ada Bu Darminto yang tiba-tiba keluar dari ruang tamu dan berada di belakang Tono.

"Mbak tadi teriak minta tolong, jadi saya langsung keluar Bu" jawab nya agak gugup.

"Oh" gumam Bu Darminto sambil sedikit mendongakkan kepala nya dengan tatapan setengah curiga.

"Nak, itu teh nya sudah jadi. Mari masuk" ajak nya dan langsung membalikan badan nya masuk ke ruang tamu dan di ikuti Tono.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!