Pria itu melaju menuju rumahnya. Ia ingin mencari Dayanti. Kemana wanita itu, mengapa bisa menghilang saat polisi berada dikamar, bukankah ia tadi datang membawa sepiring nasi untuk diberikan pada Sutini?
Ia tiba dirumah, dan bergegas masuk untuk memeriksa kamar Dayanti, namun tidak dapat dibuka, karena terkunci dari dalam.
Sesaat indera penciumannya menghirup.aroma bangkai yang sangat menyengat, pria itu menutup hidungnya.
Saat ia mencoba untuk mendobrak pintu, tiba-tiba seorang wanita datang dari arah belakang dengan menebarkan aroma mawar yang mampu menutupi bau bangkai menyengat yang berasal dari kamar Dayanti.
"Apakah kau mencariku, Kang?" tanya sosok wanita cantik itu dengan nada lirih dan tatapannya bagaikan seekor burung punai yang dapat memikat hati.
Rasa penasaran yang tadinya begitu membuncah, membuat ia terpesona dengan segala kecantikan sang wanita.
"Ah, kamu ngagetin saja," pria itu tak dapat menolak kecantikan sang wanita yang membuatnya tergila-gila dan melupakan segala yang terjadi barusan.
"Apakah kau merindukanku?" wanita itu menghampiri sang pria, lalu melingkarkan kedua tangannya dileher sang pria yang membuat pria itu terbuai dalam angan yang memabukkan.
Tanpa sadar, pria itu telah mengikuti sang wanita menuju kamar tempat dimana Sutini dan dirinya selama beberapa bulan ini tidur bersama.
Mahardika yang tidak dapat mengontrol dirinya, akhirnya mencumbu sang wanita diatas ranjang yang sama.
Nafasnya memburu dan ia ingin menuntaskan hasratnya, namun pandangannya tiba-tiba menggelap dan ia merasakan kepalanya sangat pusing, lalu ambruk diranjang.
*****
POV Dayanti
"Ampun... Ampun..., sakit, Kang," terdengar suara teriakan dari seorang wanita yang diseret beramai-ramai oleh beberapa pria dengan wajah tanpa belas kasih.
Mereka bahkan melemparinya dengan batu hingga membuat wajah wanita itu mengucurkan darah hampir hancur.
Tak sampai disitu, pria yang terdiri dari enam orang itu bergantian menyenggamainya dengan cara yang brutal.
"Ampun, Kang, ampun!" teriak wanita itu dengan nada pilu saat para pria itu terus bergantian merudal paksanya.
Terdengar suara gelak tawa yang tidak berprikemanusiaan saat melihat penderitaan sang wanita.
Setelah melampiaskan hasrat binatang yang menguasai para pria itu, mereka menyeret tubuh sang wanita menuju sebuah hutan yang sangat gelap dan wanita itu seolah merasakan dunianya hancur.
Bebatuan yang terdapat didalam hutan menggores tubuhnya, bahkan terkadang kepalanya terbentur batu hingga membuatnya terus merintih dengan suara tertahan.
Hutan yang gelap dan tidak pernah tersentuh oleh manusia menjadi saksi betapa kejamnya orang-9rang tersebut saat menganiayanya.
Semua itu berawal dari saat ia memergoki sang suami sedang berselingkuh dengan seorang wanita dan sedang memadu kasih, hingga membuat ia harus menderita dalam kesakitan.
Para pria yang bersekongkol itu terus menyeret tubuhnya, seolah ia hanya sesuatu yang tidak berharga.
Saat mendekati sebuah rawa-rawa yang diketahui sangat dalam, mereka melemparkan wanita yang saat ini masih dalam kondisi sekarat itu dengan penuh rasa puas.
Tubuh wanita malang itu terlihat mulai tenggelam dan para pria itu pergi meninggalkannya begitu saja.
Perlahan tubuh itu tertarik ke dalam rawa dan ia harus rela jika takdirnya memang berakhir didalam rawa-rawa.
Saat bersamaan, seekor burung gagak terbang mengitari tubuh sang wanita yang kini tenggelam dengan sangat mengenaskan.
Ketika jasad tersebut telah ditinggalkan oleh ruhnya, tiba-tiba sebuah asap hitam yang berasal dari kegelapan datang mengangkat tubuh sang wanita malang.
Asap hitam itu merasuk kedalam jasad tanpa nyawa itu untuk membuatnya tetap hidup kembali disambut oleh burung gagak yang meneriakinya.
Jasad wanita yang penuh luka parah itu perlahan berubah menjadi sangat cantik dalam wajah lain. Luka yang tadi merusak sekujur tubuhnya, kini berubah menjadi sangat mu-lus dan glowing.
Pandangan wanita itu begitu dalam, ada banyak luka disana, dan sudah saatnya ia membalaskan dendam atas penderitaan yang dialami oleh wanita malang tersebut.
******
Mahardika berlari ditengah kabut yang sangat tebal. Ia melihat seorang wanita yang sangat ia kenal sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.
Semakin ia mengejar wanita itu, semakin pula wanita itu menjauh dengan tetap membelakanginya. "Dayanti, Dayanti, tunggu!" pria itu mengejar sang wanita yang terus berjalan dengan tubuh yang penuh luka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak dari sekujur tubuhnya.
"Pergilah, dasar pembunuh! Pembunuh, tunggu saja pembalasanku!" sahut wanita itu dengan suara lantang yang membuat Mahardika terhenyak dalam diam.
Sementara itu, Mahardika menghentikan pengejarannya. Ia melihat kabut semakin tebal, dan tidak dapat menemukan jalan pulang.
Ia kebingungan, dan saat ia memutar tubuhnya ke arah barat, terlihat wanita dengan wajah hancur sedang berdiri dihadapannya dengan tatapan yang sangat mengerikan.
"Hah!" pria itu bergerak mundur, lalu memilih berlari meninggalkan sang wanita. "Siapa, Kau! Siapa Kau! Pergi!" teriak Mahardika dengan rasa takut yang membuat gemuruh didadanya semakin kencang.
Ia berbalik arah dan terus berlari dengan sangat kencang ditengah kabut yabg tebal.
Nafasnya tersengal, pandangannya tak dapat melihat apapun, hingga dua bola mata merah menyala terbang diudara dan semakin lama semakin rendah dengan suara teriakan yang memekakkan telinga.
Semakin rendah terkihat, kepakan sayap dari bulu hitam seekor burung gagak dengan paruhnya yang tajam menyambar kepala Mahardika dan mematuknya dengan keras.
Kwaaak... Kwaaak...kwaaak...
Burung itu terbang menjauh meninggalkan luka patukan yang cukup dalam. Mahardika meringis kesakitan dan mengusap ujung kepalanya yang mengeluarkan darah segar.
Pria itu mengusap cairan pekat tersebut, namun tidak mau berhenti.
Semakin lama, darah itu semakin banyak dan membuatnya seolah mandi darah dimana membasahi seluruh tubuhnya.
"Aaaaaaaaaa.....," teriaknya dengan rasa ngeri. Saat bersamaan, ia tersentak bangun. Lalu melihat sekitarnya, dan ia berada didalam kamar dengan tanpa menggunakan pakaian.
Nafasnya tersengal, dadanya bergemuruh dengan pandangan yang masih menyapu ruangan, tak ada Dayanti disana.
Dayanti, ya. Satu nama yang sama, tetapi wajah berbeda. "Tidak, tidak mungkin Dia!" gumamnya dengan sangat yakin.
Sesaat suhu didalam kamar berubah menjadi gerah. Pria itu merasakan tubuhnya bergidik ngeri dengan tiba-tiba saja.
Keringat membanjiri tubuhnya, dan wajahnya, namun berbau anyir darah. Ia menyeka wajahnya, dan benar saja, itu adalah darah. Pria itu tersentak kaget. Ia mengusap ujung kepalanya yang tadi terasa dipatuk burung gagak saat bermimpi, namun hal itu membuatnya bingung, sebab luka itu benaran nyata.
"Hah!" pria tersebut beringsut dari ranjangnya, hingga ia terjatuh ke lantai. Saat ia akan beranjak bangkit, terlihat satu sosok bayi mungil yang merangkak ke arahnya dengan dua taring yang mencuat dari sudut bibirnya dan sorot mata yang kehitaman dengan aroma bangkai yang menyeruak.
"Hah, pergi, pergi kamu!" teriaknya dengan wajah ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
imau
nah jadi bertanya-tanya 🤔💭 siapa sosok asap hitam ini? yg akan membalaskan dendam
2025-02-12
6
imau
apakah Dayanti ketika meninggal dlm keadaan hamil?
2025-02-12
5
V3
mengenaskan bgt kematian Dayanti ,,, mgk pas Dayanti di bunuh dlm keadaan hamil ,,
Darto dan Purnomo adalah 2 dr 6 orang yg ikut membunuh Dayanti.
lalu asap hitam itu siapa yaa , knp asap hitam itu membantu Dayanti untuk balas dendam ❓🤔
2025-02-12
4