Episode 4 Semesta Mendukung

Lelahnya Jakarta selalu membawa warna bagi sebagian orang untuk menetap di sebuah tempat, bersama hangatnya teh atau pahitnya kopi. Mereka bercerita, berkeluh kesah, tentang apa yang terjadi dengan lepas tanpa beban, seperti halnya Alvin yang kembali ke Kafe tempatnya berkumpul.

Kali ini dia tidak minum Cappucino, melainkan teh tubruk dengan gula batu. Menurutnya, aroma teh di sini begitu pekat membuatnya tenang dalam menghadapi berbagai problema yang terjadi, termasuk menjalani hidupnya sendiri.

Alvin selalu melihat ke berbagai sorot mata teman-temannya yang bahagia tanpa pura-pura. Ingin sebenarnya hidup seperti itu, namun dia sendiri tidak akan bisa lepas dari tekanan Ayahnya, semua itu begitu menyesakkan dan memilukan.

“Berapa hari lo nggak pulang?” Tanya temannya 

“Kenapa?” Jawab Alvin sambil memainkan gelasnya

“Bini lo nggak nyariin?” Tanya lainnya

“Enggak,”

“Serius? Lo nggak curiga?” Tanya teman lainnya

“Curiga kenapa?”

“Barangkali bini lo punya demenan baru,”

“Nggak mungkin,”kata Alvin sambil mengaduk gelasnya.

“Baru kali ini ada suami istri lama nggak ketemu aman-aman aja,” kata temannya

“Bini gue toxic, dia sibuk dengan kliennya, diajak begini susah begitu susah,” kata Alvin

Tanpa disadari, Laksa yang tidak jauh dari meja tempat Alvin ngobrol, dengan seksama memasang telinganya lebar-lebar. Mendengar setiap perbincangan dan sesekali meremas tangan karena dia tahu kalau Alvin sedang berkata bohong.

“Terus hubungan lo dengan Nila, Bini lo tahu?” Tanya temannya lagi

“Belum,” kata Alvin menggelengkan kepala

“Kalau ketahuan?”

Lelaki itu terdiam, dia menambahkan gula batu ke dalam gelasnya dan memikirkan pertanyaan itu, apa yang akan terjadi dan bagaimana setelah, “Tinggal alasan dan minta maaf,” jawabnya sambil meringis kecil,

Laksa mengambil gelas dan meremasnya erat, dia ingin sekali berdiri lalu memukul ke kepalanya Alvin sampai berdarah, sebagai hukuman dari perbuatannya. Namun amarah Laksa masih terkendali dan belum saatnya melakukannya.

Lelaki itu menarik nafas panjang untuk menenangkan diri, tak lama setelah itu Dania mengirim sebuah pesan, “Besok ketemuan jam 11 di Lux Cafe bisa?”

Lelaki itu menjawab demikian sambil tersenyum kecil, “Siap gas!”

Dia pergi dari Kafe meninggalkan beberapa lembar uang di meja. Sekarang saatnya mendekati Dania dan membuatnya merasa nyaman tanpa harus bersedih akibat perbuatan suami dan mertuanya.

Jalanan Jakarta cukup lengang malam itu, mobil Laksa melaju dengan mulus melintas beberapa lampu merah yang beruntungnya selalu hijau. Waktu tempuh dari kafe ke rumahnya tidak lebih dari 30 menit.

Laksa terkejut ketika melihat ibunya berada di luar, menunggunya pulang. Langkahnya cepat membawanya ibunya masuk ke dalam, karena di luar udara mulai dingin menusuk ke kulit.

“Ibu kenapa diluar?” Tanya Laksa yang duduk di sofa melepas sepatunya

“Perasaan ibu nggak enak, kamu nggak aneh-aneh lagi kan, Sa?” Tanya Ibu Kandhi yang menatap putranya dengan sorotan sayu

“Aneh-Aneh apa sih, Bu?” Kata Laksa

“Bagaimana Dania?” 

“Dia baik, Ibu suka dengan dia?” Kata Laksa yang berdiri dan mengambil air minum

“Ibu mau Laksa buatkan teh?” Lanjutnya

“Boleh…. Ibu melihat dia perempuan baik, tapi bagaimana latar belakangnya, dia bukan istri orang bukan?” Tanya Ibu Kandhi yang terlihat tubuhnya sedikit maju kedepan

“Dia wanita karir yang cukup terkenal Bu,” kata Laksa mengaduk teh sambil melihat ibunya singkat.

“Diminum tehnya, habis itu tidur ya, Bu!” Kata Laksa yang memberikan teh itu ke Ibunya.

“Laksa tidur dulu ya, Bu” Lanjut Laksa yang pergi ke kamarnya.

Waktu berlalu begitu cepat meninggalkan malam dan berganti dengan pagi yang masih dingin. Laksa pergi pagi sekali, dia bertemu dengan seseorang sebelum ke kantor, sebenarnya Ibu Kandhi mencurigai anaknya berbuat sesuatu.

Perempuan itu lebih sering menemukan beberapa kertas pengiriman ke luar negeri, walau tak jelas apa barangnya. Namun, Ibu Kandhi masih belum berani menanyakannya, dia masih ingat bagaimana Laksa butuh waktu panjang untuk bisa sampai di titik ini.

Laksa sendiri berada di sebuah tempat yang cukup jauh dari jakarta. Dia menggunakan masker khusus dan melihat beberapa sudut di ruangan itu, ada banyak orang yang membawa sebotol wiski, merayakan sebuah kesuksesan besar.

Sepulang dari tempat itu, Laksa pergi sebentar ke kantor untuk mengerjakan sesuatu dan tepat pukul 11 siang, dia sudah sampai di restoran sesuai lokasi perjanjiannya dengan Dania, lelaki itu benar-benar menantikannya.

“Sudah lama menunggu?” Tanya Dania yang tampil dengan celana panjang dan baju putih, rambutnya digerai, bersama tas putih merk louis vuitton kesukaannya.

“Baru saja!” Kata Laksa melihat penampilan Dania dari bawah sampai ke atas

“Saya…” 

“Bisa nggak jangan terlalu formal?” Sanggah Laksa

“Tetapi, hubungan kita memang pekerjaan kan Pak,” kata Dania

“Iya, tapi lebih enak kalau kita panggil nama dan lo gue aja!,” kata Laksa tersenyum

Keduanya berhenti berbincang karena pelayan datang menawarkan menu. Mereka pesan makanan nasi goreng kambing dan minumnya leci tea soda secara bersamaan, sehingga pelayan tanpa sadar menyeletuk kalau kedua pasangan romantis.

“To de point aja ya, Sa! Gue mau kerja sama  sama lo untuk mengungkap perselingkuhan Alvin,” kata Dania 

“Baik, kalau begitu kamu harus ikut rencana saya,” kata Laksa mengangguk

“Rencana apa?”

“Lo nggak akan mungkin bisa mengungkap perselingkuhan Alvin, karena dia cukup licin,” Kata Laksa

Tanpa diketahui oleh Dania dan Laksa, Alvin serta Nila juga makan di tempat itu. Keduanya cukup terkejut saat melihat Dania dengan lelaki lain, bahkan mereka sengaja memilih tempat duduk.yang tidak jauh dengan mereka berdua.

“Ternyata semesta sedang mendukung kita!” Kata Nila

Alvin masih diam, tangannya menggenggam erat, tubuhnya memanas seperti mendidih ingin rasanya menghampiri lelaki itu dan memukul wajahnya. Walaupun tidak bahagia dengan pernikahannya, namun dia tak ingin diduakan seperti ini.

“Kamu harus manfaatin situasi ini?” Kata Nila yang berbisik dari balik buku menu

“Memanfaatkan apa?” Jawab Alvin dengan tingkah yang sama

“Manfaatin situasi biar netizen berpihak ke kita,” bisik Nila lagi

“Caranya?”

“Nanti, aku ceritain, lebih kita pergi dari sini sebelum ketahuan,” kata Nila yang mengendap pergi keluar bersama Alvin.

Nila tersenyum dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi di persidangan terakhir besok. Kejadian hari ini membuatnya begitu bahagia karena semua rencananya berada di jalur yang benar, perselingkuhan Dania menjadi salah satu kabar gembira yang membuat semuanya seperti di jalan tol.

Episodes
1 Episode 1 Kepalsuan
2 Episode 2 Motif Abu-Abu Laksa
3 Episode 3 Manipulasi
4 Episode 4 Semesta Mendukung
5 Episode 5 Mengejar Bom Waktu
6 Episode 6 Viral
7 Episode 7 Romansa Media Sosial
8 Episode 8 Konferensi Pers
9 Episode 9 Alibi Sempurna
10 Episode 10 Kedatangan Adwin
11 Episode 11 Tanggung Jawab dan Ego
12 Episode 12 Rahasia Ibu Kandhi
13 Episode 13 Sebelum Bertemu
14 Episode 14 Dania Melawan
15 Episode 15 Pinta Ibu Kandhi
16 Episode 16 Posisi Nila Terancam
17 Episode 17 Motivasi Tersembunyi Pak Dhanu
18 Episode 18 Puzzle yang Hilang Telah Ditemukan
19 Episodw 19 Keluarga Bahagia
20 Episode 20 Kerja Sama
21 Episode 21 Upaya Nila
22 Episode 22 Sisi Manusiawi Alvin
23 Episode 23 Ragu
24 Episode 24 Berdamai Dengan Keadaan
25 Episode 25 Mungkin Bercerai Lebih Baik
26 Episode 26 Pak Dhanu Vs Nila
27 Episode 27 Kawan Atau Lawan?
28 Episode 28 Masa Lalu Nila
29 Episode 29 Pertama Kali Bertemu
30 Episode 30 Kejujuran Dalam Kebohongan
31 Episode 31 Berpisah
32 Episode 32 Lawan Atau Kawan
33 Episode 33 Pemetaan Masalah
34 Episode 34 Belum Ikhlas
35 Episode 35 Kehancuran Nila
36 Episode 36 Tanggung Jawab
37 Episode 37 Chaos
38 Episode 38 Melawan
39 Episode 39 Siasat Laksa
40 Episode 40 Kisah Pak Dhanu
41 Episode 41 Siasat Nila
42 Episode 42 Negosiasi Berjalan Sukses
43 Episode 43 Memori Ibu dan Anak Part 1
44 Episode 44 Memori Ibu dan Anak Part 2
45 Episode 45 Kontrak Kerja Sama
46 Episode 46 Kesuburan
47 Episode 47 Rencana Awal Alvin
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Episode 1 Kepalsuan
2
Episode 2 Motif Abu-Abu Laksa
3
Episode 3 Manipulasi
4
Episode 4 Semesta Mendukung
5
Episode 5 Mengejar Bom Waktu
6
Episode 6 Viral
7
Episode 7 Romansa Media Sosial
8
Episode 8 Konferensi Pers
9
Episode 9 Alibi Sempurna
10
Episode 10 Kedatangan Adwin
11
Episode 11 Tanggung Jawab dan Ego
12
Episode 12 Rahasia Ibu Kandhi
13
Episode 13 Sebelum Bertemu
14
Episode 14 Dania Melawan
15
Episode 15 Pinta Ibu Kandhi
16
Episode 16 Posisi Nila Terancam
17
Episode 17 Motivasi Tersembunyi Pak Dhanu
18
Episode 18 Puzzle yang Hilang Telah Ditemukan
19
Episodw 19 Keluarga Bahagia
20
Episode 20 Kerja Sama
21
Episode 21 Upaya Nila
22
Episode 22 Sisi Manusiawi Alvin
23
Episode 23 Ragu
24
Episode 24 Berdamai Dengan Keadaan
25
Episode 25 Mungkin Bercerai Lebih Baik
26
Episode 26 Pak Dhanu Vs Nila
27
Episode 27 Kawan Atau Lawan?
28
Episode 28 Masa Lalu Nila
29
Episode 29 Pertama Kali Bertemu
30
Episode 30 Kejujuran Dalam Kebohongan
31
Episode 31 Berpisah
32
Episode 32 Lawan Atau Kawan
33
Episode 33 Pemetaan Masalah
34
Episode 34 Belum Ikhlas
35
Episode 35 Kehancuran Nila
36
Episode 36 Tanggung Jawab
37
Episode 37 Chaos
38
Episode 38 Melawan
39
Episode 39 Siasat Laksa
40
Episode 40 Kisah Pak Dhanu
41
Episode 41 Siasat Nila
42
Episode 42 Negosiasi Berjalan Sukses
43
Episode 43 Memori Ibu dan Anak Part 1
44
Episode 44 Memori Ibu dan Anak Part 2
45
Episode 45 Kontrak Kerja Sama
46
Episode 46 Kesuburan
47
Episode 47 Rencana Awal Alvin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!