di ruang kerjanya varo nampak kacau. dia tidak bisa kosentrasi mengerjakan pekerjaannya karna memikirikan perkataan sang kakek..
"ahhhh shitt kenapa mesti gue. gue belum mau menikah" gumam varo frustasi. semua barang di ruang kerjanya tak luput jadi sasaran atas amarah varo. ruang kerja yang semula tertata dengan rapi, kini telah berubah seperti kapal pecah.
tok..... tokk.... tokkk
"masuk" sahut varo
tak lama dua orang pria tampan masuk keruang kerja varo.
"gila loe bro. ini kenapa ruangan loe jadi kayak kapal pecah gini.?" tanya gio
"iya bener. biasanya loe paling anti sama sesuatu yang berantakan.!" timpal bima
"gue lagi pusing. kalau kalian datang cuma buat nambah gue pusing, mending kalian balik aja"
"loe ada masalah apa sih brow.? cerita dong sama kita.!" ucap bima
"iya ro kita udah sahabatan sedari kita masih duduk di sekolah dasar. masak loe nggak mau cerita sama kita-kita" timpal gio
varo nampak menarik nafas dan menghembuskannya secara kasar. dia mengacak wajahnya secara frustasi sesaat sebelum dia menjawab pertanyaan kedua temannya. "gue pusing banget yo, bim. kakek dan mama gue sepakat buat ngejodohin gue sama cucu alm sahabatnya kakek" ucap varo
"trus gimana.? loe trima atau nggak.?" tanya bima penasaran.
"gue nggak tau. gue bener-bener pusing, gue belum siap kalau menikah sekarang, tapi di sisi lain kakek juga mengancam gue, kalau gue nggak mau menerima perjodohan itu, seluruh aset yang kakek miliki bakal di berikan sama cucu sahabatnya itu. gue nggak terima, secara gue pewaris tunggal dari keluarga gue yo, bim"
"loe terima aja perjodohan itu brow" ucap gio
"siapa tau aja tuh cewek cantik"
"iya bener banget tuh kata gio" kata bima
"kalian enak banget ngomongnya. iya kalau tuh cewek cantik dikit-dikit gue masih untuk, nah kalau jelek gimana.? gue nggak mau menghabiskan sisa hidup gue bareng istri buruk rupa yo, bim"
"fikiran loe kejauhan ro" jawab bima
"iya bener kejauhan loe mikirnya"
"trus gue harus gimana.?" tanya varo
"loe trima aja brow. kalau tu cewek cantik ya di syukuri, tapi kalau jelek ya loe tinggal buat aja dia kesel sama loe. loe buat dia nggak betah dan akhirnya minta pisah deh" jawab bima dengan entengnya.
"bener tuh ro kata bima" ucap gio menyetujui ide bima.
varo nampak berfikir, dan sersenyum licik setelah mendengar ide dari kedua sahabatnya.
**********************
sekitar pukul 17.00 melati sampai rumah. begitu sampai dia melihat kedua orang tuanya nampak bercengkrama dirungan keluarga, setelah menyapa kedua orang tuanya melati masuk kedalam kamar dan membersihkan tubuhnya, setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya.
setelah selesai mandi ia merebahkan tubuh lelahnya diatas tempat tidur. tanpa sengaja matanya melihat bingkai foto di meja kecil samping tempat tidurnya, di sana terdapat dua gadis cantik di dalamnya. kedua gadis itu tampak tersenyum bahagia. di raihnya bingkai foto tersebut.
"kakak, melati kangen sama kakak" gumam melati. tanpa terasa air matanya lolos begitu saja, jatuh membasahi pipi mulusnya.
tokk.... tokk.... tokk
dan tidak lama terdengar suara mama yang memanggil melati dari luar.
"mel. ayo turun sayang, sudah waktunya makan malam, papa sudah menunggu nak"
"iya ma. mama turun aja dulu, sebentar lagi melati menyusul"
"iya sudah. jangan lama-lama nak kasihan papa kelamaan menunggu"
"iya ma" melati bergegas menghapus air mata yang sempat jatuh membasahi pipinya. kemudian ia bergegas keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan.
"sayang kamu habis menangis.?" tanya papa
"tidak pa. tadi melati kelilipan" jawabnya sambil tersenyum.
"owh ya sudah. mari kita makan" ucap papa sambil ekor matanya melirik kepada sang istri, dan dijawab dengan menggelengkan kepala pelan.
hening, mereka minikmati makan malam tanpa ada percakapan sedikit pun. sampai pada akhirnya papa membuka suara untuk memecahkan keheningan itu.
"mel. papa ingin bicara sayang.!"
"papa ingin membicarakan apa.?"
"papa dan mama telah sepakat ingin menjodohkan kamu dengan cucu dari sahabatnya kakek. dan itu juga keinginan kakek kamu sebelum beliau meninggal"
"dijodohkan pa.?" tanya melati bingung
"iya sayang. sebenarnya kakakmu yang harus di jodohkan, tapi berhubung kakak kamu sudah tiada maka kamu yang harus menggantikannya nak."
melati melirik sang mama.
mama menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan " begini sayang. sebenarnya dulu kakek kamu dan sahabatnya sepakat. kalau mereka akan menjodohkan anaknya, tapi berhubung sahabat kakek anaknya perempuan dan anak kakek juga cuma mama maka kesepakatan yang mereka buat tidak bisa terlaksana. sebelum kakek kamu meninggal beliau berpesan untuk menjodohkan kakak kamu dengan cucu sahabatnya itu. berhubung kakak kamu sudah tiada maka dengan terpaksa kamu harus menggantikannya nak"
melati menarik nafas dan menghembuskannya pelan. sebenarnya dia tidak ingin menerima perjodohan ini, tapi disisi lain dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dan mendiang kakeknya.
"baiklah pa, ma. melati nurut aja sama papa dan mama. kalau menurut papa dan mama itu yang terbaik, mel terima pa, ma" jawab melati sedikit lesu.
papa dan mama saling melirik. mereka tersenyum senang karna melati mau menerima perjodohan tersebut, meski sebenarnya mereka tau melati dengan amat terpaksa menyetujuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Titinaniza
visualx dong Thor biar bisa ngehalu
2021-05-08
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
visualnya donk thorrr 😄😄😄
2021-01-29
4
Mak E Sinyo
Masih nggak nyaman dengan penulisannya...tetapi coba ngikuti walau dengan kening berkerut
2021-01-20
0