Deo mengantar Difa pulang, sebelum pulang ke rumahnya Deo mampir dulu ke rumah Difa mengobrol banyak dengan mama dan papa Difa. Anggap saja Deo ini sedang masa pendekatan dengan orang tuanya Difa ya guna mendapatkan lampu hijau hehehe.
Sudah lama mereka mengobrol Deo pun pamit untuk pulang.
"Om, Tante kayaknya hari udah mau sore kalau gitu Deo pamit ya Om Tante. Maaf kalau misalkan Deo udah ganggu waktu kalian," ucap Deo sopan.
"Enggak apa - apa kok, Nak biasa saja kami malah senang melihat kamu pacarnya Difa suka main kesini. Iya kan Ma?" ucap papanya Difa.
"Iya Pa," angguk mama Difa dan tersenyum.
Deo tersenyum ramah."Iya Om Tante terima kasih, yaudah Deo pamit pulang ya Om Tante Assalamu'alaikum," ucap Deo sambil mencium punggung tangan mama dan papanya Difa bergantian.
"Iya wa'alaikumsalam," jawab semuanya kecuali Deo.
"Ma, Pa Difa nganterin kak Deo ke depan dulu ya," ucap Difa.
"Iya sayang," ucap mama.
"Yok ... kak," ajak Difa dan di angguki oleh Deo.
Di teras depan rumah Difa.
"Yaang aku pulang ya," ucap Deo.
"Iya kak jalannya hati - hati ya bawak mobilnya juga jangan
ngebut - ngebut," pesan Difa.
"Iya sayang iya."
"Aku pulang Assalamu'alaikum," ucap Deo.
"Wa'alaikumsalam."
Deo pun berlalu dari hadapan Difa menuju mobilnya di saat ingin membuka pintu mobil...
"Kak kalau udah nyampe kasih kabar ya," teriak Difa kepada Deo.
"Iya yaang," teriak Deo juga.
Percepat Deo pulang.
Sampai di rumahnya.
"Mobil siapa nih?" tunjuk Deo ke mobil yang terparkir jelas di halaman depan rumahnya itu.
"Au ah tamu mama mungkin," ucap Deo tak mau ambil pusing.
Tok...tok...tok Deo mengetuk pintu.
Pintu terbuka.
"Lho Bibik, kok Bibik yang bukain pintunya. Biasanya kan mama yang bukain pintu buat Deo emang mama kemana Bik?" heran Deo.
"Ada tamu Den, nyonya lagi ngobrol sama tamunya," jelas bibik.
"Oh tamu dari mana bik?" tanya Deo kepo.
"Nah kalau soal itu maaf bibik juga kurang tau Den tapi kalau yang bibik
denger - denger sih itu tamunya teman sekolahnya mama dan papanya Aden waktu sejak SMP sampe SMA," tutur art itu.
Deo mengangguk."Emh gitu ya Bik, yaudah kalau gitu Deo masuk dulu ya Bik," ucap Deo ramah.
"Iya Den silakan."
Setelah Deo masuk ke rumahnya dan saat Deo ingin menaiki anak tangga rumahnya untuk ke kamarnya, dia tampak menoleh ke ruang tamu dan sekilas ia melihat ada dua 2 wanita yang sedang mengobrol dengan mamanya tapi dia tidak tampak jelas siapa orang yang sedang mengobrol dengan mamanya itu.
"Tante, itu siapa?" tanya salah satu wanita itu kepada mama Deo.
"Yang mana sayang?" tanya mama Deo lembut.
"Itu Tant," tunjuk wanita itu ke arah Deo.
Mama Deo mengarahkan pandangannya mengikuti arahan tangan wanita itu."Oh itu anak tante, kenapa kamu mau kenalan?" tanya mama Deo sedikit terkekeh.
"Emh ... emang boleh Tant?" ucap wanita itu sedikit malu - malu.
"Ya boleh."
"Kenapa mereka pada liatin gue(pikir Deo)au ah terserah."
Deo pun melanjutkan jalannya untuk menaiki tangga namun baru berapa langkah mamanya memanggilnya.
"Deo sayang," panggil mama.
Deo menoleh."Iya Ma."
"Sini sayang kemari," panggil mamanya dan di angguki oleh Deo.
"Ada apa Ma?" tanya Deo setelah ia sudah berada di samping mamanya.
"Duduk dulu sayang," suruh mamanya Deo pun duduk di samping mamanya.
"Sayang kenalin ini tante Marisa dia temen mama sama papa waktu kita masih SMP," ucap mama Deo.
"Hai Tante," sapa Deo ramah.
"Dan ini anaknya tante Marisa kenalin," ucap mama Deo.
"Nak," ucap tante Marisa kepada anaknya karena dari tadi sejak Deo berjalan menghampiri mereka anaknya itu sibuk main hp entah apa yang sedang di mainkannya sehingga ia sangat asyik dengan hp nya tanpa menghiraukan Deo yang datang.
"Iya Ma," toleh anak tante Marisa.
"Itu anak tante Tia, kata kamu mau kenalan," tunjuk tante Marisa.
Anaknya pun mendongak dan matanya tertuju pada lelaki yang berada tepat di samping tante Tia, begitupun dengan Deo cukup lama mereka saling tatap akhirnya...
"Deo/Dira," ucap mereka bersamaan.
"Lho kalian udah pada kenal?" tanya mama Deo.
"Iya Ma/Tant," ucap mereka berdua.
"Dira ini temen SMP nya Deo Ma/Tant," jelas Deo.
"Oh jadi kalian ini temenan ya," ucap tante Marisa.
"Iya Tant, tapi semenjak 2 tahun yang lalu kita sempat lost contact ya kan Dir?" ucap Deo.
"Iya Ma, Tant 2 tahun kita nggak saling kabar nggak tau keadaan masing - masing dan akhirnya sekarang setelah 2 tahun lamanya akhirnya kita ketemu lagi dan ternyata mama - mama kami berdua itu saling kenal," ucap Dira.
"Iya nggak nyangka ya Dir. Kita bisa ketemu lagi," ucap Deo.
"Iya Deo nggak nyangka banget, rasa mimpi tau nggak," ucap Dira.
"Hehehe," kekeh Deo.
"Yaudah kalian berdua kan udah lama nggak ketemu tu dan juga sempat lost contact juga selama bertahun - tahun lamanya, pasti kalian pada kangen kan ngobrol - ngobrol bareng jadi kalian berdua jalan - jalan aja ke luar anggap aja sebagai pelepas rindu kalian berdua," ucap mama Deo.
"Iya Ma/Tant," ucap Deo dan Dira.
"Yaudah Dir kita keluar yok," ajak Deo.
"Yok, tapi apa kamu enggak ganti baju dulu deo?" tanya Dira.
"Emh ... enggak usah Dir kelamaan, nanti kemaleman lagi pulangnya," ucap Deo.
Dira pun mengangguk.
"Ma Deo pamit ya," ucap Deo mencium punggung tangan mamanya.
"Tante Deo pamit ya izin bawak Dira nya hehe," ucap Deo juga mencium punggung tangan mamanya Dira.
Begitu pun dengan Dira, ia pamit dengan mama Deo dan mamanya.
Setelah mereka pamitan mereka pun keluar.
"Ayo dir," ajak Deo.
"Iya."
Mereka pergi menggunakan mobil Deo.
"Dir mau kemana?" tanya Deo saat mobil Deo telah keluar dari halaman rumahnya.
"Terserah kamu aja," jawab Dira dan tersenyum.
"Kalau ke taman gimana?" tanya Deo.
"Emh ... boleh - boleh lagi pula aku kangen banget sama moment kita dulu, dulu waktu SMP kita juga pernah kan ketaman waktu itu kamu bonceng aku pake sepeda. Kamu masih inget nggak?" tanya Dira pada Deo.
"Iya ... iya aku inget Dir waktu itu pas kita mau pulang dari taman, rem sepeda aku tiba - tiba nggak bisa di fungsikan dan alahasil kita berdua nabrak pohon dan kita berdua jatuh," sambung Deo.
"Hahaha" tawa mereka.
"Ternyata kamu masih inget ya," ucap Dira.
"Iya lah moment itu moment yang nggak bisa di lupain tau nggak," ucap Deo terkekeh.
"Hehe iya - iya," ucap Dira terkekeh.
Percepat....
Di taman.
"Mau es krim?" tanya Deo.
"Emh ... boleh," angguk Dira.
"Yaudah kamu tunggu di sana ya," tunjuk Deo ke salah satu kursi panjang yang ada di taman itu.
"Iya," ucap Dira.
Dira berjalan menuju kursi, sedangkan Deo berlalu membeli ice cream.
Beberapa menit kemudian....
"Nih," ucap Deo menyodorkan ice cream di hadapan Dira.
"Terima kasih," ucap Dira.
"Sama - sama."
"Rasa vanilla?" tanya Dira.
"Iya, kesukaan kamu kan?" ucap deo.
"Iya kamu kok tau," ucap Dira.
"Ya tau lah kita kan beli ice cream kayak gini nggak cuma kali ini doang, kita di SMP juga sering beli ice cream dan kamu kalau beli ice cream pasti yang rasa vanilla," ucap Deo.
"Hehe iya," ucap Dira.
Mereka memakan ice creamnya.
Tiba - tiba.
"Duhh ... mata aku mata ku perih," ucap dira sambil mengipas - ngipas matanya dengan tangannya.
"Kenapa, Dir kenapa?" tanya Deo panik.
"Mata ku perih Deo, kelilipan kayaknya," ucap Dira dan masih mengipas - ngipas matanya dengan tangannya.
"Kelilipan sini - sini."
Deo pun mendekatkan wajahnya ke wajah Dira, Deo meniup - niup mata Dira yang kelilipan itu di saat Deo sedang meniup mata Dira tanpa sengaja Andy melihat Deo.
"Lho itu kayak si Deo sama siapa dia?" gumam Andy dan sedikit memicingkan matanya tapi nihil usahanya sia - sia dia tidak tau siapa wanita yang bersama Deo, karena memang posisi Dira itu membelakangi Andy jadi otomatis yang Andy lihat cuma wajah Deo itu pun
samar - samar karena jarak di antara mereka cukup jauh.
"Siapa ya cewek itu kayak deket banget sama Deo(pikir Andy), ih apaan sih Ndy elo nggak boleh mikir yang macem - macem bisa jadi itu Difa," gumam Andy.
"Sayang," panggil seseorang dari belakang Andy.
"Udah yaang ke toilet nya?" tanya Andy.
"Udah yaang, pulang yok udah mau sore nih," ajak wanita itu.
Wanita itu adalah Nesa dia adalah pacarnya Andy mereka juga tadi
jalan - jalan di taman itu, karena tadi ceweknya Andy kebelet jadi dia izin ke toilet dulu, dan Andy menunggu di salah satu tempat teduhan di taman itu dan di saat Andy sedang melihat - lihat sekitaran taman dia tak sengaja melihat Deo dan wanita itu. yang dia sendiri juga nggak tau siapa wanita itu tapi dia berusaha untuk positif thingking dan membuang semua pikiran yg enggak - enggak dan dia kira wanita itu adalah Difa.
"Yaudah yok ... pulang," ucap Andy.
"Nanti gue tanya lagi aja sama Deo," ucap Andy dalam hati.
Andy dan ceweknya pulang.
Di rumah Difa.
Kamar.
"Kak deo mana ya kok nggak ngabarin," ucap Difa sendiri.
"Atau mungkin kak Deo belum nyampe, tapi ah masak sih kak Deo belum nyampe ini udah 2 jam lebih."
"Apa aku telpon aja ya, aku khawatir nanti kak Deo kenapa - kenapa," ucap Difa sendiri.
"Iya aku harus telpon kak Deo tapi,
tiba - tiba saat Difa ingin menelpon Deo ... ah enggak usah deh nanti aku ganggu kak Deo lagi bisa jadi dia masih di jalan kena macet atau dia ada urusan penting makanya dia nggak ngabarin aku," ucap Difa mencoba menepis segala pikiran anehnya.
"Aku tunggu aja," ucap Difa.
Difa menunggu kabar dari Deo, namun yang di tunggunya tak kunjung memberi kabar sampai tak terasa dia terlelap tidur.
Balik ke taman....
"Deo pulang yok ... udah sore nih," ajak Dira.
"Ayok."
Di dalam mobil di perjalanan pulang ke rumah Deo, mereka mengobrol.
"Kamu kelas 12 juga kan?" tanya Deo.
"Iya deo," angguk Dira.
"Sama dong kita," ucap Deo.
"Ya iya lah sama, orang kita seangkatan," ucap Dira terkekeh.
"Iya juga ya hehe."
"Kamu SMA nya di mana?" tanya Deo lagi.
"Aku sekolah di SMA GARUDA," jawab Dira.
"SMA GARUDA wahh hebat kamu Dir, sekolah itu kan bukan sekolah biasa murid disana juga pada ber - prestasi semua. Kamu hebat Dir udah masuk di SMA itu," ucap Deo kagum.
"Hehe biasa aja kok," ucap Dira.
"Kalau kamu SMA mana?" tanya Dira.
"Kalau aku di SMA GEMINTANG."(maaf ya kalau nama sekolahnya salah jujur aku lupa nama sekolahnya di episode - episode awal ada nama sekolahnya.)
"Woww SMA GEMINTANG itu SMA
ter - favorit lho di kota ini aku aja waktu itu pernah minat banget sama SMA itu, tapi ya karena jarak rumah yang cukup jauh dan juga fasilitas keluarga kami yang kurang mendukung aku nggak bisa deh skolah di SMA itu," senyum getir Dira.
"Enggak apa - apa kamu jangan sedih kayak gitu mungkin allah belum ngasih jalan untuk keinginan kamu itu, tapi kamu hebat kamu udah berhasil masuk di SMA GARUDA sekolah yang di kenal dengan para murid yang ber - prestasi harusnya kamu bangga Dir sama apa yang telah kamu dapat," ucap Deo mencoba menghibur Dira.
Dira mengangguk."Terima kasih ya Deo kamu udah hibur aku," ucap Dira.
"Iya sama - sama senyum dong masak wajahnya di tekuk kayak gitu cantiknya kan jadi ilang," ucap Deo menggoda.
Dira salting mendengar godaan Deo."Apaan sih," ucap Dira dan tersenyum.
"Nah kalau senyum kayak gitu kan enak liatnya, cantiknya juga nambah," canda Deo.
"Bisa aja kamu," ucap Dira.
"Hehe" Deo terkekeh.
_________
Sampai di rumah Deo.
"Assalamu'alaikum" ucap salam Deo dan Dira.
"Wa'alaikumsalam," jawab mama Deo dan mama Dira.
"Gimana udah jalannya?" tanya mama Deo.
"Udah Ma," jawab Deo.
"Dira seneng nggak jalannya sayang?" tanya mama Deo kepada Dira.
"Iya Tante bukan seneng lagi tapi seneng banget," jawab Dira.
"Syukurlah kalau gitu," ucap mama Deo tersenyum.
"Jeng Dira sama Deo udah pulang nih kalau gitu kita pamit ya jeng," ucap mama Dira.
"Lho kok pulang jeng belum juga lama ngobrolnya," ucap mama Deo sedikit terkekeh.
"Hehe enggak apa - apa jeng kita cuma nggak enak aja kalau misal lama - lama bertamunya nanti kita ganggu waktu kalian," ucap mama Dira.
"Lah kok ngomong gitu sih, ya enggak lah jeng kita malah seneng kalau misal ada orang yang mau bertamu ke rumah ini," ucap mama Deo.
Mama dira tersenyum."Lain kali kita kesini lagi kok jeng, tapi maaf ya jeng sekarang kita pamit pulang dulu soalnya takut nanti papanya Dira pulang kerja tau - tau kitanya nggak ada di rumah," ucap mama Dira ramah.
"Iya jeng saya mengerti, tapi lain kali kesini lagi ya ajak juga papanya Dira kita
kumpul - kumpul," ucap mama Deo
"Iya jeng, jeng juga kapan - kapan main lah kerumah sama keluarga," ucap mama Dira.
"Iya jeng insyaallah," ucap mama Deo.
"Kita pamit ya jeng Assalamu'alaikum," ucap mama Dira.
"Wa'alaikumsalam," jawab mama Deo dan Deo.
Percepat Dira dan mamanya telah pulang....
"Ma, Deo ke atas ya."
"Iya sayang."
Setelah sampai di kamar, Deo langsung mengganti seragam sekolahnya Deo mandi setelah mandi dia membaringkan tubuhnya di kasurnya, katanya hari itu adalah hari yang sangat melelahkan baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments