FRANK

Lanjut...

Percepat keesokan harinya, seperti biasa sebelum Deo berangkat sekolah dia menyempatkan diri dulu untuk menjemput Difa.

Di sekolah.

Parkiran.

"Yaang," ucap Deo sembari membukakan pintu mobil untuk Difa.

Difa tersenyum.

Seperti hari - hari sebelumnya Deo menggandeng tangan Difa dan seperti biasanya pula mereka mendapatkan tatapan - tatapan dari para penghuni sekolah hehehe, tapi kali ini tatapan yang mereka dapatkan berbeda dari hari hari kemarin berbeda? berbeda bagaimana penasaran oke cus kita lanjut ke cerita....

"Eh, siapa tuh cewek baru Deo?"

"Bukan, saudaranya mungkin Deo kan pacaran sama Difa anak kelas 10 itu."

"Iya, bisa jadi sih."

"Anak baru, kayaknya itu."

"Kok lengket banget sih sama Deo, apa Difa enggak cemburu liat pacarnya gandengan sama cewek lain kayak gitu."

"Mungkin mereka udah putus kali, secara Deo kan ketos sekaligus cowok terganteng di sekolah ini sedangkan Difa ya kita tau sendirilah hehehe."

"CUPU," sambung mereka dan tertawa.

Tiba - tiba....

"Broo tunggu," teriak 2 lelaki dari belakang.

Deo dan Difa menoleh, dan menghentikan jalannya.

"Hufh ... hufh."

2 lelaki itu ngos - ngosan.

"Kenapa Raf, Ndy?" tanya Deo pada 2 lelaki itu.

Oh jadi 2 lelaki tadi itu Raffa dan Andy.

"Bro itu siapa?" tanya Raffa kepada Deo.

"Iya bro siapa dia, dan kenapa elo enggak bareng Difa pake gandengan tangan lagi elo mau selingkuh dari Difa? elo jangan kayak gitu dong mentang - mentang ada cewek cantik langsung elo deketin elo enggak kasian sama Difa. Dia itu cewek bro ... coba aja bayangin kalau misalkan Difa tau tentang ini pasti dia sedih," cerocos Andy.

"Iya bro bener kata Andy, dan untuk elo kalau misalkan akhirnya kayak gini elo cuma mempermainkan hatinya Difa doang mending elo dari awal kagak usah deketin dia baperin dia kasian dia, dia enggak bersalah dan tolong jangan elo siksa dia dengan semua ini," cerocos Raffa.

"Dan satu lagi elo nggak malu apa itu banyak siswa/i yang pada ngeliatin elo, apa tanggapan mereka terhadap elo. Kemaren aja elo kasih tau sama semua orang di sini kalau elo pacaran sama Difa tapi sekarang elo juga terang - terangan jalan sama cewek lain lagi," sambung Raffa.

Deo hanya melongok mendengar cerocosan - cerocosan ke dua temannya itu, begitupun dengan para siswa/i yang melihat kejadian itu.

"Bro ... elo jawab dong, kenapa elo cuma diem aja?" tanya Andy.

"Iya kita sampe pegel nih mulut karena nyerocos dari tadi lah elo dikit enggak ngerespond," ucap Raffa kesal.

"Yah terus gue harus ngapain?" ucap Deo balik bertanya.

"Ya jawablah elo klarifikasi kek masalah ini, elo kelarin elo jelasin masalah ini ke Difa kalau elo bener-bener kagak salah. Dan kalau pun elo emang salah ya elo juga harus berani tanggung jawab elo selesain ini baik - baik," ucap Raffa.

"Emh ... gue rasa kagak perlu ngejelasin ini sama Difa buang - buang waktu aja," ucap Deo santai.

"Eh bro ... elo kok jadi gini sih elo kayak bukan Deo yang kita kenal, Deo yang kita kenal enggak pernah kayak gini apa lagi sampai mempermainkan hati perempuan. Enggak nyangka gue ternyata elo bisa kayak gini," ucap Raffa tak percaya dengan apa yang di katakan Deo barusan.

"Iya gue kecewa sama elo bro ... gue kagak nyangka kalau ternyata gini sifat asli elo, 12 tahun kita bertiga temenan dari SD sampai dengan kita SMA ini dan sekarang kita udah mau lulus SMA. Ternyata kita baru tau sifat elo yang sebenernya kecewa gue sama elo KECEWA," ucap Andy dan tersenyum getir.

Semua siswa/i yang menyaksikan pun juga ikut tak menyangka, atas apa yang telah Deo katakan.

"Hey elo berdua pada ngomongin apaan sih kecewa ... kecewa ... hehe," ucap Deo terkekeh.

"Di saat - saat kayak gini pun elo masih

sempet - sempetnya buat ketawa Deo," ucap Raffa kesal.

"Lebih baik elo sekarang jelasin ini semua sama Difa, sebelum dia tambah sakit hati lagi dengan masalah ini!" suruh Andy tegas.

"Enggak perlu toh dia juga udah tau," ucap Deo santai.

"Apaa ... dia udah tau?" ucap Raffa dan Andy kompak.

"Iya," angguk Deo santai.

"Terus?" tanya Raffa.

"Ya terus ... ya gitu dia biasa aja," jawab Deo lagi.

"Ah kagak percaya gue elo bohongkan, enggak mungkin Difa biasa aja pasti dia sedih dan kecewa," ucap Raffa dan Andy.

"Iya dia akan sedih dan kecewa kalau misalkan gue jalannya sama cewek lain selain dirinya," ucap Deo.

"Ya berarti Difa kecewa dong sama elo?" ucap Raffa.

"Enggak," tanggap Deo santai.

"Enggak ... kenapa?" tanya Raffa dan Andy.

"Ya enggak marah, orang gue kagak jalan sama cewek lain."

"Maksudnya?" bingung Raffa dan Andy.

"Orang gue jalan sama dia kok ... masak dia harus kecewa gitu? kalau gue jalan sama dia sendiri kan kagak lucu," ucap Deo dan tertawa.

"Hah ... maksud elo gimana sih enggak ngerti gue?" tanya Raffa bingung.

"Iya, gimana sih maksudnya?" ucap Andy ikut bingung.

"Ya dia enggak marah orang gue jalannya sama Difa sendiri, bukan sama cewek lain," jawab Deo santai.

"WHAT jadi ... makk - sud elo dia ini..." tunjuk Raffa kepada cewek yang ada di samping Deo yang sudah kita ketahui kalau itu adalah Difa hehehe.

"DIFA," ucap Raffa dan Andy barengan dan di ikuti oleh para siswa/i yang sedang ada di sana.

"Duh biasa aja dong semuanya, kagak usah teriak - teriak juga sakit nih kuping gue," ucap Deo dan mengelus - elus kupingnya.

"Hahaha" semua tertawa.

"Eh tunggu - tunggu," ucap Raffa tiba - tiba dan berhasil membuat orang kembali diam.

"Jadi ini beneran Difa?" ucap Raffa memastikan.

"Ya ... tepat sekali," jawab Deo.

"Kok kayak bukan Difa ya," ucap Andy.

"Kenapa kalian masih belum percaya juga?" tanya Deo.

"Ya bukan gitu maksudnya, dia ini cantik banget beda sama Difa kal..." ucap Andy terhenti ketika kaki Raffa dengan sengaja menginjak kakinya.

"Duh ... Raff elo kok nginjek kaki gue sih?" ucap Andy.

"Duh sih Andy kagak pekaan banget sih, maksud gue nginjek kaki dia itu sebagai kode. Kagak peka amat sih kayak di sinetron - sinetron kek peka gitu dasar," gumam Raffa dalam hati.

Siswa/i yang ada di sana pun mengerti apa yang di maksud dengan Raffa, dengan menginjak kaki Andy, Raffa mencoba mengode bahwa Andy jangan meneruskan bicaranya tadi.

"Duh sih Andy kok kagak peka, bisa gawat ini kita," bisik cowok yang ada disana kepada temannya.

"Iya bisa kena imbas juga kita," ucap cowok satunya.

Pasalnya mereka sudah tau kalau Deo sudah marah ya seperti apa, Deo bisa di bilang sangatlah menakutkan melebihi pak Rio si satpam sekolah yang garangnya mintak ampun kalau dia telah marah, dan Deo juga sudah sangat di kenali baik di sekolahnya ini atau pun di

sekolah - sekolah sekitaran akan ilmu bela dirinya yang tidak dapat di ragukan lagi.

"Oh maksud elo, sih Difa sebelumnya itu jelek iya?" ucap Deo seperti mengerti akan arah pembicaraan Andy.

"Emh ... bu - kan gitu maksud gue," ucap Andy gugup.

"Duh gawat nih," ucap Raffa dalam hati.

"TERUS MAKSUD ELO APA?" teriak Deo dengan nada tinggi.

"Bro ... udah bro tenang dulu jangan kayak gini kita selesain ini dengan

baik - baik," ucap Raffa menenangkan Deo.

"ENGGAK, NGGAK PERLU GUE CUMA MAU TANYA APA MAKSUD DIA BICARA KAYAK GITU?" ucap Deo dengan nada bicara yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Semua kaget tak terkecuali Difa.

"Hahaha ... ternyata seru juga ya ngerjain mereka," ucap Deo dalam hati.

Ya elah ternyata si Deo lagi mau

nge - frank nih ceritanya hehehe.

"Maafin gue bro ... gue enggak bermaksud buat bilang gitu," jelas Andy.

"Enggak perlu elo jelasin, gue udah tau maksud elo apa," ucap Deo dingin.

"Buat elo ... elo," tunjuk Deo kepada Raffa dan Andy.

"Dan juga kepada kalian semua yang ada disini GUE MAU BILANG SAMA KALIAN!" teriak Deo dengan jelas.

Deg ... deg ... deg(semua orang seketika diam tak berkutik)

"KALAU INI CUMA FRANK," sambung Deo.

"Huh," semua bernafas lega.

"Hahaha, pada panik ya?" goda Deo kepada semuanya.

"Yaelah bro ... elo hampir bikin gue jantungan tau nggak," ucap Andy mengusap - usap dadanya.

"Hahaha, sorry ndy," ucap Deo.

"Gue kira, elo beneran marah," ucap Raffa.

"Hahaha," tawa Deo.

"Gimana berhasilkan frank gue, gue bukan cuma nge - frank kalian berdua doang tapi hampir satu sekolah ini gue frank hahaha," ucap Deo.

"Hebatkan gue?" ucap Deo lagi dan menggerak - gerakkan kedua alisnya keatas - bawah.

"Iya - iya Deo mah hebat," ucap mereka semua yang ada disana.

"Hahaha," mereka semua pun tertawa.

"Hey kalian semua, kenapa masih kumpul di sini sana masuk ke kelas kalian, waktu pembelajaran 5 menit lagi akan segera di mulai," ucap seorang lelaki parubaya yang dia sendiri adalah seorang guru yang mengajar di sana.

"Iya pak," jawab semua.

"Yaang, aku enggak bisa nganter kamu ke kelas enggak apa - apa kan?" tanya Deo.

"Iya kak enggak apa - apa, kelas aku juga tuh udah mau nyampe," ucap Difa.

"Yaudah kamu ke kelas ya aku juga mau ke kelas," ucap Deo.

"Iya kak."

"Raff, Ndy yok..." ajak Deo.

"Yok..." sahut Raffa dan Andy.

"Dif duluan ya," ucap Raffa.

"Iya kak."

"Dif duluan ya," ucap Andy

"Iya kak."

"Yaang ... aku ke kelas ya dahhh," ucap Deo.

"Iya kak dahhh," balas Difa.

Semua pun masuk ke kelas mereka masing - masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!