KENYATAAN

"Maaf Pak, bukannya saya tidak sopan Pak tapi saya terlarut emosi Pak. Ibu ini terus - terusan saja membicarakan tentang saya yang tidak - tidak, seperti yang Ibu ini bilang tadi kalau saya selalu fotocopy di sini. Dan Ibu ini juga bilang, saya suka cerita, curhat sama dia, sejak kapan Buk? sejak kapan saya enggak pernah merasa, apalagi tadi Ibu juga bilang saya langganan di sini, sejak kapan Buk? sejak kapan jangankan langganan orang saya kenal sama Ibu aja enggak, liat muka Ibu juga saya nggak pernah dan baru kali ini liat Ibunya, nama Ibu siapa saya juga enggak tau dan satu lagi. Tadi Ibu bilang dalam 1 minggu ini saya ke sini terus, untuk fotocopy saya enggak ada ya Buk ke sini dan ibu jangan asal nuduh," ucap Kinan emosi.

"Neng kok Eneng malah nuduh saya yang bohong, saya kan cuma mengatakan yang sebenarnya. Dan juga apa Neng lupa, tadi sebelum bel masuk sekolah, Eneng sempat ke sini fotocopy. Eneng duduk lama di sini

Melamun, sampai saya menghampiri Neng dan bertanya Eneng ada masalah apa dan Eneng sempat diam tak menjawab pertanyaan saya sampai saya bertanya berulang kali baru Eneng cerita," ucap ibu pengurus ks.

"Dia cerita apa kepada Ibu?" tanya pak kepsek mulai emosi.

"Eneng ini bilang sama saya, katanya dia lagi pusing memikirkan bagaimana cara untuk bisa mengalahkan teman - teman sekelasnya dalam ulangan ini," tutur pengurus ks itu tanpa rasa bersalah.

"Kinan," ucap pak kepsek emosi.

Semua tergelonjak kaget, saat kepsek menyebut nama Kinan tak terkecuali Kinan yang saat itu posisinya yang sedang dalam rasa ketakutan, kekhawatiran, dan rasa kebingungan yang amat membingungkannya.

Siapa coba yang enggak bingung, di saat kita yang benar - benar tidak tau apa - apa akan sesuatu hal tapi kita secara tiba-tiba di bawak masuk ke dalamnya dan kita di ikut perankan di dalamnya. Dan setelah kita masuk ke dalamnya kita di suguhi dengan pernyataan - pernyataan mengejutkan yang di tujukan ke kita.

"Kinan," ulang pak kepsek.

"Saya tidak mau lagi mendengar alasan dari kamu, karna di sini sudah terbukti bahwa kamu memang telah berbuat curang," ucap pak kepsek.

"Pak saya mohon, tolong Bapak percaya sama saya Pak, saya nggak bohong Pak," ucap Kinan lirih.

Kepsek hanya diam.

"Pak saya mohon Pak, sekali ini aja Pak. Bapak percaya sama saya, atau Bapak kasih saya kesempatan untuk membuktikan bahwa saya memang tidak bersalah," ucap Kinan memohon.

"Tidak perlu, kamu tidak perlu bersusah payah untuk mencari bukti. Bagi saya ini sudah cukup membuktikan bahwa kamu memang bersalah," ucap kepsek, lalu langsung pergi dari situ dan di ikuti Ibu guru yang tadi bertugas menjaga kelas Kinan.

Kepsek dan Ibu guru telah pergi.

"Buk, maksud Ibu tadi apa? kenapa Ibu bilang kayak gitu sama Pak kepsek, Ibu itu udah bohong. Ibu udah bilang yang enggak - enggak tentang aku Buk," ucap Kinan lirih.

Ibu pengurus ks tak menghiraukan Kinan, ia dengan tidak merasa bersalahnya langsung pergi dari hadapan Kinan.

"Buk ... Ibuk ... Buk ... ibuk," panggil Kinan.

"Ibuk mau kemana? saya belum selesai ngomong Buk, Ibu jawab dulu pertanyaan saya yang tadi," ucap Kinan sambil mengekori pengurus ks.

"Bukkk ... jawab dong Buk, Ibuk jangan diem kayak gini dong tadi aja Ibu banyak ngomong. Sekarang kok tiba - tiba diem," ucap Kinan.

"Saya ada urusan lebih baik kamu pergi," ucap pengurus ks dingin.

"Buk," ucap Kinan lirih.

"Rin, saya mau keluar kamu jaga dulu toko ya."

"Iya Buk."

"Buk ... Ibuk mau kemana?" teriak Kinan karna memang pengurus ks itu sudah pergi.

"Arggghhh," teriak Kinan.

Di kelas.

"Ih ada penipu."

"Awas wey ada penipu, ntar kita di tipu lagi."

"Enggak nyangka ya, orang yang selama ini kita anggap baik orangnya ternyata jahat orangnya."

"Iya bener tuh, mukanya aja sok polos ternyata hatinya nggak lebih kotor dari sampah."

Hujatan penuh hujatan terus menghampiri Kinan.

Kinan sudah tak tau lagi harus dengan cara apa melawannya, menjelaskan ah sudahlah percuma mereka semua juga pasti tak kan percaya padaku, jangan kan mereka orang tuaku saja yang sudah mengenalku dari sejak aku lahir saja tidak percaya padaku malah mereka terus - terusan saja menyalahkanku. ucap kinan dalam hati.

PASRAH, ya hanya itulah yang ada di pikiran Kinan.

Hingga tak terasa 1 minggu berlalu tibalah waktu pembagian rapot.

Benar saja seperti yang kita duga bahwa Kinan tertinggal kelas, DOWN sempat down Kinan benar - benar down saat itu.

1 bulan berlalu tiba di mana Kinan harus kembali sekolah di tahun ajaran baru, namun dia harus kembali lagi ke kelas 10, malas iya malas yang di rasakan Kinan.

"Malesin banget sih," gumam Kinan saat ia berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya.

(Whattt males katanya, demi apa Kinan bisa bilang gitu biasa dia paling semangat kalau soal menuntut ilmu apalagi yang berhubungan dengan sekolah.)

"Aw..." lirih murid itu, iya ia terjatuh karna tanpa sengaja dia menabrak Kinan.

"Eh kalau jalan pake mata dong, enggak liat apa kalau ada orang," ucap Kinan marah.

"Maaf kak," ucap murid itu, sepertinya ia anak baru.

"Udah sana, elo pergi muak gue liat muka elo," ucap Kinan mendorong siswi itu.

Yah sejak itu lah Kinan yang baik, ramah kepada orang - orang. Tiba - tiba berubah menjadi orang yang mudah emosian, suka mencari masalah suka marah - marah nggak jelas selalu jadi biang keroknya masalah dan menjadi tukang rusuh.

Kinan yang dulu mereka kenal kini sudah tidak ada lagi, Kinan yang dulu kini sudah mati. Sudah mati tidak ada lagi Kinan yang polos, Kinan yang lugu, Kinan si pintar, Kinan si murid berprestasi, tak ada lagi itu semua, tidak ada lagi sekarang hanya ada Kinan si perusuh.

Satu tahun berlalu.

Waktu satu tahun terbuang dengan sia - sia begitu saja, Kinan jadi anak yang pemalas kerjaannya cuma tiduran aja di kelas. Tidak pernah mengerjakan tugas yang di berikan guru selalu dapat hukuman, ya begitulah hingga lagi dan lagi dia tertinggal kelas, 2 tahun sudah. Tapi ia tak perduli karna yang ada di pikirannya saat ini hanyalah satu yaitu menikmati.

_________

Flasback on.

"Jadi begitu cerita yang sebenernya," ucap Kinan di akhir ceritanya.

"Setelah itu apa elo tau siapa orang yang telah terlibat di balik semua masalah yang ada ini?" tanya Raffa.

"Enggak ... 2 tahun sudah tapi sampe sekarang, gue belum juga tau siapa dalang di balik semua ini," jawab Kinan sendu.

"Udah kakak yang sabar ya," ucap Difa

Terpopuler

Comments

Yudi

Yudi

kasihan kinan

2021-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!